Laprak Daging Kelompok 5 PDF
Laprak Daging Kelompok 5 PDF
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
JIMMY FERNANDO P. 1710511032
AISYIYAH DIAN LOCITA 1710511071
NI PUTU SONYA P. S. 1710511072
PANDU PRAYUGO 1710511073
DEBORA PRISCEILLA I. 1710511074
ERZA AULIA 1710511075
FAUSTINE TANIA JANICE 1710511076
NI GUSTI AYU SARASWATI 1710511077
MEI BRANSISKA R. 1710511079
REZA ARDIANSYAH S. 1710511080
AURIEL GABRIELLA K. 1710511081
ERA OLLYVETTY M. 1710511082
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya penulis diberikan kesahatan untuk menyelesaikan laporak
praktikum teknologi daging dengan topik pembahasan mengenai pengujian tekstur
dan hedonik dari Sosis Ayam dan Dendeng Sapi. Penulis juga berterimakasih kepada
seluruh pihak yang mendukung dan membimbing kami dalam melaksanakan
praktikum sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan dalam
laporan praktikum ini. Mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dalam penulisan
akhir kata kami ucapkan Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan dendeng sapi dengan berbagai perlakuan dan
sosis ayam
2. Untuk mengetahui rendemen akhir dari dendeng sapi
3. Untuk mengetahui penilaian panelis terhadap dendeng sapi dan sosis ayam dari
berbagai perlakuan dengan uji sensoris.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
selain penambah cita rasa juga bersifat bakteriostatik. Komponen bumbu mengakibatkan
cita rasa yang lebih disukai (Desroiser, 1977).
Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi air dalam bahan sampai batas tertentu
dengan cara menguapkan air dalam bahan menggunakan energi panas. Pada proses
pengeringan juga terjadi perubahan warna, tekstur, aroma dan zat gizi. Berkurangnya kadar
air pada dendeng mengakibatkan konsentrasi protein meningkat. Kadar air maksimal
dendeng sesuai dengan syarat mutu dendeng yaitu 12% (SNI 01 – 2908, 1992).
Ciri dendeng yang baik adalah berwarna coklat kehitaman, lembaran daging relatif
tipis, tidak terdapat bercak putih kehijauan yang diakibatkan oleh jamur dan masih agak
terasa basah permukaan dendeng karena dendeng mempunyai kadar air sekitar 20-40%.
Warna kecoklatan yang terjadi pada dendeng disebabkan adanya penambahan gula merah
pada daging, karena pada dendeng terjadi reaksi pencoklatan yang tidak disebabkan
aktivitas enzim (browning non enzymatic), yaitu reaksi antara amino bebas dari protein
dalam daging dengan kelompok karbonil gula pereduksi (Sudarisman dan Elvina, 1996).
2.2 Sosis Ayam
Sosis ayam merupakan salah satu olahan daging ayam berbahan dasar daging ayam
yang dihancurkan atau dihaluskan ditambah dengan bahan tambahan kemudian di cetak
menggunakan selongsong dan termasuk ke dalam golongan restructure food atau pangan
restorasi (Risnajati, 2010). Sosis ayam berbahan dasar daging ayam yang dihaluskan
sebagai bahan utamanya dan ditambahkan dengan bumbu, bahan pengisi (filler) serta bahan
pengikat (binder) sebagai bahan tambahan, kemudian dicetak ke dalam selongsong yang
dapat dimakan maupun tidak dapat dimakan (Meliasari et al., 2016).
Binder merupakan bahan non daging yang ditambahkan ke dalam emulsi sosis
dengan tujuan untuk menaikkan daya ikat protein terhadap air dan lemak sehingga emulsi
sosis menjadi stabil. Binder diambil dari bahan yang mengandung protein tinggi, seperti
sodium kaseinat, gluten, putih telur, susu skim, tepung kedelai, konsentrat protein kedelai
(Widjanarko, dkk., 2012). Bahan pengisi adalah bahan yang mampu mengikat sejumlah air
tetapi mempunyai pengaruh kecil terhadap emulsifikasi. Bahan pengisi yang umum
digunakan adalah tapioka, tepung terigu, dan sagu. Penambahan lemak bertujuan untuk
3
memberikan rasa lezat, sedangkan penyedap dan bumbu memberikan pengaruh terhadap
rasa produk daging dan juga menambah atau meningkatkan flavor (Soeparno, 1994)
Komponen daging yang sangat penting dalam pembuatan sosis adalah protein.
Protein ini dikenal dengan actin-myosin daging berperan dalam peningkatan hancuran
daging selama pemasakan sehingga membentuk tekstur yang kompak dan tidak pecah.
Peranan lainnya adalah sebagai pengemulsi lemak (Irawati et al., 2015). Emulsifier
merupakan zat yang dapat menjaga kestabilan tekstur, adonan lebih homogen, mudah
mengikat air, kemampuan koagulasi yang baik ditandai dengan perubahan bentuk cair ke
gel dan perubahan warna dari bening menjadi putih keruh (Rahardjo, 2003).
Sosis yang bermutu baik adalah produk sosis yang telah memenuhi standar mutu
secara kimia, secara organoleptik sosis harus kompak, kenyal atau bertekstur empuk, serta
rasa dan aroma yang baik sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Kualitas sosis sebagai
produk daging ditentukan oleh kemampuan saling mengikat antara partikel daging dan
bahan-bahan yang ditambahkan (Koapaha, dkk., 2011).
4
Tabel 2.1 Syarat mutu sosis menurut SNI Sosis Daging 3820 : 2015
persyaratan
No. Kriteria uji Satuan
Sosis daging
Sosis
kombinasi
daging
1 Keadaan
6 Cemaran logam
5
BAB III
METODOLOGI
Prosedur pelaksanaan:
6
25 ml minyak goring
Casing sosis
Plastik segitiga
Ø Alat:
Pisau
talenan
Timbangan
Ulekan
Gilingan daging
Blender/food processor
Panci
Kompor
Prosedur pelaksanaan:
7
BAB IV
Kelompok 1.
8
5. Iis Sangat kenyal
3
6. Yustina Sangat kenyal
3
7. Anisha Sangat kenyal
3
8. Ida Ayu Kenyal 2
9. Syofiani Sangat kenyal 3
10. Ita Kenyal 2
11. Ilma Sangat kenyal 3
12. Saras Sangat kenyal 3
Hasil Uji Sensoris Hedonik Sosis Ayam
Kelompok 2.
9
Uji Skoring tekstur sosis ayam kelompok 2.
Kelompok 3.
10
3. Jacquelin 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4. Regine 4 5 3 3 4 2 3 3 3
5. Wulan 4 4 4 3 3 2 4 3 3
6. Andre
7. Chandr 4 4 3 3 3 3 2 2 3
a
8. Eka 4 4 4 4 3 3 2 3 3
9. Christin 4 4 4 4 3 4 3 3 4
10. Puspa 4 4 4 4 3 4 3 2 4
11. Kristina 4 5 4 4 3 3 2 3 3
12. Yuni 4 4 4 4 3 4 2 2 4
13. Risma 4 4 4 4 4 4 2 2 4
11
Hasil Uji Sensoris Hedonik Sosis Ayam
Kelompok 4.
12
5. Fahmy Kenyal
2
6. Yustika Agak kenyal
1
7. Iin Agak kenyal
1
8. Juan Agak kenyal
1
9. Sandhika Agak kenyal
1
10. Mahira Agak kenyal
1
11. Emma Agak kenyal
1
12. Agnes Agak kenyal
1
13. Eazy Agak kenyal
1
Kelompok 5.
13
Nama Warna Aroma Tekstur Rasa Penerimaan
No panelis keseluruhan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. Cita 3 3 3 4 3 4 4 3 4
2. Sonya 3 3 3 4 3 4 3 3 3
3. Pandu 3 4 3 4 3 3 4 3 4
4. Debora 3 4 3 4 3 4 4 4 4
5. Erza 3 4 3 5 3 4 4 3 4
6. Faustine 3 4 4 4 3 3 4 3 4
7. Ayas 3 4 4 4 3 3 4 3 4
8. Mei 3 4 3 3 3 4 4 3 4
9. Reza 3 3 4 4 3 4 4 4
10. Auriel 4 4 4 5 3 4 4 3 4
11. Era 3 4 3 4 3 4 4 3 4
12. Jimmy 4 4 4 4 3 3 3 3 4
Keterangan Uji Hedonik:
1 : Tidak Suka
2 : Agak Tidak Suka
3 : Netral
4 : Suka
5 : Sangat suka
Keterangan Uji Skoring Tekstur:
1 : Agak Kenyal
2 : Kenyal
3 : Sangat Kenyal
4 : Amat Sangat Kenyal
14
4.2 Hasil Uji Sensoris Hedonik Dendeng
Kelompok 1
!"!"# !"#$%
a) Rendeman (%) = !"!"# !"!#
× 100%
!",! !
= !",! ! × 100%
= 47,44 %
b) Uji Sensoris Hedonik (sebelum & sesudah digoreng) kecuali untuk rasa
Penerimaan
Nama Warna Aroma Tektur
No Rasa Keseluruhan
Panelis
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Iriana 3 4 1 4 2 4 3 3 4
2 Noval 4 4 1 4 2 4 3 3 4
3 Rivaldo 4 3 2 3 3 2 3 3 3
4 Rosa 3 3 1 3 2 2 3 3 3
5 Iis 3 4 1 3 2 2 2 3 3
6 Yustina 3 3 1 3 2 2 2 3 3
7 Anisha 3 3 1 3 2 2 2 3 3
8 Ida Ayu 3 4 2 3 2 3 2 2 3
9 Syoufiani 3 3 1 3 1 2 3 3 3
10 Ita 4 4 2 2 2 3 4 4 4
11 Ilma 3 4 1 4 2 4 3 3 4
12 Saras P. 4 4 2 2 2 3 4 4 4
Kelompok 2
!"!"# !"#$%
a) Rendeman (%) = !"!"# !"!#
× 100%
15
!",!" !
= !"" !
× 100%
= 0,4503%
b) Uji Sensoris Hedonik (sebelum & sesudah digoreng) kecuali untuk rasa
Penerimaan
Nama Warna Aroma Tektur
No Rasa Keseluruhan
Panelis
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Mangtri 4 4 4 5 4 5 5 4 5
2 Wirda 4 5 4 5 4 5 5 4 5
3 Alberto 4 4 4 5 4 5 5 5 5
4 Izzah 4 5 4 5 4 5 5 4 5
5 Nana 4 5 4 5 4 5 5 4 5
6 Ela 5 4 4 4 4 5 5 4 5
7 Sangade 4 5 4 5 4 5 4 5 5
8 Irma 4 5 4 5 4 5 5 4 5
9 Fidel 3 3 3 4 3 4 3 4 4
10 Bernard 5 4 4 5 4 5 4 4 5
11 Ronald 4 5 4 5 4 5 5 4 5
12 Royulinar 4 5 4 5 4 5 5 4 5
13 Nila 4 5 4 5 4 5 5 4 5
Kelompok 3
!"!"# !"#$%
a) Rendeman (%) = !"!"# !"!#
× 100%
!!,! !
= !"" !
× 100%
= 44,7%
16
b) Uji Sensoris Hedonik (sebelum & sesudah digoreng) kecuali untuk rasa
Penerimaan
Nama Warna Aroma Tektur
No Rasa Keseluruhan
Panelis
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Yuli - - - - - - - - -
2 Dhenabe 3 3 2 4 3 3 4 3 4
3 Jacqueline 4 3 4 4 3 3 3 3 3
4 Rere 5 4 5 4 5 4 4 5 4
5 Wulan 4 4 3 4 2 3 2 3 3
6 Andre - - - - - - - - -
7 Chandra 3 1 2 5 2 4 5 2 4
8 Eka - - - - - - - - -
9 Christin 3 3 2 4 2 3 4 2 4
10 Puspa - - - - - - - - -
11 Kristina 3 4 2 4 2 4 4 2 4
12 Yuni 4 3 4 4 3 3 3 3 3
13 Risma 4 4 4 4 2 2 4 4 4
Kelompok 4
!"!"# !"#$%
a) Rendeman (%) = !"!"# !"!#
× 100%
!",! !
= !"" !
× 100%
= 57,9%
17
b) Uji Sensoris Hedonik (sebelum & sesudah digoreng) kecuali untuk rasa
Penerimaan
Nama Warna Aroma Tektur
No Rasa Keseluruhan
Panelis
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Febrian 4 3 2 4 4 4 4 3 4
2 Nanda 3 4 3 4 4 4 5 3 4
3 Yosinta 3 4 3 4 3 3 3 4 4
4 Winda 4 3 4 4 3 3 4 4 4
5 Fahmy 3 4 3 4 4 4 4 3 4
6 Yustika 3 2 3 4 3 4 4 3 4
7 Iin 3 3 3 4 3 3 5 3 4
8 Juan 3 3 3 4 3 3 5 3 4
Sandhik
9 4 4 3 4 4 3 5 4 5
a
10 Mahira 3 4 3 4 4 4 4 3 4
11 Emma 4 4 4 4 4 4 5 4 4
12 Agnes 4 4 3 4 3 4 4 4 4
13 Eazy 4 4 3 4 3 4 5 4 4
c) Uji Sensoris Skoring (untuk warna)
No. Nama Panelis Warna
Sebelum Sesudah
1. Febrian 3 1
2. Nanda 3 1
3. Yossinta 2 1
4. Winda 3 1
5. Fahmy 3 1
6. Yustika 3 1
7. Ni Putu Intariani 3 1
8. Juan Marasukma 3 1
9. Sandhika 3 1
10. Ni Luh Gede M. 3 1
11. Emma 3 1
12. Agnes 3 1
13. Eazy 3 1
Kelompok 5
!"!"# !"#$%
a) Rendeman (%) = !"!"# !"!#
× 100%
!!,! !
= !"" !
× 100%
= 0,556%
18
b) Uji Sensoris Hedonik (sebelum & sesudah digoreng) kecuali untuk rasa
Penerimaan
Nama Warna Aroma Tektur
No Rasa Keseluruhan
Panelis
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Cita 4 5 4 5 2 5 5 4 5
2 Sonya 4 5 3 5 3 4 5 4 5
3 Pandu 5 5 4 4 3 4 5 4 5
4 Debora 4 4 3 4 3 3 4 4 4
5 Erza 3 5 2 4 4 4 5 4 5
6 Faustine 3 5 4 5 3 4 5 3 5
7 Ayas 3 5 4 5 4 5 5 4 5
8 Mei 3 4 4 4 4 5 5 3 5
9 Reza 4 5 4 5 4 4 5 4 5
10 Auriel 3 5 4 5 3 4 5 3 5
11 Era 3 5 4 5 4 5 5 4 5
12 Jimmy 4 5 4 5 4 5 5 4 5
19
4.3 Pembahasan Sosis Ayam
20
(suka); tekstur berkisar pada nilai 3 (netral); rasa berkisar pada nilai 3 (netral) dan
penerimaan keseluruhan berkisar pada nilai 3 (netral). Sedangkan untuk uji skoring
untuk tekstur sosis ayam secara keseluruhan yaitu agak kenyal.
Berdasarkan hasil uji sensoris hedonik sosis ayam sebelum digoreng pada
kelompok 4 diketahui untuk parameter warna berkisar pada nilai 3 (netral); aroma
berkisar pada nilai 3 (netral); tekstur berkisar pada nilai 3 (netral); rasa berkisar pada
nilai 5 (sangat suka), dan penerimaan keseluruhan berkisar pada nilai 3 (netral).
Sedangkan hasil uji sensoris hedonik ayam sesudah digoreng pada kelompok 3
diketahui untuk parameter warna berkisar pada nilai 4 (suka); aroma berkisar pada
nilai 4 (suka); tekstur berkisar pada nilai 4 (suka) dan penerimaan keseluruhan
berkisar pada nilai 4 (suka). Sedangkan untuk uji skoring untuk tekstur sosis ayam
secara keseluruhan yaitu sangat kenyal.
Berdasarkan hasil uji sensoris hedonik sosis ayam sebelum digoreng pada
kelompok 5 diketahui untuk parameter warna berkisar pada nilai 3 (netral); aroma
berkisar pada nilai 3 (netral); tekstur berkisar pada nilai 3 (netral); rasa berkisar pada
nilai 4 (suka), dan penerimaan keseluruhan berkisar pada nilai 3 (netral). Sedangkan
hasil uji sensoris hedonik sosis ayam sesudah digoreng pada kelompok 3 diketahui
untuk parameter warna berkisar pada nilai 4 (suka); aroma berkisar pada nilai 4
(suka); tekstur berkisar pada nilai 4 (suka) dan penerimaan keseluruhan berkisar pada
nilai 4 (suka). Sedangkan untuk uji skoring untuk tekstur sosis ayam secara
keseluruhan yaitu sangat kenyal.
Berdasarkan data hasil semua kelompok dapat diketahui bahwa rata-rata hasil
uji sensoris hedonik sosis ayam sebelum digoreng untuk parameter warna berkisar
pada nilai 3 (netral); aroma berkisar pada nilai 3 (netral); tekstur berkisar pada nilai 3
(netral); rasa berkisar pada nilai 3 (netral), dan penerimaan keseluruhan berkisar pada
nilai 3 (netral). Sedangkan hasil rata-rata uji sensoris hedonik sosis ayam sesudah
digoreng pada semua kelompok diketahui untuk parameter warna berkisar pada nilai
4 (suka); aroma berkisar pada nilai 4 (suka); tekstur berkisar pada nilai 4 (suka) dan
penerimaan keseluruhan berkisar pada nilai 4 (suka). Sedangkan untuk uji skoring
untuk tekstur sosis ayam secara keseluruhan yaitu sangat kenyal. Berdasarkan
21
perbandingan antara sosis ayam yang sebelum digoreng dan sesudah digoreng dapat
diketahui adanya peningkatan hasil uji sensoris hedonik.
Untuk skoring tekstur, panelis memberikan rata-rata nilai 2 (kenyal) terhadap
sosis yang belum ataupun sudah digoreng. Sosis yang sebelumnya direbus selama 20-
30 menit memiliki tekstur yang kenyal dibandingkan dengan sesudah digoreng hal ini
menyatakan bahwa proses penggorengan terhadap daging sosis memberikan
pengaruh pada tekstur sosis ayam. Proses penggorengan juga memengaruhi factor
penilaian terhadap warna dan aroma terhadap sosis ayam tersebut.
22
memiliki peningkatan setelah melalui proses penggorengan. Sehingga, penerimaan
keseluruhan anggota ikut mengalami peningkatan setelah produk diolah. Hal ini
karena pada saat penggorengan terjadi proses gelatinisasi, denaturasi protein dan
penguapan air. Yang kemudian mempengaruhi tekstur, warna, aroma, rasa, dan
rendemen yang dihasilkan. Rendemen yang dihasilkan adalah 0,556 % .
23
BAB V
PENUTUP
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil uji hedonik pada sosis ayam sebelum digoreng adalah netral. Hasil uji berubah
menjadi suka ketika sosis telah digoreng. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengolahan dengan cara menggoreng dapat menambah flavor terhadap sosis ayam
tersebut. Selain itu, penggorengan juga mempengaruhi penilaian terhadap warna,
tekstur dan aroma.
2. Penggorengan juga memberikan pengaruh terhadap penilaian dendeng sapi secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan karena selama proses penggorengan, terjadi proses
gelatinisasi, denaturasi protein, dan penguapan air yang mempengaruhi tekstur,
warna, aroma, dan rasa dendeng yang dihasilkan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2015. SNI 3820 : 2015 tentang sosis daging. Badan
Standardisasi Nasional Indonesia, Jakarta.
Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Widjanarko, S. B., E. Martati, dan P. N. Andhina. 2012. Mutu sosis lele dumbo (Clarias
gariepinus) akibat penambahan jenis dan konsentrasi binder. Jurnal Teknologi Pertanian.
5(3) : 106-115.
Koapaha, T., T. Langi, dan L. E. Lalujan. 2011. Penggunaan Pati Sagu Modifikasi Fosfat
terhadap Sifat Organoleptik Sosis Ikan Patin (Pangasius hypophtalmus). Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Soputan, Jeanette E. M. 2004. Dendeng Sapi Sebagai Alternatif Pengawetan Daging.
Makalah Pribadi. Institut Pertanian Bogor.
Luthfiturohiim, L. 2011. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Gula Merah Pada Proses
Pembuatan Dendeng Daging Tiktok Terhadap aw, Water Holding Capacity, dan Total
Bakteri. Skripsi. Universitas Diponegoro.
25
Lampiran
26
27
28