Anda di halaman 1dari 12

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2019/2020

Mata Kuliah : Etika Bisnis & Profesi


Hari/Tanggal : Selasa, 31 Maret 2020
Waktu : 18.00 – 19.40 Wita
Tempat : BI.4.2
Dosen : Dr. I Ketut Sujana, SE., Ak, M.Si., CA

SOAL I

1. Apakah faktor agama dan adat-istiadat mempengaruhi pembuatan keputusan etis? Jika
ada mohon diberikan contoh dan jelaskan!

Jawaban:
Agama dan adat istiadat merupakan 2 hal yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Menurut saya hukum karma merupakan suatu kepercayaan khususnya di
Bali yang menjadi pedoman beretika. Dalam hal apa yang kita tanam itu yang kita
peroleh (keburukan yang kita tanam makan keburukan yang kita peroleh dikemudian
hari, begitu juga sebaliknya. Sebagai contoh etika dalam profesi akutan, ketika kita
percaya dengan hukum karma pasti kita akan memeriksa laporan keuang klien dengan
penuh rasa tanggungjawab dengan memegang teguh etika profesi dan tidak melakukan
kerja sama dengan klien untuk merekayasa laporan keuangan, karena merekayasa sama
dengan kebohongan dan kebohongan adalah dosa.

2. Apakah ada keterlibatan Akuntan Profesional dengan munculnya kasus Enron?, jika ada
adakah nilai-nilai etika yang dilanggar, sebutkan dan jelaskan!.
Jika ada, berikan suatu contoh nilai-nilai etika yang dilanggar oleh Akuntan Profesional
di Indonesia dalam menjalankan profesinya, jelaskan!

Jawaban:
1) KAP Arthur Andersen adalah KAP yang memeriksa perushaan Enron ketika kasus
Enron menjadi banyak diperbincangkan. Keterlibatan Arthur Andersen adalah tidak
melakukan identifikasi penyalahgunaan SPE (Special Purpose Entity) tersebut karena
adanya hubungan yang sangat erat antara perusahaan dengan auditornya dimana
Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan dimana mantan Chief Audit Executif

1
Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk
sebagai akuntan publik perusahaan, direktur keuangan Enron berasal dari KAP
Andersen dan sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen. Selain
itu Arthur Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini
melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami
konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron. Jadi dapat
disimpulkan bahwa auditor Arthur Andersen telah melakukan konspirasi besar dan
secara sadar melakukan kecurangan tersebut namun tidak mengungkapkannya bahkan
auditor terbukti mempersulit proses investigasi dengan menghancurkan dokumen
bukti audit Enron.
2) Etika yang dilanggar KAP Andersen
a) Tanggung jawab profesi. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral
dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
b) Kepentingan publik. Setiap akuntan berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
c) Integritas. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
akuntan harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas
setinggi mungkin.
d) Obyektivitas. Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
3) Contoh nilai etika yang dilanggar akuntan professional Indonesia.
Kasus gagal bayar polis nasabah yang mengarah pada korupsi. PT Asuransi Jiwasraya
dinilai melibatkan banyak pihak termasuk akuntan publik. Auditor dianggap tidak
mampu atau mengungkap kondisi sebenarnya pada Jiwasraya. Terlebih lagi, laporan
keuangan teraudit yang dipublikasikan Jiwasraya ternyata telah dimanipulasi
atau window dressing sehingga perusahaan terlihat sehat. Dugaan saya adalah auditor
mendapat tekanan politik dari pijak-pijak yang terkait.

2
3. Brooks & Dunn mengemukakan tiga teori etika yang relevan bagi profesi akuntan,
yakni teleology, deontology, dan justice and fairness. Apa ciri-ciri utama dari tiap-tiap
teori tersebut dan apakah ada kelemahannya?

Jawaban:
1) Teology: Utilitarianisme & Konsekuensialisme (analisis pengaruh)
Teori ini mempelajari perilaku etis dalam hasil atau konsekuesni dari keputusan etis.
Teleologi berhubungan dengan banyak hasil yang berorientasi pada orang-orang
bisnis karena berfokus pada dampak pengambilan keputusan. Mengevaluasi
keputusan yang baik atau buruk, diterima atau tidak dapat diterima dalam hal
konsekuensi dari keputusan tersebut.
Kelemahannya adalah utilitarianisme, dengan sendirinya tidak cukup untuk
menghasilkan keputusan etis yang komprehensif. Untuk mengatasi masalah ini,
sebuah teori etika alternatif dan tata susila akan menilai etika pada motivasi pembuat
keputusan bukan pada konsekuensi dari keputusan tersebut.
2) Deontology (motivasi untuk prilaku)
Deontologi mengevaluasi etika perilaku berdasarkan motivasi pembuat keputusan.
Menurut deontologis, suatu tindakan bisa benar dan etis bahkan jika tidak
menghasilkan hasil yang baik atas kejahatan bagi pengambil keputusan atau
masyarakat secara keseluruhan. Ini membuatnya menjadi pelengkap untuk
utilitarianisme karena tindakan yang memenuhi kedua teori dapat dikatakan memiliki
peluang bagus untuk etika.
Kelemahannya adalah bahwa imperatif kategoris tidak memberikan panduan yang
jelas untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah jika dua atau lebih
hukum moral mengalami konflik dan hanya satu yang dapat diikuti. Hukum moral
mana yang diikuti? Dalam hal ini mungkin utilitarianisme menjadi teori yang lebih
baik karena dapat mengevaluasi alternatif berdasarkan konsekuensinya. Sayangnya,
dengan deontologi, konsekuensi menjadi tidak relevan. Satu-satunya hal yang penting
adalah niat dari pembuat keputusan dan kepatuhan para pengambil keputusan untuk
mematuhi imperatif kategoris seraya memperlakukan orang sebagai tujuan bukan
sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
3) Justice and Fairness
Kebajikan adalah karakter dari jiwa yang ditunjukkan hanya dalam tindakan sukarela,
yaitu, dalam tindakan-tindakan yang dipilih secara bebas setelah musyawarah. Jadi,

3
kita menjadi mulia karena sering melakukan tindakan kebajikan. Etika moralitas
berfokus pada karakter moral dari pembuat keputusan daripada konsekuensi tindakan
(utilitarianisme) atau motivasi dari pembuat keputusan (dentologi). Hal ini
mengadopsi pendekatan yang lebih menyeluruh untuk memahami etika perilaku
manusia. Hal ini mengakui bahwa ada banyak aspek dari kepribadian kita.
Kepribadian kita memiliki banyak segi dan perilaku kita cukup kensisten. Meskipun
kita semua memiliki banyak kebajikan dan sering kali sama, kita menunjukannya
dalam derajat yang berbeda-beda, meskipun situasinya sama. Dalam lingkungan
bisnis, etika kebajikan mengabaikan gagasan bahwa eksekutif mengenakan dua
pegangan, satu pegangan yang mewakili nilai-nilai pribadi dan yang lainnya mewakili
nilai-nilai perusahaan, dan percaya bahwa eksekutif hanya bisa memakai satu
pegangan pada satu waktu.
Kelemahannya adalah Ditingkat individu, masalah dengan etika kebajikan adalah
bahwa kita tidak dapat menyusun daftar panjang dari kebajikan. Selanjutnya,
kebajikan mungkin hanya terjadi pada satu waktu tertentu. Seorang akuntan publik
mungkin perlu keberanian saat menceritakan pada CEO bahwa kebijakan
akuntansinya tidak mengakibatkan penyajian laporan keuangan perusahaannya
menjadi wajar. Seorang CEO membutuhan keterusterangan dan kebenaran saat
menjelaskan sebuah potensi perampingan pada karyawan perusahaan dan orang-orang
yang hidup dalam masyarakat yang akan terpengaruh oleh penutupan pabrik. Banyak
hal dalam daftar yang mungkin saling berkontradiksi dalam keadaan tertentu.

4. Rerangka ethical decision making menempatkan stakeholder impact analysis pada


posisi yang sangat sentral. Mengapa?

Jawaban:
Suatu pendekatan yang diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah
dengan mengevaluasi hasil akhir atau konsekuensi dari tindakan, yang secara tradisional
didasarkan pada dampak keputusan terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau
pemegang saham. Biasanya, dampak ini diukur dari keuntungan atau kerugian yang
terjadi, karena keuntungan telah menjadi ukuran keberadaan yang ingin dimaksimalkan
oleh pemegang saham. Pandangan tradisional ini sekarang berubah dalam dua jalan.
Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham ingin memaksimalkan hanya
keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang terlalu sempit. Kedua, hak dan

4
tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham, seperti pekerja, konsumen/klien,
supplier, pemerhati lingkungan, dan pemerintah yang mempunyai kepentingan dalam
keluaran keputusan, atau didalam perusahaan itu sendiri, statusnya diakui dalam
pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan modern sekarang akuntabel terhadap
pemegang saham dan kelompok non-pemegang saham, yang keduanya menjadi
pemangku kepentingan, kepada siapa respon perusahaan ditujukan.

5. Jelaskan secara ringkas terkait dengan isi kasus “Tylenol Recalls (2010): It’s Still about
Reputation”!

Jawaban:
Johnson & Johnson adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan dan
pemasaran obat-obatan dan alat kesehatan lainnya di banyak negara di dunia. Pada
tanggal 30 April 2010 perusahaan ini harus menghadapi masalah penarikan produknya
Produk mereka dikatakan menyebabkan mual, sakit perut, muntah-muntah, dan diare
pada yang mengonsumsinya. Food and Drug Administration (FDA) bertanggungjawab
dalam memastikan suatu perusahaan memproduksi dan mendistribusikan obat-obatan
yang aman bagi konsumennya, berdasarkan current Good Manufacturing Processes
(cGMP) yang berisikan persyaratan minimum atas metode, fasilitas, dan pengawasan
yang digunakan dalam produksi dan pengemasan produk. Pihak yang seharusnya
bertanggungjawab atas kesalahan ini adalah manajemen perusahaan & Food and Drug
Administration (FDA). Sebab, pihak lab di McNeil (Anak perusahaan J&J) dan
prosedur produksi obat tidak sesuai aturan cGMP. Seharusnya manajemen lebih intens
memonitoring segala aktivitas produksi obat. Kesalahan kandungan obat sangatlah
berbahaya. Akibat kesalahan kandungan obat bisa membuat orang yang
mengkonsumsinya mengalami gangguan bahkan jiwanya dapat terancam. Prosedur yang
harus dirubah dalam kasus ini adalah memperbaiki dan memperkuat sistem pengawasan
atas produksi obat hingga pendistribusian, serta manajemen juga harus menjalankan
seluruh prosedur yang ada dalam memproduksi dan mendistribusikan obat sesuai
dengan current Good manufacturing Processes yang sudah ditetapkan. Untuk
memperbaiki kondisi yang buruk ini, CEO perusahaan telah melakukan langkah-
langkah penyelamatan nyawa konsumen dan penyelamatan kelangsungan hidup
perusahaan. Kedua hal tersebut hanya bisa dicapai melalui kepercayaan. J&J mampu
menjawab kepercayaan tersebut dengan usaha merubah kemasan menjadi lebih aman

5
dengan menciptakan sistem packaging yang lebih baik. Walaupun kos pengemasan jauh
lebih aman, J&J tidak menaikkan harga obat. Mereka telah berorientasi dengan nyawa
konsumen dan kelangsungan hidup perusahaan dengan mengorbankan profit. Langkah-
langkah FDA untuk memperbaiki kondisi yaitu dengan mengirim surat peringatan pada
tanggal 15 Januari 2010, untuk McNeil, dan manajemen puncak McNeil atau J & J
telah menanggapi dengan menjamin penyelidikan yang tepat waktu dan resolusi
masalah yang diangkat. Pada waktu yang sama, FDA menyelidiki laporan kematian
seorang gadis berusia 6 tahun tapi tidak bisa menghubungan kematiannya ke salah satu
obat perusahaan. Orang J&J berperilaku berbeda hampir 30 tahun kemudian. Hal ini
dikarenakan J&J telah merubah segala prosedur produksi yang menyimpang, dan
membangun opini publik yang baik dengan meningkatkan pengawasan dalam proses
produksi. J&J selaku perusahaan induk memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi.
Perkiraan kerugian yang dialami J&J akibat masalah ini adalah menurut Associated
Press, saham J & J turun 2.5 persen menjadi $57.12. Tahun 2010 perkiraan biaya
penarikan dan penutupan pabrik Fort Washington adalah $600 juta.

SOAL II
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Accountants’ Ethical perceptions From Several Perspectives: Evidence From Slovenia
Marjan Odar, Mateja Jerman, Anton Jamnik & Slavka Kavčič
Volume dan Tahun: Vol. 30 No1, 1785-1803, 2017
Economic Research- Ekonomska Istrazivanja

1. Area of Interest
a) Laporan keuangan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh berbagai
kelompok pemangku kepentingan. Karena peristiwa bisnis tercermin dalam
akun keuangan, bagaimana catatan itu penting.
b) Manajemen bertanggung jawab atas persiapan keuangan yang adil dan laporan
presentasi sesuai dengan standar akuntansi, dan sesuai dengan persyaratan
Undang-Undang Perusahaan Slovenia, atau Akta Akuntansi. Namun, laporan
keuangan disusun oleh akuntan. Terlepas dari kenyataan bahwa teori akuntansi
positif menunjukkan bahwa manajemen akan bertindak oportunistik ketika
mereka memiliki kebebasan untuk memilih, akuntan harus mencatat kegiatan
bisnis sesuai dengan kode etik untuk akuntan profesional.

6
2.Isu-Isu Penelitian
a) Kepemilikan sertifikat profesional diperoleh atas dasar sukarela. Di Slovenia,
akuntan dapat memperoleh dua jenis sertifikat profesional. Ada dua organisasi
profesional akuntan di Slovenia - yaitu, Institut Auditor Slovenia dan Kamar
Layanan Akuntansi yang menerbitkan sertifikat profesional. The Slovenian
Institute of Auditors melakukan proses pelatihan untuk akuntan yang
memenuhi syarat, sementara Kamar Dagang dan Industri Slovenia melakukan
pelatihan untuk mendapatkan gelar 'Expert Manager (Eksternal) Layanan
Akuntansi.
b) Perusahaan yang sekuritasnya terdaftar di pasar yang diatur di Negara
Anggota Komunitas Eropa dan yang tunduk pada konsolidasi harus
menyiapkan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS). Selain perusahaan-perusahaan ini, IFRS juga
harus digunakan oleh bank, perusahaan asuransi dan perusahaan lain, jika
dewan umum memutuskan (untuk jangka waktu setidaknya lima tahun). Di
Slovenia, jumlah perusahaan yang menggunakan IFRS relatif kecil (data yang
tepat tidak tersedia). Semua perusahaan lain harus menggunakan standar
akuntansi Slovenia (SAS).

3.Rumusan Masalah Penelitian


a) Bagaimanakah akuntan yang bekerja di perusahaan yang menyediakan jasa
akuntansi eksternal dengan akuntan yang bekerja secara internal di dalam
perusahaan?
b) Bagaimanakah akuntan yang memiliki sertifikat profesional akan membuat
penilaian etis daripada akuntan yang tidak memiliki sertifikat?
c) Bagaimanakah wanita akan membuat penilaian etis dengan rekan pria?

4.Tujuan Penelitian
Mengeksplorasi persepsi etis etika yang dievaluasi oleh akuntan di beberapa
organisasi Slovenia, mempertimbangkan berbagai skenario etika yang sensitif.

7
5.Kajian Teori
a) Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif berpendapat bahwa manajemen adalah rasional dan
akan memilih metode pelaporan yang akan memenuhi kepentingan mereka
sendiri. Teori akuntansi positif menunjukkan bahwa manajemen akan
bertindak oportunistik ketika mereka memiliki kebebasan untuk memilih,
akuntan harus mencatat kegiatan bisnis sesuai dengan kode etik untuk akuntan
profesional.
b) Dilema Etika dan Manipulasi Akuntansi
Awal studi dari bidang pengambilan keputusan etis dapat ditemukan pada
tahun 1970-an. Pada saat itu penelitian kebanyakan non-empiris (Craft, 2013).
Studi mengeksplorasi dilema etika dalam kaitannya dengan manipulasi
akuntansi menjadi lebih banyak pada 1990-an. Studi semacam ini paling
sering dieksplorasi perilaku atau etika yang dirasakan dari akuntan publik
bersertifikat (CPA) dan mahasiswa di fakultas bisnis. Merchant and Rockness
(1994) menguji persepsi etis dari akuntan, manajer, dan pengendali staf.
Mereka membedakan dua jenis manajemen laba, yaitu manipulasi operasi dan
manipulasi akuntansi. Manipulasi operasi mengacu pada keputusan operasi
yang mempengaruhi arus kas dan pendapatan untuk periode pelaporan, seperti
memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan untuk meningkatkan
penjualan, dll. Atau, manipulasi akuntansi mengacu pada kebijakan untuk
memilih yang diberikan oleh standar akuntansi.
c) Determinan Persepsi Etis dan Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Etika
dalam Kaitannya dengan Manipulasi Akuntansi
Tinjauan teoritis dari literatur menunjukkan bahwa dalam beberapa dekade
terakhir beberapa faktor penentu persepsi etika dan tingkat etika dalam
kaitannya dengan manipulasi akuntansi dieksplorasi. Terlepas dari orientasi
filosofis dari individu (misalnya, relativisme, idealisme, egoisme, dll.),
Kebanyakan penelitian mengeksplorasi efek usia, jenis kelamin, posisi
hierarkis, dan tingkat pendidikan. Studi dari bidang etika bisnis dalam
akuntansi telah menunjukkan bahwa usia dan gender memainkan peran
penting dalam memprediksi sikap etis individu. Usia dan jenis kelamin (yang
terakhir pada tingkat lebih rendah) ditemukan menjadi prediktor yang paling
kuat dari persepsi etis (Conroy et al., 2010). Elias (2002) mengeksplorasi

8
faktor-faktor penentu persepsi etika, dengan menganalisis filosofi moral
pribadi dan tanggung jawab sosial. Ia menemukan bahwa individu yang
percaya pada tanggung jawab sosial berfokus pada keuntungan jangka panjang
dan idealisme menilai tindakan tersebut lebih tidak etis.

6.Hipotesis Penelitian
a) Akuntan yang Bekerja di Perusahaan dengan Akuntan yang Bekerja
secara Internal
Kebanyakan perusahaan besar dan menengah memiliki akuntan internal
(mereka bekerja di bagian akuntansi internal), sementara banyak perusahaan
kecil dan terutama perusahaan mikro sering menggunakan penyedia layanan
akuntansi eksternal (perusahaan kecil dan mikro). Jumlah perusahaan yang
beroperasi sebagai penyedia layanan akuntansi di Slovenia relatif tinggi.
Dengan demikian, adalah masalah kekhawatiran bahwa perusahaan-
perusahaan ini tidak diatur oleh profesi. Sekali lagi, hukum Slovenia tidak
mensyaratkan bahwa kriteria tertentu harus dipenuhi untuk melakukan bisnis
semacam ini. Seperti yang dilaporkan oleh Gunz, Gunz, dan McCutcheon
(2002) tampaknya ada indikasi bahwa akuntan dari perusahaan kecil lebih
menerima keputusan etis secara marjinal daripada rekan perusahaan besar
mereka.3 Karena departemen akuntansi internal paling sering hadir dalam
skala besar dan menengah -perusahaan kecil, lebih jarang di perusahaan kecil,
dan jarang di perusahaan mikro, di mana perusahaan menyediakan jasa
akuntansi eksternal yang paling sering kecil dan perusahaan mikro
H1: Akuntan yang bekerja di perusahaan yang menyediakan jasa akuntansi
eksternal akan membuat penilaian etis yang lebih lunak dibandingkan dengan
akuntan yang bekerja secara internal di dalam perusahaan
b) Akuntan yang Memiliki Sertifikat dan Akuntan yang Tidak Memiliki
Sertifikat
Uni Eropa belum mengadopsi undang-undang yang akan mengharuskan
Negara Anggota untuk mengatur profesi praktisi akuntansi yang terlibat dalam
pembukuan dan pelaporan keuangan. Satu-satunya bagian dari profesi
akuntansi yang diatur pada tingkat Uni Eropa adalah audit wajib. Laporan
Federasi Akuntan Eropa (Federasi Akuntan Eropa [FEE], 2012) menunjukkan
bahwa organisasi profesi akuntansi di 30 negara Eropa tidak selaras, berbeda

9
dalam hal persyaratan pendidikan, kualifikasi dan pendaftaran, pengawasan
dan pemantauan. Di sisi lain, di Slovenia praktisi akuntansi yang melakukan
jasa pembukuan dan pelaporan keuangan tidak diwajibkan untuk memperoleh
sertifikat profesional atau memiliki kualifikasi khusus atau gelar profesional
H2: Akuntan yang memiliki sertifikat profesional akan membuat penilaian etis
yang lebih ketat daripada akuntan yang tidak memiliki sertifikat.
c) Wanita Akan Membuat Penilaian Etis Lebih Ketat Daripada Rekan Pria
Sesuai dengan penelitian sebelumnya (Conroy et al., 2010; Emerson dkk.,
2006; St. Pierre dkk., 1990) yang telah memberikan bukti bahwa praktisi
akuntansi wanita memiliki tingkat penerimaan yang lebih rendah dari praktik
yang dipertanyakan secara etis, kita percaya bahwa ini juga terjadi di Slovenia.
H3: Wanita akan membuat penilaian etis lebih ketat daripada rekan pria

7.Metode Penelitian
a) Penelitian ini menggunakan model regresi probit. Objek dalam penelitian ini
adalah pemegang buku, mereka yang menyiapkan catatan keuangan dan pajak.
Lokasi penelitian ini di Slovenia.
b) Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan yang bekerja di Slovenia.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Probability
Sampling .
c) Data penelitian yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Dalam
rangka memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, khusus
data kualitatif untuk dapat dikuantifisir menggunakan skala likert yaitu
menggunakan angka dari satu sampai lima.

8.Analisis Data
Analisa data menggunakan statistic deskriptif untuk menjelaskan gambaran mengenai
variabel bebas, variabel antara dan variabel terikat.

9.Hasil Penelitian dan Pembahasan


a) Hasil analisis probit menunjukkan bahwa tidak menemukan hubungan yang
signifikan secara statistik antara tingkat penerimaan skenario yang sensitif
terhadap etika dan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Hasil yang
signifikan secara statistik ditemukan untuk tempat kerja dan sertifikat

10
profesional akuntan. Tempat kerja akuntan (akuntan internal dalam organisasi
atau akuntan eksternal yang dipekerjakan dalam perusahaan layanan
akuntansi) ditemukan signifikan secara statistik.
b) Uji regresi terhadap hipotesis 1 Akuntan yang bekerja di perusahaan yang
menyediakan jasa akuntansi eksternal adalah 2,6 poin persentase lebih
mungkin untuk mengevaluasi manajemen laba untuk tujuan pelaporan
keuangan eksternal (Q1) sebagai praktik etis. Akuntan yang bekerja di
perusahaan yang menyediakan jasa akuntansi eksternal juga 5,4 poin
persentase lebih mungkin untuk mengevaluasi manajemen laba untuk tujuan
bank (Q2) sebagai praktik etis (p <0,01). Hasil menunjukkan bahwa
manajemen laba lebih dapat diterima untuk akuntan dari perusahaan akuntansi
yang menyediakan jasa akuntansi eksternal dibandingkan dengan akuntan
internal. Dalam semua sketsa yang memiliki hasil signifikan, akuntan yang
memiliki sertifikat cenderung kurang mengevaluasi sketsa ini sebagai praktik
etis. Dapat dikonfirmasi hipotesis kedua hanya sebagian, karena 50% dari
sketsa hasil sebagai signifikan.
c) Uji regresi terhadap hipotesis 2 diuji dengan variabel independen kelima yang
bernama 'kepemilikan sertifikat profesional.' Dapat melihat dari hasil bahwa
variabel ini dihasilkan secara statistik signifikan. Dalam semua sketsa yang
memiliki hasil signifikan, akuntan yang memiliki sertifikat cenderung kurang
mengevaluasi sketsa ini sebagai praktik etis. Dapat mengkonfirmasi hipotesis
kedua hanya sebagian, karena 50% dari sketsa hasil sebagai signifikan.
d) Uji regresi terhadap hipotesis 3 tidak dapat mengkonfirmasi hipotesis ketiga.
Jenis kelamin tidak ditemukan signifikan dalam setiap sketsa. Hasil ini tidak
mendukung studi terkini, yang menemukan jenis kelamin sebagai variabel
penjelas yang penting.

10. Kesimpulan dan Saran


a) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini disimpulkan
bahwa praktisi akuntansi di Slovenia tidak lunak scenario. Sketsa yang sensitif
secara etik dievaluasi dalam kisaran pelanggaran kecil untuk pelanggaran
serius. Analisis dilakukan pada sampel besar dari 451 praktisi akuntansi.
penelitian ini juga mengacu pada analisis efek dari sertifikat profesional,
karena di Slovenia akuntan tidak diharuskan memiliki sertifikat profesional.

11
Semua akuntan yang memiliki sertifikat tambahan dididik atas dasar sukarela
mereka. Dengan demikian, diharapkan bahwa akuntan yang memiliki sertifikat
profesional akan mengevaluasi skenario etika yang sensitif lebih keras. Sejalan
dengan harapan peneliti, hasil menunjukkan bahwa akuntan Bersertifikat
cenderung kurang mengevaluasi situasi praktik etis. Hasilnya signifikan dalam
50% dari sketsa.
b) Saran dalam penelitian ini adalah Penelitian masa depan dapat menganalisis
ekonomi pasca-transisi atau negara berkembang lainnya dengan peraturan
yang terbatas dari profesi akuntansi. Dengan demikian, penelitian masa depan
bisa memberikan lebih banyak bukti mengenai konsekuensi dari pasar non-
diatur pada kualitas layanan dan kualitas laba. Penelitian selanjutnya dapat
menentukan apakah profesi harus diatur lebih ketat.

11. Critical Review


Setelah di kaji secara mendalam terkait dengan bahan bacaan ini, dapat di katakan
bahwasanya artikel yang dibuat oleh peneliti sudah sangat bagus. Peneliti sudah
mampu menggali dan menuangkan suatu karya tulis dengan tema yang cukup
menarik, sehingga riset ini cocok dijadikan refrensi dan acuan untuk peneliti
berikutnya terkait dengan penelitian dibidang yang sama. Akan tetapi, dari sekian bab
yang dapat telaah, masih temukan beberapa kekurangan-kekurangan tertentu yang
sifatnya sedikit namun bisa saja mengurangi makna dari hasil penelitian yang
tentunya bisa membuat bias makna dan hasil bagi si pembaca. Kekurangan itu dapat
diungkapkan seperti:
a) Tidak dicantumkannya manfaat penelitian pada artikel yang ini, sebaiknya pada
sebuah artikel penelitian mencantumkan manfaat dari penelitian agar
digunakan sebagai referensi dan sumbangan pemikiran untuk berbagai pihak
yang akan mengadakan kajian lebih luas.
b) Pada bagian metode penelitian, tidak dicantumkannya waktu kapan peneliti
melakukan penelitian.
c) Tidak dicantumkannya kriteria untuk mengeliminasi sampel pada penelitian ini.

12

Anda mungkin juga menyukai