Anda di halaman 1dari 5

NAMA : WAHYU NIKMATURROHMANIA

NIM : 17212481

KELAS : 6C KEPERAWATAN.

1. IDENTIFIKASI MASALAH

Banyaknya keluhan orang tua terhadap penurunan berat badan

anak setelah masa penyapihan di Desa Balongdowo, Kec. Kepohbaru, Kab

Bojonegoro.

2. LATAR BELAKANG

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi, yang

sangat dibutuhkan olehnya terutama 6 bulan pertama yang sering disebut

ASI eksklusif (Prasetyono, 2009).

ASI adalah makanan eksklusif bagi bayi, karena mengandung

berbagai bahan makanan yang baik dan proporsi seimbang untuk

mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan selama 6 bulan pertama

setelah kelahiran ( Kristiansari, 2009).

Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan,

enzim pencernaan, hormone dan protein yang sangat cocok untuk

memenuhi kebutuhan sehingga bayi berumur 6 bulan. ASI mengandung

karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, air, kartinin dan mineral secara

lengkap yang cocok dan mudah diserap secara sempurna dan sama sekali

tidak mengganggu fungsi ginjal bayi ang sedang dalam tahap


pertumbuhan. Komposisi ASI dipengaruhi oleh stadium laktasi, ras,

keadaan nutrisi, dan diit ibu. (Soetjiningsih, 2012). Word Health

Organization (WHO) dan United Nation Childrens Fund (UNICEF)

(2003) merekomendasikan empat hal penting yang harus diperhatikan

yaitu: 1) Memberikan ASI kepada bayi segera pasca lahir. 2) Memberikan

ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. 3)

Memberikan MP-ASI sejak bayi berusia 6-24 bulan. 4). Meneruskan

pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Hal ini bertujuan

untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.

Masa penyapihan adalah masa yang sangat kritis karena masa ini

terjadi perpindahan ASI menuju ke makanan dewasa. Pada masa transisi

ini bayi umumnya mudah terkena gangguan gizi. Pengaruh penyakit

infeksi dan kurangnya makanan pendamping ASI menyebabkan turunya

status kesehatan dan status gizi bayi (Handayani, 2012). Bayi yang tidak

mendapat ASI beresiko kekurangan gizi, lantaran selain tidak dilengkapi

oleh zat kekebalan, susu formula dibuat dengan takaran yang belum tentu

seluruhnya sesuai dengan kebutuhan bayi (Nadesul, 2007).

Status gizi menurut Indeks tinggi badan per usia (TB/U)

didapatkan hasil 71% normal dan 29,9% balita pendek dan sangat pendek.

Status gizi menurut indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB)

didapatkan hasil 82,7% normal, 8,2% kurus, 5,3% gemuk dan 3,7% kurus.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hastoety (2009), besarnya peluang

usia penyapihan anak dibawah duatahun di Indonesia dari 7929 responden


didapatkan 4579 anak (57,8%) disapih sebelum usia 24 bulan, dengan kata

lain anak dibawah usia ua tahun yang masih mendapatkan ASI sesudah

usia 24 bulan sebesar 3350 anak (42,2%).

Menurut IDAI (2010), ASI dapat mencegah terjadinya malnutrisi

karena mengandung nutrient yang dibutuhkan bayi dengan jumlah yang

tepat, dapat digunakan dengan efisien oleh tubuh, serta melindungi bayi

dari infeksi. Bayi yang mendapatkan ASI mendapatkan kekebalan Dario

berbagai penyakit seperti radang paru-paru, radang telinga, diare, dan

mengurangi resiko alergi. Kekurangan energy dan protein pada bayi sering

disebabkan karena penyapihan ang terlalu dini (Soetjiningsih, 2012).

Strategi dalam dalam memutuskan penyapihan diantaranya

dilakukan secara perlahan, hindari disaat anak menyusu di gantikan ke

benda lain seperti empeng, hindari menyapih secara mendadak, mengenali

tingkat kemampuan anak menghadapi proses penyapihan, pastikan anak

mendapat perhatian eksklusif setiap hari serta batasi kegiatan menyusui

dengan penunjuk waktu, maka dapat disimpulkan bahwa jika proses

penyapihan dilakukan dengan baik, maka anak-anak akan tumbuh menjadi

anak yang cerdas, sehat dan berakhlak baik karena ibu mendidiknya

melalui masa menyusu dan masa menyapih dengan penuh perhatian dari

kedua orang tuadan keluarga (Uci, 2013).

3. VARIABEL PENELITIAN
Variabel Dependen: status gizi anak usia

Variabel Independen: pengaruh teknik penyapihan

4. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ apakah ada pengaruh teknik penyapihan terhadap

penurunan status gizi pada anak usia 24 bulan di Desa balongdowo, Kec.

Kepohbaru, Kab. Bojonegoro?.

5. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum

Menganalisis hubungan teknik penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 24

bulan di Desa. Balongdowo. Kec. Kepohbaru, Kab. Bojonegoro

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi usia penyapihan pada Anak usia 24 bulan di Desa.

Balongdowo. Kec. Kepohbaru, Kab. Bojonegoro

2. Mengidentifikasi status gizi Anak usia 24 bulan yang di lakukan penyapihan di

Desa. Balongdowo. Kec. Kepohbaru, Kab. Bojonegoro


3. Menganalisis hubungan teknik penyapihan dengan status gizi pada Anak usia

24 bulan di Desa. Balongdowo. Kec. Kepohbaru, Kab. Bojonegoro

Anda mungkin juga menyukai