Anda di halaman 1dari 7

Nama : Irish Efata Pratirsha

NIM : 01.1.18.00840
KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis adalah suatu peradangan atau infeksi selaput transparan yang
berada di permukaan dalam kelopak mata dan yang mengelilingi bola mata bagian
luar. Bila pembuluh darah halus yang berada dalam konjunctiva meradang, maka
pembuluh darah ini akan nampak. Itulah sebabnya mengapa bola mata yang berwarna
putih menunjukkan warna merah (mata merah). Meskipun mata merah ini mengalami
iritasi, hal ini jarang mempengaruhi penglihatan. Pengobatan yang diberikan dapat
menghilangkan rasa tidak nyaman pada mata merah ini. Oleh karena mata merah ini
dapat menular kepada mata orang lain, maka diagnosis dini dan pengobatan dapat
mengurangi penyebaran mata merah. Mata merah dapat disebabkan oleh adanya
infeksi dengan virus, bakteri, zat kimia, benda asing atau reaksi alergi. Orang yang
memakai lensa kontak harus berhenti memakainya segera setelah menunjukkan
gejala awal mata merah ini.

GEJALA
1. Mata merah memperlihatkan adanya:
2. Kemerahan pada satu mata atau kedua mata;
3. Rasa gatal pada satu mata atau kedua mata;
4. Rasa mengganjal pada satu mata atau kedua mata;
5. Pengeluaran kotoran mata dari satu mata atau kedua mata yang dapat
membentuk kerak pada malam hari sehingga pada pagi pagi hari kelopak mata
tidak dapat dibuka;
6. Pengeluaran air mata;
7. Reflex pupil (anak mata) masih normal;
8. Ketajaman penglihatan masih normal.
Mata merah harus segera diobati. Mata merah dapat menular kepada orang lain
selama 2 minggu setelah dimulai adanya gejala-gejala. Diagnosis dini dan pengobatan
secepatnya dapat melindungi penularan terhadap orang lain.
PENYEBAB

Penyebab mata merah adalah:


1. Virus,
2. Bakteri,
3. Alergi,
4. Zat Kimia,
5. Benda asing,
6. Saluran air mata yang tersumbat (pada bayi baru lahir).

Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri dapat menyerang satu atau
dua mata sekaligus. Konjungtivitis virus biasanya menghasilkan kotoran mata yang
berbentuk cair. Konjungtivitis bakteri sering menghasilkan kotoran mata yang lebih
kental dan berwarna kuning kehijauan.
Kedua jenis konjungtivitis ini dapat terjadi bersamaan dengan flu atau dengan gejala
saluran pennafasan, seperti nyeri tenggorokan. Kedua konjungtivitis ini sangat
menular. Penyakit ini menyebar secara langsung atau tidak langsung setelah
bersentuhan dengan kotoran mata penderita. Penyakit ini dapat menyerang segala
usia, baik anak-anak maupun dewasa. Namun konjungtivitis bakteri lebih sering
terjadi pada penderita anak-anak.
Konjuntivitis yang disebabkan oleh alergi dapat mengenai kedua mata sebagai respon
adanya reaksi alergi terhadap serbuk sari bunga. Sebagai respon terhadap benda
penyebab alergi (alergen), tubuh akan membentuk zat kekebalan (antibodi) yang
disebut sebagai Imunoglobulin E (IgE). Zat kekebalan ini akan merangsang sel yang
ada dalam selaput lendir mata dan saluran nafas untuk melepaskan zat penyebab
peradangan termasuk zat Histamin.
Bila terdapat keadaan konjungtivitis alergi, maka akan timbul gejala rasa gatal,
pengeluaran air mata, mata yang meradang, bersin dan hidung berlendir pada
penderita. Pada umumnya, konjungtivitis alergi dapat diatasi dengan pemberian obat
tetes mata yang mengandung obat anti alergi.
Bagi konjungtivitis akibat iritasi, biasanya disebabkan oleh zat kimia atau benda asing
(debu, dan lain-lain). Usaha untuk membersihkan benda asing atau zat kimia ini
menyebabkan mata menjadi merah dan mengalami iritasi. Keadaan ini memberikan
gejala pengeluaran air mata, yang biasanya akan berhenti dengan sendirinya dalam
waktu 1 hari.
Faktor-faktor resiko terjadinya konjungtivitis, antara lain:
1. Bersentuhan dengan benda yang menyebabkan alergi;
2. Bersentuhan dengan penderita konjungtivitis virus dan bakteri;
3. Mengunakan lensa kontak, sehingga mata dapat memberikan reaksi
peradangan mata.

PENGOBATAN

1. Anjuran yang mesti dilakukan sebelum berobat ke dokter:


2. Stop menggunakan lensa kontak;
3. Cuci tangan sesering mungkin untuk mengurangi kemungkinan penularan
kepada orang lain;
4. Jangan meminjamkan handuk kepada orang lain.

Pengobatan Konjungtivitis Virus


Tidak ada obat khusus untuk mengatasi keadaan ini. Penyakit ini sering dimulai
dari satu mata dan menyebar ke mata yang lain dalam beberapa hari. Penyakit ini
dapat sembuh dengan sendirinya secara berangsur-angsur. Pemberian obat anti virus
mungkin diberikan oleh dokter bila ternyata diketahui penyakit ini disebabkan oleh
Herpes zoster virus.
Pengobatan Konjungtivitis Bakteri
Bila penyakit ini disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan memberikan
pengobatan tetes mata yang mengandung antibiotika. Infeksi akan sembuh dalam
beberapa hari. Salep mata antibiotika biasanya diberikan untuk penderita anak-anak.
Pemberian Salep mata lebih mudah diberikan kepada anak-anak dari pada pemberian
tetes mata. Meskipun demikian, pemberian salep mata akan membuat penglihatan
kabur selama 20 menit setelah diberikan.
Pengobatan Konjungtivitis Zat Kimia
Keadaan ini diatasi dengan pencucian pada larutan larutan ringer laktat atau
cairan Garam fisiologis (NaCl 0,8%). Luka karena zat kimia, terutama akibat bahan
Alkali, merupakan keadaan gawat darurat karena dapat menimbulkan kecacatan mata
dan kerusakan di dalam bola mata. Penderita dengan konjungtivitis zat kimia ini tidak
boleh menyentuh mata yang sakit karena dikhawatirkan dapat menyebar ke mata yang
lainnya.

Pengobatan Konjungtivitis Alergi


Pada keadaan ini, dapat diberikan bermacam obat untuk mengatasi keadaan alergi
penderita, termasuk pemberian obat seperti tablet Anti Histamin, obat untuk
mengatasi kedaan peradangan seperti Decongestan, obat steroid dan tetes mata yang
mengandung anti peradangan. Penyakit dapat diredakan dengan menghindari
penyebab keadaan alergi, bila memungkinkan dan diketahui penyebabnya.
Untuk mengurangi gejala konjungtivitis, ada beberapa hal yang dapat dilakukan di
rumah, seperti:
Berikan kompres kepada mata dengan menggunakan kain bersih yang telah dibasahi
dengan air bersih. Bila terdapat mata merah pada satu mata, jangan pergunakan kain
itu untuk mengompres mata yang lainnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi
resiko penyebaran mata merah.
Cobalah obat tetes mata. Obat tetes mata yang dijual di toko farmasi (yang disebut
tetes mata buatan) dapat mengurangi gejala mata merah. Beberapa tetes mata
mengandung Anti histamin atau zat lain yang dapat membantu keadaan konjungtivitis
akibat alergi.
Hentikan penggunaan lensa kontak. Bila menggunakan lensa kontak, maka
berhentilah dahulu memakainya sebelum mata terasa nyaman kembali. Waktu yang
diperlukan untuk melepas lensa konak ini tergantung dari penyebab konjungtivitis
yang diderita.

Untuk menghindari penyebaran konjungtivitis, perlu dilakukan tindakan seperti:


1. Jangan menyentuh mata dengan tangan;
2. Cuci tangan seserring mungkin;
3. Gunakan handuk dan kain pembersih muka yang bersih setiap hari;
4. Jangan meminjamkan handuk atau kain pembersih muka;
5. Gantilah sarung bantal lebih sering;
6. Jangan menggunakan kosmetik untuk mata, misalnya mascara;
7. Jangan meminjamkan kosmetik untuk mata atau peralatan mata pribadi kepada
orang lain.

Pencegahan konjungtivitis pada bayi baru lahir juga perlu dilakukan. Mata bayi
yang baru lahir sangat peka terhadap bakteri yang secara normal berada di dalam jalan
lahir Ibu. Bakteri ini tidak menyebabkan gangguan kepada Ibu. Pada keadaan yang
jarang terjadi, bakteri ini dapat menyebabkan konjungtivitis yang disebut sebagai
Ophthalmia neonatorum, yang membutuhkan pengobatan dengan segera. Oleh karena
itu, segera setelah dilahirkan, mata bayi diberikan salep mata Antibiotika untuk
mencegah infeksi mata.
Konjungtivitis atau mata merah adalah peradangan yang terjadi pada konjungtiva atau
selaput bening yang melapisi bagian depan mata. Pada saat terjadi peradangan pada
pembuluh darah kecil di konjungtiva, bagian mata yang seharusnya berwarna putih
akan terlihat merah atau merah muda.
Peradangan yang terjadi umumnya disebabkan oleh infeksi baik karena bakteri
maupun virus. Namun, reaksi alergi juga dapat memicu terjadinya mata merah.
Konjungtivitis awalnya bisa jadi hanya menjangkiti satu mata, namun biasanya
setelah beberapa jam akan menjangkiti kedua mata.Gejala konjungtivitis umumnya
meliputi mata berair dan terasa gatal. Namun pada kasus konjungtivitis akibat alergi,
biasanya disertai dengan bulu mata yang melengket.Diagnosis dan pengobatan
konjungtivitis sejak dini bisa membantu membatasi penyebaran karena ini merupakan
penyakit yang dapat menular. Meski begitu, konjungtivitis biasanya tidak
mengganggu penglihatan.

Penyebab Konjungtivitis
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan konjungtiva mengalami peradangan dan
munculnya penyakit konjungtivitis. Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:
1. Konjungtivitis infeksi yang terjadi akibat virus atau bakteri.
2. Konjungtivitis alergi atau reaksi alergi terhadap tungau debu atau serbuk sari.
3. Konjungtivitis iritasi yang terjadi akibat mata terkena unsur penyebab iritasi
seperti sampo, air berklorin, atau bulu mata yang menggesek mata.

Perawatan Konjungtivitis
1. Obat tetes mata antibiotik bisa digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri pada
konjungtivitis yang parah, namun kebanyakan konjungtivitis tidak
memerlukan perawatan karena biasanya gejala akan hilang dalam dua pekan.
2. Bersihkan kelopak dan bulu mata dengan menggunakan kapas dan air dari
lapisan yang lengket atau berkerak. Sebelum gejala konjungtivitis hilang,
jangan memakai lensa kontak terlebih dulu.
3. Usahakan untuk menghindari pemicu alergi. Pengobatan dengan antihistamin
biasanya digunakan untuk mengatasi konjungtivitis alergi. Untuk mencegah
penyebaran, hindari berbagi penggunaan handuk atau bantal, dan cucilah
tangan secara rutin.

Komplikasi Konjungtivitis
Kebanyakan konjungtivitis yang terjadi tidak menimbulkan masalah kesehatan serius,
tapi bisa menimbulkan frustrasi, terutama pada penderita konjungtivitis alergi. Hal ini
dikarenakan penderita akan mengalami rasa gatal hebat yang terus menerus.
Sumber: http://www.kerjanya.net/faq/6570-konjungtivitis.html
https://www.alodokter.com/konjungtivitis.html

Anda mungkin juga menyukai