Anda di halaman 1dari 12

1

BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring meningkatnya jumlah penduduk dan bertambah mahalnya setiap
bahan pokok maka semakin banyak pula pemikiran dari setiap rumah tangga
untuk membuka usaha dalam bidang yang mengeluarkan biaya yang tidak terlalu
besar. kami telah menelusuri kehidupan dari para pemulung dengan perolehan
plastik selama 1 hari sebesar 25 kg. karena itu adanya pemikiran kami untuk
membuat suatu mesin pengolah plastik yang di peruntukkan bagi para pemulung.
Plastik adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari,
salah satunya adalah sebagai tempat pembungkus makanan dan minuman, karena
plastik bersifat praktis, bersih, serta sangat memudahkan dalam memenuhi
kebutuhan manusia. Setelah kami melakukan survey lapangan pada suatu daerah
dalam lingkup sekala rumah tangga, yang di perkirakan terdapat 100 rumah dalam
satu rumah tangga. Terdapat banyak plastik yang menjadi bahan utama untuk
wadah barang-barang tertentu. Plastik tersebut setelah digunakan sebagai wadah
ternyata banyak yang di buang secara cuma-cuma meskipun warna dan kondisi
kreseknya masih bagus. Jadi, semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat
maka semakin bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah tersebut
kini menjadi permasalahan lingkungan yang serius karena semakin banyaknya
jumlah limbah plastik yang ada dan tingkat kebahayaan yang dapat ditimbulkan
dari limbah plastik bagi makhluk hidup lainnya. 
Perlu diketahui bahwa plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang
tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah
yang berasal dari plastik sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk dapat
menguraikan limbah plastik secara alami membutuhkan waktu kurang lebih 100
tahun agar plastik dapat terurai dengan sempurna. Sedangkan kita semua tahu,
kebutuhan plastik khususnya di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya
sehingga hal itu dapat menyebabkan semakin banyaknya limbah dari sampah
plastik tersebut. Dan di Indonesia sendiri tentu sudah kita ketahui tentang
fenomena limbah plastik yang semakin menggunung, yang tentu saja sangat
mengganggu kenyamanan.
2

Sampah plastik yang mudah ditemukan di lingkungan masyarakat cukup


banyak berasal dari bahan poliethilen (PE) yang ditemukan dalam bentuk kantong
plastik ataupun botol minuman. Solusi tepat untuk menjawab tantangan diatas,
salah satunya yaitu dengan mengkonversi limbah plastik jenis poliethilen menjadi
bahan bakar. Konversi pastik menjadi bahan kimia atau bahan bakar disebut
dengan pirolisis. Pirolisis menjadi suatu metode dengan prinsip pemanasan pada
temperature tinggi untuk memecah rantai dan cabang pada ikatan polimer atau
plastik. Metode untuk merubah atau mengolah limbah plastik menjadi bbm
menggunakan alat yang berdimensi sekitar 1 x 1 meter untuk sekala rumah tangga
dengan penduduk sekitar 100 orang. Pembakaran yang di lakukan untuk
mendapatkan bbm dari sampah menggunakan kayu biasa dengan panas yang
harus di hasilkan mencapai 100°C - 300°C. Kapasitas produksi peleburan plastik
bisa mencapai 1 kilogram, bahan plastik Polyethylene Telephthalate (PET)
melunak pada suhu 180°C dan mencair secara sempurna pada suhu 200°C.
Peleburan plastik dengan suhu itu bisa menghasilkan bahan bakar minyak untuk
pengganti minyak tanah. Sampah yang berada pada skala rumah tangga itu jika di
buang di berlakukan pembayaran untuk 1 kg nya 60.000, maka dengan
mempertimbangkan hal tersebut Proses daur ulangnya menggunakan mesin
pengolah limbah plastik menjadi bbm perlu di lakukan agar skala rumah tangga
tersebut mendapat pendapatan dari sampah yang mereka buang.
Oleh karena itu perlu ada perencanaan dalam merancang dan membuat
mesin pengolah kantong plastik polyethylen menjadi bahan bakar minyak agar
pengoprasiannya mendapatkan hasil yang memuaskan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana hasil rancangan desain dan membuat mesin pengolah kantong
plastik polyethylen menjadi bahan bakar minyak agar kapasitas produksi
mendapatkan hasil yang dapat membantu memenuhi kebutuhan dan dengan hasil
yang maksimal?

1.3 Batasan masalah


Alat pengolah plastik ini memiliki beberapa bagian dan komponen yang
dapat diangkat sebagai pokok pembahasan materi.
3

1.4 Tujuan
Perancangan mesin pengolah kantong plastik polyethylen menjadi bahan
bakar minyak ini bertujuan untuk membuat alat yang mampu menghasilkan bahan
bakar yang dapat di gunakan untuk mengganti premium, solar dll.

1.5 Manfaat
Setelah alat yang dimaksud terselesaikan diharapkan dapat memberikan
manfaat berupa meningkatnya kapasitas hasil plastik sehingga hasil daur ulang
plastik menjadi bbm meningkat. Sedangkan bagi mahasiswa sendiri diharapkan
dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu teknik secara nyata. Merancang dan membuat
mesin penghancur platik yang di peruntukkan untuk industri rumah tangga dengan
tingkat dan biaya kecil.

1.6 Metode Penulisan

Dalam penyusunan laporan proyek akhir ini dibagi menjadi lima bab dan
beberapa lampiran, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengerjaannya.
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi Masalah


Peningkatan jumlah produksi plastik di berbagai sektor rumah tangga
hingga industri berbanding lurus pula dengan meningkatnya jumlah sampah
plastik. Permasalahan utama dari sampah plastik adalah sulitnya terurai di
lingkungan karena plastik merupakan turunan minyak bumi sehingga akan
mencemari lingkungan. Volume plastik yang dapat diolah saat ini berkisar 4 %.
Sampah plastik yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat yaitu berasal dari
bahan poliethilen. Poliethilen merupakan thermoplastic yang mudah meleleh pada
suhu tinggi dan mudah memadat pada saat didinginkan. Salah satu upaya
penanggulangan permasalahan yang menhasilkan hasil yang menjanjikan dan
mempunyai prospek yang baik adalah proses pengolahan bahan limbah plastik
menjadi bahan bakar alternative dengan metode pirolisis yang merupakan metode
dimana sampah plastik dikonversi menjadi molekul kecil dalam bentuk cairan
atau gas sebagai bahan bakar. Berbagai proses recycle telah dilakukan.

Saat ini, kelangkaan bahan bakar minyak, yang salah satunya disebabkan
oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah
untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi secara bersama-sama
(Kompas, 2008). Seiring berjalannya waktu bahan bakar minyak yang dihasilkan
oleh bumi juga semakin punah sehingga kebutuhan produksi pada pabrik – pabrik
maupun kebutuhan bagi masyarakat luas sebagai bahan bakar kendaraan dan lain
sebagainya menjadi terhambat dan menimbulkan kerugian yang cukup signifikan.
Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
terhadapat kelangkaan bahan bakar minyak, maka perlu adanya suatu inovasi
dalam pengolahan plastik menjadi bahan bakar alternatif seperti membuat alat
atau mesin dengan dilengkapi teknologi yang ramah lingkungan dan mampu
menjawab dan memberikan solusi terhadap permasalahan – permasalahan
masyarakat.

2.2 Solusi dan Penjelasan IPTEK

Solusi dalam menghadapi permasalahan tentang kelangkaan bahan bakar


minyak dengan keadaan penggunaan konsumsi plastik yang meningkat sangat
5

drastis perlu adanya mesin pengolah plastik menjadi bahan bakar minyak. Mesin
plastik menjadi bahan bakar minyak ini dibuat dengan besi siku dengan panjang 1
m x lebar 50 cm x tinggi 70 cm. Komponen dari mesin ini terdiri dari :
Thermocontroller sebagai pengatur suhu pembakaran limbah, Tabung reaktor
dengan ukuran 50 cm x 50 cm m yang berkapasitas 5 - 6 kg berbahan dasar besi,
wadah penampung bahan bakar minyak dan pipa pendingin dengan panjang 30
cm berbahan dasar stainless steel. Mesin ini mengolah limbah plastik dengan
menggunakan teknik kondensasi yang sebelumnya telah melalui proses pirolissi
yang mana merupakan proses perubahan uap yang didinginkan menjadi cairan
proses ini dilakukan secara terbuka dan harus menggunakan temperature suhu air
yang rendah sekitar 10 derajat celcius.

Mesin ini menggunakan prinsip pirolisis dan destilasi bertingkat, dimana


plastik akan dipanaskan di dalam reaktor sampai bersuhu 200 - 350 derajat atau
mencapai titik leleh dan leburnya. Plastik dipanaskan sampai suhu diatas titik
lelehnya sehingga menjadi uap polimer yang kemudian melewati pipa
pendinginan pada proses ini menggunakan dan terjadilah proses kondensasi
sehingga menghasilkan bahan bakar alternatif, proses ini hanya mengandalkan
selang yang di celupkan dan direndam ke dalam air dingin bersuhu 10 derajat
celcius dengan keadaan terbuka sehingga terjadi proses kondesasi atau sama
dengan sistem kondensor uap menjadi cairan. Pada saat proses ini terjadi
perubahan suhu atau dinamakan heat exchanger dengan uap panas yang di alirkan
melalui selang yang direndam air dingin. Dilihat dari aspek teknologi diatas
diharapkan dengan menggunakan mesin ini mampu menghasilkan bahan bakar
alternatif minyak dari kapasitas 5 kg limbah plastik mampu menjadi 2,5 Liter
dengan waktu 20 menit dan menjawab permasalahan – permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat. Berikut Merupakan spesifikasi dari Mesin pengolah
limbah plastik menjadi bahan bakar minyak.

No Spesifikasi Mesin
1. Dimensi : 1m x 50 cm x 70 cm
2. Bahan Dasar : Besi dan Stainless Steel
3. Berat Mesin : 10 kg
4. Kapasitas Mesin : 5 kg / 2,5 Liter
6

BAB III METODE PELAKSANAAN

Upaya penerapan teknologi mesin pengolah limbah sampah plastik


menjadi bahan bakar alternatif ini melalui beberapa tahapan yang dibuat di dalam
bentuk flowchart seperti berikut :
Identifikasi Masalah

Studi Literature atau


Pustaka

Merancang dan
Mendesain Alat

Manufaktur Alat

Uji Performa Alat

Implentasi Alat

Evaluasi

Gambar 1. flowchart Metode Pembuatan Alat

3.1. Identifikasi Masalah


Kegiatan ini adalah langkah awal yang diambil untuk penguasaan masalah,
mengenai masalah apa yang terjadi dan bagaimana masalah tersebut diukur dan
dihubungkan dengan prosedur pengerjaan untuk selanjutnya menentukan langkah
penanganan atau solusi atas permasalahan.
3.2 Studi Literature atau Pustaka
Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian
sumber – sumber yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi dan
menjadi acuan dalam penerapan teknologi pada pembuatan alat.
7

3.3 Merancang dan Mendesain Alat


Analisis perancangan alat dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dimensi,
kapasitas maupun material alat. Kemudian hasil rancangan dituangkan dalam
desain alat menggunakan software Autodesk Inventor dan dianalisa lagi untuk
mendapatkan desain akhir.
3.4 Manufaktur Alat
Sebelum melakukan proses manufaktur, dibuat terlebih dahulu urutan
pengerjaan manufaktur untuk mempermudah dalam pembuatan alat. Kemudian
langkah selnjutnya yaitu pembuatan atau perakitan alat mengikuti urutan
pengerjaan dan juga disesuaikan dengan desain alat yang telah dibuat.
3.5 Uji Performa Alat
Uji performa alat dilakukan untuk mengetahui kemampuan alat yang telah
dibuat apakah sudah sesuai dengan perencanaan. saat pengujian dilakukan analisa
pada alat untuk mengetahui kekurangan pada alat yang kemudian akan diperbaiki.
Pengujian ini dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
3.6 Implementasi Alat
Setelah proses pembuatan dan pengujian alat telah selesai dan didapatkan
hasil yang sesuai dengan rancangan, maka selanjutnya dilakukan impelementasi
alat pada lingkungan yang relevan (mitra). Pada tahap ini, dilakukan sosialisasi
bagaimana cara penggunaan alat serta perawatannya.
3.7 Evaluasi
Tahap terakhir dari kegiatan yaitu evaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
dan apakah telah mencapai tujuan yang diinginkan.
8

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perancangan


Bentuk dari alat pengolah plastik ini yang lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 4.1 di bawah ini :

1
1
2 0

9
3
8

Keterangan:
1. Pipa Pembakaran
2. Gas Wool
3. Tabung Reaktor
4. Meja / Dudukan
5. Kompor
6. Pompa
7. Thermocontrol
8. Pipa Keluar
9. Wadah Pendingin
10. Saluran Pembuangan Air Hasil Pengaturan Thermocontrol
9

Prinsip kerja dari alat pengolah plastik ini yaitu mengubah tenaga minyak

(lpg) menjadi input (masukan) yang kemudian api tersebut digunakan untuk

memanaskan sampah plastik.

Plastik yang sudah disiapkan dimasukan ke dalam wadah pemanas bagian


atas kemudian plastik itu akan berubah jadi minyak melalui uap yang ada.
Sehingga plastik tersebut akan melepuh menjadi uap. Uap dari plastik di destilasi
melalui air (pendingin) agar bisa merubah uap tersebut mejadi cairan minyak. Saat
suhu air menjadi panas Thermocontrol akan menghidupkan pompa yang
memompa air dan mengganti air secara berkala dalam wadah pendingin.
Sementara air yang ada didalamnya keluar lewat saluran pembuangan air hasil
pengaturan thermocontrol sampai suhu mencapai suhu yang dikehendaki.

4.2 Analisa Hasil Perhitungan


Berdasarkan pengujian yang dilakukan, didapatkan data sebagai berikut
 Kapasitas Reaktor
V reaktor = P x L x t
=12.5 x 17 x 23.5
= 4993.75 cm3
m plastik = 200 g

 Output
Dimensi wadah
t = 0.8 cm, d = 5.5 cm
Lama waktu untuk proses pemanasan plastik hingga menjadi bahan bakar
t = 20 menit

cm3 = 18.997 ml

titik lebur poyethylene = 120○C

keluaran gas = 0.00005 kg/s x 20 menit


= 0.00005 kg/s x 1200 s
= 0.06 kg.
10

4.3 Hasil Perbandingan


Lama waktu api menyala :
 Minyak : 03:00:19

 Sprirtus : 01:38:11

 Pertamax turbo : 03:29:05


11

NO BAHAN BAKAR NYALA API WAKTU HARGA


NYALA

1 Minyak Sedang 03:00:19 -

2 Spirtus Kecil 01:38:11 22.000/ L

3 Pertamax Turbo Besar 03:29:05 11.800/ L

Berdasarkan data hasil uji coba perbandingan dengan spirtus dan pertamax
turbo, dapat dilihat bahwa minyak yang dihasilkan dari plasti polyethilen mampu
nyala api sedang dan lama sekitar 3 menit, sedangkan spirtus memiliki nyala api
kecil dan sebentar sehingga tidak efisien dan tentunya harga dari spirtus sangatlah
mahal, namun berbeda halnya dengan pertamax yang perbandingan nyalanya sedikit
lebih besar dari minyak hasil olahan plastik polyethilen
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan pengujian alat, disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Minyak yang nyalanya lebih tahan lama dibandingkan dengan spirtus
2. Minyak pengganti kompor gas dalam pengubahan sampah plastik menjadi
minyak tersebut.
3. Dalam 200 gr sampah plastik dapat menghasilkan kurang lebih 0,06 kg
minyak
5.2. Saran
Berikut saran untuk penyempurnaan alat pengubah plastik menjadi bahan bakar
minyak ini :
1. Untuk meningkatkan kapasitas produksi dapat dilakukan dengan
memperbanyak sampah plastik.
2. Untuk meningkatkan kapasistas pastikan bahan pemanas plastik tidak
bocor.
3. Memperbanyak es untuk proses pendinginan uap agar lebih cepat dan hasil
maksimal.
12

Anda mungkin juga menyukai