Pemberian Obat Supositoria Dan Oral
Pemberian Obat Supositoria Dan Oral
A. Pengertian
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat diberi obat
suppositoria adalah rectum dan vagina.
B. Tujuan Pemberian
a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik.
b. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan.
C. Indikasi dan kontra indikasi
a. Indikasi
Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis.
b. Kontra Indikasi
a. Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.
b. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada
saluran cerna.
c. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi.
d. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.
e. Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada penderita piotitis atau hemoroid.
f. Pembedahan rektal.
3. Pelaksanaan
a. Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis
obat.
b. Siapkan klien
1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya.
2) Berikan penjelasan pada klien dan jaga privasi klien.
3) Atur posisi klien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan
4) Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
c. Kenakan sarung tangan
d. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli, beri
pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda.
e. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan
sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan
timbulnya nyeri
f. Regangkan bokong klien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi,
masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10
cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
g. Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu.
h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk
mencegah keluarnya suppositoria
i. Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil
dalam jangkauan klien agar klien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke
kamar mandi
k. Cuci tangan
Prosedur :
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan
2. Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan menelan, mual
dan muntah, atau tidak boleh makan dan minum).
3. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien, nama dan dosis obat,waktu dan cara
pemberian). Bila ada keraguan-keraguan laporkan keperawat jaga atau dokter.
4. Ambil obat sesuai yang di perlukan (baca order pengobatan dan ambil di almari, rak atau
lemari es sesuai yang di perlukan).
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan (gunakan teknik aseptik, jangan menyentuh
obat dan cocokan dengan order pengobatan)
6. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara:
Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah
Atur posisi pasien duduk bila mungkin
Kaji tanda-tanda vital pasien
Berikan cairan/air yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan anjurkan
pasien meletakan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien di anjurkan minum.
Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien beberapa butir es batu untuk di isap
sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apel atau pisang.
Tetap bersama pasien sampai obat di telan.
1. Catat tindakan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang di berikan, setiap
keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat masuk, catat secara jelas
dan tulis tanda tangan anda dengan jelas. Kembalikan semua perlatan yang di pakai
dengan tepat kemudian cuci tangan.
2. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit setelah waktu
pemberian.
Di Susun Oleh :