Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH OBAT TRADISIONAL & FITOFARMAKA

EKSTRAKSI YANG DI GUNAKAN DI INDUSTRI

DOSEN :

Aguatin Yumita, S.Farm.,M.Si.,Apt.

DISUSUN OLEH :

Nama: Febri Amalia Aristanto

Nim : 1704015088

Kelas : 5K

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAN PROF DR HAMKA

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ekstraksi merupakan jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan.
Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara
bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi
pengendapan massa dengan cara difusi. Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang
kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran.Untuk memperoleh materi
murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan.Berbagai teknik pemisahan dapat
diterapkan untuk memisahkan campuran.Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai
melalui penyaringan pasir dan arang.Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh
melalui teknik pemisahan destilasi.Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-
komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah, dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi
bertingkat.Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektroforesis.Itulah
beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni.Melalui
teknik pemisahan ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya.

Secara umum proses ekstraksi, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini,
prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk
mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid,
flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan
keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan
untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia
atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu
3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya dibuat
dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang
dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses ini harus ditiru
sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut,
khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi ini
(utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme,
baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk mengetahui
adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan
larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini
akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di
luar sel.
Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap ;

1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling berkontak. Dalam hal ini
terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut.
Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnya, yaitu pelarutan ekstrak.
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya dilakukan
dengan mengapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak dapat langsung diolah lebih
lanjut atau diolah setelah dipekatkan.

Sering kali juga diperlukan tahap-tahap lainnya.Misalnya pada ektraksi padatcair, dapat dilakukan
pra-pengolahan atau pengecilan bahan ektraksi atau pengolahan lanjut dari rafinat (dengan tujuan
mendapatkan kembali sisa-sisa pelarut).

Ekstraksi dibagi menjadi 5 macam, yaitu :

1. Ekstraksi Padat-Cair
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari
bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar
terutama dibidang industri bahan alami dan makanan, misalnya untuk memperoleh :
 Bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ-organ binatang untuk keperluan farmasi
 Gula dari umbi
 Minyak dari biji-bijian
 Kopi dari biji kopi

Pengambilan garam-garam logam dari pasir besi adalah juga ekstraksi padat-cair atau sering
disebut dengan leaching. Proses ini menggunakan ekstraksi yang digabungkan dengan reaksi
kimia. Dalam hal ini ekstrak, dengan bantuan suatu asam anorganik misalnya, dikonversikan
terlebih dahulu kedalam bentuk yang larut.

Pembilasan kue filter dan pelarutan pada proses rekristalisasi bahan padat juga dianggap
sebagai ekstraksi padat-cair. Ekstrak yang akan dipisahkan, berbentuk padat atau cair, dapat
terkurung dalam bahan ekstraksi atau berada dalam sel-sel khusunya pada bahan-bahan hewani
dan nabati. Dalam keadaan-keadaan tersebut bahan ekstraksi bukan merupakan substansi yang
homogen, melainkan berpori dan berkapiler banyak.

Pada proses pemisahan dengan menggunakan ekstraksi padat-cair, proses ekstraksi dilakukan
dengan menggunakan suatu alat pemisah atau yang disebut dengan ekstraktor. Pada ekstraksi
padat-cair, ekstraktor yang digunakan terbagi menjadi dua macam, yaitu Ekstraktor Padat-Cair
Tak Kontinyu dan Ekstraktor Padat-Cair Kontinyu.

2. Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari satu campuran dipisahkan
dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk
memperoleh vitamin, antibiotika, produk minyak bumi dan garam logam, dll. Proses ini pun
digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat-cair.
Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan destilasi tidak
mungkin dilakukan (misalnya karenapembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap
panas) atau tidak ekonomis. Sama halnya dengan ekstraksi padat-cair, selain ektraksi cair-cair
dilakukan atas dua tahap yaitu, pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin, alat ekstraksi cair-cair (ekstraktor) juga
terbagi menjadi dua macam, yaitu Ekstraktor Cair-Cair Tak Kontinyu dan Ekstraktor Cair-Cair
Kontinyu.

3. Kolom Ekstraksi
Serupa seperti yang telah dikenal pada kolom rektifikasi atau sorpsi, dalam sebuah kolom
ekstraksi vertical bahan ekstraksi cair dan pelarut saling dikontakkan dengan arah aliran yang
berlawanan.Dengan bantuan pompa, cairan yang lebih ringan dimasukkan dari bagian bawah, dan
cairan yang lebih berat dari bagian atas kolom secara terus menerus.
Di dalam kolom berulangkali terjadi proses yang sama, yaitu pencampuran yang intensif
antara kedua cairan agar terjadi perpindahan massa. Pristiwa itu sedapat mungkin diikuti dengan
pemisahan yang sempurna dari kedua fasa.Namun di dalam kolom, proses ini dan tahap ekstraksi
sering kali tidak dapat lagi dibedakan.Bidang batas antara fasa berat dan fasa ringan terdapat pada
ujung atas atau ujung bawah kolom.Kedudukannya dipertahankan konstan oleh sebuah pengatur
tinggi permukaan, yang mengendalikan pembuangan fasa berat.

4. Perangkat Pencampur-Pemisah
Dengan bantuan pompa, bahan ekstraksi cair dan pelarut dialirkan dengan arah berlawanan ke
dalam ekstraktor yang terdiri atas tangki-tangki pengaduk dan 5 pemisah yang dihubungkan
secara seri.Perangkat ini kebanyakan hanya sesuai untuk bahan ekstraksi yang tidak cenderung
membentuk emulsi dan mempunyai kerapatan yang sangat berbeda dari pelarutnya.

5. Ekstraktor Sentrifugal
Ektsraktor ini memanfaatkan gaya sentrifugal untuk pemisah fasa. Hal ini akan
menguntungkan bila pelarut, walaupun memiliki selektivitas yang tinggi, hanya mempunyai
perbedaan kerapatan yang sangat kecil dengan bahan ekstraksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS EKSTRAKSI
1. Ekstraksi secara dingin
 Maserasi
Merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung
komponen kimiayang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan
lilin (Sudjadi, 1988).
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain
waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan
lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras
seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut : Modifikasi maserasi
melingkar, modifikasi maserasi digesti, modifikasi maserasi melingkar bertingkat, modifikasi
maserasi modifikasi dengan mesin pengaduk (Sudjadi, 1988).
 Soxhletasi
Merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan
sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin
balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu
alas bulat setelah melewati pipa sifon (Sudjadi, 1988).

Keuntungan metode ini adalah :


Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan
secara langsung, digunakan pelarut yang lebih sedikit, pemanasannya dapat diatu (Sudjadi, 1988).

Kerugian dari metode ini :


1. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-
menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
2. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut
tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut
yang lebih banyak untuk melarutkannya.
3. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan
titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di
bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif
(Sudjadi,1988).
 Perkolasi
Perkolasi  adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah
dibasahi. Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak.
Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan
metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien (Sutriani, L. 2008).
2. Ekstraksi secara panas
 Metode refluks
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel
yangmempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari
operator (Sutriani, L. 2008).
 Metode destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial)
dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang
mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih
tinggi pada tekanan udara normal (Sutriani, L. 2008).

B. PRINSIP EKSTRAKSI
 Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyariyang
sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk
kedalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan didalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan
diganti olehcairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadikeseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh
dipisahkan dan filtratnyadipekatkan.
 Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,
kemudiansimplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori,
cairan penyaridialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan
zat aktif dalamsel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh
karena gravitasi,kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke
bawah. Perkolat yangdiperoleh dikumpulkan, lalu dipek
 Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam
klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu
alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan
penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui
pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna,
tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dandipekatkan.
 Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas
bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi padakondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali
menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian
seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Kolom fraksi industri yang seluruhnya menggunakan refluks

 Prinsip Destilasi Uap Air


Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda. Air
dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi
minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi
menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak
menguapakan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
Alat Destilasi dan Fungsinya

 Labu Destilasi : Berfungsi untuk wadah atau tempat sebuah campuran zat cair yang akan didestilasi.
 Steel Head : Berfungsi untuk penyalur uap atau gas yang akan dimasukkan ke alat pendingin
(kondensor).
 Thermometer : Thermometer umumnya dipakai untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi
selama proses destilasi berlangsung.
 Kondensor : Berfungsi sebagai aliran uap hasil reaksi serta untuk aliran air keran.
 Labu Didih : Berfungsi untuk wadah sampel. Contohnya seperti memisahkan alkohol dan air. Pipa
dalam = pipa destilasi.
 Adaptor : Berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi yang telah terkondisi untuk disalurkan ke
penampung yang sudah disediakan.
 Mantel : Berfungsi untuk memanaskan bahan di dalamnya.

 Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran
dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan
oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan
menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.

Bagian-Bagian Rotary Evaporator

 Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang diinginkan
(tergantung titik didih dari pelarut)
 Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas yang berisi 
 Ujung rotor Penampung : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.
 Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya disedot oleh
pompa vakum.
 Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan fasa, dari fasa gas
ke fasa cair.
 Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
 Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.
 Ujung rotor Penampung : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung bergantung.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan 

1. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut.


2. Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik.
3. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses
distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
4. Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu,
danekstraksi counter current.
5. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam sampel.
6. Metode ekstraksi mencakup ekstraksi secara dingin dan ekstraksi secara
panas. Ekstraksi secaradingin terdiri dari metode maserasi dan metode perkolasi. Ekstraksi secara
panas terdiri darimetode refluks dan metode destilasi uap.
DAFTAR PUSTAKA

Day.2002. Analisis Kimia Kuantitatif .Jakarta: Erlangga.

Khamidinal.2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Oxtoby , David. 2001. Kimia Modern Edisi Ke Empat Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai