D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : HENDI LUMBAN GAOL
NIM : 160204015
DOSEN PENGAJAR :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Tentang Metode
Penugasan Fungsional dan Metode Kasus dalam ruang rawat. Saya sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
1. Metode Fungsional
Metode ini diterapkan dalam penguasaan pekerja didunia industri ketika setiap
pekerja dipusatkan pada saatu tugas atau aktifitas. Dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan menggunakan metode fungsional, setiap perawat
mempperoleh suatu tugas (kemungkinan bisa lebih) untuk semua pasien diunit/ruang
tempat perawat tersebut bekerja. Disatu unit/ruangan, seorang perawat diberikan tugas
mennyuntik maka perawat tersebut bertanggung jawab untuk memberikan program
pengobatan melalui suntikan kepada semua pasien di unit/ruangan tersebut. Contoh
penugasan yang lain adalah membagi obat per oral, mengganti balut, pendidikan
kesehatan pada pasien yang akan pulang, dan sebagainya.
Metode fungsional ini efisien, akan tetapi penugasan seperti ini tidak dapat
memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat. Keberhasilan asuhan
keperawatan secara menyeluruh tidak bias dicapai dengan metode ini karena asuhan
keperawatan yang dibeikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai tugas yang
dibebankan kepada perawat. Disamping itu asuhan keperawatan yang diberikan tidak
professional yang berdasarkan pada masalah pasien. Perawat senior cenderung akan
sibuk dengan tugas-tugas administrasi dan manajerial. Sementara asuhan keperawatan
kepada pasien dipercayakan kepada perawat junior. Sekalipun metode fungsional
dalam pemberian asuhan keperawatan ini membosankan perawat karena hanya
berorientasi pada tugas, tetapi metode ini baik dan berguna untuk situasi di rumah
sakit dengan ketenagaan perawat yang kurang. Metode ini juga dapat memberikan
kepuasan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan secara rutin.
a) Kelebihan dan Kelemahan metode fungsional
Penerapan metode fungsional dalam pemberiaan asuhan keperawatan kepada pasien
memiliki beberapa keuntungan. Kelebihan dan metode fungsional yaitu:
1) Perawat menjadi lebih terampil dalam melakukan satu tugas yang biasa menjadi
tanggung jawabnya.
2) Pekerjaan menjadi lebih efisien
3) Relative sedikit dibutuhkan tenaga perawat
4) Mudah dalam mengoordinasi pekerjaan
5) Terjadi proses distribusi dan pemantauan tugas atau pekerjaan
6) Perawat lebih mudah menyesuaikan dengan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya sehingga menjadi lebih cepat seleai.
Selain itu terdapat pula kelemahan nya, dimana perawat dalam membeikan asuhan
keperawatan tidak melihat pasien secara holistic dan tidak berfokus pada masalah
pasien sehingga tidak professional, tidak membeikan kepuasaan baik pada pasien
maupun pada perawat, dan kadang bisa terjadi saling melempar tanggung jawab bila
terjadi kesalahan.
2. Metode Kasus
Metode ini merupakan generasi kedua dan metode keperawatan primer (Zander,
1988). Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen
kasus dapat mengurangi pelayanan yang terpisah-pisahdan duplikasi. Rogers (1991)
menyoroti bahwa dengan pengaplikasian metode manajemen kasus akan berdampak
positif yaitu lama perawatan pasien menjadi lebih pendek.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai case
manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masukrumah sakit hingga
pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager,
perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan,
koordinasi, dan evaluasi.
a) Bersifat kontinue dan konfrehensif
d) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
.e) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
2) Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3) Melaksanakan semua rencana yang telah dibuat selama ini
5) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
6) Menerima dan menyesuaikan rencana.
7) Menyiapkan penyuluhan pulang.
8) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak
dengan lembaga sosial masyarakat.
9) Membuat jadwal perjanjian klinik.
10) Mengadakan kunjungan rumah.
3) Penugasan ditentukan oleh kepala jaga.
Kepala Perawat
1. Memimpin rapat
3. Membuat daftar dinas
4. Menyediakan material
5. Perencanaan, pengawasan, pengarahan
Perawat primer
1. Membuat perencanaan asuhan keperawatan
2. Mengadakan tindakan kolaborasi
3. Memimpin timbang terima
4. Mendelegasikan tugas
5. Memimpin ronde keperawatan
6. Evaluasi pemberian asuhan keperawatan
7. Bertanggung jawab terhadap klien
8. Memberi petunjuk jika klien akan pulang
9. Mengisi resume keperawatan
Perawat Associate
1. Memberikan asuhan keperawatan
2. Mengikuti timbang terima
3. Melaksanakan tugas yang didelegasikan·
4. Mendokumentasikan tindakan·
5.Melaporkan asuhan keperawatan yang dilaksanakan