Anda di halaman 1dari 13

PEMBANGUNAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH 220V PADA

PENYULANG RANDU GARUT 02 DI DESA LEMBAH SARI GUNA MENGATASI


DROP VOLTAGE

Makalah dituliskan dan disampaikan dalam seminar multidisiplin ilmu pada tanggal 08 Maret
2018 Di Universitas Diponegoro Semarang

Oleh :
Bryan Steveen
Dosen Pembimbing :
Ir. H. Saiful Manan, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
PEMBANGUNAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH 220V PADA
PENYULANG RANDU GARUT 02 DI DESA LEMBAH SARI GUNA MENGATASI
DROP VOLTAGE
2
Bryan Steven, Ir. H. Saiful Manan, MT.
2
Program Studi Teknik Elektro Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, S.H Tembalang Semarang
1
Email : steveenbryan29@gmail.com

ABSTRAK
Keandalan operasional jaringan merupakan kemampuan untuk mengoperasikan jaringan demi
meminimalisir jumlah listrik padam, salah satunya memasang jaringan baru guna mengatasi
tegangan jatuh pada jaringan distribusi rendah 220V dan mengurangi intensitas pemadaman
berkala pada konsumen.
Oleh karena itu pemasangan jaringan distribusi tegangan rendah yang baru yang sesuai dengan
SOP dapat mengatasi masalah jatuhnya tegangan yang terlalu tinggi di Desa Lembah Sari.
Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada penghantar karena
dapat menurunkan tegangan pada beban. Pemasangan Trafo Step Down satu Phasa dengan
jarak yang lebih dekat dengan beban dapat mengatasi adanya tengangan jatuh yang besar.
Pemasangan jaringan distribusi tegangan rendah yang baru menjadi sangat penting agar
penyaluran tenaga listrik dapat andal dan kontinyu serta peralatan tidak mudah mengalami
kerusakan karena seringnya terjadi pemadaman secara berkala.

Kata kunci : Jaringan distribusi tegangan rendah, Tegangan jatuh, dan keandalan.
1. PENDAHULUAN
Penyaluran daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen diperlukan suatu
jaringan tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari jaringan transmisi , jaringan distribusi
(sistem tegangan menengah dan tegangan rendah). Pada penyaluran energi listrik ke beban akan
mengalami rugi-rugi teknis (losses), yaitu rugi daya dan rugi energi, mulai dari pembangkit,
transmisi, dan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang
mensuplai daya listrik ke beban. Secara umum, baik buruknya sistem penyaluran dan distribusi
tenaga listrik terutama adalah ditinjau dari kualitas tegangan yang diterima oleh konsumen.
Perkembangan sistem kelistrikan saat ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dalam
penyaluran energi listrik. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi yaitu dengan mengurangi
rugi daya dan meminimalkan drop tegangan pada jaringan.
Drop tegangan pada sistem distribusi dapat terjadi pada jaringan tegangan menengah
(JTM), transformator distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan saluran rumah. PT. PLN
(Persero) merupakan salah satu perusahaan listrik yang melayani kebutuhan listrik masyarakat
dari kota hingga pedesaan. Untuk melayani kebutuhan listrik di pedesaan ini membutuhkan
saluran distribusi yang panjang. Hal ini disebabkan karna jauhnya beban dari pembangkit yang
tersedia. Salah satu contoh saluran distribusi ini berada di wilayah Desa Lembah Sari, Kota
Semarang yang harus dilayani kebutuhan listriknya oleh PT. PLN (Persero)

2
2. LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik.
Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik.
Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung berhubungan dan berada pada
lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus memenuhi persyaratan kualitas teknis
pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap
lingkungan.Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source)
sampai ke konsumen.Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah pembagian atau penyaluran
tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan) dan merupakan sub sistem tenaga listrik yang
langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan)
dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV
sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan
menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.
Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran
transmisi, dimana dalam hal ini kerugian dayaadalah sebanding dengan kuadrat arus yang
mengalir (I kwadrat R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus
yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran
transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada
gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik
dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu
distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi
sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi
sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusimerupakan bagian
yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Pada sistem penyaluran daya jarak
jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up.
Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi
antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada
daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan
menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari
titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan
berbeda-beda.
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu
Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN ( persero
adalah 127/220 V dan 220/380 V.

2.2 Jenis-Jenis Konstruksi Tegangan Rendah


Bagian – bagian daripada sendiri yaitu : Jenis konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
terdiri dari :

 Saluran Udara Tegangan Rendah Kabel pilin

 Saluran Udara Tegangan Rendah Bare Conductor

 Saluran Kabel tanah Tegangan Rendah


 Saluran Udara Tegangan Rendah dengan Kabel pilin (twisted cable) ini dapat
dikonstruksikan pada :
1. Tiang yang berdiri sendiri dengan panjang tiang 9 meter dan ditanam 1/6
kali 1) panjang tiang.
2. Di bawah jaringan saluran udara tegangan menengah2)
3. Pada dinding bangunan.
2.3 Peralatan Distribusi Tegangan Rendah
2.3.1 Tiang Beton

Gambar 2.3.1 Tiang Beton

Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau tiang besi
dengan panjang 9 meter.

2.3.2 Penghantar

Gambar 2.3.2 Penghantar

Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2Y) alumunium
twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti penghantar Fasa dan almelec/ alumunium
alloy sebagai netral.

3
2.3.3 Pole Bracket

Gambar 2.3.3 Pole Bracket

Ikatan pole bracket pada tiang memakai stainless teel strip atau baut galvanized M30 pada
posisi tidak melebihi 15 cm dari ujung tiang.

2.3.4 Strain Clamp

Gambar 2.3.4 Starin Clamp

Strain Clamp atau Clamp Tarik dipakai pada Pole Bracket tipe tension Bracket. Bagian
penghantar yang yang dijepit adalah adalah penghantar netral
2.3.5 Suspension Clamp

Gambar 2.3.5 Suspension Clamp

4
Fungsi Suspension Clamp adalah menngantungkan bagian penghantar netral pada tiang
dengan sudut lintasan jaringan sampai dengan 30 derajat.
2.3.6 Stainless Steel Strip

Gambar 2.3.6 Stainless Steel Strip


Pengikat Pole Bracket pada tiang yang diikat mati dengan stopping buckle. Dibutuhkan lebih
kurang 120 cm untuk tiap tiang

2.3.7 Tap Connector

Gambar 2.3.7 Tap Connector

Sambungan atau konektor merupakan benda yang selalu dan sangat diperlukan dalam
distribusi energi listrik. Bagaimana listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dapat
diedarkan dan disalurkan ke berbagai daerah sehingga dapat dinikmati oleh konsumen.

5
3. PEMBAHASAN
3.1 Survei Lapangan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, penentuan jalur kabel harus diidentifikasi,


kemungkinan perubahan jalur berdasarkan rencana konstruksi dapat dilakukan. Survey
dilakukan berdasarkan peta gambar rencana jaringan. Pelaksanaan survey bersamaan dengan
penentuan jalur pada garis tepi (garis sepadan jalan) dan jalan atau bangunan sesuai izin
pemerintah daerah setempat.
Survey jalur dan penentuan lokasi titik pendirian dilakukan sesuai dengan
peraturan pemerintah daerah, dan mengikuti garis sepadan jalan. Penentuan lokasi dilakukan
dengan Theodolit dan dua petugas dengan bantuan kompaSurvei lapangan yaitu suatu
kegiatan yang meliputi pekerjaan pemeriksaan ke lokasi. Survei di lapangan bertujuan untuk
mengetahui letak gangguan pada jaringan dan sebagai acuan pembangunan jaringan baru
guna mengatasi gangguan yang terjadi di Desa Lembah Sari. Survei lapangan juga sekaligus
malakukan perancangan secara awal jaringan baru dengan menggambarnya terlebih dahulu
sebagai acuan pembangunan tiang-tiang baru dan dan perencanaan baru pendistribusian ke
konsumen.

Gambar 3.1 Peta Survei Lapangan

3.2 Perencanaan Awal


Perencanaan rancangan merupakan persiapan untuk menyediakan alat-alat yang
dibutuhkan dalam pembangunan jaringan di Desa Lembah Sari. Perencanaan awal terdiri dari
alat-alat pendukung jaringan, setiap alat-alat yang dibutuhkan dan harus melalui persetujuan
asisten manajer dan supervisor teknik. Terlebih dahulu membuat perencanaan titik baru jaringan
yang akan di bangun. Titik-titik tiang pembangunan dan perencanaan jaringan digambar sebagai
acuan pembangunan nanti.

6
Gambar 3.2 Perencanaan Jaringan
3.3 Persiapan Pembangunan

Persiapan pembangunan meliputi persiapan logistic atau peralatan yang sudah tersedia, sumber
daya manusia sebagai tenaga ahli dan persiapan waktu pembanguna.

3.3.1 Logistik/Peralatan Keselamatan


Alat-alat keselamatan kerja minimal yang harus disediakan dan dipergunakan sesuai fungsi dan
spesifikasi antara lain : peralatan pelindung diri, sarung tangan elektrik dan mekanis, sabuk
pengaman, helm, tali temali, platform, kaca mata hitam/peliundung, sepatu kerja.

Gambar 3.3.1 Peralatan Keselamatan

3.3.2 Sumber Daya Manusia

Tiap pekerjaan yang berlangsung harus diawas untuk memastikan dilaksanakannya pekerjaan
yang aman dan mengikuti instruksi dan pedoman erja yang telah ditetapkan Setiap orang diawasi
berdasarkan tingkat kemampuan dan tingkat resiko tugasnya. Pengawas harus serta
mengidentifikasi bahaya dan melakukan upaya pengendalian. Pengawas harus serta dalam
pelaporan dan penyelidikan.

7
Gambar 3.3.2 Tenaga Ahli/Teknisi
3.3.3 Waktu Pembangunan
Waktu Kegiatan
22 Januari 2018 Survei
23 Januari 2018 Perencanaan Anggaran
24 Januari 2018 Pengambilan bahan/alat di Gudang
25 Januari 2018 Penanaman tiang beton
26 Januari 2018 Pembangunan jaringan baru

Tabel 3.3.3 Waktu Pembangunan


3.4 Pembangunan Jaringan Tegangan Rendah
Setelah hasil survei dan peralatan pembangunan sudah tersedia maka pembangunan jaringan di
Desa Lembah sari mulai dibangun dengan tahan tahan sebagai berikut :
3.4.1 Penanaman Tiang Beton

Gambar 3.4.1 Penanaman Tiang Beton


Lubang untuk mendirikan tiang digali dengan lebar lubang galian dua kali diameter
bagian bawah tiang. Kedalaman lubang 1/6 kali panjang tiang + 10 cm. Pengamanan lingkungan
perlu diperhatikan khususnya pada saat pendirian tiang. Tiang beton tidak boleh terjatuh /
terbanting. Transportasi tiang dengan trailer kecil. Pelaksanaan pendirian harus menggunakan
katrol dengan kapasitas 3 ton. Tiang tidak boleh didirikan miring namun dapat diberikan
toleransi kemiringan 5 derajat.

8
3.4.2 Pemasangan Konstruksi Atas Tiang
Pemasangan konstruksi Fixed Dead End (FDE), Adjustable Dead End (ADE) dan Suspension
(SS) tidak kurang 10 cm dari ujung atas tiang. Konstruksi 2 jalur saluran udara dapat dilakukan
secara bersisian. Jarak antara 2 (dua) pole bracket tidak kurang dari 30 cm.

Gambar 3.4.2 Pemasangan Konstruksi Atas Tianh


3.4.3 Penarikan Penghantar
Penarikan kabel pilin tidak boleh menyebabkan bundle kabel terurai, khususnya pada saat
pengaturan sag. Besarnya kekuatan mekanis penarikan dikontrol pada dynamometer dan dihitung
berdasarkan jarak gawang ekivalent dan besar andongan.

Gambar 3.4.3 Penarikan Penghantar

3.4.4 Penyambungan dan Sadapan Penghantar


Sambungan antar penghantar dilakukan dengan Compression Joint Sleeve. Sadapan atau
pencabangan dan sambungan pelayanan dilakukan dengan menggunakan konektor jenis
Hydraulic Pressed Connector yang kokoh atau konektor berbadan logam berisolasi kedap air.
Sambungan antar penghantar tidak menahan /memikul beban mekanis. Tidak boleh melakukan
sambungan penghantar netral pada lokasi ditengah antara dua tiang.

9
Gambar 3.4.4 Penyambungan dan Sadapan Penghantar

3.4.5 Pemasangan Sambungan ke Trafo


Pemasangan Sambungan baru ke Trafo terdekat dengan titik beban yang mengalami
jatuhnya tegangan pada jaringan distribusi tegangan rendah pada desa Lembah Sari. Trafo yang
digunakan berkapasitas 100 kVA yang terdapat pada PT. Nuclear.

Gambar 3.4.5 Pemasangan Sambungan ke Trafo

3.4.5 Penyelesaian Akhir


Penyelesaian akhir dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan fisik juga pemasangan
pembumian dan jangkar tiang. Pemangkasan pohon dilakukan untuk menjaga jarak aman
terhadap lingkungan. Pengerasan dudukan tiang dan pengokohan topang tarik/topang tekan .
Pemeriksaan sambungan penghantar sesuai dengan urutan fasa dan pemeriksaan fisik konstruksi
jaringan dilakukan khususnya pada tiang penyangga, tiang sudut, tiang tengah/penumpu, tiang
akhir.

1
4. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari kerja praktik yang saya laksanakan di PT. PLN
(Persero) Rayon Semarang Barat :

1. Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Semarang Barat


terdiri dari Manager, Supervisi Teknik, Supervisi Transaksi
Energi dan Supervisi Administrasi.
2. Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada
suatu penghantar. Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik
secara umum berbanding lurus dengan panjang saluran dan
beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang
penghantar.
3. Jatuhnya Tegangan di Desa Lembah Sari terjadi karena panjang
tegangan ke titik beban tidak memenuhi standar (terlalu jauh ke
titik beban).
4. Pembangunan jaringan distribusi tegangan distribusi 220 V yang
baru mengatasi masalah jatuhnya tegangan di Desa Lembah
Sari.

4.2 SARAN
Selama mengikuti kerja praktik di PT. PLN (Persero) Rayon Semarang Barat, maka saya
dapat memberikan sedikit saran sebagai berikut :

1. Pemeliharaan jaringan distribusi tegangan rendah 220 V harus


dilaksanakan secara berkelanjutan dan terjadwal mengingat di
lapangan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Pengecekan secara berkala harus dilakukan guna dapat
meminimalisir gangguan yang terjadi yang dapat menimbulkan
berkurangnya kehandalan pada jaringan distribusi tegangan
rendah 200 V terutama di Desa Lembah Sari.

Akhir kata saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada PT. PLN (Persero) Rayon
Semarang Barat yang telah bersedia membimbing dan memberikan kesempatan untuk dapat
melaksanakan kerja praktik.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. SNI NO. 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.2008. “Buku Pedoman
Standart Konstruksi Jaringan Distribusi”.Semarang: PT.PLN (Persero).
3. PT. PLN (Persero).2010.”Buku 3 :Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
Tenaga Listrik”.Jakarta: PT.PLN(Persero).
4. https:// robyandri67.wordpress.com/2015/07/15/pemeliharaan- jaringan- distribusi/

Pertanyaan :
1. Apa fungsinya pada Normally Close dan Normally open, jelaskan masing-masing fungsi
tersebut?
Pada normally close akan menambahkan beban pada lokasi jaringan tersebut, dikarenakan absw
ini ditempatkan dari penyulang satu ke penyulang yang lainnya, untuk meminimalkan daerah
padam, pada Normmally open ini untuk memisahkan jaringan pada lokasi tersebut.
2. tadi sudah dijelaskan tentang permasalahan pada absw, kenapa itu bisa terjadi, tolong jelaskan
?
Kople stang handle, Kopel operating rod dan Kontak gerak macet atau aus di karenakan sering
di operasikan peralatan ini, ada juga pada stang handle dan kopel yang kurang akurat ini dan
patah bisa dikarenakan pada badai saat hujan mengakibatkan mekanik tersebut rusak.
3. tadi udah dijelasin tentang fungsi perbedannya NO dan NC, coba jelaskan pada saat apa
perubahan Normally open menjadi Nomarlly Close atau kebalikannya?
NC ke No bisa dioperasikan pada saat pemeliharan pada jaringan yang akan ada pemeliharaan
atau bisa juga untuk meminimalisir pemadaman pada jaringan tersebut dan sebaliknya.

12

Anda mungkin juga menyukai