Jurnal KP Bryan
Jurnal KP Bryan
Makalah dituliskan dan disampaikan dalam seminar multidisiplin ilmu pada tanggal 08 Maret
2018 Di Universitas Diponegoro Semarang
Oleh :
Bryan Steveen
Dosen Pembimbing :
Ir. H. Saiful Manan, MT
ABSTRAK
Keandalan operasional jaringan merupakan kemampuan untuk mengoperasikan jaringan demi
meminimalisir jumlah listrik padam, salah satunya memasang jaringan baru guna mengatasi
tegangan jatuh pada jaringan distribusi rendah 220V dan mengurangi intensitas pemadaman
berkala pada konsumen.
Oleh karena itu pemasangan jaringan distribusi tegangan rendah yang baru yang sesuai dengan
SOP dapat mengatasi masalah jatuhnya tegangan yang terlalu tinggi di Desa Lembah Sari.
Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada penghantar karena
dapat menurunkan tegangan pada beban. Pemasangan Trafo Step Down satu Phasa dengan
jarak yang lebih dekat dengan beban dapat mengatasi adanya tengangan jatuh yang besar.
Pemasangan jaringan distribusi tegangan rendah yang baru menjadi sangat penting agar
penyaluran tenaga listrik dapat andal dan kontinyu serta peralatan tidak mudah mengalami
kerusakan karena seringnya terjadi pemadaman secara berkala.
Kata kunci : Jaringan distribusi tegangan rendah, Tegangan jatuh, dan keandalan.
1. PENDAHULUAN
Penyaluran daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen diperlukan suatu
jaringan tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari jaringan transmisi , jaringan distribusi
(sistem tegangan menengah dan tegangan rendah). Pada penyaluran energi listrik ke beban akan
mengalami rugi-rugi teknis (losses), yaitu rugi daya dan rugi energi, mulai dari pembangkit,
transmisi, dan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang
mensuplai daya listrik ke beban. Secara umum, baik buruknya sistem penyaluran dan distribusi
tenaga listrik terutama adalah ditinjau dari kualitas tegangan yang diterima oleh konsumen.
Perkembangan sistem kelistrikan saat ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dalam
penyaluran energi listrik. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi yaitu dengan mengurangi
rugi daya dan meminimalkan drop tegangan pada jaringan.
Drop tegangan pada sistem distribusi dapat terjadi pada jaringan tegangan menengah
(JTM), transformator distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan saluran rumah. PT. PLN
(Persero) merupakan salah satu perusahaan listrik yang melayani kebutuhan listrik masyarakat
dari kota hingga pedesaan. Untuk melayani kebutuhan listrik di pedesaan ini membutuhkan
saluran distribusi yang panjang. Hal ini disebabkan karna jauhnya beban dari pembangkit yang
tersedia. Salah satu contoh saluran distribusi ini berada di wilayah Desa Lembah Sari, Kota
Semarang yang harus dilayani kebutuhan listriknya oleh PT. PLN (Persero)
2
2. LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik.
Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik.
Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung berhubungan dan berada pada
lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus memenuhi persyaratan kualitas teknis
pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap
lingkungan.Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source)
sampai ke konsumen.Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah pembagian atau penyaluran
tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan) dan merupakan sub sistem tenaga listrik yang
langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan)
dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV
sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan
menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.
Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran
transmisi, dimana dalam hal ini kerugian dayaadalah sebanding dengan kuadrat arus yang
mengalir (I kwadrat R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus
yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran
transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada
gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik
dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu
distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi
sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi
sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusimerupakan bagian
yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Pada sistem penyaluran daya jarak
jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up.
Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi
antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada
daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan
menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari
titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan
berbeda-beda.
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu
Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN ( persero
adalah 127/220 V dan 220/380 V.
Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau tiang besi
dengan panjang 9 meter.
2.3.2 Penghantar
Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2Y) alumunium
twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti penghantar Fasa dan almelec/ alumunium
alloy sebagai netral.
3
2.3.3 Pole Bracket
Ikatan pole bracket pada tiang memakai stainless teel strip atau baut galvanized M30 pada
posisi tidak melebihi 15 cm dari ujung tiang.
Strain Clamp atau Clamp Tarik dipakai pada Pole Bracket tipe tension Bracket. Bagian
penghantar yang yang dijepit adalah adalah penghantar netral
2.3.5 Suspension Clamp
4
Fungsi Suspension Clamp adalah menngantungkan bagian penghantar netral pada tiang
dengan sudut lintasan jaringan sampai dengan 30 derajat.
2.3.6 Stainless Steel Strip
Sambungan atau konektor merupakan benda yang selalu dan sangat diperlukan dalam
distribusi energi listrik. Bagaimana listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dapat
diedarkan dan disalurkan ke berbagai daerah sehingga dapat dinikmati oleh konsumen.
5
3. PEMBAHASAN
3.1 Survei Lapangan
6
Gambar 3.2 Perencanaan Jaringan
3.3 Persiapan Pembangunan
Persiapan pembangunan meliputi persiapan logistic atau peralatan yang sudah tersedia, sumber
daya manusia sebagai tenaga ahli dan persiapan waktu pembanguna.
Tiap pekerjaan yang berlangsung harus diawas untuk memastikan dilaksanakannya pekerjaan
yang aman dan mengikuti instruksi dan pedoman erja yang telah ditetapkan Setiap orang diawasi
berdasarkan tingkat kemampuan dan tingkat resiko tugasnya. Pengawas harus serta
mengidentifikasi bahaya dan melakukan upaya pengendalian. Pengawas harus serta dalam
pelaporan dan penyelidikan.
7
Gambar 3.3.2 Tenaga Ahli/Teknisi
3.3.3 Waktu Pembangunan
Waktu Kegiatan
22 Januari 2018 Survei
23 Januari 2018 Perencanaan Anggaran
24 Januari 2018 Pengambilan bahan/alat di Gudang
25 Januari 2018 Penanaman tiang beton
26 Januari 2018 Pembangunan jaringan baru
8
3.4.2 Pemasangan Konstruksi Atas Tiang
Pemasangan konstruksi Fixed Dead End (FDE), Adjustable Dead End (ADE) dan Suspension
(SS) tidak kurang 10 cm dari ujung atas tiang. Konstruksi 2 jalur saluran udara dapat dilakukan
secara bersisian. Jarak antara 2 (dua) pole bracket tidak kurang dari 30 cm.
9
Gambar 3.4.4 Penyambungan dan Sadapan Penghantar
1
4. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari kerja praktik yang saya laksanakan di PT. PLN
(Persero) Rayon Semarang Barat :
4.2 SARAN
Selama mengikuti kerja praktik di PT. PLN (Persero) Rayon Semarang Barat, maka saya
dapat memberikan sedikit saran sebagai berikut :
Akhir kata saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada PT. PLN (Persero) Rayon
Semarang Barat yang telah bersedia membimbing dan memberikan kesempatan untuk dapat
melaksanakan kerja praktik.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. SNI NO. 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.2008. “Buku Pedoman
Standart Konstruksi Jaringan Distribusi”.Semarang: PT.PLN (Persero).
3. PT. PLN (Persero).2010.”Buku 3 :Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
Tenaga Listrik”.Jakarta: PT.PLN(Persero).
4. https:// robyandri67.wordpress.com/2015/07/15/pemeliharaan- jaringan- distribusi/
Pertanyaan :
1. Apa fungsinya pada Normally Close dan Normally open, jelaskan masing-masing fungsi
tersebut?
Pada normally close akan menambahkan beban pada lokasi jaringan tersebut, dikarenakan absw
ini ditempatkan dari penyulang satu ke penyulang yang lainnya, untuk meminimalkan daerah
padam, pada Normmally open ini untuk memisahkan jaringan pada lokasi tersebut.
2. tadi sudah dijelaskan tentang permasalahan pada absw, kenapa itu bisa terjadi, tolong jelaskan
?
Kople stang handle, Kopel operating rod dan Kontak gerak macet atau aus di karenakan sering
di operasikan peralatan ini, ada juga pada stang handle dan kopel yang kurang akurat ini dan
patah bisa dikarenakan pada badai saat hujan mengakibatkan mekanik tersebut rusak.
3. tadi udah dijelasin tentang fungsi perbedannya NO dan NC, coba jelaskan pada saat apa
perubahan Normally open menjadi Nomarlly Close atau kebalikannya?
NC ke No bisa dioperasikan pada saat pemeliharan pada jaringan yang akan ada pemeliharaan
atau bisa juga untuk meminimalisir pemadaman pada jaringan tersebut dan sebaliknya.
12