Hemat Listrik Dengan Ballast Elektronik2
Hemat Listrik Dengan Ballast Elektronik2
Lampu tabung Neon (Fluorescent Lamp) adalah lampu tabung yang terbuat dari kaca yang
didalamnya berisi gas argon dan dikedua ujungnya terdapat filamen elektroda. Untuk
menyalakan lampu neon ini dibutuhkan alat yang disebut Ballast.
Pada umumnya masyarakat kita lebih mengenal Ballast konvensional yang terbuat dari
lempengan besi yang didalamnya terdapat kumparan kawat tembaga/spul. Namun ballast jenis
konvensional ini banyak kelemahannya.
Belasan tahun yang silam, para ahli elektronika telah menemukan suatu sistem penyalaan lampu
neon dengan menggunakan frekuensi tinggi yang kemudian dikenal dengan nama Ballast
Elektronik. Saat ini sudah banyak lampu yang sudah dilengkapi dengan ballast elektronik namun
terbatas pada jenis lampu-lampu SL, PLE-C, PLE-T untuk penerangan biasa seperti pemasangan
di rumah dengan daya kecil yang dipasang langsung ke fitting misalnya fitting E27. Lalu
bagaimana dengan lampu TL untuk di perkantoran, gedung-gedung dan industri yang masih
menggunakan Ballast konvensional dan Starter sebagai pemicunya?
Dengan perkembangan teknologi tersebut dan himbauan pemerintah tentang masalah hemat
energi maka kami menghadirkan Ballast Elektronik TOPFLASH.
Contoh Kasus:
Sebuah kantor akan dipasang lampu jenis TKI 2x36 Watt pada tegangan 220 Volt sebanyak 50
titik yang akan menyala dari jam 08.00 s/d 18.00. Sebelum dipasang perencana listrik terlebih
dahulu melakukan analisa Ballast jenis apa yang cocok untuk dipasang agar dapat menghemat
pemakaian listrik, tidak ada flicker dan umur lampu lebih tahan lama?
Lampu tabung Neon (Fluorescent Lamp) adalah lampu tabung yang terbuat dari kaca yang
didalamnya berisi gas argon dan dikedua ujungnya terdapat filamen elektroda. Untuk
menyalakan lampu neon ini dibutuhkan alat yang disebut Ballast.
Pada umumnya masyarakat kita lebih mengenal Ballast konvensional yang terbuat dari
lempengan besi yang didalamnya terdapat kumparan kawat tembaga/spul. Namun ballast jenis
konvensional ini banyak kelemahannya.
Belasan tahun yang silam, para ahli elektronika telah menemukan suatu sistem penyalaan lampu
neon dengan menggunakan frekuensi tinggi yang kemudian dikenal dengan nama Ballast
Elektronik. Saat ini sudah banyak lampu yang sudah dilengkapi dengan ballast elektronik namun
terbatas pada jenis lampu-lampu SL, PLE-C, PLE-T untuk penerangan biasa seperti pemasangan
di rumah dengan daya kecil yang dipasang langsung ke fitting misalnya fitting E27. Lalu
bagaimana dengan lampu TL untuk di perkantoran, gedung-gedung dan industri yang masih
menggunakan Ballast konvensional dan Starter sebagai pemicunya?
Dengan perkembangan teknologi tersebut dan himbauan pemerintah tentang masalah hemat
energi maka kami menghadirkan Ballast Elektronik TOPFLASH.
Contoh Kasus:
Sebuah kantor akan dipasang lampu jenis TKI 2x36 Watt pada tegangan 220 Volt sebanyak 50
titik yang akan menyala dari jam 08.00 s/d 18.00. Sebelum dipasang perencana listrik terlebih
dahulu melakukan analisa Ballast jenis apa yang cocok untuk dipasang agar dapat menghemat
pemakaian listrik, tidak ada flicker dan umur lampu lebih tahan lama?
Memakai Ballast Konvensional (Cos phi = 0,48)
I = (2 x 36 Watt) : (220 Volt x 0,48) = 0,682 Ampere
P = 0,682 Ampere x 220 Volt = 150,04 Watt
Kesimpulan: