Anda di halaman 1dari 4

Resistansi atau hambatan merupakan perbandingan antara tegangan listrik

dari suatu komponen elektroniknya (misalnya resistor) dengan arus listrik yang
melewatinya. Alat yang digunakan untuk menghambat arus listrik adalah resistor.
Adapun variable yang diperoleh dari hasil praktikum, yakni variable kontrol
adalah resistansi resistor, R dengan satuan ohm (Ω), variabel manipulasi adalah
tenagan sumber, VS dengan satuan volt (V), dan variabel respon adalah tengan
(Volt) dan kuat arus dengan satuan ampere (A). Pada praktikum ini, dilakukan
pengukuran resistansi menggunakan metode Voltmeter-Amperemeter dengan
menggunakan 2 buah resistor yakni resistor 1 yakni│110.3±5│Ω dan resistor 2
yakni │100000 ±5│.
Pada resistor pertama sebesar │110.3±5│Ω, terlebih dahulu yang
dihitung adalah tegangannya, yakni tegangan awalnya sebesar 2 volt. Pada posisi
komutator 1 tegangan yang diperoleh secara berturut-turut adalah 2 volt, 3 volt, 4
volt, 5 volt, 6 volt, 7 volt, 8 volt.Adapun kuat arus yang dihasilakan dari hasil
pengukuran secara berturut-turut adalah 16.5 mA, 25.6 mA, 34.8 mA, 44.1
mA,62.30 mA, serta 71.30 mA. Sedangkan untuk posisi komutator 2 yang
diperoleh secara berturut-turut sebesar 2 volt, 3 volt, 4 volt, 5 volt, 6 volt, 7 volt, 8
volt. Adapun kuat arus yang dihasilakan dari hasil pengukuran secara berturut-
turut adalah 16.9 mA,26.3 mA, 36.3 mA, 45.2 mA, 54.6 mA, 64.0 mA,73.5 mA.
Dari hasil yang diperoleh, terlihat bahwa arus cenderung mengalami kenaikan
seiring dengan bertambahnya tegangan. Saat tegangan dinaikkan, maka arus juga
ikut bertambah. Ketika posisi komutator dipindahkan pada posisi 2 dengan
memberikan tegangan yang sama pada posisi komutator pertama maka dapat
dilihat bahwa nilai arus pun cenderung sama mengalami kenaikkan antara posisi
pertama komutator dan posisi komutator pada saat berada pada posisi 2 dengan
melihat bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan pada hasil pembacaan arus
maka dapat ikatakan ini menunjukkan pengukuran tahanan rendah.
Pada hasil analisis grafik yang dilakukan, diperoleh nilai resistansi saat
posisi komutator pertama yaitu |109.1±2.2|Ω sedangkan pada saat berada pada
posisi komutator 2 maka nilai resistansinya yakni |106.3±2.2|Ω
Pada resistor kedua sebesar │100.000 ±5│Ω, dengan tegangan awalnya
sebesar 2 volt. Pada posisi komutator 1 tegangan yang diperoleh secara berturut-
turut adalah 2 volt, 3 volt, 4 volt, 5 volt, 6 volt, 7 volt, 8 volt. Adapun kuat arus
yang dihasilkan dari hasil pengukuran secara berturut-turut adalah 20.7 μA, 30.0
μA, 40.1 μA, 50.0 μA, 60.0 μA, 70.0 μA serta 80.1μA. Sedangkan untuk posisi
komutator 2 yang diperoleh secara berturut-turut sebesar 2 volt, 3 volt, 4 volt, 5
volt, 6 volt, 7 volt, 8 volt. Adapun kuat arus yang dihasilkan dari hasil pengukuran
secara berturut-turut adalah 20.7 μA, 31.2 μA, 41.1 μA, 51.1 μA, 61.0 μA, 71.4 μ
A serta 81.6μA diperoleh pada saat komutator berada pada posisi pertama dan
kedua terlihat bahwa hasil pengukuran serta pembacaan pada resistor sama yaitu
apabila tegangan yang diberi kemudian dinaikkan maka nilai arusnya ikut
mengalami kenaikan. Ketika saklar dipindahkan dari posisi komutator 1 ke posisi
komutator kedua mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya tegangan dan
tidak terjadi penurunan arus sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
pengukuran tahanan tinggi.
Dari hasil analisis grafik yaitu perbandingan antara kuat arus dan tegangan
pada resistor pertama untuk komutator pada posisi 1, diperoleh nilai resistansi
terhitung sebesar 109.12 Ω. Sedangkan nilai resistansi yang tertera sebesar 100 Ω.
Dari hasil tersebut diperoleh kesalahan sebesar 8.72 %. Untuk posisi komutator 2,
diperoleh nilai resistansi terhitung sebesar 106.26 Ω, sedangkan nilai resistansi
terukur sebesar 100 Ω. Dari hasil tersebut diperoleh kesalahan sebesar 6.07 %.
Pada resistor kedua untuk komutator pada posisi 1, diperoleh nilai resistansi
terhitung sebesar 100.68 kΩ. Sedangkan nilai resistansi yang tertera sebesar 100
kΩ. Dari hasil tersebut diperoleh kesalahan sebesar 0.68 %. Untuk posisi
komutator 2, diperoleh nilai resistansi terhitung sebesar 98.94 kΩ, sedangkan nilai
resistansi terukur sebesar 100 kΩ. Dari hasil tersebut diperoleh kesalahan sebesar
0,53%. Adanya perbedaan hasil dari nilai resistansi terukur dan nilai resistansi
memiliki perbedaan meskipun tidak terlalu mengalami perbedaan, hal ini
disebabkan akibat alat ukur yang digunakan dalam keadaan tidak baik, serta
kurangnya ketelitian praktikan saat pengambilan data serta terburu-burunya
melakukan pengambilan data

Anda mungkin juga menyukai