BAB III Artikel PH
BAB III Artikel PH
TINJUAN PUSTAKA
normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan
Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas.7
Proses penuaan merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari
dalam fase kehidupan.8 Tahap dewasa merupakan tahap tubuh yang mencapai titik
berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam tubuh.9 Sebagai akibatnya, tubuh
sosial.7 Secara biologis lansia mengalami proses penuaan yang secara terus
menerus dan ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga lansia
semakin rentan terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kematian. 8 Hal ini
disebabkan karena terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan
7
8
1. Pralansia (prasenilis)
2. Lansia
4. Lansia potensial
menghasilkan barang/jasa.
2. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun
a. Perubahan fisik
b. Perubahan mental
c. Perubahan psikososial
d. Perkembangan spiritual.
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia erat kaitannya dengan perubahan
tersebut jika tidak teratasi dengan baik cenderung akan mempengaruhi kesehatan
Secara umum, perubahan yang terjadi pada rongga mulut lansia antara lain:12
yang buruk.
b. Perubahan enamel
c. Perubahan sementum
d. Perubahan dentin
2. Dentin sklerosis
peritubular.
e. Perubahan pulpa
1. Perbedaan antara pulpa gigi individu tua dengan gigi individu muda
1. Jaringan ikat gingiva menjadi lebih padat dan bertekstur kasar pada
penuaan
rongga mulut yang terjadi pada lansia antara lain mulut kering, warna pucat
menurun.14 Penurunan ini terjadi pada semua tingkat seluler, organ, dan sistem. 15
Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kejadian penyakit pada lansia baik
akut maupun kronik, dengan meningkatnya gangguan penyakit pada lanjut usia
maka dapat menyebabkan perubahan pada kualitas hidup lanjut usia. 15 Penyakit-
Kesehatan gigi atau sering disebut kesehatan mulut adalah keadaan rongga
mulut termasuk gigi geligi dan struktur serta jaringan pendukungnya yang bebas
dari penyakit dan rasa sakit yang berfungsi secara optimal menjadikan rasa
percaya diri serta hubungan interpersonal dalam tingkatan paling tinggi. 7 Akan
tetapi, pada keadaan lanjut usia biasanya terjadi penurunan tingkat kebersihan gigi
12
dan mulut serta masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada lansia,
2.4 Karies
Karies gigi adalah penyakit ireversibel yang disebabkan oleh mikroba pada
jaringan terkalsifikasi gigi yang ditandai oleh terjadinya proses demineralisasi dari
Karies dapat terjadi pada semua permukaan gigi di rongga mulut dan dapat
mengenai semua jaringan keras gigi seperti email, dentin, dan sementum. Karies
terbentuknya kavitas. Proses demineralisasi ini akan terjadi saat pH kurang dari
5,5.17
penyebab karies, yaitu: bakteri, substrat, host, dan waktu. Karies hanya akan
Gambar 2.1. Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab karies. Karies akan
A. Mikroorganisme
alami, lunak dan translucent yang melekat dan terakumulasi di permukaan gigi.
Plak yang berisi banyak bakteri ini dapat terbentuk pada semua permukaan gigi.18
B. Host
1. Struktur gigi.
Faktor gigi merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembentukan
karies yaitu lokasi, morfologi, permukaan, tipe, susunan dalam lengkung gigi,
komposisi, struktur, dan usia post erupsi gigi.18 Beberapa area pada gigi dapat
lebih rentan terhadap karies akibat adanya perbedaan kandungan mineral seperti
fluor. Area pit dan fisur pada gigi posterior lebih sering terbentuk karies karena
mudahnya sisa makanan terjebak, oleh karena itu permukaan oklusal gigi molar
lebih sering terkena karies daripada permukaan lingual gigi anterior. Struktur
organik, dan 4-12% air, sedangkan dentin memiliki 45-50% hydroxyapatite, 30%
2. Saliva
disebabkan oleh bakteri. Saliva juga berfungsi sebagai pembersihan mekanik yang
sangat efektif untuk membuang debris makanan dan mikroorganisme oral yang
tidak melekat. Fungsi saliva yang lain adalah sebagai buffer yang dapat
15
menetralkan pH asam hasil dari metabolisme oleh bakteri. Pada saliva, komponen
Pada daerah tepi gingiva, gigi akan dibasahi oleh cairan celah gingiva yang
C. Substrat
karbohidrat ini akan menjadi substrat untuk pembuatan asam untuk bakteri dan
sintesa polisakarida ekstra sel.20 Karbohidrat yang paling berperan dalam etiologi
karies gigi adalah sukrosa. Selama sukrosa terdapat di dalam plak, enzim glukosil
plak dan fruktosa, yang kemudian dapat difermentasi flora plak untuk membentuk
asam organic.19
Hal yang penting dalam asupan karbohidrat adalah frekuensi yang akan
beberapa menit. Konsumsi karbohidrat yang sering dan berulang-ulang akan tetap
menahan pH plak di bawah normal dimana hal ini akan mengakibatkan terjadinya
demineralisasi.19
D. Waktu
16
Karies tidak akan terbentuk dalam waktu yang singkat. Kavitas akan
terbentuk dalam beberapa bulan sampai tahun. Waktu kontak antara seluruh faktor
etiologi karies merupakan faktor yang paling penting dalam proses terbentuknya
karies. Jika makanan dibersihkan dari permukaan gigi melalui penyikatan gigi,
karies. 17
Karies juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, seperti tingkat sosial
dan ekonomi, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan perilaku. Faktor ini akan saling
2.6 DMF-T
Indeks DMF-T merupakan indeks yang digunakan pada gigi permanen untuk
menunjukkan banyaknya gigi yang terkena karies dan yang paling banyak
digunakan dan dapat diterima secara universal, serta dapat digunakan untuk
Indeks DMF mengukur total life time caries experience. 12 Indeks DMF yang
diperkenalkan oleh Klein H, Plamer CE, Knutson JW pada tahun 1938 untuk
pemeriksaan pada gigi (DMF-T) dan permukaan gigi (DMF-S).. Indeks ini tidak
menggunakan skor; pada kolom yang tersedia langsung diisi kode D (gigi yang
karies), M (gigi yang hilang), dan F (gigi yang ditumpat) dan kemudian
dijumlahkan sesuai kode. Untuk gigi permanen dan gigi desidui hanya dibedakan
dengan pemberian kode DMF-T (decay missing filled tooth) atau DMF-S (decay
17
missing filled surface). Rerata DMF adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi atas