120118286/KP-C
JUDUL………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
b. Konsep Yuridis dan Bentuk - Bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di
Indonesia……………………………………………………………………..
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………….
3.2. Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak orang yang ingin memulai usaha atau bisnis, tetapi tak banyak
orang yang mementingkan legalitas bisnis tersebut. Dalam membangun Suatu
usaha atau bisnis memerlukan waktu yang panjang tidak bahkan hingga pelaku
usaha tersebut meninggal. Oleh karena itu aspek legalitas sangat penting
mengingat usaha yang di bangun membutuhkan banyak biaya dan waktu yang
panjang. Maka dari itu mengesahkan usaha atau bisnis merupakan hal yang harus
dilakukan demi melindungi dan mengembangkan bisnis yang dijalankan.
1
Undang-undang tentang perseroan terbatas,UU No 40 tahun 2007,Pasal 1 Angka 1
2
Abdul Kadir Muhammad dalam bukunya Pengantar Hukum Perusahaan di Indonesia
badan hukum. Oleh sebab itu suatu badan hukum harus sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang.
Agar tujuan sebuah perusahaan terwujud maka suatu perusahaan atau
perseroan terbatas perlu memiliki organ - organ penting dalam perusahaan
tersebut. Ada 3 organ utama yang berpengaruh dalam suatu perseroan terbatas
yang akam berfungsi menjalankan dan menjaga keberlangsungan perusahaan.
Menurut Undang – Undang no 40 tahun 2007 ketiga organ tersebut adalah Rapat
Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris. Dari ketiga organ
tersebut memiliki peran dalam menjalankan perusahaan hingga tujuan dan cita –
cita perusahaan terwujud sesuai dengan visi misi perusahaan. Setiap organ
memiliki tanggung jawab masing-masing dalam jalannya perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang yang terurai diatas maka dapat disimpulkan
rumusannya masalahnya sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sebagai organ utama perseroan direksi memiliki tugas dan tanggung jawab
mengurus hal – hal yang bersangkutan dengan kepentingan perseroan yang
selaras dengan tujuan dan maksud daei perseroan.
4
Undang-undang tentang perseroan terbatas,UU No 40 tahun 2007,Pasal 1 Angka 5
2. Sesuai dengan ketentuan UU PT dan anggaran dasar direksi juga
merupakan perwakilan suatu perseroan terbatas dalam melakukan
perbuatan hukum baik itu di dalam peradilan maupun di luar pengadilan.
Adapun prinsip “piercing the corporate veil” dikenal sebagai asas atau doktrin
untuk membatasii atau meminimalisir adanya perbuatan melawan hukum yang
dilakukan pemegang saham, komisaris, dan direksi yang memanfaatkan fasilitas
perseroan untuk urusan pribadi atau penyalahgunaan kekayaan perseroan5. Dalam
hal ini suatu doktin yang menjelaskan bahwa badan usaha menjadi badan hukum
apabila mendapat pengesahaan yang berwenang. Doktrin ini tidak berlaku apabila
ada pelanggaran terhadap direksi apabila melanggar hukum, Undang-Undang
Perseroan Terbatas ataupun anggaran dasar. dengan melanggar itu tanggung
jawab tidak terbatas tetapi menjadi mutlak, maka kerugian-kerugian yang
ditanggung PT maka akan dialih kepada direksi sepenuhnya.
5
Jadi apabila akibat hukum prinsip “piercing the corporate veil” terhadap
tanggung jawab PT dilanggar akan menyebabkan tanggung jawaab perseroan
yang tadinya terbatas menjadi tanggung jawab yang tidak terbatas atau juga
disebut sebagai unlimited liability hingga sampai harta pribadi dari pemegang
saham.Ketentuannya juga terdapat didalam pasal 97 Undang-Undang Perseroan
Terbatas No 40 tahun 2007 apabila Direksi lalai akan tugasnya,tidak beritikad
baik dan menyebabkan kerugian terhadap perseroan maka anggota direksi wajib
melakukan tanggung jawab penuh secara pribadi.
B. Konsep Yuridis dan Bentuk - Bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
di Indonesia.
Badan Usaha Milik Negara turut andil dalam ilmu perdagangan atau badan
usaha dengan salah satu tujuannya yaitu memberikan sumbangan bagi
perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara
6
Undang-Undang nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN
pada khususnya.7 Dengan berinvestasi dalam suatu badan usaha BUMN secara
tidak langsung memberikan sumbangan dalam bentuk modal penyertaan bagi
badan usaha tersebut, kemudian hasil dari tiap-tiap investasi yang didapat oleh
BUMN dapat menjadi income atau pemasukan yang segar bagi pendapatan negara
sehingga dapat digunakan untuk berbagai hal dalam mewujudkan kepentingan dan
kesejahteraan rakyat. Jadi selain berinvestasi BUMN tidak semata-mata mencari
keuntungan atau profit tetapi juga melaksanakan tujuan bangsa Indonesia dalam
bernegara.
8
Undang-Undang No 19 tahun 2003 tentang BUMN ,pasal 1 angka 2
9
Undang-Undang No 19 tahun 2003 tentang BUMN ,pasal 12
menyelenggarakan usaha yang ditujukan dallam kemanfaatan umum dengan cara
menyediakan Tujuan didirikannya perum untuk menyelenggarakan usaha yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum penyediaan barang dan atau jasa dengan
harga terjangkau oleh masyarakat berdasar prinsip pengelolaan perusahaan yang
sehat.10 Contoh dari perum ialah Perum Pegadaian, Perum Peruri, Perum Bulog,
Perum Jasatirta, Perum Damri, Perum Antara, Perum Perumnas, Perum Balai
Pustaka.11
10
Suwardi, Hukum Dagang Suatu Pengantar, hlm. 92
11
Suwardi, Hukum Dagang Suatu Pengantar, hlm. 93
12
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hlm 189
Corporate Social Responsibility adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai
bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada.13CSR adalah bagian dari tanggung jawab wajib suatu
perusahaan, baik perusahaan yang menjalankan usaha di bidang sumber daya
alam maupun yang tidak memiliki kaitan dalam sumber daya alam. CSR sebagai
bagian dari kewajiban perusahaan sudah selayaknya melaksanakan CSR demi
kesejahteraan masyarakat. Karena kesejahteraan masyarakat tak hanya anggung
jawab salah satu pihak, tetapi negara dan perusahaan punya peran untuk
mewujudkan kemakmuram dan kesejahteraan masyarakat.
3.1 Kesimpulan
Jadi dari uraian – uraian di atas terkait dengan tanggung jawab direksi,
konsep yuridis bentuk BUMN, dan penerapan CSR dapat kita simpulkan sebagai
bahwa dalam tanggung jawab direksi sangat mempengaruhi perkembangan
perusahaan karena direksi memiliki tanggung jawab penuh dalam pengurusan
kepentingan perusahaan.
Dalam kaitannya dengan konsep yuridis bentuk BUMN dapat kita ketahui
bahwa BUMN merupakan sumber penerimaan negara dan salah satu penyumbang
perekonomian nasional di samping badan usaha yang lainnya. BUMN terdiri dari
Perseroan dan Perum.
Sebbagaimana uraian – uraian diatas yang dapat kita pahami dan membandingkan
dengan realita di kehidupan nyata cukuplah berbeda jauh dengan ekspetasi yang
diinginkan dalam perundang – undangan kususnya dallam penerapan hukum.
Masih banyak ketentuan – ketentuan dalam undang – undang yang tidak bisa
dilaksanakan, lupa dilaksanakan, dan sengaja dilaksanakan. Penegak hukum
memang meeupakan sarana bagi kita untuk menjadi tertib dalam melakukan
sesuatu baik dalam lingkung sosial hingga industri. Namun apabila ketertiban
muncul dengan hanya berganrung pada penegak hukum saja tanpa ada kesadaran
dari mmasyarakat sendiri sebagai subjek hukum dan badan hukum, sangatlah sulit
untuk mewujudkan hukum positif yang telah ada. Selain memahami apa yang
telah dijelaskan dari uraian di atas alangkah baiknya apabila menerapkannya
dalam kenuyataan sesuai dengan peran masing – masing.
DAFTAR PUSTAKA