Dosen Pembimbing :
Elfira Nurul Aini, SST., M.Keb
Disusun oleh:
Kelompok 6
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Fisika Kesehatan ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana.Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sebuah ide, materi maupun pikirannya demi
terciptanya makalah ini.
Makalah Fisika Kesehatan ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami berharap
kepada para pembaca untuk memberikan masukan–masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………….……………………….…………..…..i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….………iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan………………………………………………………….………1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….…..14
3.2 Saran…………………………………………………………….……14
iii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...…..15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Untuk mengetahui jenis alat pengukur takanan darah.
6. Untuk mengetahui penyakit-penyakit pada tekanan darah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Faktor Fisiologis yang Mempengaruhi Tekanan Darah
1. Pengembalian Darah Melalui Vena/ Jumlah Darah yang Kembali ke
Jantung Melalui Vena
Jika darah yang kembali menurun, otot jnatung tidak akan
terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase sistolik akan menurun dan
tekanan darah akan menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh
perdarahan berat. Terdapat tiga mekanisme membantu pengembalian
darah melalui vena, yakni konstriksi vena, pompa otot rangka, dan
pompa respirasi.
2. Frekuensi dan Kekuatan Kontraksi Jantung
Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung
meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat
exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang,
ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga
curah jantung dan tekanan darah akan menurun.
3. Resistensi Perifer
Yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan
vena biasanya sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastole
normal.
4. Elastisitas Arteri Besar
Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri
besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat
elastic dan dapat menyerap sebagian gaya yang dihasilkan aliran
darah. Elastisitas ini menyebabkan tekanan diastol meningkat dan
sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri
juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap
berada di batas normal.
5. Viskositas Darah
Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga
menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah. Akan
tetapi, jika kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia,
akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat
4
kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokonstriksi
akan terjadi untuk mempertahankan tekanan darah normal.
6. Kehilangan Darah
Kehilangan darah dalam jumlah sedikit seperti saat donor darah
akan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara, yang akan
langsung dikompensasi dengan peningkatan tekanan darah dan
peningkatan vasokonstriksi. Akan tetapi, setelah perdarahan berat,
mekanisme kompensasi ini tidak akan cukup untuk mempertahankan
tekanan darah normal dan aliran darah ke otak.
7. Hormon
Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Misalnya
pada saat stress, medulla kelenjar adrenal akan menyekresikan
norepinefrin dan epinefrin yang keduanya akan menyebabkan
vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah.
2.4 Pengaruh Tubuh Pada Pemeriksaan Tekanan Darah
1. Posisi Tubuh
Tekanan darah memiliki sifat yang dinamis. Pada perubahan posisi
tubuh dari berbaring terlentang, duduk, dan berdiri, tekanan darah
mengadakan penyesuaian untuk dapat tetap menunjang kegiatan tubuh
(Mohrman D and Jane H, 2006).
a. Keadaan berbaring terlentang didapatkan rata – rata tekanan
sistolik sebesar 118,25 dan distolik sebesar 79.
b. Keadaan duduk tekanan sistolik didapatkan rata – rata sebesar
118,75 dan diastolik sebesar 80,75.
c. Keadaan berdiri tekanan sistolik didapatkan rata – rata sebesar
116,25 dan diastolik sebesar 83.
5
berdiri tonus otot meningkat sehingga oksigen yang dibutuhkan
menjadi lebih besar dan curah jantung (cardiac output) menjadi
lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
sistolik dan tekanan diastolik serta denyut jantung.
2) Efek Gravitasi dan Baroreseptor, pada perubahan posisi tubuh
tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh
gravitasi. Darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitas vena
ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan jantung
berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang.
Penurunan curah jantung akibat pegumpulan darah pada anggota
tubuh bagian bawah cenderung mengurangi darah ke otak.
Secara reflektoris, hal ini merangsang baroreseptor. Baroreseptor
banyak terdapat pada arcus aorta dan sinus caroticus. Respon yang
ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan tekanan pembuluh
darah perifer, peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan
abdomen, peningkatan frekuensi respirasi, kenaikan frekuensi
denyut jantung serta sekresi zat – zat vasoaktif. Kedua efek ini
dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik.
2. Latihan Fisik
Setelah melakukan latihan fisik berupa naik – turun kursi selama 1
menit, perubahan dapat dilihat pada tekanan darah sistolik dan
diastolik. Pada menit ke-1 setelah melakukan latihan, ditemukan
adanya penurunan pada tekanan darah baik pada tekanan darah
sistolik maupun tekanan darah diastolik. Menurut teori yang ada,
penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik dapat terjadi
karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Aktifitas
fisik tersebut dapat melemaskan pembuluh – pembuluh darah,
sehingga tekanan darah menurun.dalam hal ini, latihan fisik/olahraga
dapat mengurangi tahanan perifer. Pengukuran tekanan darah
dilakukan kembali pada menit ke-5 setelah latihan fisik, dan tekanan
darah kembali ke keadaan normal.
6
Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat berkurangnya
aktivitas memompa jantung (Medical Journal, 2006). Otot jantung
pada organ yang rutin melakukan latihan fisik sangat kuat, maka otot
jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot
jantung individu yang jarang berolahraga untuk memompakan volume
darah yang sama (Mirkin G and Hoffman M, 1978). Olahraga dapat
menyebabkan penurunan denyut jantung (Fox EL, 1988), maka
olahraga akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi kerja
jantung dicerminkan dnegan penurunan tekanan sistolik, sedangkan
penururnan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunnan tekanan
diastolik.
2.5 Jenis Alat Pengukur Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah sangatlah penting dilakukan secara rutin
karena kita dapat mengetahui tekanan darah yang kita miliki. Alat untuk
mengukur tekanan darah adalah tensimeter. Ada 3 jenis tensimeter antara
lain :
1. Tensimeter air raksa
Tensimeter jenis ini merupakan tensimeter konvensional, alat
tensi ini sudah jarang digunakan karena kurangnya keamanan
dalam penggunaan air raksa itu sendiri. Pada alat ini, air raksa
sebagai pengukur tekanan darah dan apabila pecah dan mengenai
tubuh maka dapat berdampak buruk. Meskipun begitu, keakuratan
tensimeter air raksa paling tinggi dibanding jenis tensimeter lain
dan tahan lama untuk penggunaannya. Sistem kerjanya memakai
dua alat, yaitu tensimeter dan stetoskop. Kedua alat tersebut di
kombinasikan sehingga dapat menyimpulkan secara akurat normal
atau tidaknya tekanan darah. Adapun cara menggunakan
tensimeter air raksa antara lain :
a. Buka wadah tensimeter agar penunjuk angka terlihat.
b. Kemudian arahkan jarum ke ON agar air raksa naik.
7
c. Pasang manset tensimeter di denyut nadi orang yang akan
diperiksa.
d. Lalu letakkan tensimeter pada posisi yang sejajar dengan
jantung.
e. Minta pasien untuk rileks, atau anda ajak pasien berbincang
– bincang agar tidak tegang.
f. Gunakan stetoskop pada nadi pasien yang anda rasakan.
g. Tekan pompa karet tensimeter agar udara menekan manset
dan air raksa sampai angka 140 mmHg.
h. Buka katup lalu dengarkan teka jantung. Detak pertama ini
adalah tekanan sistole sementara detak kedua adalah
diastole.
2. Tensimeter Aneroid (Jarum)
Jenis tensimeter ini termasuk tensimeter manual dan lebih
aman dibanding jenis tensimeter air raksa. Tensimeter aneroid
tidak menggunakan air raksa sebagai pengukur tekanan darah
melainkan menggunakan jarum mekanik yang mana akan bekerja
sewaktu kain sintesis melingkar di lengan. Adapun perbedaan
antara tensimeter air raksa dengan jarum, terletak pada jarum
Onnya. Jika tensimeter air raksa mengharuskan arah jarum ke ON
sementara pada tensimeter aneroid hal itu tidak perlu dilakukan.
Adapun beberapa bagian – bagian tensimeter aneroid antara lain :
a. Manset : Alat ini berfungsi untuk menampung udara untuk
dipompa dan bulb. Selain itu, manset juga memiliki fungsi
untuk menekan darah, hal itu karena alat ini dipasang
dengan cara diikatkan pada lengan.
b. Pemompa (bulb) : Alat ini berfungsi untuk memompa
udara agar masuk ke manset. Pada bulb juga terdapat klep
masuk (valve inlet) yang berfungsi untuk menghisap udara
dari luar ke dalam dan ada juga item klep keluar (valve
output) yang berfungsi mengeluarkan udara dari dalam ke
luar. Pada alat ini juga terdapat filter velve pembuangan
8
untuk ruang udara di manset saat proses pengukuran
dilakukan.
c. Penunjuk tekanan : Alat ini berbentuk bulat. Pada
tensimeter aneroid, alat ini mengandalkan jarum sebagai
penunjuk angkanya.
3. Tensimeter Digital
Tensimeter digital akan menampilkan hasil ukur digital secara
otomatis. Dibandingkan dengan jenis air raksa dan aneroid, alat
tensi digital ini sangat mudah digunakan bahkan untuk organ non-
medis sekalipun. Pengoperasiannya sangat sederhana, hanya
menekan tombol start dan stop maka alat ini akan bekerja secara
otomatis me;akukan pengukura dan hasil pengukuran akan
langsung ditampilkan pada layar. Harga alat tensi digital ini lebih
mahal dibanding 2 jenis tensimeter sebelumnya. Kelebihan lain
dari alat tensi digital yaitu dilengkapi dengan fitur tambahan,
seperti informasi denyut jantung serta dilengkapi memori guna
menyimpan hasil pengukuran. Akan tetapi tensimeter digital
tingkat akurasinya lebih rendah dibanding dengan tensimeter
lainnya. Faktornya bermacam – macam seperti kondisi daya
baterai, usia alat dan sebagainya. Adapun cara menggunakan
tensimeter digital antara lain :
a. Pasang manset di siku pasien.
b. Tutup katup udara dan atur udara yang akan dimasukan ke
manset. Selisihnya antara 30 – 40 mmHg dari tekanan
darah normal.
c. Tekan tombol power dan tensimeter pun akan bekerja.
d. Setelah mencapai tekanan yang diinginkan, tekanan di
manset akan berkurang serta angka sistole dan diastole
akan tertera di layar digital.
9
2.6 Penyakit Pada Tekanan Darah
1. Hipertensi (Darah Tinggi)
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai
140mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg
dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
a. Penyebab hipertensi :
1) Keturunan, faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika
seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki
tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita
tekanan darah tinggi lebih besra. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk
masalah tekanan darah tinggi.
2) Usia, faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian
menunjukkan bahwa usia seseorang bertambah, tekanan
darah pun akan meningkat. Tidak dapat diharapkan bahwa
tekanan darah pada saat muda akan sama ketika
bertambah tua. Namun, kita dapat mengendalikan agar
jangan melewati batas aata yang noemal.
3) Garam, faktor ini dapat dikendalikan. Garam dapat
meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa
orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua dan orang – orang
yang berkulit hitam.
4) Kolesterol, faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak
yang berlebih dalam darah, dapat menyebabkan timbunan
kolesterl pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya
tekanan darah akan meningkat.
5) Obesitas (kegemukan), faktor ini dapat dikendalikan.
Orang yang memiliki berat badan di atas 30% berat badan
ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita
tekanan darah tinggi.
10
6) Rokok dan kafein, faktor ini dapat dikendalikan.
Kebiasaan merokok dapat menngkatkan resiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu, kebiasaan
merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan
darah tinggi merupakan kombinasi yang sangat berbahaya
yang akan memicu penyakit – penyakit yang berkaitan
dengan jantung dan darah. Selain itu makanan yang
mengandung kafein seperti kopi, teh maupun minuman
cola dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
7) Kurang olahraga, faktor ini bisa dikendalikan. Kurang
olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah
dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
menurunkan tekanan darah tinggi. Akan tetapi, jangan
melakukan olahraga yang berat jika memiliki tekanan
darah tinggi.
b. Gejala hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, dapat
timbul gejala anatara lain :
- Sakit kepala
- Sesak nafas dan kelelahan
- Mual dan muntah
- Pandangan menjadi kabur karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
2. Hipotensi (Darah rendah)
Penyakit hipotensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah
80/60 mmHg.
a. Penyebab Hipotensi :
1) Kurangnya pemompaan darah dari jantug. Seseorang yang
memiliki kelainan atau penyakit jantung yang
mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau
kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka
11
berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah
jantung) ke seluruh organ tubuh.
2) Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat
disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek, haid
berlebih/abnormal), diare yang tidak cepat teratasi,
keringat berlebihan dan buang air kecil berlebihan.
3) Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah
(dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini
biasanya sebaga, dampak dari syok septik, pemaparan
oleh panas, diare, obat – obatan vasodilator (nitrat,
penghambat kalsium).
b. Gejala hipotensi :
Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya
akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap,
penglihatan terkadang dirasakan kurag jelas (kunang –
kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat
dingin, merasa cepat lelah tidak bertenaga, bahkan mengalami
pingsan yang berulang. Pada pemeriksaan secara umum
detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat, hal
ini disebabkan suplai darah tidak maksimum keseluruh
jaringan tubuh.
3. Hipotesi Orthostatik
Hipotesi orthostatik adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kejatuhan dalam tekanan darah ketika seseorang
beridiri. Kata orthostatik berarti sikap tubuh yang tegak lurus,
sedangkan hypo adalah kuarang dan tension berarti tekanan. Ketika
seseorang beridiri dari duduk atau berbaring, tubuh harus bekerja
untuk menyesuaikan pada perubahan posisi itu. penting bagi tubuh
untuk mendorong darah ke atas dan mensuplai otak dnegan oksigen.
Jika tubuh gagal untuk melakukan ini dengan cukup, tekanan darah
jantuh/turun, dan orang itu mungkin merasa pusing atau bahkan
pingsan.
12
a. Penyebab hipotesi orthostatik :
1) Ketidaknormalan fungsi jantung, seperti bardikardia,
penyakit jantung koroner, atau gagal jantung.
2) Gangguan kelenjar endokrin, eperti penyakit addison atau
hipoglikemia.
3) Dehidrasi, misalnya akibat kurang minum air putih, demam,
muntah, diare dan berkeringat yang berlebihan.
4) Gangguan sistem saraf, seperti penyakit parkison.
5) Setelah makan, kondisi ini dpaat terjadi pada pasien lanjut
usia.
b. Gejala hipotesi orthostatik :
Penderita ini akan mengalami pusing ketika beranjak dari
duduk atau berbaring. Selain pusing, penderita hipotesi
ortostatik juga dapat merasakan gejala lain, seperti :
- Penglihatan kabur
- Badan terasa lemas
- Linglung
- Mual
- Pingsan
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Pengukuran tekanan darah biasnaya menghasilkan
nilai 120/80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan ke atas (kontraksi)
pembuluh arteri akibat denyut jantung dan disebut dengan tekanan sistolik.
Sedangkan angka 80 menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat atau
tidak kontraksi, disebut dengan tekanan diastolik. Saat yang paling baik
untuk mengukur tekanan darah adalah saat beristirahat dan dalam keadaan
duduk atau berbaring. Alat untuk mengukur tekanan darah yaitu tensimeter
dan terdapat 3 jenis antara lain tensimeter air raksa, tensimeter aneroid dan
tensimeter digital. Adapun penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah
yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi), hipotensi (tekanan daraha rendah),
dan hipotesi orthostatik.
3.2 Saran
Diharapkan setelah membuat makalah ini, kami sebagai calon
bidan dapat memamhamitentang pemeriksaan tekanan darah dan dapat
mempraktekkan pada saat melakukan pelayanana kebidanan.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/192665066/Makalah-Tekanan-Darah
https://www.academia.edu/5224124/PEMERIKSAAN_DENYUT_NADI_DAN_
PENGUKURAN_TEKANAN_DARAH
https://hai.grid.id/amp/07568413/3-jenis-tensimeter-yuk-mengukur-tekanan-
darah-secara-rutin
https://maknawi.net/jenis-jenis-tensimeter/
15