Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KURANG KONSUMSI SERAT TERHADAP

SEMBELIT PADA ANAK-ANAK DI KELURAHAN

LIMO DEPOK

Makalah disusun guna memenuhi tugas

mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Ahmad Khoiril Anam, M.Pd.

Disusun oleh:

Angelita Afina Arif Putri 1810714010

Bunga Ellen Engelina 1810714015

Fitriana Nurkhofifah 1810714016

Rizka 1810714018

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI

2019
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah yang berjudul Pengaruh Kurang Konsumsi Serat Terhadap


Sembelit pada Anak-Anak di Kelurahan Limo Depok ini ditulis untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara konsumsi serat dengan sembelit pada
anak-anak

Pada kesempatan yang baik ini,izinkanlah penyusun makalah


menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis memohon maaf serta
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

i
ABSTRAK
Makalah ini berjudul Pengaruh Kurang Konsumsi Serat Terhadap Sembelit pada
Anak-Anak di Kelurahan Limo Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara konsumsi serat dengan sembelit pada anak-anak. Adapun yang
menjadi latar belakang penulisan makalah ini adalah karena kurangnya minat
anak-anak untuk mengonsumsi makanan yang mengandung serat. Di samping itu,
tingkat terjadinya sembelit pun meningkat pada anak-anak. Oleh karena itu,
penulis beranggapan kajian berkaitan dengan pengaruh di antara keduanya perlu
dilakukan. Untuk mengetahui pengaruh tersebut, penulis menggunakan metode
kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai instrumen. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah anak-anak di kelurahan Limo,Depok.
Selain itu, waktu penelitian dilakukan sejak Mei hingga Juni 2019 dan
bertempatan di kelurahan Limo, Depok. Adapun hasil penelitian ini menunjukan
kurangnya mengonsumsi serat pada anak-anak sebanyak 7 dari 10 anak pernah
mengalami sembelit. Sebagian besar mereka mengalami hal tersebut akibat
kurangnya mengonsumsi serat. Berdasarkan hasil penelitian, kami menyimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antara kebiasaan mengonsumsi serat
terhadap sembelit pada anak-anak.

ABSTRACT
This paper is entitled The Effect of Deficiency Fiber Consumption on
Constipation in Children at Limo Depok Village. This research aims to find out
the relationship between fiber consumption and constipation in children. The
background of writing this paper is due to the deficiency of interest from children
to eat foods that contain fiber. In addition, the level of constipation also increases
to the children.Therefore, the authors assume this reasearch will be related to the
interrelationship needs to be done. To find out the effect, the author uses
quantitative methods and uses questionnaires as instruments. The population that
used in this research were children in the village of Limo, Depok. In addition, the
time of the research was carried out since May until Juni 2019 and located at
Limo Depok Village. The results of this research indicate a deficiency of fiber
consumption in children as many as 7 out of 10 children have many experienced
constipation. Based on the result of this research, we conclude that there is a
significant influence between the habit fiber consumption and constipation in
children.

ii
DAFTAR ISI

Prakata .........................................................................................................................i
Abstrak ........................................................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................4
C. Batasan Masalah .............................................................................................4
D. Rumusan Masalah ...........................................................................................4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................4
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................................5
Bab II Landasan Teori dan Pembahasan ......................................................................6
A. Definisi Sembelit..............................................................................................6
B. Definisi Konsumsi............................................................................................6
C. Definisi Serat....................................................................................................7
D. Definisi Konsumsi Serat...................................................................................8
E. Analisis Kasus ..................................................................................................8
Bab III Penutup ..........................................................................................................11
A. Simpulan ........................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................11
Daftar Pustaka ............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor


genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja,
istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut
menjadi rusak bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan
kerusakan pada periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang
mau menyadarinya. Setiap orang tentu mendambakan hidup sehat bahagia dan
ingin selalu tampak sehat, bugar, penampilan yang bagus dan awet muda, tidak
lekas keriput karena menua. Hal tersebut dapat dirasakan apabila kita pernah sakit.

Gizi dapat dipahami sebagai elemen yang terdapat dalam makanan serta
dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh. Zat gizi yang juga disebut nutrisi
meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Tubuh sangat
membutuhkan semua elemen tersebut, terlebih pada balita yang masih dalam
tahap pertumbuhan.

Mengabaikan pentingnya asupan gizi terutama pada anak dapat


menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Sebagai contoh apabila anak
kekurangan vitamin,hal yang akan terjadi adalah turunnya sistem imun sehingga
anak mudah terserang penyakit. Dan apabila anak kekurangan mengonsumsi
serat,hal yang akan terjadi pada anak adalah konstipasi atau sering kita sebut
sembelit.

Salah satu maslah yang kerap terjadi pada anak adalah sembelit. Sembelit
pada anak dapat menyebabkan trauma. Melihat ekspresi buah hati kekita berjuang
untuk BAB kerap menimbulkan siksaan tersendiri pada orangtua,khususnya para
ibu. Sembelit pada anak tidak saja menimbulkan trauma bagi anak,melainkan juga
bagi ibunya. Untuk itu,tidak ada salahnya jika kita mengetahui bagaimana cara
menghindari sembelit pada anak. Sembelit atau konstipasi merupakan masalah
pencernaan yang sering dijumpai pada anak-anak. Biasanya ditandai dengan

1
2

sulitnya buang air besar kurang dari tiga kali seminggu,serta ketika feses yang
keluar keras,kering dan besar. Penyebabb sembelit dapat dipicu oleh beberapa
faktor diantaranya seperti pola makan yang kurang sehat,kurang minum,malas
untuk ke toilet,stress,faktor genetik serta kurangnya asupan serat.

Sembelit adalah suatu kondisi dimana pergerakan usus menurun atau sulit
buang air besar untuk waktu lama. Semebelit atau konstipasi umumnya diartikan
sebagai kondisi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu. Sembelit
biasanya sembuh jika orang tersebut mengubah pola hidupnya. Namun sembelit
kronik akan lebih sulit untuk diterapi dan biasanya merupakan gejala dari kondisi
medis yang lain.

Kesehatan saluran cerna adalah landasan kesehatan bagi setiap orang.


Saluran cerna yang sehat dan mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak.
Saluran cerna rentan terhadap gangguan,sehingga rentan pula menyebabkan anak
gagal tumbuh. Saluran cerna memerlukan nutrisi yang tepat agar dapat
menjalankan fungsinya dengan baik dalam mencerna dan menyerap makanan,
begitu juga sebagai pertahanan terhadap beberapa gangguan saluran cerna seperti
diare dan konstipasi. Nutrisi yang tepat merupakan kunci kesehatan pencernaan
guna optimalisasi tumbuh kembang anak. Konsultan Gastrohepatologi Anak
Badriul Hegar mengungkapkan sangat penting peranan saluran cerna bagi
kesehatan dan optimalisasi tumbuh kembang anak, serta penanganan saluran cerna
sensitif. Peran saluran cerna tidak hanya mencerna dan menyerap makanan tetapi
juga sebagai pembatas antara ‘dunia luar’ dan ‘dunia dalam’ tubuh.

Kriteria BAB yang baik di tandai dengan berwarna coklat muda atau
coklat tua, berbentuk seperti sosis, lunak tetapi tidak hancur, mudah keluar dan
tidak terlalu berbau.

Penelitian yang dilakukan Yorva Sayoeti, (2012) berdasarkan hasil


dimasyarakat sekitar 2-30% masih banyak ditemukan konstipasi khususnya pada
anak-anak.
3

Faktor yang menyebabkan sembelit diantaranya karena tidak cukup serat


di dalam makanan yang dimakan, tidak cukup minum cairan sehari-hari, tidak
cukup berolah raga,minum obat resep atau obat yang dijual bebas untuk
mengurangi rasa sakit,mengandung dan melahirkan anak,penyakit perut atau
kerusakan dalam perut yang memerlukan penyelidikan medis lebih lanjut.

Salah satu penyebab seseorang mengalami konstipasi adalah kurangnya


asupan serat dalam tubuh. The American Dietetic Association merekomendasikan
wanita berusia antara 19 hingga 50 tahun mengonsumsi serat setidaknya sebanyak
25 gram setiap harinya, sementara pria mendapatkan sebanyak 38 gram setiap
harinya.Sementara untuk lansia wanita, asupan serat harian yang dibutuhkan
sebesar 21 gram, dan sebanyak 30 gram untuk lansia pria. Begitu pun dengan
anak-anak. Kebutuhan anak-anak akan serat hanya 11 gram sehari pada usia 7-11
bulan, sedangkan pada usia 10 tahun keatas jumlahnya setara dengan kebutuhan
orang dewasa yakni 25-30 gram

Namun, mayoritas orang mengonsumsi sebanyak 13 gram serat setiap


harinya.Tentu saja, jumlah tersebut masih jauh dari target harian yang dibutuhkan.
Kurang serat inilah yang menyebabkan terjadinya konstipasi.

Di Indonesia,kebanyakan masyarakatnya lebih gemar mengonsumsi


makanan siap saji. Hal ini dipilih karena dengan mengonsumsi makanan siap saji
ini di rasa sangat praktis bagi mereka yang memiliki mobilitas yang tinggi.
Namun tidak hanya mereka yang notabenenya merupakan pekerja,anak-anak pun
tak sedikit yang sangat menyukai makanan siap saji tersebut. Hal ini tentu sangat
disayangkan, mengingat makanan siap saji mengandung lebih banyak
mengandung lemak dan natrium daripada serat dan zat gizi lainnya. Ini menjadi
persoalan yang

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian serta membahas masalah sebagai bahan penulisan karya ilmiah dengan
judul Pengaruh Kurang Konsumsi Serat Terhadap Sembelit pada Anak-Anak di
Kelurahan Limo Depok.
4

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa


masalah yang dapat diidentifikasi untuk dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini.
Identifikasi masalah tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Apa masalah kesehatan yang banyak terjadi pada masyarakat?

2. Bagaimana kriteria BAB yang baik?

3. Bagaimana keadaan kesehatan pencernaan pada masyarakat?

4. Apakah faktor-faktor penyebab menurunnya kesehatan pencernaan


seseorang anak?

5. Apakah ada hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan


perilaku konsumsi buah dan sayur pada anak?

6. Apakah faktor paling dominan terkait dengan perilaku konsumsi


buah dan sayur pada anak-anak di Kelurahan Limo Depok?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah


perlu diangkat dalam penelitian ini agar masalah yang akan diteliti lebih fokus dan
terarah. Dengan demikian, penulis membatasi masalah penelitian ini pada
pengaruh kebiasaan kurangnya konsumsi serat terhadap penyakit sembelit pada
anak-anak di Kelurahan Limo Depok

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan


masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah pada penelitian
ini: bagaimana pengaruh kebiasaan kurangnya konsumsi serat terhadap penyakit
sembelit pada anak-anak di Kelurahan Limo Depok?

E. Tujuan Penelitian
5

Tujuan penelitian merupakan jawaban atau sasaran yang ingin dicapai


penulis dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh data empiris tentang pengaruh kebiasaan kurangnya konsumsi
serat terhadap penyakit sembelit pada anak-anak di Kelurahan Limo Depok.

F. Manfaat Penelitian

Peneltian yang penulis lakukan ini diharapkan berguna atau dapat


memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis diharapkan mampu memperkaya teori-teori yang


berkaitan dengan pengaruh kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman siap
saji terhadap kesehatan ginjal.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat, penelitian ini berfungsi untuk
menambah pengetahuan berkenaan dengan
pengaruh kebiasaan kurangnya konsumsi serat
terhadap penyakit sembelit.
b. Bagi mahasiswa UPN Veteran Jakarta, khususnya
Program Studi Ilmu Gizi, penelitian ini berfungsi
untuk menambah ilmu dan wawasan pengetahuan
khususnya pengaruh kebiasaan kurangnya konsumsi
serat terhadap penyakit sembelit.
.

c. Bagi peneliti yang akan datang, penelitian ini dapat


digunakan sebagai referensi dalam menyusun karya
tulis berikutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Untuk memudahkan tujuan penelitian, penulis memaparkan beberapa


teori yang dikemukakan oleh para ahli. Beberapa teori tersebut yaitu definisi
sembelit, definisi konsumsi, definisi serat, manfaat serat.

1. Definisi sembelit
Konstipasi biasa disebut sembelit atau susah buang air besar.
Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi
feses menjadi keras, ukuran besar, penurunan frekuensi atau kesulitan
defekasi eva, (dalam jurnal jannah dkk 2015 ). Menurut pendapat lain
mengatakan bahwa Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan
tertahannya feses (tinja) dalam usus besar pada waktu cukup lama karena
adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya
gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu tidak teraturnya
buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut Akmal, dkk,
(2010).
Berlainan dengan itu, menurut Herawati (2012) sembelit adalah
suatu gejala bukan penyakit. Di masyarakat dikenal dengan istilah
sembelit, merupakan suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air besar,
feses (tinja) yang keras, rasa buang air besar tidak tuntas (ada rasa ingin
buang air besar tetapi tidak dapat mengeluarkannya), atau jarang buang air
besar. Seringkali orang berpikir bahwa mereka mengalami konstipasi
apabila mereka tidak buang air besar setiap hari yang disebut normal dapat
bervariasi dari tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
sembelit merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang ditandai
dengan sulitnya membuang air besar.
2. Definisi konsumsi

6
7

Konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga


yang digunakan untuk membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan
lain. Besarnya konsumsi selalu berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya
pendapatan, apabila pendapatan meningkat maka konsumsi akan
meningkat. Sebaliknya, apabila pendapatan turun maka konsumsi akan
turun (Partadireja, 1990). Dalam kesempatan lain Sayuti (1989)
mengutarakan, konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu.
Khusus untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga, ada faktor yang paling
penting menentukan diantaranya tingkat pendapatan rumah tangga.

Berlainan dengan itu, menurut Prasetyo (2011) Perilaku masyarakat


membelanjakan sebagian dari pendapatan untuk membeli sesuatu disebut
pengeluaran konsumsi. Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan siap
pakai (disposable income). Dengan kata lain, fungsi konsumsi
menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan
tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan.

3. Definisi serat

Konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga yang


digunakan untuk membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan lain.
Besarnya konsumsi selalu berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya
pendapatan, apabila pendapatan meningkat maka konsumsi akan
meningkat. Sebaliknya, apabila pendapatan turun maka konsumsi akan
turun (Partadireja, 1990). Dalam kesempatan lain , Sayuti (1989)
berpendapat bahwa konsumsi merupakan pengeluaran total untuk
memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka
waktu tertentu. Khusus untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga, ada
faktor yang paling penting menentukan diantaranya tingkat pendapatan
rumah tangga (Sayuti,1989).
8

Berlainan dengan itu, Perilaku masyarakat membelanjakan sebagian dari


pendapatan untuk membeli sesuatu disebut pengeluaran konsumsi.
Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan siap pakai (disposable
income). Dengan kata lain, fungsi konsumsi menunjukkan hubungan
antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan yang siap
dibelanjakan (Prasetyo, 2011).

4. Manfaat konsumsi serat


Menurut Sechneeman (1986), serat makanan menghasilkan sejumlah
reaksi fisiologis yang tergantung pada sifat-sifat fisik dan kimia dari
masing-masing sumber serat tersebut. Reaksi-reaksi ini meliputi :
meningkatkan massa feses, menurunkan kadar kolestrol plasma dan
menurunkan respon organic glisemik dari makanan.
Menurut Andon (1987), Fungsi serat adalah mencegah sembelit dan
memperlancar buang air besat. Para ahli menemukan, bahwa serat
makanan memiliki banyak manfaat lain : mencegah dan menyembuhkan
kanker usus besar (colon cancer) dan luka serta benjolan dalam usus besar
(diverticulitis), juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah
(perchlolesterolemia).

B. Analisis Kasus
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Limo
Depok, terdapat kasus yaitu seorang ibu yang memberitahu bahwa anaknya
sering terkena sembelit walaupun asupan serat dan cairan sudah. Usia anak
tersebut 2 tahun 8 bulan. Setiap anak tersebut BAB, BAB-nya selalu keras,
besar dan terdapat sedikit darah. Frekuensi BAB-nya pun tidak menentu,
terkadang setiap hari, dua hari, bahkan 3 hari sekali. Tetapi BAB anak tetap
keras. Lalu ibu tersebut menanyakan mengenai apa penyebab dari sembelit
sang anak dan menanyakan obat alami untuk mengatasi sembelit pada anak
seusia tersebut.

Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang


dapat menyebabkan hal itu terjadi diantaranya adalah asupan cairan yang
9

relatif masih kurang dibandingkan kebutuhan perharinya ditambah dengan


pengeluaran keringat saat aktifitas fisik anak sehari-harinya. Tubuh pun
relatif mengalami dehidrasi sehingga kadar cairan dalam tinja dikurangi yang
akan mengakibatkan fesesnya menjadi kering dan keras. Faktor lain adalah
kebiasaan toilet training yang kurang optimal, anak masih sering menahan
rasa ingin BAB-nya sehingga tertahan cukup lama di usus besar sehingga
penyerapan kembali air dari dalam tinja meningkat yang menyebabkan tinja
menjadi keras dan mudah menyebabkan lecet di anus. Sebaiknya anak di
bawa untuk berobat ke dokter subspesialis gastrohepatologi anak sehingga
dapat dicari penyebab pastinya.

Mengingat sembelit dapat menimbulkan trauma pada anak. Trauma


BAB juga bisa dialami anak dengan konstipasi, yang pernah merasakan sakit
saat BAB karena fesesnya keras. Bahkan mungkin sampai luka dan berdarah.
Anak tersebut cenderung akan sering menahan BAB karena khawatir akan
mengalami rasa sakit yang sama. Rasa sakit biasanya terjadi karena saat
memakai popok anak cenderung merasakan pup menjadi lebih mudah. Rasa
sakit saat buang air besar membuat ibu perlu memperbaiki menu
makanannya.

Para ibu dapat memilih buah-buahan yang memperlancar buang air


besarnya seperti pepaya. Selain itu, minum air putih yang cukup juga
membantu anak melancarkan buang air besarnya. Selain beberapa faktor
penyebab sembelit yang sudah disebutkan sebelumnya,kurangnya konsumsi
serat juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya sembelit. Serat
merupakan kandungan dari makanan sumber nabati yang tidak dapat dicerna
maupun diserap tubuh, sehingga di usus, serat dapat mengikat air dan
melancarkan pencernaan. Serat terbagi dalam dua bentuk, yaitu serat yang
larut air dan serat yang tidak larut air.

Fungsi serat adalah mencegah sembelit dan memperlancar buang air


besat. Para ahli menemukan, bahwa serat makanan memiliki banyak manfaat
lain : mencegah dan menyembuhkan kanker usus besar (colon cancer) dan
10

luka serta benjolan dalam usus besar (diverticulitis), juga dapat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah (perchlolesterolemia). Serat dapat
meningkatkan berat dan ukuran dari feses karena ia menyerap air,
membuatnya lebih lunak sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan melalui
anus.
BAB III

PENUTUP

A.Simpulan

Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja)


dalam usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam
pengeluaran. Sembelit dapat disebabkan oleh beberapa faktor,diantaranya adalah
kurangnya mengonsumsi makanan berserat. Makanan berserat merupakan
komponen bahan makanan nabati yang penting dalam proses hidrolisis oleh enzim
pada sistem pencernaan. Makanan berserat selain terdapat pada buah dan
sayur,tetapi juga ada dalam makanan lain. Misalnya beras,kentang,umbi-umbian
dan kacang-kacangan. Makanan berserat dapat melancarkan sistem pencernaan.
Maka dari itu, makanan berserat sangat berpegaruh terhadap kesehatan
pencernaan.

B.Saran

Berdasarkan simpulan penelitian di atas, kami menyarankan kepada para


pembaca, khususnya anak-anak di lingkungan Kelurahan Limo Depok untuk
menjaga kesehatan pencernaannya agar tidak mengalami sembelit. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan mengonsumsi makanan berserat. Akan jauh
lebih baik apabila kita melakukannya dengan bertahap.

11
DAFTAR PUSTAKA

Godlief Joseph. 2002 . Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan Kita. Makalah
Falsafah Sains (PPs 702). Program Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor
Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Jurnal Magistra No. 75 Th. XXIII Maret 2011.
Winarsi H. 2001. Peran Serat Makanan (dietary fiber) untuk Mempertahankan
Tubuh Sehat. Makalah Falsafah Sains (PPS 702), Program Pasca Sarjana IPB.
Definisi Konstipasi. Diakses 18 Mei 2019,
dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41747/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
Fakultas MIPA dan Kesehatan. (2016, September). “Serat Pangan (dietary fiber)
dan Manfaatnya Bagi Kesehatan”. Diakses 18 Mei 2019 ,
dari PDFfmipa.umri.ac.id
Pengertian Konsumsi. (2014). Diakses 18 Mei 2019 ,
dari http://eprints.ums.ac.id/31665/3/BAB_II.pdf
Pengertian Konsumsi Menurut Ahli. (2018). Diakses 18 Mei 2019 ,
dari http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7548/5/BAB%20II.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai