Anda di halaman 1dari 5

Diagnosis

Banyak penderita OSA tidak merasa mempunyai masalah dengan tidurnya dan

datang ke dokter hanya karena partner tidur mengeluhkan suara mendengkur yang

keras (fase pre-obstruktif) diselingi oleh keadaan senyap yang lamanya bervariasi

(fase apnea obstruktif) (Lalwani, 2007)

Gambar 4.4 Diagnosis OSA

The Epworth sleepiness scale digunakan untuk menilai ngantuk pada siang.

OSA disuspek pada pasien dengan skor diatas 10 (Paul, 2012).

Situation Chance of dozing

Sitting and reading ____________

Watching TV ____________
Sitting inactive in a public place (e.g a theater or a

meeting) ___________

As a passenger in a car for an hour without a break ____________

Lying down to rest in the afternoon when

circumstances permit ____________

Sitting and talking to someone ____________

Sitting quietly after a lunch without alcohol ____________

In a car, while stopped for a few minutes in traffic


______

Penilaian skor Epworth sleepiness scale

0 = no chance of dozing

1 = slight chance of dozing

2 = moderate chance of dozing

3 = high chance of dozing

Pengukuran BMI, tekanan darah, dan lingkaran lilit leher adalah parameter

yang penting dalam parameter pemeriksaan OSA. Dari pemeriksaan fisik harus di

identifikasi posisi dan ukuran tulang maksilla dan mandibula dan karakteristik fasial

juga harus diidentifikasikan (Paul, 2012).


Pemeriksaan fisik dilakukan pada hidung, orofaring, hipofaring, laring, leher

untuk menentukan adanya obstruksi pada bagian tersebut:

i. Hidung :deviasi septum,hypertrofi adenoid, tumor atau polip nasal,

hipertrofi konka

ii. Orofaring : palatum molle yang besar, hipertrofi tonsil palatine,

makroglosia, penebalan(banding) dinding posterior faring

iii. Hipofaring : Collapse dinding faring lateral, tumor hipofaring,

hipertrofi tonsil lingual, retrognathia dan micrognathia

iv. Laring : paralisis pita suara, tumor laring

Gambar 4.5 Obstruksi jalan napas sesuai dengan letak anatomi s


Diagnosis pasti penderita OSA dengan pemeriksaan polisomnografi. Polisomnografi

adalah pemeriksaan gold standard untuk diagnosa OSA. Pada OSA untuk melihat episode

berhentinya aliran udara yang berulang diikuti dengan upaya respirasi kontinyu sedangkan

pada CSA untuk melihat episode apnea berulang diikuti dengan hilangnya upaya ventilasi,

gerakan napas terhenti karena hilangnya pergerakan iga dan abdomen juga aktivitas

elektromiografi diafragma. Polisomnografi merupakan alat uji diagnostik menevaluasi

gangguan tidur, dilakukan pada saat malam hari di laboratorium tidur. Pemeriksaan terdiri

dari elektroensefalogram (EEG), elektromyogram (EMG), elektrookulogram (EOG),

parameter respirasi, electrocardiogram (ECG), saturasi oksigen dan mikrofon untuk merekam

dengkuran. Penderita dimonitor selama 6 jam 10 menit (Antariksa, 2005).


Gambar 4: Gambaran Polisomnogram

Anda mungkin juga menyukai