Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI

KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH:

Amelia Nurul S P07220218001

Asma Fara Fadilah P07220218007

M.Arfianur Rizky. P07220218016

Muthia Fitri Desiranti P07220218019

Natasya Melinda R P07220218022

Novalinna A.R P07220218023

Triana Wulandari P07220218033

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TINGKAT II

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Makalah Psikologi” Dalam
penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
kami.Namun sebagai manusia biasa,kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari
segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian,kami berusaha serta
mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana

Kami menyadari tanpa kerja sama antara penyusun serta beberapa kerabat yang
memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya makalah ini.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tersebut diatas yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran
penyususan makalah ini.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca pada
umumnya kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun

Samarinda,11 Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modernisasi dan perkembangan teknologi membawa perubahan tentang


cara berpikir dalam pola hidup bermasyarakat, sehingga perubahan tersebut
membawa pada kosekuensi di bidang kesehatan fisik dan bidang kesehatan jiwa.Manusia
harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yangselalu berubah-ubah.
Manusia sebagaimana dia ada pada suatu ruang dan waktu,merupakan hasil interaksi
antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsurtersebut saling mempengaruhi satu
dengan yang lain.

Dalam segala masalah, kitaharus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu


keseluruhan (holistik) sehinggamanusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.etiap
indi!idu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang berbedawalaupun menghadapi
stimulus yang sama. Perasaan dan emosi biasanyadisifatkan sebagai keadaan dari diri
indi!idu pada suatu saat, misalnya orangmerasa terharu melihat banyaknya warga
masyarakat yang tertimpa musibahkebanjiran.(Drs.Sunaryo, M.Kes) sumber gangguan
jasmani (somatik) maupun psikologis adalah stress. Penyesuaian yang berorientasi pada
tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi pada pembelaan ego disebut mekanisme
pertahanan diri.

Pemahaman tentang stres dan akibatnya penting bagi upaya pengobatan maupun
pencegahan gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress sering dihubungkan dengan
kehidupan modern dan nampaknya kehidupan modern merupakan sumber gangguan
stress lainya. perlu diperhatikan bahwa kepekaan orang terhadap stress berbeda. hal ini
juga bergantung pada kondisi tubuh indi!idu yang turut menampilkan gangguan jiwa.
stress merupakan gangguan kesehatan jiwa yang tidak dapat dihindari,karena merupakan
bagian dari kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana maksud dari Emosi?
2. Bagaimana maksud Dari Stress?
3. Bagaimana maksud dari Adaptasi?
4. Bagaimana maksud dari Depresi?
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penulisanmakalah ini
adalah :

1. Mengetahui pengertian emosi, komponen emosi, afek dan emosi, serta sakitmental
karena gangguan emosi.
2. Mengetahui pengertian stress, penggolongan stress, kemampuan indi!idumenahan
stress, sumber stress psikologis, tahapan stress, reaksi-reaksi terhadapstress, dan cara
mengendalikan stress.
3. Mengetahui pengertian adaptasi dan dimensi adaptasi. Dan pengertian dari depresi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Emosi
1. Pengertian Emosi
Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda. Emosi  terdiri dari  sedih, takut, jijik,
sedih dan terkejut. Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan memiliki gradasi
yang berbeda. Emosi bukanlah marah, melainkan marah adalah bagian dari emosi. Emosi
berkembang karena motif dan derajat perasaan.
Menurut Richard G. Gerric dan Phillip G. Gimbardo dalam bukunyaPsychology
and Life hal 394 “ Emotion as a complex pattern of bodily and mental changes that
includes psychological arrousal, feelings, cognitive processes, visible expressions ( face
and posture) specific behavioural reactions made in respons to a situation perceived as
personally significant. Dinyatakan bahwa emosi dianggap sebagai perubahan mental dan
fisik secara komplek, termasuk gejala psikologi meliputi perasaan, proses kognitif,
ekspressi yang terlihat, reaksi tingkah laku khusus yang yang terjadi dalam merespon
situasi yang diterima secara signifikan.
 Menurut Carolyn Saarni (2002) dalam buku (Educational Psychology 2004 :79)
dia mengatakan ” demonstrate emotional competence when we emerge from an emotion-
eliciting encounter with a sense of having accomplished what we set out to do”  kita
memperlihatkan perasaan emosi, ketika dihadapkan dengan suatu perasaan untuk
memenuhi apa yang kita lakukan. 
Charles Darwin dalam bukunya The Expression of Emotions in Man and Animal
(1872-1965) Emotion evolved other important aspects of human and nonhuman structure
and functions. Darwin juga berpandangan bahwa emosi merupakan warisan atau sesuatu
yang memang sudah ada dan akan muncul ketika berhadapan dengan situasi kejadian
tertentu yang terjadi di dunia.

2. Komponen Emosi
Komponen emosi menurut Rita L. Atkinson, Edward Smith, Richard C. Atkinson dan
Daryl J. Bem terdiri dari
 Respon Tubuh Internal, terutama yang melibatkan sistem saraf otonomik
 Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif
tertentu.
 Ekspresi wajah
 Reaksi terhadap emosi

3. Rangsangan dan Emosi


Jika kita mengalami suatu emosi yang kuat, seperti rasa takut atau marah, kita
mungkin merasakan sejumlah perubahan pada tubuh, termasuk denyut jantung dan
pernapasan yang cepat, rasa kering di tenggorokan dan mulut, berkeringat, gemeteran dan
perasaan tertekan di lambung. Sebagian besar perubahan fisiologis yang terjadi selama
rangsangan emosional terjadi akibat aktivasi cabang simpatik dan sistem saraf otonomik
untuk mempersiapkan tubuh melakukan tindakan darurat. Sistem simpatik bertanggung
jawab untuk terjadinya perubahan-perubahan berikut :
1. Tekanan darah dan kecepatan denyut jantung meningkat;
2. Pernafasan menjadi lebih cepat;
3. Pupil mata mengalami dilatasi;
4. Keringat meningkat sementara sekresi saliva dan mukus menurun;
5. Kadar gula darah meningkat untuk memberikan lebih banyak energi;
6. Darah membeku lebih cepat untuk persiapan kalau-kalau terjadi luka;
7. Motilitas saluran gastrointestinal menurun, darah dialihkan dari lambung dan usus ke
otak dan otot rangka;
8. Rambut di kulit menjadi tegak, menyebabkan ”merinding”

Sistem saraf simpatis mempersiapkan organisme untuk mengeluarkan energi. Saat


emosi menghilang, sistem parasimpatik yaitu sistem penghemat energi mengambil alih
dan mengembalikan organisme ke keadaan normalnya. Aktivitas sistem saraf otonomik
tersebut dipicu  oleh aktivitas di daerah otak tertentu, termasuk hipotalamus yang
memiliki peranan penting dalam banyak motif biologis dan sistem limbik.
Impuls dari area-area tersebut ditransmisikan ke nuklei di batang otak yang
mengendalikan fungsi sistem saraf otonomik. Sistem otonomik kemudian bekerja
langsung pada otot dan organ internal untuk menimbulkan beberapa perubahan tubuh
yang dijelaskan sebelumnya, dan bekerja secara tidak langsung dengan menstimulasi
hormon adrenal untuk menimbulkan perubahan tubuh lainnya.
Karakteristik untuk keadaan emosional seperti marah dan ketakutan, selama
organisme harus bersiap-siap melakukan tindakan, misalnya untuk melawan dan
melarikan diri. Beberapa respons yang sama juga terjadi selama pengalaman yang
menyenangkan atau rangsangan seksual.  Tetapi, selama emosi seperti kesedihan atau
dukacita, sebagian proses tubuh mungkin tertekan, atau menjadi lambat.

B. Stress
1. Pengertian
Stres Ada beberapa istilah psikologis populer yang sering dikaburkan sebagai
“stres”. Pada hakikatnya, tentunya kata ini merujuk pada sebuah kondisi seseorang
yang mengalami tuntutan emosi berlebihan dan atau waktu yang membuatnya sulit
memfungsikan secara efektif semua wilayah kehidupan. Keadaan ini dapat
mengakibatkan munculnya cukup banyak gejala, seperti depresi, kelelahan kronis,
mudah marah, gelisah, impotensi, dan kualitas kerja yang rendah
(Richards, 2010). Hawari (dalam Yusuf, 2004) berpendapat bahwa istilah stres
tidak dapat dipisahkan dari distress dan depresi, karena satu sama lainnya saling
terkait. Stres merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang
dialaminya dan apabila fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress.
Sedangkan depresi merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang dialaminya.
Dalam banyak hal manusia akan cukup cepat untuk pulih kembali dari pengaruh-
pengaruh pengalaman stres. Manusia mempunyai suplai yang baik dan energi
penyesuaian diri untuk dipakai dan diisi kembali bilamana perlu. Sarafino (1994)
mendefinisikan stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu
dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak 9 antara tuntutan-tuntutan yang
berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari
seseorang. Stres adalah tekanan internal maupun eksternal serta kondisi bermasalah
lainnya dalam kehidupan (an internal and eksternal pressure and other troublesome
condition in life).
Ardani (2007) mendefinisikan stress merupakan suatu keadaan tertekan baik itu
secara fisik maupun psikologis. Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses
yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun
membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional,
kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja positif (misalnya
merencanakan perkawinan) atau negatif (contoh : kematian keluarga). Sesuatu
didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful event) atau tidak, bergantung
pada respon yang diberikan oleh individu terhadapnya.
Compas (dalam Preece, 2011) berpendapat bahwa stres adalah suatu konsep yang
mengancam dan konsep tersebut terbentuk dari perspektif lingkungan dan pendekatan
yang ditransaksikan. Baum (dalam Yusuf, 2004) mendefinisikan stres sebagai
pengalaman emosional yang negatif yang disertai dengan perubahan-perubahan
biokimia, fisik, kognitif, dan tingkah laku yang diarahkan untuk mengubah peristiwa
stres tersebut atau mengakomodasikan dampak-dampaknya. Menurut Dilawati (dalam
Syahabuddin, 2010) stres adalah suatu perasaan yang dialami apabila seseorang
menerima tekanan. Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang dalam
bentuk mengekalkan jalinan 10 perhubungan, memenuhi harapan keluarga dan untuk
pencapaian akademik.
Lazarus dan Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan stres sebagai
kondisi individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stres terjadi karena
ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan kemampuan untuk
menghadapi tekanan tersebut. Individu membutuhkan energi yang cukup untuk
menghadapi situasi stres agar tidak mengganggu kesejahteraan mereka. Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu peristiwa atau pengalaman
yang negatif sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu
yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial
dari seseorang.
2. Aspek-Aspek Stres
Pada saat seseorang mengalami stres ada dua aspek utama dari dampak yang
ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis (Sarafino,
1998) yaitu :
 Aspek fisik Berdampak pada menurunnya kondisi seseorang pada saat stres
sehingga orang tersebut mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti sakit
kepala, gangguan pencernaan.
 Aspek psikologis Terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah
laku. Masing-masing gejala tersebut mempengaruhi kondisi psikologis seseorang
dan membuat kondisi psikologisnya menjadi negatif, seperti menurunnya daya
ingat, merasa sedih dan menunda pekerjaan.
Hal ini dipengaruhi oleh berat atau ringannya stres. Berat atau ringannya stres
yang dialami seseorang dapat dilihat dari dalam dan luar diri mereka yang menjalani
kegiatan akademik di kampus. Berdasarkan teori yang diuraikan diatas maka dapat
didimpulkan aspek- aspek stres terdiri dari aspek fisik dan aspek psikologis, aspek-
aspek tersebut dijadikan sebagai indikator alat ukur skala sters akademik
3. Faktor-Faktor Stres
Setiap teori yang berbeda memiliki konsepsi atau sudut pandang yang berbeda
dalam melihat penyebab dari berbagai gangguan fisik yang berkaitan dengan stres. Di
bawah ini akan dijelaskan beberapa sudut pandang tersebut.
a. Sudut pandang psikodinamik
Sudut pandang psikodinamik mendasarkan diri mereka pada asumsi bahwa
gangguan tersebut muncul sebagai akibat dari emosi yang direpres. Hal-hal
yang direpres akan menentukan organ tubuh mana yang terkena penyakit.
Sebagai contoh, apabila seseorang merepres kemarahan, maka berdasarkan
pandangan ini kondisi tersebut dapat memunculkan essensial hypertension.
b. Sudut pandang biologis
Salah satu sudut pandang biologis adalah somatic weakness model.
Model ini memiliki asumsi bahwa hubungan antara stres dan gangguan
psikofisiologis terkait dengan lemahnya organ tubuh individu. Faktor biologis
seperti misalnya genetik ataupun penyakit yang sebelumnya pernah diderita
membuat suatu organ tertentu menjadi lebih lemah daripada organ lainnya,
hingga akhirnya rentan dan mudah mengalami kerusakan ketika individu
tersebut dalam kondisi tertekan dan tidak fit .
c. Sudut pandang kognitif dan perilaku
Sudut pandang kognitif menekankan pada bagaimana individu
mempersepsi dan bereaksi terhadap ancaman dari luar. Seluruh persepsi
individu dapat menstimulasi aktivitas sistem simpatetik dan pengeluaran
hormon stres. Munculnya emosi yang negatif seperti perasaan cemas, kecewa
dan sebagainya dapat membuat sistem ini tidak berjalan dengan berjalan
lancar dan pada suatu titik tertentu akhirnya memunculkan penyakit.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bagaimana seseorang mengatasi
kemarahannya ternyata berhubungan dengan penyakit tekanan darah tinggi
(Fausiah dan Widury, 2005),
Stres bersumber dari frustasi dan konflik yang dialami individu dapat
berasal dari berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam hal hambatan, ada
beberapa macam hambatan yang biasanya dihadapi oleh individu seperti :
 Hambatan fisik : kemiskinan, kekurangan gizi, bencana alam dan sebagainya.
 Hambatan sosial : kondisi perekonomian yang tidak bagus, persaingan hidup yang
keras, perubahan tidak pasti dalam berbagai aspek kehidupan. Hal-hal tersebut
mempersempit kesempatan individu untuk meraih kehidupan yang layak sehingga
menyebabkan timbulnya frustasi pada diri seseorang.
 Hambatan pribadi : keterbatasan-keterbatasan pribadi individu dalam bentuk cacat
fisik atau penampilan fisik yang kurang menarik bisa menjadi pemicu frustasi dan stres
pada individu.

Konflik antara dua atau lebih kebutuhan atau keinginan yang ingin
dicapai, yang ingin dicapai, yang terjadi secara berbenturan juga bisa menjadi
penyebab timbulnya stres. Seringkali individu mengalami dilema saat
diharuskan memilih diantara alternatif yang ada apalagi bila hal tersebut
menyangkut kehidupan di masa depan. Konflik bisa menjadi pemicu timbulnya
stress atau setidaknya membuat individu mengalami ketegangan yang
berkepanjangan yang akan mengalami kesulitan untuk mengatasinya.
C.Adaptasi

Uliyah,dkk.(2012)menjelaskan bahwa adaptasi merupakan


proses perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap perubahan dilin
gkungan yang dapat memengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis
maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.Ada empat jenis
adaptasi yang digunakan oleh manusia, di antaranyasebagai berikut :

1. Adaptasi fisiologis, yaitu proses penyesuaian tubuh secara alamiah atausecara


fisiologis untuk mempertahankan keseimbangannya dari berbagaifaktor yang
menimbulkan atau memengaruhi keadaan tidak seimbang.Terdapat dua macam
adaptasi fisiologis, yaitu LAS (local adaption syndrome) dan GAS
(general adaptation syndrome). Proses adaptasi fisiologi :
 Tahap alarm reaction,merupakan tahap awal dari proses adaptasiyakni
individu siap untuk menghadapi stresor yang akan masukkedalam tubuh
 Tahap resistensi ( stage of resistance), merupakan tahap kedua tubuhakan
melakukan proses penyesuaian dengan mengadakan berbagai perubahan
dalam tubuh untuk mengatasi stresor yang ada.
 Tahap terakhir ( stage of exhaustion), merupakan tahap yang
ditandaidengan adanya kelelahan
2. Adaptasi psikologis, merupakan proses penyesuaian secara psikologisdengan
cara memberikan mekanisme pertahanan diri yang bertujuan untukmelindungi
atau bertahan dari serangan atau hal yang tidak menyenangkan.Terdapat dua
cara untuk mempertahankan diri dari berbagai stresor, yaitudengan cara
melakukan koping atau penanganan berorientasi pada tugasatau yang dikenal
dengan pemecahan masalah ( problem solving ) dan kopingego oriented  atau
mekanisme pertahanan diri.
3. .Adaptasi sosial budaya, merupakan cara untuk mengadakan perubahandengan
melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan normayang
berlaku di masyarakat.
4. .Adaptasi spiritual, merupakan proses penyesuaian diri dengan
melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada keyakinan
atau kepercayaan yangdimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya

D.Depresi

Istilah depresi sudah begitu popular dalam masyarakat dan semua orang sudah
mengetahuinya, termasuk orang yang awamdalam bidang kedokteran dan psikologi.
Akan tetapi, arti sebenarnya dari depresi itu sukar didefinisikan secara tepat. Istilah dan
kata  yang identik maknanya dengan depresi dalam bahasa Indonesia sehari-hari tidak
ada. “Sedih” tidak identik dengan depresi demikian juga dengan “putus asa”, meski
keduanya merupakan gejala penting dari depresi. Orang awam menggunakan istilah
depresi dengan sangat bebas dan umum sehingga mengaburkan makna dari istilah itu
sendiri. Ada yang beranggapan bahwa depresi itu berarti suatu keadaan kesedihan dan
ketidakbahagiaan.
Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar diantara
kita pernah merasa sedoih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh masalah,
merasa kecewa, kehilangan dan frustasi, yang dengan mudah menimbulkan
ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Namun, secara perasaan demikian itu cukup normal
dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau.

a.  Gejala Fisik
Gejala fisik umum yang relative mudah dideteksi sebagai berikut:
1.     Gangguan pola tidur. Misalanya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.
2.    Menurunnya tingkat aktivitas. Misalnya, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan
orang lain seperti menonton tv, makan dan tidur.
3.    Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit
memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.sehingga, mereka
juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.
4.    Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian
atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan
kepuasan atas apa yang dilakukannya.
5.    Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika
seorang menyimpan perasaan negative, maka jelas akan membuat letih karena
membebani pikiran dan perasaan.

b.  Gejala Psikis
 Adapun tanda-tanda gejala psikis sebagai berikut:
1.     Kehilangan  rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi
cenderung           memandang segala sesuatu dari sisi negative, termasuk menilai diri
sendiri.
2.    Sensitive. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu
dengan dirinya. Perasaannya sensitive sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi
dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan.
3.    Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa
menjadi     orang yang gagal terutama dibidang atau lingkungan yang seharusnya mereka
kuasai.
4.    Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang
mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai
suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang
seharusnya dikerjakan.
5.    Perasaan terbebani. Banyak orang  yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang
dialaminya.
c.   Gejala social
Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya
memengaruhi lingkungan dan pekerjaan (aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak,
lingkungan tentu akan bereaksi terhadap prilaku orang yang depresi tersebutyang pada
umumnya negative (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih,
mudah sakit).
C. Penyebab depresi
a.  Faktor genetic
Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat memiliki resiko
leboih besar menderita gangguan depresi aripada masyarakat pada umumnya. Gen
berpengaruh dalam terjadinya depresi, tetapi ad banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak
ad seorangpun peneliti  yang mengetahui secara pasti bagaimana gen bekerja. Dan tidak
ada nukti langsung bahwa ada penyakit depresi yang disebabkan oleh faktor keturunan.
b.  Susunan kimia otak dan tubuh
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan yang besar dalam
mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan adanya perubahan dalam
jumlah bahan kimia tersebut. Hormone noradenalin yang memegang peranan utama
dalam mengendalikan otak danaktivoitas tubuh, tampaknya berkurang pada mereka yang
mengalami depresi. Pada waniata, perubahan hormone dihubungkan dengan kelahiran
anak dan menopause juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.
c.   Faktor usia
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja dan orang
dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut
terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan dari masa
anak-anak kemasa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja,
serta masa pubertas hingga ke pernikahan. Namun sekarang ini usia rata-rata penderita
depresi semakin menurunyang menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak semakin
banyak yang terkena depresi. Survey masyarakat terakhir melaporkan adanya prevalensi
yang tinggi dari gejala-gejala depresi pada golongan usia dewasa muda yaitu 18-44 tahun.
d.  Gender
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Bukan berarti
wanita lebih mudah terserang depresi, bisa saja karena wanita lebih sering mengakui
adanya depresi daripada pria dan dokter lebih dapat mengenali depresi pada wanita.
Bagaimanapun, tekanan sosialpada wanita yang mengarahkan pada depresi . misalnya,
seorang diri dirumah dengan anak-anak kecil lebih jarang ditemui pada pria daripada
wanita. Ada juga perubahan hormonal dalam siklus menstruasi yang berhubungan dengan
kehamilan dan kelahiran dan juga menopause yang membuat wanita lebih rentan menjadi
depresi atau menjadi pemicu penyakit depresi .
e.  Gaya hidup
Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit misalnya
penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan dan depresi. Tingginya tingkat stress dan
kecemasan digabung dengan makanan yang tidak sehat dan kebiasaan tidur serta tidak
olahraga untuk jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor beberapa orang yang
mengalami depresi penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi berhubungan
dengan gaya hidup yang tidak sehatpada pasien berisiko penyakit jantung. Gaya hidup
yang tidak sehat misalnya tidur tidak teratur,makan tidak teratur, pengawet dan pewarna
buatan, kurang berolahraga, merokok, dan minum-minuman keras.
f.   Penyakit fisik
Penyakit fisik dapat menyebabkan penyakit. Perasaan terkejut karena mengetahui
kita memiliki penyakit serius dapat mengarahkan pada hilangnya kepercayaan diri dan
penghargaan diri, juga depresi. Alasan terjadinya depresi cukup kompleks. Misalnya,
depresi sering terjadi setelah serangan jantung, mungkin karena seseorang merasa mereka
baru saja mengalami kejadian yang dapat menyebabkan kematian atau karena mereka
tiba-tiba menjadi orang yang tidak berdaya . pada individu lanjut usia penyakit fisik
adalah penyebab yang paling umum terjadinya depresi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda. Emosi  terdiri dari  sedih, takut,
jijik, sedih dan terkejut. Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan
memiliki gradasi yang berbeda. Emosi bukanlah marah, melainkan marah
adalah bagian dari emosi. Emosi berkembang karena motif dan derajat
perasaan.
 Stres Ada beberapa istilah psikologis populer yang sering dikaburkan sebagai
“stres”. Pada hakikatnya, tentunya kata ini merujuk pada sebuah kondisi
seseorang yang mengalami tuntutan emosi berlebihan dan atau waktu yang
membuatnya sulit memfungsikan secara efektif semua wilayah kehidupan.
 Adaptasi merupakan proses  perubahan  yang  menyertai  individu  dalam
berespons terhadap perubahan dilingkungan yang dapat memengaruhi
keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang
akan menghasilkan perilaku adaptif
 Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar
diantara kita pernah merasa sedoih atau jengkel, menjalani kehidupan yang
penuh masalah, merasa kecewa, kehilangan dan frustasi, yang dengan mudah
menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan.
B. Saran
Mohon maaf atas kesalahan yang terdapat di makalah kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

http://thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2HTML/2011100005PLBAB2/page6.html

Uliyah, Musrifatul, dan Alimul Hidayat,A.Aziz.2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk


Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai