Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI OPERASIONAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dan Biostatik

Dosen Pembimbing :
Novita Rina Antarsih, SST., M.Biomed.
Disusun Oleh :
Adinda Putri A. P3.73.24.1.17.031
Anita Ramdhani P3.73.24.1.17.035
Mila Amelia Astuti P3.73.24.1.17.046
Silvi Maulidayanti P3.73.24.1.17.055

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur selalu terucap kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
kami kesehatan sehingga mampu menyelesaikan kewajiban kami. Tak lupa pula shalawat dan
salam kepada junjungan alam penerang umat muslim Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa umat dari kehidupan jahiliyah menuju kehidupan yang berilmu.
            Alhamdulillah, pada kesempatan ini kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah kami pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Tak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah yang telah memberi arahan dalam proses
penyusunan makalah.
            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini sangat banyak sekali kekurangan, oleh
karena itu kami menerima saran dan kritikan yang mendukung dan memotivasi dari pembaca.

                                                                                                            Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Definisi Operasional.............................................................................................................6
2.2 Komponen Definisi Operasional..........................................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipotesis seperti yang kita ketahui yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin
juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung
kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan. Hipotesis dapat
juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi sudah
tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-
pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta
problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului,
dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil
penyelidikan yang dilakukan sendiri. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah
peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari
kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita
deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih
dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara pengolahan data. Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan
adanya suatu penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai
langka-langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita
akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan
atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam
konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun banyak
sekali permasalahan-permasalahan dan juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh
yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini
beserta permasalah-permasalahan yang terjadi.
Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar, atau
mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-
faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat
tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Selanjutnya, pengujian hipotesis penelitian secara perhitungan statistik memerlukan
perubahan rumusan hipotesis ke dalam rumusan hipotesis statistik yang mana memasangkan
hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) sehingga dapat memutuskan dengan tegas
menolak atau menerima salah satu dari kedua hipotesis tersebut. Selain itu, Pengujian
hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian
yang didasarkan pada satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis
yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Dalam uji hipotesis satu sampel ini variabel
penelitiannya bersifat mandiri, dan sampelnya satu, oleh karena itu variabel penelitiannya
tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan definisi operasional?
2. Apa yang dimaksud dengan komponen definisi operasional?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian definisi operasional
2. Untuk mengetahui komponen definisi operasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk
menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data.
Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam
definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup
obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya
atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
locus of control dan kepribadian.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel
bebas.Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja.

Definisi operasional variable penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing


variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya.
Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini :

Jenis variabel Definisi Indikator Skala


Locus Of Control (X1) Locus of Control (Chi Hsinkuang etal., 2010) Skala Likert
didefinisikan sebagai Internal Locus of Control
persepsi seseorang 1. Segala yang dicapai individu
tentang sumber hasil dari usaha sendiri
nasibnya (Robbins, 2. Keberhasilan individu karena
2003). kerja keras
3. Segala yang diperoleh
individu bukan karena
keberuntungan
4. Kemampuan individu dalam
menentukan kejadian dalam
hidup
5. Kehidupan individu
ditentukan oleh tindakannya
6. Kegagalan yang dialami
individu akibat perbuatan
sendiri
7. Individu bertanggungjawab
penuh pada setiap pengambilan
keputusan yang saya lakukan

External Locus of Control


1. Kegagalan yang dialami
individu karena ketidakmujuran
2. Perencanaan jauh ke depan
pekerjaan yang sia-sia
3. Kejadian yang dialami dalam
hidup ditentukan oleh orang
yang berkuasa
4. Kesuksesan individu karena
faktor nasib
5. Percaya diri dalam
menyelesaikan tugas 6. Merasa
dapat mengendalikan tujuan
hidup
Kepribadian(X2) Kepribadian Menurut Costa dan McCrae Skala Likert
merupakan dalam Feist (2010) :
organisasi dinamis Neuroticsm (N)
dalam sistem 1. Menyelesaikan tugas dengan
psikologis individu benar
yang menentukan 2. Percaya diri
caranya untuk 3. Mudah bergaul
menyesuaikan diri 4. Dapat menahan emosi dengan
secara unik terhadap baik
lingkungannya.
(Robbins, 2007)
Extraversion (E)
1. Mudah menyesuaikan diri
2. Mudah bekerjasama 3.
Merasa nyaman berinteraksi
dengan orang lain
4. Senang berkelompok

Openness (O)
1. Terbuka terhadap ide baru
2. Penasaran
3. Bertanggungjawab 4. Inovatif

Agreeableness (A)
1. Toleran
2. Berhati lembut
3. Mampu menahan tekanan
4. Mudah percaya

Conscientiousness (C) 1. Teliti


2. Bekerja keras
3. Teratur
4. Tepat waktu
Kinerja (Y) Menurut Mathis Kuantitas kerja Skala Likert
(2002), kinerja 1. Volume kerja yang dihasilkan
karyawan di atas kondisi normal
mempengaruhi 2. Target kerja dapat terpenuhi
seberapa banyak dengan penuh perhitungan
mereka memberi 3. Standar kerja ditentukan oleh
kontribusi kepada perusahaan
organisasi
Kualitas kerja
1. Kerapihan
2. Ketelitian
3. Keterkaitan hasil dengan
tidak mengabaikan volume
pekerjaan
4. Cekatan dan tuntas dalam
mengerjakan suatu pekerjaan
Pemanfaatan waktu 1.
Pekerjaan diselesaikan dengan
tuntas
2. Semua pekerjaan diselesaikan
tepat waktu
3. Kesadaran tinggi untuk
menyelesaikan semua tugas

Kerjasama
1. Toleransi
2. Kemampuan menangani
hubungan dalam pekerjaan
3. Dapat dipercaya rekan kerja
4. Dapat bekerjasama dengan
baik

2.2 Komponen Definisi Operasional


Menurut Efendi (2016), definisi operasional variabel adalah pengertian variabel
(yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik,
secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas.
Definisi operasional variable penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang
membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada berikut ini :
1. Definisi Self Esteem
Self Esteem (harga diri) adalah evaluasi diri seseorang secara
menyeluruh mengenai perasaan akan nilai dirinya, yang memiliki
beberapa komponen yaitu competence worth, control, dan belonging. 
Self esteem diukur dengan menggunakan skala self esteem (harga diri).
Semakin tinggi skor self esteem yang didapatkan semakin tinggi
pula self esteem yang dimiliki seseorang, dan sebaliknya semakin rendah
skor yang didapatkan dari hasil pengukuran self esteem, maka seseorang
tersebut memiliki self esteem yang rendah pula.

2. Definisi Asertivitas
Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk bersikap tegas, mampu
menyatakan perasaan secara jujur, menyampaikan pendapat, tidak
cemas, dan penakut yang memiliki beberapa komponen yaitu verbal,
kognitif, emosional dan non-verbal. Asertivitas ini diukur dengan
menggunakan skala pengukuran asertivitas. Seseorang dikatakan asertif
apabila mendapatkan skor yang tinggi pada hasil pengukuran asertivitas,
dan seseorang yang mendapatkan skor yang rendah dikatakan seseorang
yang tidak asertif.
3. Definisi Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan yang kuat yang muncul dari dalam
diri untuk bisa melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan mendapatkan
hasil yang baik pula, yang memiliki komponen yaitu harapan untuk
sukses (motif of success) dan ketakutakan akan kegagalan (motif avoid
failure). Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan skala
motivasi berprestasi. Semakin tinggi skor motivasi berprestasi yang didapatkan
menunjukkan bahwa motivasi berprestasi yang dimiliki tinggi, dan sebaliknya
semakin rendah skor motivasi berprestasi yang didapat, maka semakin rendah
pula motivasi untuk berprestasinya

Definisi yang operasional atau “definisi operasional variabel” Definisi


operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau
pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden) yang
satu dengan responden yang lain. Disamping variabel harus didefinisi
operasionalkan juga perlu dijelaskan cara atau metode pengukuran, hasil ukur
atau kategorinya, serta skala pengukuran yang digunakan. Untuk memudahkan,
biasanya definisi operasional itu disajikan dalam bentuk “matrix”  yang terdiri
dari kolom-kolom

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang


dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
Misalnya :

- Definisi operasional tentang variabel “status gizi” anak balita, adalah


hasil penimbangan atau pengukuran berat badan dan tinggi badan anak
balita berdasarkan umur.
-  Definisi operasional veriabel “pendidikan” adalah lamanya sekolah
atau tingkat sekolah yang telah diikuti oleh responden.
- Definisi operasional veriabel “kinerja” perawat ruangan adalah kegiatan
yang dilakukan oleh perawat dalam pasien diruangan, atau kegiatan
asuhan keperawatan oleh perawat ruangan.
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
Menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup
variabel. Variabel yg dimasukkan dalam definisi operasional adalah variabel
kunci/penting yg dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung
jawabkan (referensi harus jelas). Dengan definisi operasional,maka : dapat
ditentukan cara yg dipakai untuk mengukur variabel, tidak terdapat arti dan
istilah istilah ganda yang apabila tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran
yang berbeda. Definisi operasional hendaknya memuat batasan tentang :
- Variabel bebas dan variabel terikat
- Istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel variabel.
Definisi berasal dari kata definition (latin). Ada dua macamdefinisi, yaitu
definisi nominal dan definisi ril. Definisi nominal menerangkan arti kata:
hakiki: ciri maksud dan kegunaan serta asal mula (sebab). Definisi riil
menerangkan objek yang dibatasinya, terdiri atas dua unsur yang
menyamankan dengan hal yang lain dan unsur yang membedakan dengan hal
ini

A. Aturan Membuat Definisi:


1. Definisi harus dapat dibolak-balikkan dengan hal yang
didefinisikan (luas
keluanya harus sama)
2. Definisi tidak boleh negatif. Misal, kepuasan adalah tidak senang
3. Apa yanh didefinisikan tidak boleh masuk dalam definis. Misalnya,
kepuasan adalah rasa puas yang dirasakan seseorang
4. Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang kabur (ambigu)
misalnya, kepuasan adalah rasa batin yang bersifat individu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
Menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel.
Variabel yg dimasukkan dalam definisi operasional adalah variabel
kunci/penting yg dapat diukur secara operasional dan dapat
dipertanggungjawabkan (referensi harus jelas).
Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau
pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden) yang
satu dengan responden yang lain.

3.2 Saran
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dalam
penelitian dimaksudkan untuk menghindari terjadinya salah penafsiran tentang
judul penelitian yang berpengaruh juga tentang penafsiran inti persoalan yang
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Dian, Kusuma Arum. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian


Mallnutrisi Pada Lansia Di Posyandu Kwauri Sejahtera Puskesmas Kedungmundu Kota
Semarang.
Effendi, M. 2016. Metodologi Penelitian.
Fallis, A. G. 2013. Kinerja.

Anda mungkin juga menyukai