1. Jelaskan mekanisme terjadinya tegangan sisa pada pengelasan dan apa resiko dari
adanya tegangan sisa tersebut.
Tegangan sisa merupakan tegangan yang tetap hadir dalamsuatu struktur sebagai akibat
adanya perlakuan termal atau perlakuan mekanik atau keduanya. Tegangan yang
ditimbulkan pada material yang mengalami pengelasan disebabkan utamanya oleh
kontraksi dari logam cair yang membeku. Pemanasan yang tidak merata menyebabkan
ekspansi panas yang terbatas.
Mekanisme terjadinya tegangan sisa adalah pemanasan yang tidak merata menyebabkan
terjadinya ekspansi panas yang terbatas. Pada akhir siklus panas, akan terjadi distorsi atau
terjadi restrain yang menyebabkan munculnya tegangan sisa pada daerah tersebut. Medan
tegangan sisa (residual stress fields) sangat kompleks, tetapi besarnya hampir mendekati
tegangan luluh (yield stress). Tegangan tersebut perlu untuk dihilangkan atau dieliminir
melalui “stress relief heat treatment” PWHT.
Efek Utama Tegangan sisa pada dearah lasan;
Distorsi
Kegagalan prematur dari daerah lasan.
Tegangan yang ditimbulkan oleh regangan menghasilkan gaya internal yang
menyebabkan penciutan material sehingga terjadinya perubahan dimensi yang disebut
distorsi.
2. Jelaskan beberapa metoda untuk mengurangi tegangan sisa pada pengelasan.
Peregangan
Sambungan ditarik sampai terjadi perubahan bentuk plastic
Anil suhu tinggi
Lasan dari jenis baja konstruksi umum dipanaskan sampai 900 atau 9500C. Setelah
ditahan beberapa lama pada suhu ini kemudian didinginkan pelan – pelan.
Pembebasan tegangan pada suhu rendah
Kedua permukaan daerah lasan selebar 60 sampai 130 mm dipanaskan sampai 150 atau
2000C, yang diikuti dengan pendinginan dengan air.
Penempaan
Logam las dan daerah disekitarnya ditempa atau dipukul selama atau setelah pengelasan
Anil
Lasan dari jenis baja ferit dipanaskan samapai 600 atau 7000C dan yang dari jenis
austenit sampai 9000C. Setelah ditahan beberapa waktu pada suhu ini kemudian
didinginkan pelan – pelan.
Getaran
Kepada konstruksi diberikan getaran yang dapat memberikan resonansi frekuensi rendah.
Karena getaran ini, akan terjadi perubahan bentuk plastik setempat
3. Jelaskan mekanisme terjadinya Hydrogen Induced Cracking (HIC) pada
pengelasan dan persyaratan apa saja untuk terjadinya HIC. Jelaskan beberapa
sumber Hydrogen & metoda untuk mengurangi larutnya H2 pada pengelasan.
Saat logam las masih cair, logam ini menyerap hidrogen dalam jumlah yang besar yang
dilepaskan dengan cara difusi pada suhu rendah karena pada suhu tersebut kelarutan
hidrogen menurun. Hidrogen yang didifusikan ini menyebabkan terjadinya retak di
daerah pengaruh panas.
Persyaratan terjadinya HIC adalah :
Hadirnya hidrogen dalam baja yang dapat berdifusi
Terciptanya tegangan sisa yang tinggi
Adanya struktur mikro yang rentan terhadap retak (HV>350) seperti martensit
Sumber hidrogen antara lain:
Air dan zat organik yang terkandung di dalam fluks
Kelembaban udara atmosfer
Minyak, zat organik, dan air yang melekat pada rongga – rongga dan permukaan pelat
atau kawat las
Metoda untuk mengurangi larutnya H2 pada pengelasan:
Menggunakan fluks yang mengandung banyak karbonat. Dengan fluks ini akan
dihasilkan gas karbon dioksida yang dapat menurunkan tekanan parsial hidrogen
didalam busur listrik dengan sendirinya akan mengurangi difusi hidrogen.
Dilakukan penurunan kecepatan pendinginan dengan memberikan pemanasan mula
pada temperatur antara 50-300oC atau memberikan pemanasan kemudian pada
temperatur antara 200oC sampai 300oC.
4. Jelaskan mekanisme terjadinya Solidification Cracking (Hot Crack) pada
pengelasan dan persyaratan apa saja untuk terjadinya Hot Cracking. Serta
Jelaskan beberapa sumber penyebab hot cracking & metoda untuk menguranginya
pada pengelasan Baja.
Solidification cracking terjadi pada hasil lasan ketika proses solidifikasi. Cracking terjadi
ketika liquid metal tidak mampu mengisi rongga antara logam lasan yang sedang
mengalami solidifikasi ,rongga ini muncul akibat penyusutan yang terjadi atau
pembekuan yang tidak merata akibat adanya impurities dalam logam cair ,bead shape
yang buruk , dan tegangan pada daerah sambungan yang terlalu tinggi. Solidification
cracking terjadi jika logam las membeku sebagai fasa tunggal gamma (γ), yaitu jika
Crek/Niek < 1,5. Jenis cacat ini dapat dihindari dengan menciptakan 5-10% δ-ferrite pada
logam las melalui pemilihan kawat las yang tepat.
Pemanasan awal yang temperaturnya diatur tergantung dari carbon equivalent dari
benda kerja.
Memastikan baja yang dilas tidak mengandung pengotor
Menggunakan flux yang tepat
Menggunakan kawat lasan yang tepat untuk mendapat 5-10% ferrite
5. Jelaskan mekanisme terjadinya Lamelar Tearing pada pengelasan. Lalu jelaskan
penyebab utama Lamelar Tearing & metoda untuk menguranginya pada
pengelasan.
Lamellar tearing pada material dapat diartikan sebagai keretakan material akibat
pengelasan yang berbetuk lapisan yang terletak di dalam material dan searah permukaan
material pelat tersebut. Lamellar tearing ini pada umumnya terjadi pada material pelat
baja rolled, dimana ini adalah kondisi berbahaya yang terjadi ketika material pelat yang
mempunyai sifat kelenturan yang rendah (low ductility) yang dilas secara tegak lurus
terhadap arah ketebalan pelat tersebut.