Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang latar belakang, tujuan fungsi
alat dan bahan pada Praktikum Fisika Dasar Modul Kalorimetri.
1.1 Latar Belakang
Untuk memenuhi tugas Praktikum Fisika Dasar, Modul Kalorimetri ini kami
buat berdasarkan teori dan uji coba yang telah kami lakukan sebelumnya. Dalam
aktivitas keseharian, apa yang menjadi kegiatan kita tidak terlepas dari konsep kalor.
Banyak peralatan rumah tangga dibuat dengan memakai prinsip-prinsip perpindahan
kalor. Perpindahan kalor adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau
material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga
tercapainya kesetimbangan panas. Perpindahan kalor (heat transfer) adalah ilmu
untuk meramalkan atau menggambarkan perpindahan energi yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Bila dua sistem yang suhunya
berbeda disinggungkan maka akan terjadi perpindahan energi. Proses dimana
perpindahan energi itu berlangsung disebut perpindahan panas. Perpindahan panas
akan terjadi apabila ada perbedaan temperatur antara dua bagian benda. Panas akan
berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah.
Sebagaimana diketahui bahwa kalorimeter adalah alat yang digunaka untuk
mengukur kalor. Dengan kalorimeter kita dapat mengukur kalor jenis suatu zat dan
dengan kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa adanya kalor dapat mengubah
wujud zat. Aplikasi penggunaan dalam kehidupan sehari-hari misalnya setrika listrik,
rice cooker, solder dan lainya.
1.2 Tujuan
Berikut ini adalah tujuan dari Praktikum Fisika Dasar Modul Kalorimetri :
1. Menentukan besarnya energi listrik yang dilepaskan dalam kalorimeter.
2. Menentukan besarnya energi kalor yang diterima kalorimeter.
3. Menentukan nilai kesetaraan kalor listrik.

47
1.3 Fungsi Alat dan Bahan
Berikut ini adalah fungsi alat dan bahan yang digunakan selama Praktikum
Fisika Dasar Modul Kalorimetri yaitu sebagai berikut :
Alat yang digunakan yaitu :
1. Thermogun yaitu alat untuk melihat suhu yang ada pada kalorimeter.
2. Kalorimeter yaitu tempat untuk mendidihkan air atau tempat untuk mengubah
energi listrik menjadi energi kalor.
3. Amperemeter yaitu alat untuk mengukur kuat arus yang keluar dari catu daya.
4. Neraca Teknis yaitu alat yang berfungsi untuk menentukan berat suatu benda.
5. Voltmeter yaitu alat untuk mengukur tegangan yang keluar dari catu daya.
6. Kabel penghubung yaitu alat untuk menghubungkan catu daya dengan kalorimeter.
7. Catu daya teknis yaitu sumber energi listrik.
8. Stopwatch Digital yaitu alat untuk mengukur waktu.
Bahan yang digunakan yaitu :
1. Air yaitu objek yang dijadikan bahan dalam percobaan kalorimetri.

48
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pada bab kajian pustaka dan dasar teori ini akan membahas tentang Kalorimeter
dan rumus yang digunakan untuk menghitung Kalorimetri.
2.1 Kalorimeter
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu atau
sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dingin
memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah energi kinetik rata-rata
yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Dengan demikian, suhu
menggambarkan bagaimana gerakan molekul molekul benda. Pada saat kita
memanaskan atau mendinginkan suatu benda pada suhu tertentu, beberapa sifat fisik
tersebut berubah (Supianto, 2006).
Menurut Buchori dalam Rokhimi, dkk (2015) Terdapat tiga macam proses
perpindahan energi kalor. Proses tersebut adalah perpindahan energi secara konduksi,
konveksi dan radiasi. Konduksi adalah proses perpindahan kalor dari suatu bagian
benda padat atau material ke bagian lainnya. Pada perpindahan kalor secara konduksi
tidak ada bahan dari logam yang berpindah. Yang terjadi adalah molekul-molekul
logam yang diletakkan di atas nyala api membentur molekul-molekul yang berada di
dekatnya dan memberikan sebagian panasnya. Molekul-molekul terdekat kembali
membentur molekul molekul terdekat lainnya dan memberikan sebagian panasnya,
dan begitu seterusnya di sepanjang bahan sehingga suhu logam naik. Jika padatan
adalah logam, maka perpindahan energi kalor dibantu oleh elektron-elektron bebas,
yang bergerak diseluruh logam, sambil menerima dan memberi energi kalor ketika
bertumbukan dengan atom-atom logam. Kalorimeter adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur kalor, dengan tujuan untuk mengetahui kalor jenis suatu
zat. Jika kalor jenis suatu zat sudah diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan
dapat dihitung dengan mengukur perubahan suhunya.

49
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suatu zat tersebut tergantung
berapa jumlah massa air, jenis zat dan nilai kenaikan suhu zat tersebut. Kalor jenis
suatu benda didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan unutuk menaikan
suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Kalor jenis ini merupakan sifat khas suatu benda
yang menunjukan kemampuannya untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis
suatu benda, semakin besar pula kemampuan untuk menyerap kalor pada perubahan
suhu yang sama. Maka dapat dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
Q = C . m . ΔT
(Supiyanto, 2006)
Keterangan :
Q = energi kalor (J)
C = kalor jenis benda (J/kg K)
m = massa benda (kg)
ΔT = perubahan suhu (K)
Pada saat arus listrik melalui resistor, maka energi listrik ini akan berubah
menjadi energi panas akibat tumbukan antara muatan dengan atom-atom dalam
resistor. Dengan demikian, besar energi listrik yang hilang saat arus listrik I melalui
resistor R adalah
W = V.I.t
(Supiyanto, 2006)
Keterangan :
W = Energi listrik (J)
V = Voltase (Volt)
I = Arus (A)
t = waktu (sekon)

50
BAB 3
PENGUMPULAN DATA

Pada bab pengumpulan data ini akan membahas tentang data hasil pengamatan
dan langkah kerja dari Praktikum Fisika Dasar Modul Kalorimetri.
3.1 Data Pengamatan
Berikut ini adalah data hasil pengamatan Praktikum Fisika Dasar Modul
Kalorimetri :
Tabel 3.1 Hasil Percobaan Kalorimetri.

Suhu
Waktu M.Kal M.Air Suhu
No Voltase Ampere Akhir
(sekon) (gram) (gram) Awal (T0)
(Ta)

1 175 195 407 284 210 32,0°C 90,0°C

2 200 220 298 284 210 31,7°C 87,1°C

3 225 235 278 284 210 32,8°C 92,4°C

3.2 Langkah Kerja


Berikut adalah langkah kerja dari Pratikum Fisika Dasar Modul Kalorimetri :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Tentukan massa kalorimeter listrik dan massa air dengan menggunakan neraca
teknis.
3. Tentukan voltase dengan menggunakan voltmeter.
4. Tentukan arus dengan menggunakan amperemeter.
5. Tentukan suhu awal air dengan menggunakan thermogun.
6. Masukkan air kedalam kalorimeter dan hubungkan dengan tegangan listrik.
7. Tentukan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan air dengan
menggunakan Stopwatch digital.
8. Tentukan suhu akhir air yang telah mendidih dengan menggunakan thermogun.
9. Lakukan pecobaan dan pengukuran sebanyak tiga kali.
10.Catat hasil percobaan dan masukkan dalam tabel dengan benar.

51
BAB 4
PENGOLAHAN DATA

Pada bab pengolahan data ini menjelaskan tentang perhitungan yang diperoleh
dari Praktikum Fisika Dasar Modul Kalorimetri.
4.1 Data Kuantitatif
Berikut adalah perhitungan besarnya listrik, energi kalor dan nilai kesetaraan
pada Kalorimetri.
1. Besarnya energi listrik yang dilepas oleh Kalorimeter
W =V.I.t
Percobaan 1
W =V.I.t
= 175 . 195 . 407
= 13888875 Joule
Percobaan 2
W =V.I.t
= 200 . 220 . 298
= 13112000 Joule
Percobaan 3
W =V.I.t
= 225 . 235 . 278
= 14699250 Joule
2. Besarnya energi kalor yang diterima oleh Kalorimeter
Q = C . m . ΔT, dimana C air = 4,2 kal/gr°C
Percobaan 1
Q1 = C . m . ΔT
= 4,2 . 210 . (90,0°C-32,0°C)
= 882 . 58°C
= 51156 kalori

52
Percobaan 2
Q2 = C . m . ΔT
= 4,2 . 210 . (87,1°C-31,7°C)
= 882 . 55,4°C
= 48862,8 kalori
Percobaan 3
Q3 = C . m . ΔT
= 4,2 . 210 . (92,4°C-32,8°C)
= 882 . 59,6°C
= 52567,2 kalori
3. Nilai kesetaraan kalor listrik
V . I .t
(mk C k +m a C a )(t a−t 0 )
ɣ =
Dimana Ck = 42,2 kal/groC
Ca = 4,2 kal/groC
Percobaan 1
V . I .t
(mk C k +m a C a )(t a−t 0 )
ɣ =
13888875
= ( 11984,8+ 882 )( 58)

13888875
= ( 11984,8+882)( 58)
13888875
= 12866,8 . 58
13888875
= 746274,4

= 18,6 Joule
Percobaan 2

53
V . I .t
(mk C k +m a C a )(t a−t 0 )
ɣ =
13112000
= ( 284. 42,2+210. 4,2)( 87,1-31,7 )
13112000
= ( 11984,8+882)( 55,4 )
13112000
= 12866,8 . 55,4
13112000
= 712820,72

= 18,4 Joule

Percobaan 3
V . I .t
(mk C k +m a C a )(t a−t 0 )
ɣ =
14699250
= ( 284. 42,2+210. 4,2)( 92,4-32,8 )
14699250
= ( 11984,8+882)( 59 , 6)
14699250
= 12866,8 . 59,6
14699250
766861,28
=

= 19,2 Joule

54
4.2 Data Kualitatif
Berikut adalah grafik perhitungan besarnya listrik, energi kalor dan nilai
kesetaraan pada Kalorimetri.
1. Grafik Hasil Perhitungan Besarnya Energi Listrik yang Dilepaskan Oleh
Kalorimeter.

Besar Energi Listrik yang Dilepaskan


15000000
14500000
14000000
Joule

13500000 Energi Listrik


13000000
12500000
12000000
1 2 3
Banyaknya Percobaan

55
Grafik 4.1 Besarnya Energi Listrik yang Dilepaskan Oleh Kalorimeter.
2. Grafik Hasil Perhitungan Besarnya Energi Kalor yang Diterima Oleh Kalorimeter.

Besar Energi Kalor yang Diterima


53000
52000
51000
50000
Kalori

Energi Kalor
49000
48000
47000
1 2 3

Banyaknya Percobaan

Grafik 4.2 Besarnya Energi Kalor yang Diterima Oleh Kalorimeter.

3. Grafik Hasil Perhitungan Nilai Kesetaraan Kalor Listrik.

Kesetaraan Kalor Listrik


19.4
19.2
19
18.8
Joule

18.6 Kesetaraan Kalor Listrik


18.4
18.2
18
1 2 3
Banyaknya Percobaan

Grafik 4.3 Nilai Kesetaraan Kalor Listrik

56
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran dari Praktikum
Fisika Dasar Modul Kalorimetri.
5.1 Kesimpulan
Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kalor, dengan
tujuan untuk mengetahui kalor jenis suatu zat. Jika kalor jenis suatu zat sudah
diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat dihitung dengan mengukur
perubahan suhunya. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suatu zat tersebut
tergantung berapa jumlah massa air, jenis zat dan nilai kenaikan suhu zat tersebut.
Dalam Praktikum Fisika Dasar Modul Kalorimetri diperoleh perhitungan
sebagai berikut :
1. Besarnya energi listrik yang dilepas oleh Kalorimeter pada percobaan satu
13888875 Joule.
2. Besarnya energi listrik yang dilepas oleh Kalorimeter pada percobaan dua
13112000 Joule.
3. Besarnya energi listrik yang dilepas oleh Kalorimeter pada percobaan tiga
14699250 Joule.
4. Besarnya energi kalor yang diterima oleh Kalorimeter pada percobaan satu
51156 kalori.
5. Besarnya energi kalor yang diterima oleh Kalorimeter pada percobaan dua
48862,8 kalori.
6. Besarnya energi kalor yang diterima oleh Kalorimeter pada percobaan tiga
52567,2 kalori.
7. Nilai kesetaraan kalor listrik pada percobaan satu 18,6 Joule.
8. Nilai kesetaraan kalor listrik pada percobaan dua 18,4 Joule.
9. Nilai kesetaraan kalor listrik pada percobaan tiga 19,2 Joule.

57
5.2 Saran
Sebelum melakukan percobaan praktikum disarankan agar semua mahasiswa
mempelajari dan memahami tentang Modul Kalorimetri. Untuk alat yang akan
digunakan dalam praktikum, sebaiknya dicek terlebih dahulu sebelum kegiatan
praktikum berlangsung. Supaya kita dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diduga.
Dengan demikian waktu yang dibutuhkan dalam praktikum tidak mengalami
perpanjangan karena harus memperbaiki alat yang mengalami gangguan. Semoga
praktikum selanjutnya bisa berjalan lebih baik.

58
DAFTAR PUSTAKA

Supiyanto, 2006, Fisika untuk SMA Kelas X, Jakarta.


Rokhimi, Intan Nurul, Pujayanto, 2015, Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran
Kalor Konduksi, Surakarta, Pendidikan Fisika, PMIPA FKIP, Universitas
Negeri Surakarta.

59

Anda mungkin juga menyukai