Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS PENDAHULUAN

METODE ISOLASI SENYAWA

OLEH :

NAMA : SITTI KHADIJAH

STAMBUK : 15020170244

KELAS : C10

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : BESSE ATI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
1. Sebutkan kelebihan dan kekurangan KKK (2 literatur )!
Jawab:
Kelebihan
- Keunggulan dari Kromatografi kolom yaitu dapat digunakan untuk
analisis dan aplikasi preparative, untuk menentukan jumlah
kompenen campuran dan untuk memisahkan dan purifikasi
substansi (Wati nella, 2014 hal : 85).
- Kelebihan dari Kromatografi kolom adalah dapat untuk melakukan
pemisahan suatu sampel yang berupa campuran dengan berat
beberapa gram. (Alfinda dkk, 2008 hal: 85).
Kekurangan
- Diperlukan jumlah pelarut/eluen yang cukup besar
- Waktu elusi untuk dapat menyelesaikan pemisahan sangat lama
- Deteksi hasil pemisahan tidak dupat langsung dilakukan (masih
memerlukan KLT) (Alfinda, 2008 hal: 85)
- Kromatografi kolom dalam penatalaksanaannya lebih sulit dan lebih
mahal dibandingkan dengan Kromatografi lapis tipis (Hermawan,
2017 hal: 644)
2. Prinsip dari KCV!
Jawab:
Prinsip kerja KVC yaitu partisi dan adsorpsi komponen senyawa yang
pemisahannya dibantu dengan tekanan dari alat vakum (Mutmainnah
dkk, 2017 hal: 28).
3. Fungsi Kaca Masir !
Jawab:
Fungsi dari kaca masir adalah yaitu Berakibat pada kemampuan yang
dihasilkan oleh kromatografi cair vakum akan sama dengan
kromatografi gravitasi namun diperlukan waktu yang lebih
singkat(wiwit,2017)
4. Cari Jurnal tentang metode menggunakan KKK!
Jawab:
Metode penggunaan KKK yaitu dengan fraksi n-heksuna diisolasi
secara kromatografi kolom konvensional dengan fase diam berupa
silica gel G.60 (kasar) dan fase gerak menggunakan cairan pengelusi
n-heksana : etil asetat (8:2) pemilihan fase gerak ini didasarkan pada
orentasi yang telah dilakukan sebelumnya menggunakan kromatografi
lapis tipis. Kolom dibuat dengan cara basah, dimana terlebih dahulu
tahung setengahnya dengan silika gel lalu silika gel dikeluarkan
ditimbang, kolom dibebas lemakkan dengan dengan cara membilasnya
dengan metanol, sumbat bagian bawah kolom dengan kapas agar silica
gel tidak mencemari tampungan fraksi. Silica gel dibuat lumpuran dari
sebagian eluen yang telah disiapkan. lumpuran itu kemudian
dituangkan ke dalam kolom selama proses pengendapun kolom
diketuk-ketuk tiap sisinya hingga tiduk terbentuk gelembung gas dan
diperoleh kerapatan kolom yang seragam. Ekstrak yang akan
difraksinasi tersebut diletakkan di atas diisi dengan dari dalam tabung
dan permukaan silca gel secara merata. Setelah itu eluen diulirkan dan
fraksi-fraksi yang diperoleh ditampung pada vial yang disediakan.
Fraksi di identifikasi dengan kromatografi lapis tipis dan memberikan
profil kromatogram yang sama disatukan dalam satu fraksi (sya'diyah,
vol 1 hal: 7)
5. Jelaskan Prosedur preparasi kolom dan sampel!
Jawab:
A. Prosedur preparasi kolom
dilakukan dengan cara yaitu Packing kolom. Packing kolom merupakan
tahap preparasi dalam kromatografi kolom dimana pada tahap ini
digunakan untuk mempersiapkan kolom dengan fasa diamnya. Packing
kolom terbagi menjadi 2 cara yaitu cara kering dan cara basah. Packing
kolom dengan cara kering dilakukan dengan memasukkan fasa diam
seperti pasir silika gel ke dalam kolom secara langsung hingga penuh
lalu diikuti dengan memasukkan eluen hingga menutupi fasa diam,
Sadangkan untuk cara basah. pasir silika atau fasa diam dicampurkan
terlebih dahulu dengan eluen pada wadah terpisah lalu campuran
tersebut dimasukkan ke dalam kolom secara bersamaan. (Pangestu,
2019).
B. Prosedur Preparasi sampel
Sebelum melakukan preparasi sampel terlebih dahulu ditentukan jenis
sampel dan sifat fisika kimia analit yang akan dianalisis. Jenis sampel
terbagi menjadi :
a. Sampel larutan jernih
Preparasi sampel larutan jernih lebih mudah dibandingkan jenis
sampel yang lain yaitu dengan mengencerkan sampel dengan
pelarut yang sesuai yaitu yang mudah menguap yang dapat
melarutkan sampel dan sebisa mungkin sedikit melarutkan matrik.
Pelarut pada metode KLT sebaiknya menggunakan pelarut yang
mudah menguap karena akan memudahkan penguapan pelarut saat
aplikasi (penotolan) sampel.
b. Sampel larutan keruh
Preparasi larutan keruh dilakukan dengan mengekstraksi analit
dengan pelarut yang dapat melarutkan analit dengan cara manual
(dikocok) atau menggunakan alat yaitu vorteks atau ultrasonic
degaser. Penarikan analit dengan cara ekstraksi harus dipastikan
bahwa analit sudah terekstraksi sempurna. Pemastian
kesempurnaan ekstraksi dapat dilakukan dengan cara ekstraksi
berulang atau dengan menganalisis sisa (ampas) hasil ekstraksi.
c. Sampel semisolid (setengah padat)
Preparasi sampel semisolid dilakukan dengan cara penghancuran
sampel dengan cara digerus atau diblender. Sampel yang telah
dihancurkan diekstraksi dengan pelarut yang dapat melarutkan analit
dengan cara manual (dikocok) atau menggunakan alat dengan
menggunakan vorteks atau ultrasonic degaser. Kesempurnaan
penarikan analit dengan cara ekstraksi juga harus dipastikan.
Ekstraksi pada sampel semisolid dapat di bantu dengan pemanasan.
Pemanasan dapat mengencerkan bentuk sampel dari semisolid
menjadi larutan sehingga penarikan analit dalam sampel menjadi
lebih mudah. Hanya saja pada pemisahan ampas dengan larutan
pengekstrak sebaiknya dilakukan sebelum dingin karena bila
pemisahan dilakukan setelah sampel dingin dikawatirkan analit akan
terjebak kembali ke dalam sampel semisolid
d. Sampel padat.
Preparasi sampel padat dilakukan dengan cara menyerbuk sampel
dengan cara digerus atau diblender. Serbuk diekstraksi dengan
pelarut yang dapat melarutkan analit dengan cara manual (dikocok)
atau menggunakan alat yaitu vorteks atau ultrasonic degaser.
(wulandari lestyo, 2011 hal: 14-16)

Anda mungkin juga menyukai