Oleh
SRI SARTIKA JR
14420191052
PRECEPTOR INSTITUSI
2020
“MENILAI GCS,AVPU, PENILAIAN KESADARAN COMPOS MENTIS-COMA”
Ketidaksadaran adalah keadaan tidak sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan
dan dapat bersifat fisiologis (tidur) ataupun patologis (koma atau keadaan vegetatif).
untuk bangun.
hemisfer serebri dan formatio retikularis yang konstan dan efektif diperlukan untuk
dibedakan menjadi :
yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin
karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga
tulang kepala.
(kematian).
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif
mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk
menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik
diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, maka dikatakan
(4) : spontan
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku
jari)
(1) : tidak ada respon
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan
E…V…M…
Anak Bayi
Respon membuka mata Nilai Respon membuka mata Nilai
Spontan 4 Spontan 4
Terhadap bicara/panggilan 3 Terhadap bicara/panggilan 3
Terhadap nyeri 2 Terhadap nyeri 2
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon 1
Respon Motorik Respon Motorik
Menurut perintah 6 Gerak spontan 6
Melokalisasi nyeri 5 Menghindar terhadap sentuhan 5
Menghindar terhadap nyeri 4 Menghindar terhadap nyeri (fleksi) 4
Fleksi abnormal terhadap nyeri 3 Fleksi terhadap nyeri (dekortikasi) 3
Ekstensi abnormal terhadap nyeri 2 Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2
Tidk ada respon 1 Tidak ada respon 1
Respon Verbal Respon Verbal
Terorientasi dengan baik 5 Berceloteh (coos dan babbles) 5
Konfusi (bingung) 4 Menangis iritabel 4
Kata-kata tidak sesuai 3 Menangis terhadap nyeri 3
Kata-kata tidak runtut 2 Mengerang terhadap nyeri 2
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon 1
Keterangan :
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika
dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal
Ini juga merupakan skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran
pasien. Hal ini lebih sederhana daripada GCS dan dapat digunakan oleh dokter,
perawat, penolong pertama dan kru ambulans. Empat unsur yang diuji:
A lert - berarti membuka mata spontan, fungsi motorik berbicara dan utuh,
V oice - merespon bila diajak bicara, misalnya bicara mendengus atau aktual.
U nresponsive - jika tidak ada respon terhadap rasa sakit, yaitu tidak ada gerakan
Kru Ambulans biasanya menggunakan AVPU dan, jika pasien skor apa pun
selain sebuah 'A', mereka merekam GCS formal. AVPU juga dapat digunakan oleh
penolong pertama dan itu membantu mereka untuk memutuskan apakah ambulans
mungkin perlu dipanggil. Namun, ada beberapa kelemahan untuk menggunakan skala
AVPU:
- Tidak membantu dalam pengelolaan pasien dengan penurunan
Tingkat kesadaran juga harus dinilai pada kontak awal dengan pasien dan terus
a . AVPU . Skala AVPU adalah metode cepat untuk menilai LOC (LEVEL OF
Misalnya, " Di mana Anda sekarang ? " Dan "Apa waktu itu ? "
Jangan tanya pasien Anda , " Apakah Anda tahu yang Anda
Anda hanya merespon bila diminta secara lisan . Hal ini juga penting untuk
dicatat jika pasien membuat tanggapan yang tepat atau tidak . Jika Anda
meminta pasien Anda , " Siapa namamu ? " Dan dia menjawab dengan , "
Flaming monyet , " ini akan menjadi respon yang pantas dan menunjukkan
( 3 ) P : Merespon nyeri .
verbal.
( 4 ) U : responsif .
Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil
yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya
apakah baik (alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan
D. PERSIAPAN
1. Alat
Masker.
Handscoen.
2. Pasien
dilakukan.
Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
3. Lingkungan.
4. Petugas
akan dilakukan.
pelindung diri.
bersih.
posisi anatomi.
BIDAI
A. DEFINISI
Suatu tindakan keperawatn dengan cara memasukkan kateter kedalam kandung
kemih melalui uretra
B. TUJUAN
1. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau les
2. Mengetahui residual urine setelah miksi
3. Memasukan kontras kedalam buli – buli
4. Mendapatkan specimen urine steril
5. Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urine
6. Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation )
7. Kateterisasi semntara ( intermitter catherization )
C. INDIKASI
Tindakan keperawatan dengan cara memasukan kateter kedalam kandung kemih
melalui uretra
D. PROSEDUR
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
PERSIAPAN ALAT
1. Handshoen steril
2. Handschoen on steril
3. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis
4. Urobag
5. Doek lubang steril
6. Jelly
7. Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1 :1 ) masukkan dalam spuit
( tanpa jarum )
8. Larutan antiseptic + kassa steril
9. Perlak dan pengalas
10. Pinset anatomis
11. Bengkok
12. Spuit10 cc berisi aquades
13. Urinal bag
14. Plester / hypavik
15. Gunting
16. Sampiran
` CARA KERJA
1. Memperkenalkan diri
2. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
3. Siapkan alat disamping klien
4. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
5. Cuci tangan
6. Atur posisi psien dengan terlentang abduksi
7. Pasang pengalas
8. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
9. Pasan handschoen on steril
10. Letakkan bengkok diantara kedua paha
11. Cukur rmabut pubis
12. Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
13. Pasang doek lubang steril
14. Pegang penis dengan tangan kiri lalu preputium ditarik ke pangkalnya dan
bersihkan dengan kassa dan antiseptic dengan tangan kanan
15. Beri jelly pada ujung kateter ( 12,5 – 17,5 cm). Pemasangan indwelling pada
pria : jellydan lidokain denga perbandingan 1 : 1 masukkan kedalan uretra
dengan spuit tanpa jarum
16. Ujung uretra ditekan dengan ujung jari kurang lebih 3-5 menit sambil di
masase
17. Masukkan kateter pelan – pelan, batang penis diarahkan tegak lurus deng
bidang horisontal sambil anjurkan untuk menarik napas. Perhatikan ekspresi
klien
18. Jika tertahan jangan dipaksa
19. Setelah kateter masuk isi balon dengan caran aquades bila untuk indwelling,
fiksasi ujung kateter di paha pasien. Pasang urobag disamping tempat tidur
20. Lihat respon klien dan rapikan alat
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan