Askep Hipertermia
Askep Hipertermia
KATA PENGANTAR
Kelompok I
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul....................................................................................................................
Kata Pengantar...................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................
Bab I : Pendahuluan...........................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan penulisan...............................................................................................
1. Tujuan Umum........................................................................................
2. Tujuan Khusus.......................................................................................
Bab II : Tinjauan Teori.........................................................................................................
Bab III : Asuhan Keperawatan. ..........................................................................................
A. Ilustrasi Kasus...................................................................................................
B. Dokumentasi Asuhan Keperawatan...................................................................
1. Pengkajian....................................................................................................
2. Analisa Data.................................................................................................
3. Rencana Keperawatan.................................................................................
4. Implementasi Keperawatan..........................................................................
Bab IV : Pembahasan............................................................................................................
Bab V : Penutup....................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau yang biasa disebut dengan Demam Berdarah
Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Penyakit DHF cenderung meningkat dan meluas ke seluruh wilayah nusantara. Di
beberapa negara penularan virus dengue dipengaruhi oleh adanya musim, jumlah kasus biasanya
meningkat bersamaan dengan peningkatan curah hujan. Di Indonesia pengaruh musim terhadap
DBD tidak begitu jelas, tetapi secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita
meningkat antara bulan September sampai bulan Februari dan mencapai puncaknya pada bulan
Januari (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004). Berdasarkan jumlah kasus DHF,
Indonesia merupakan urutan yang kedua setelah Thailand (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan
Satari, 2004).
Di Indonesia kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue terbesar terjadi pada
tahun 1998 dengan incidence rate (IR) 35,19 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1999 IR
menurun tajam sebesar 10,17 %, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu
15,99 (tahun 2000), 21,66 (tahun 2001), 19,24(tahun 2002), dan 23,87 (tahun 2003) (Rezeki S.
Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004).
Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas sarang nyamuk (PSN)
dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut dengan 3 M. Upaya lain
yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah dikategorikan rawan
demam berdarah. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti memberikan bubuk
abate, serta pengendalian secara biologis seperti menggunakan ikan untuk memakan jentik
nyamuk. Untuk lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup, menguras dan
mengubur selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik,
menggunakan bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Dari beberapa data yang muncul diatas tersebut, penulis dalam pengambilan judul
laporan uji komprehensif ini ingin memahami dan mampu melakukan pengelolaan asuhan
keperawatan pada anak dengan DHF.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada anak dengan Dengue Hemoragic Fever dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian terhadap pasien dengan DHF.
b. Dapat merumuskan masalah yang muncul dari pasien dengan DHF.
c. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai masalah yang ada.
d. Dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana.
e. Mampu mengevaluasi perkembangan klien
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC
(Oswari, E, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer,
Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi
perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu
badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga
mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke
permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan dapat penyerang semua
orang terutama anak – anak dan dapat menyebabkan kematian (Departemen Kesehatan RI,
2000). Lebih lanjut (Smeltzer, 2001) merumuskan Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh vektor virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Sedangkan menurut (Nelson, 2000) Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah Demam dengue
yang disebabkan oleh beberapa virus yang dibawa arthropoda, ditandai dengan demam. Selain
itu DHF dapat didefinidikan sebagai suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang
masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyerang pada anak,
remaja dan orang dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi
perdarahan dan cenderung terjadi syok yang dapat menimbulkan kematian (Hendaranto, 1997).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Dengue Hemoragic
Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti yang
ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat menimbulkan kematian.
B. Etiologi
Pada umumnya maysarakat kita mengetahui penyebab dari DHF adalah melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengan serotive 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di kawasan tropis dan berkembangbiak pada sumber
air yang tergenang (Smeltzer, 2001).
C. Pathofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia
yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal – pegal
seluruh tubuh dan hal lain yang dapat terjadi adalah pembesaran hati (hepatomegali).
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan terjadinya perembesan plasma
ke ruang ekstra seluler akibatnya terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah.
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat terjadi renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatn hematokrit lebih dari 20%) menunjukkan atau menggambarkan
adanya kebocoran sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan
kebocoran plasma teratasi sehingga pemberian cairan intravena dikurangi kecepatandan
jumlahnya untuk mencegah terjadinya udem paru, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan
yang cukup penderita akan mengalami renjatan (Pice. Sylvia A dan Lartainne M Wilson.
1995).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang mincul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi
antara 13 – 15 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut sering disertai tubuh menggigil.
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan, perdarahan
yang terjadi dapat berupa perdarahan pada kulit, perdarahan lainseperti melena. Selain demam
dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa
dijumpai pada penderita DHF adalah
1. Keluhan pada pernafasan seperti batuk, pilek dan sakit waktu menelan.
2. Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan
konstipasi.
3. Keluhan sistem tubuh yang lain diantaranya sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, nyeri
ulu hati, pegal – pegal di seluruh tubuh.
Klasifikasi DHF
DHF dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, WHO (1986)
membagi menjadi empat kategori (Soegeng Soegijanto, 2002)
1. Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes
yang positif.
2. Derajat II
Gejala demam yang diikuti perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah,
cianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda – tanda awal renjatan).
4. Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
E. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan lab antara lain
pemeriksaan darah dan urine. Pada pemeriksaan darah akan dijumpai :
· Trombositopenia
· Hemoglobin meningkat
· Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
· Hasil kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia.
F. Tipe-tipe Demam
1. Demam Septik
Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada mlam
hari dan turun kembali ketingkat yang diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS
Anak O berumur 5 tahun di antar oleh ibunya ke puskesmas sukorame karena sudah
demam selama 2 hari dan sering kejang-kejang. Menurut ibunya demam An.O naik turun dan
kejang. Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik merah pada kulit dan An.O jalannya
sempoyongan karena badannya lemas. An. O. kemudian An. O mengatakan mengeluh pusing
dan badannya merasa lemas. Ibu An. O mengatakan sulit kalau makan sehingga badannya kurus .
Dari analisa perawat K didapatkan An. O datang ke pukesmas dengan bantuan ibunya .
An. O tampak lemas , bibir pecah-pecah dan kulit kering. Kemudian perawat K melakukan
pengkajian didapat hasil :Hasil Vital Sign :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 65 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 39 0C
Hasil check darah :
Hb : 12 gram/de
Hematrosit : 31 %
Leokosit : 4300/mm3
Trombosit : 110.00 sel/mm3
LED : 8 mm
Eritrosit : 3,3 juta sel/mm3
A. PENGKAJIAN PADA PASIEN DIARE
Nama perawat : kafi pangki Tanggal : 19 Maret
2013 Pengkajian
Jam pengkajian: 09.00 WIB
Tempat Praktik : -
Biodata Pasien : Penanggung Jawab :
Nama : An.O Nama : Ny. S
Umur : 5 tahun Umur : 38
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Tk Guna Bangsa Pendidikan :S-1farmasi
Pekerjaan : - Pekerjaan : Swasta
Status Pernikahan : Belum Menikah Status pernikahan: Sudah Menikah
Alamat : Perum cepoko griya indah Alamat : Perum cepoko griya
Piyungan ,Bantul indah,piyungan bantul
Diagnosa Medis : Demam Berdarah Hubungan : Ibu
klien dengan
No. RM :- klien
Tanggal Masuk :-
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Saat ini : Anak O berumur 5 tahun karena sudah demam selama 2 hari
dan sering kejang-kejang. Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik merah pada kulit dan
An.O jalannya sempoyongan karena badannya lemas. An. O. kemudian An. O
mengatakan mengeluh pusing dan badannya merasa lemas. Ibu An. O mengatakan sulit kalau
makan sehingga badannya kurus
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu : types
1) Penyakit yang pernah dialami :
a. Kecelakaan (Jenis&waktu) : -
b. Perna dirawat : Pernah,usia 1 tahun karena types
c. Operasi (Jenis&waktu) :
d. Penyakit:
-Kronis : -
-Akut : types
e. Terakhir masuk RS : 2003
2) Alergi :
3) Imunisasi :
( ) BCG ( * ) Hepatitis
( * ) Polio ( * ) Campak
( ) DPT
4) Kebiasaan :
Jumlah/Lamanya Jenis Frekuensi
Merokok : - - -
Kopi : - - -
Alkohol : - - -
5) Obat-obatan
Jenis lamanya Frekuensi
- - -
D. Genogram
Pemberian skor;0 = mandiri , 1=alat bantu , 2=dibantu orang lain , 3=dibantu orang lain , 4=tidak
mampu
Rumah Rumah Sakit
Pekerjaan 0 -
Olah raga rutin 2 -
Alat bantu jalan 0 -
Kemampuan melakukan ROM 0 -
2. Tidur dan Istirahat
a. Lama tidur : Tidur malam = 7 jam (jam 21.00-04.00)
Tidur Siang = 1 jam
b. Kesulitan tidur di RS : -
c. Alasan : -
d. Kesulitan tidur : -
3. Kenyamanan dan nyeri
Nyeri : Palliative
Quality : hilang timbul
Region : kepala
Scala : sedang : 5
Time : pagi
4. Nutrisi
a. Frekuensi makan : 3x sehari
b. Berat badan / tinggi badan : 17 kg /100 cm
c. IMT/BBR :
d. BB dalam 1 bulan terakhir : turun, 0,5 kg , alasan: sulit makan karena mulutnya terasa pahit.
e. Jenis makanan : nasi rames (nasi + telur + sayur)
f. Makanan yang disukai : sop ayam
g. Makanan pantang :
h. Nafsu makan : kurang
i. Masalah pencernaan : -
j. Riwayat operasi/trauma gastrointestinal : -
k. Diit RS : -
l. Kebutuhan pemenuhan ADL makan : mandiri
5. Cairan , elektrolit dan asam basah
a. Frekuensi minum : sering , konsumsi air/hari : 2 liter/hari
b. Turgor kulit : -
c. Support IV line : -
6. Oksigenasi
a. Sesak nafas : tidak
b. Batuk : tidak
c. Sputum : tidak
d. Nyeri dada : tidak
e. Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada : -
f. Riwayat penyakit : tidak ada
g. Riwayat merokok : pasif
7. Eliminasi fekal/bowel :
a. Frekuensi : 3x/hari , penggunaan pencahar : -
b. Waktu : Pagi,siang ,malam
c. Warna : Kuning , pucat
d. Gangguan Eliminasi Bowel : -
e. Kebutuhan pemenuhan ADL bowel : dibantu orang tua
8. Eliminasi Urin :
a. Frekuensi :5x/hari , penggunaan pencahar : -
b. Warna : kuning bening
c. Gangguan Eliminasi bladder : tidak ada
d. Riwayat terdahulu : tidak ada
e. Penggunaan kateter : tidak
f. Kebutuhan pemenuhan bladder : Mandiri
g. Warna : Normal
h. Keluhan : tidak ada
9. Sensori,Persepsi dan Kognitif :
a. Gangguan Penglihatan : tidak
b. Gangguan Pendengaran : tidak
c. Gangguan Penciuman : tidak
d. Gangguan sensasi taktil : tidak
e. Gangguan Pengecapan : tidak
f. Riwayat Penyakit : tidak ada
4. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum :
Kesadaran : CM
GCS : -
Vital Sign : TD : 90/60 mmHg
Nadi : Frekuensi : 65x/menit
Irama : Reguler
Kekuatan : sedang
Social :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
Sebagai bagian dari masyarakat An.O merasa terganggu aktivitasnya.
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya : jawa
Spiritual :
Aktifitas ibadah sehari-hari : An.O mengatakan masih jarang untuk melakukan ibadah
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan : Pergi ke masjid pada saat tarawih di bulan puasa
1) Aktivitas Latihan
An.O beraktivitas berkurang karena merasa lemas dan demam.
4) Nutrisi
Klien makan 3x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang di berikan tiadak selalu habis.
.
5) Cairan Elektrolit dan Asam Basa
Klien minum 8 gelas standar 250 cc , sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250cc perhari.
6) Oksigenasi
Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak terpasang alat bantu
pernafasan
7) Eliminasi bowel
Klien BAB normal yaitu 3 kali sehari.
8) Eliminasi urin
Setelah sakit klien bisa BAK 6x sehari dengan konsistensi warna urin kuning pekat.klien juga
tidak terpasang kateter.
9) Sensori persepsi dan kognitif
Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan pada Sensori, persepsi dan
kognitif.
B.ANALISA DATA
Nama Klien : An.O No. Register : 092341
Umur : 5 tahun Dx. Medis : DHF
Ruang Rawat : Ruang Anggrek Alamat :Perum cepoko griya
indah ,piyuingan ,bantul.
N TANGGAL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
O
1 13 MEI 2013 DO: Penyakit Hipertermia
Hasil Vital Sign :
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 90 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 390C
DS: Menurut ibunya
demam An.O naik
turun. Setelah hari ke
dua mulai timbul
bintik-bintik merah
pada kulit An. O.
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit dengan
yang lainnya, bersifat mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik.
D.PRIORITAS DIAGNOSA
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis
E.RENCANA TINDAKAN
3. Tekanan
darah,nadi,Suhu tubuh
normal : TD: 100/80
mmhg
NADI: 60-99 x menit
Suhu : 36,50C-37,50C
4. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan Nutrition menegement kafi
n nutrisi kurang tindakan keperawatan Kaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan selama 3x 24
tubuh berhubungan jam,ketidakseimbanga Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
dengan factor n nutrisi kurang dari menentukan jumlah kalori
biologis kebutuhan tubuh dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
berhubungan dengan
factor bilogis dapat Yakinkan diet yang dimakan
teratasi dengan criteria mengandung tinggi serat untuk
hasil : mencegah konstipasi
1. Nutrisi pasien dapat
teratasi Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
2. Berat badan pasien
kembali normal Monitor adanya penurunan BB dan
dengan criteria hasil gula darah
20-25 kg
Monitor lingkungan selama makan
3. Nafsu makan pasien
Jadwalkan pengobatan dan tindakan
kembali normal 3x
tidak selama jam makan
sehari
Monitor turgor kulit
F.CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : An.O No.Register : 01377
Umur : 5 tahun Diagnosa Medis : DHF
Ruang Rawat : Anggrek Alamat : Perum cepoko griya indah,bantul
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Nama &
. TTD
Dx
1 13 Mei 2013 Pukul 17.00 oktavian
08.00 1. memonitor vital sign
TD: 90/60 mmHg S : An.O mengatakan
N : 65 x/menit badannya masih panas
RR: 26 x/mnt dan bintik-bintik di
0
S : 39 C badannya agak
2. monitor warna dan suhu kulit: menghilang
warnakulit timbul bintik-bintik O : Memeriksa vital sign:
merah banyak TD : 90/70 mmHg
08.30 1. memberikan cairan intra vena N : 70 x/mnt
2. memonitor intake dan output RR: 24x/mnt
1. memberikan obat anti piretik S : 380C
09.00 1. memeriksa vital sign: Memonitor warnakulit
10.00 TD : 90/70 mmHg dan suhu kulit: bintik-
N : 68 x/mnt bintik merah pada kulit
RR: 26x/mnt mulai sedikit
S : 38,50C A : suhu tubuh pasien
1. memberikan kompres pada mengalami penurunan
11.00 pasien (sedikit teratasi)
1. memeriksa vital sign: P : Intervensi
12.30 TD : 90/70 mmHg dilanjutkan : 3,5,6,7,8,11,
N : 70 x/mnt 12,13,14,16
RR: 25x/mnt
S : 380C
2. memonitor warnakulit dan
suhu kulit: bintik-bintik merah
pada kulit mulai sedikit
1. memeriksa vital sign:
TD : 90/70 mmHg
15.00 N : 70 x/mnt
RR: 24x/mnt
S : 380C
2. memberikan obat anti piretik
2 13 Mei 2013 Pukul 15.00 fitri
08.00 1. Melakukan pengkajian nyeri: S: An.O mengatakan
lokasi: kepala bahwa nyeri di kepalanya
Kualitas : sedang 5 tidak terasa lagi
2. mengobservasi reaksi non O: mengkaji nyeri pasien:
verbal dari ketidak nyamanan lokasi: kepala
1. melakukan dan mengajarkan kualitas : tidak ada
09.00 teknik relaksasi A: pasien tidak lagi
2. mengontrol lingkungan yang merasakan nyeri di
dapat mempengaruhi nyeri kepalanya (teratasi)
1. memberikan obat analgesic P : intervensi dihentikan
10.00 2. menyuruh pasien istirahat
1. mengkaji nyeri pasien:
12.30 lokasi: kepala
kualitas : tidak ada
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada pembahasan sekarang ini kami membahas demam. Demam terjadi karena
pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen
yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang
tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer, Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas
menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena
meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan
karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat
menimbulkan kematian. Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas
sarang nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut
dengan 3 M. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah
dikategorikan rawan demam berdarah. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti
memberikan bubuk abate, serta pengendalian secara biologis seperti menggunakan ikan untuk
memakan jentik nyamuk. Untuk lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup,
menguras dan mengubur selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menggunakan bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Diagnosa Keperawatan adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit dengan
yang lainnya, bersifat mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik
BAB V
PENUTUP
Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC
(Oswari, E, 2006). Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan
melalui nyamuk Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok
serta dapat menimbulkan kematian. Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan
memberantas sarang nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering
di sebut dengan 3 M. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa
daerah dikategorikan rawan demam berdarah.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, Dela. 2009.Hipotermia dan
Hipertermia(online)http://kartikadela89.blogspot.com/2009/01/hipotermia-dan-hipertermia.html,
diaksestanggal 13 MEI 2013.Anonym. 2005.
Penyakit Hipotermia.(online)djuni.wordpress.com/2005/03/28/penyakit- hipotermia /,diakses tanggal
13 MEI 2013.
Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2001
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla
%3Aid%3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta=
http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405