Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AUDIT MANAJEMEN

Oleh : Thorieq Mulya Milady (4319500163)


Wihanip Fijanarko (4317500101)
Sandi Setiawan (4319500138)

Kasus Audit Internal PT. Telkom

1. Peranan Internal Auditor dalam Melakukan Manajemen Audit PT. Telkom


Tbk

a. Kedudukan Dan Kewenangan Internal Auditor

Divisi Internal Auditor PT. Telkom Tbk Jakarta dijabat oleh seorang

General Manager, yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Kedududkan tersebut mempunyai posisi cukup strategis bagi Divisi Internal

Audit PT. Telkom Tbk, untuk dapat melaksanakan tugas, wewenang dan

tanggung jawabnya secara maksimal. Secara organisasional, Divisi Internal

Audit cukup independent terhadap unit kerja, kegiatan-kegiatan ataupun

proyek-proyek yang diaudit. Hal ini merupakan prasyarat bagi obyektifitas

manajemen audit yang dilaksanakan oleh Divisi Internal Audit, agar hasil

auditnya cukup efektif.

Dengan demikian fungsi Internal Auditor, “infact” memiliki kewenagan

penuh untuk melaksanakan auditnya tanpa dipengaruhi oleh intervensi

manajer unit kerja yang di audit dan tidak ada pembatasan-pembatasan dalam

mengemukakan hasil temuannya. Divisi Internal Audit PT. Telkom Tbk, dapat

memasuki semua unit kerja yang ada dalam organisasi perusahaan, termasuk

mengakses semua data dan informasi, mengevaluasi dan menganalisis bukti,

membuat laporan hasil pemeriksaan atas temuan-temuannya.

Dari hasil penelitian di lapangan, Divisi Internal Audit juga sudah

mempunyai job description, internal audit manual dan dapat bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik serta mendapat dukungan dari Direktur Utama.
Dalam Charter Audit Internal PT. Telkom Tbk Nomor: TEL 42/PWOOO/UTA-

00/2001 Tanggal 30 Juli 2001, telah dijelaskan tentang wewenang dan tanggung

tanggung jawab Divisi Internal Audit sebagai berikut:

1) Wewenang

Unit Audit Internal mempunyai wewenang akses terhadap dokumen

pencatatan, personal, dan pisik kekayaan perusahaan diseluruh unit kerja

perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan

pelaksanaan tugas auditnya.

Lingkup kerja Unit Audit Internal tidak hanya meliputi pemeriksaan dan

evaluasi terhadap keandalan dan efektifitas sistem pengendalian internal

perusahaan serta kualitas kinerja perusahaan, tetapi juga termasuk pelaksanaan

tugas khusus dari Direktur Utama.

2) Tanggung Jawab

Tanggung jawab Unit Audit Internal adalah memberikan analisa,

penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi mengenai aktivitas yang

direview yang dilakukan sesuai dengan Standar Audit dan perilaku profesional

yang dituntut Kode Etik. Tanggung jawab ini meliputi juga koordinasi

pelaksanaan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya sehingga tujuan audit

semua pihak tercapai sekaligus dengan tercapainya tujuan perusahaan. Unit

Audit Internal berada dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur

Utama
Status organisai Divisi Internal Audit PT. Telkom Tbk haruslah sedemikian rupa

sehingga memungkinkan dilaksanakannya tanggung jawab pemeriksaan. Untuk itu

diperlukan beberapa persyaratan, antara lain:

1. Pimpinan Divisi Internal Audit diangkat dan diberhentikan oleh pejabat

tertinggi PT. Telkom Tbk.

2. Tujuan, wewenang dan tanggung jawab Divisi Internal Audit harus

dituangkan dalam dokumen tertulis.

3. Divisi Internal Audit harus mendapat dukungan dari manajemen.

4. Pimpinan Divisi Internal Audit harus bertanggung jawab kepada pejabat

tertinggi PT. Telkom Tbk untuk mendukung kebebasan dan menjamin

kelancaran pelaksanaan pemeriksaan serta mempunyai wewenang untuk

memantau tindak lanjut.

5. Pimpinan Divisi Internal Audit harus menyerahkan rencana kerja

pemeriksaan, rencana penggunaan tenaga dan anggaran biaya pemeriksaan

setiap tahun kepada manajemen.

6. Pimpinan Divisi Internal Audit harus menyerahkan laporan kegiatan

pemeriksaan tahunan kepada pimpinan tertinggi PT. Telkom Tbk.

Dengan adanya kondisi-kondisi tersebut diatas, maka diharapkam Divisi

Internal Audit dapat memberikan kontribusi yang maksimal dan efektif kepada

perusahaan. Artinya dengan dilaksanakannya manajemen audit secara benar

dan sesuai peraturan, akan dapat meningkatkan peranan sistem perancanaan

dan pengendalian manajemen PT. Telkom Tbk.


Kerjasama dengan Kantor Akuntan Publik sangat terbatas dan hampir

tidak ada informasi yang dapat membantu serta bermanfaat bagi tugas-tugas

Kantor Akuntan Publik yang sedang melakukan audit di PT. Telkom Tbk. Hal

ini disebabkan, karena semua laporan hasil manajemen audit diperlakukan

secara rahasia.

2. Penerapan Manajemen Audit pada PT. Telkom Tbk

Dalam melakukan Manajemen Audit, Divisi Internal Audit PT. Telkom

Tbk telah menyelenggarakan dan merancang sistem perencanaan dan

pengendalian sebagai berikut:

a. Anggaran Divisi Internal Audit.

Setiap menjelang akhir tahun, Divisi Internal Audit menyusun rencana

anggaran kegiatan audit yang akan dilaksanakan dan diajukan kepada Direktur

Utama untuk dapat disetujui.

Dalam usulan anggaran tersebut sudah tercakup secara menyeluruh

rencana anggaran audit yang akan dilakukan dan alokasi dana yang diperlukan

dalam tahun yang akan datang.

Rencana anggaran mengenai jadwal kegiatan audit dan dana yang

diperlukan untuk setiap kegiatan dicerminkan dalam anggaran UHPD (Uang

Harian Perjalanan Dinas), yang akan dirincikan kedalam anggaran bulanan.

Dalam laporan bulanan perusahaan, telah disajikan mengenai

perbandingan anggaran dengan realisasinya dan penjelasan-penjelasan apabila

terjadi perbedaan antara anggaran dengan realisasinya.


Namun dalam wawancara dengan Divisi Intrenal Audit untuk mengetahui

adanya masalah dan hambatan yang timbul dalam pelaksanaan audit serta

cara penyelesaiannya, dan untuk dapat menelaah apakah pelaksanaan

anggaran tersebut dapat memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan

Divisi Internal Audit maupun tujuan perusahaan secara keseluruhan. Teknik

yang digunakan dalam pengelolaan anggaran Divisi Internal Audit adalah

Manajemen by Objective (MBO). Artinya Divisi Internal Audit mengajukan

usulan anggaran untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan audit dan

menentukan cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan audit tersebut. MBO

tidak dengan sendirinya membuat kegiatan audit tersebut dapat terlaksana,

namun MBO dapat digunakan untuk menentukan tujuan audit, menyusun

rencana kegiatan audit beserta anggarannya, dan mengendalikan kegiatan

audit tersebut.

b. Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PTKP)

Pada akhir tahun Divisi Internal Audit menyusun Program Kerja

Pemeriksaan Tahunan, yang mencakup beberapa hal yaitu, obyek yang

diaudit, kegiatan yang diaudit, lokasi dan jadwal waktu pelaksanaan audit

serta staf internal auditor pelaksana.

Dalam Charter Audit Internal PT. Telkom Tbk Nomor TEL

42/PWOOO/UTA-00/2001 Tanggal 30 Juli 2001, telah disebutkan bahwa,

pekerjaan pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya. Charter ini

mewajibkan Pimpinan Divisi Internal PT. Telkom Tbk beserta jajarannya,

untuk terlebih dahulu menyusun rencana pemeriksaan yang cukup dan diatur
dengan sistematis sehingga dapat dimengerti oleh semua auditor dan seluruh

pekerjaan pemeriksaan dapat dilaksanakan dengan berhasilguna dan

berdayaguna.

Dalam Charter pun djelaskan bahwa pelaksanaan pemeriksaan harus

diawasi dan dibimbing dengan sebaik-baiknya. Pimpinan pemeriksaan (ketua

tim, pengawas, dan penanggung jawab) diwajibkan untuk mengawasi dan

membimbing staf pemeriksa pada saat melaksanakan tugas pemeriksaan,

supaya tujuan pemeriksaan tercapai dengan baik.

Cara yang paling efektif untuk mengendalikan mutu dan mengikuti

perkembangan pekerjaan pemeriksaan adalah dengan jalan melakukan

pengawasan sebaik-baiknya dari awal pekerjaan persiapan sampai pada

penyelesaian laporan. Charter tersebut juga menjelaskan bahwa pemeriksa

yang belum berpengalaman wajib dibimbing dengan:

1. Diberi pengertian tentang tugas dan petunjuk pelaksanaannya.

2. Diberi kesempatan latihan lapangan.

Pimpinan pemeriksaan harus mengarahkan agar:

1. Persyaratan yang ditetapkan dalam norma pemeriksaan dipenuhi.

2. Program kerja pemeriksaan dilaksanakan dan jika diperlukan perubahan

haruslah disetujui terlebih dahulu.

3. Pemeriksa dapat mencapai tujuan pemeriksaannya.

Dari hasil penelitian, terlihat bahwa obyek dan kegiatan yang akan diaudit

dari tahun ke tahun masih sama, sehingga terkesan adanya rutinitas. Penyebab

utamanya adalah karena proses penyusunan PKTP berasal dari staf auditor
pelaksana, sesuai dengan tanggung jawabnya. Akibatnya obyek dan kegiatan

yang akan diaudit yang diusulkan oleh masing-masing auditor pelaksana

sangat terbatas.

c. Arsip atau Dokumentasi Data dan Informasi

Dari hasil penelitian terhadap arsip/ dokumentasi data audit terlihat bahwa

penyelenggaraan arsip/ dokumentasi data audit belum dilakukan dengan tertib

oleh Divisi Internal Audit, baik arsip latar belakang/ arsip organisasi maupun

arsip kertas kerja. Data/ informasi yang disimpan hendaknya dibatasi pada

informasi yang relevan saja. Tidak semua informasi yang diperoleh harus

disimpan dalam arsip Divisi Internal Audit. Penentuan informasi yang relevan

dengan tugas audit ini hendaknya direview oleh Manajer Internal Audit atau

staf internal auditor yang sudah berpengalaman, untuk menghindari

penumpukan arsip yang tidak perlu. Internal Auditor harus menyadari bahwa

arsip data organisasi tersebut sangat diperlukan sebagai sumber informasi

dalam Manajemen Audit untuk:

a. Menganalisa dan menelaah tahap Manajemen Audit pendahuluan dalam

rangka untuk mengetahui gambaran umum obyek yang diaudit.

b. Menentukan kapan, bagaimana, dan kepada siapa hasil Manajemen Audit

dikomunikasikan.

c. Mempertimbangkan rencana dan prosedur audit terhadap tindakan koreksi

yang dilakukan oleh manajemen unit kerja yang diaudit.

d. Dipelajari oleh staf internal auditor yang baru sebagai bagian dari program

orientasi dan peelatihan secara menyeluruh.


e. Referensi informasi hubungan antar divisi dan bagian yang diperlukan

untuk menentukan strategi audit yang sesuai.

Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Bintoro (2000) terhadap PT. Indosat, dimana hasil tersebut menunjukan bahwa

peranan manajemen audit di Indosat telah sesuai dengan peraturan yang

berlaku dan termuat dalam buku norma pemeriksaan intern PT. Indosat yang

dikeluarkan dengan SK Direksi. Sedangkan dalam Telkom, hal itu sesuai

dengan Charter Audit Internal PT. Telkom Tbk No. TEL 42/PWOOO/UTA-

001/2001 tanggal 30 Juli 2001.

3. Peranan Auditor Internal PT. Telkom dalam Memberikan Informasi

Dalam Charter Audit Internal PT. Telkom Tbk Nomor: TEL

42/PWOOO/UTA-00/2001 Tanggal 30 Juli 2001, sebenarnya sudah diatur

tentang laporan hasil pemeriksaan, yaitu:

Standar Pelaksanaan dan Pelaporan Audit. “Pelaksanaan audit harus meliputi

perencanaan audit, pemeriksaan dan pengevaluasian informasi,

pengkomunikasian hasil, dan penindak lanjutan”

1. Auditor Internal harus merencanakan setiap audit. Untuk itu, auditor

internal harus mendokumentasikan rencana audit tersebut yang meliputi:

a. Menetapkan tujuan dan lingkup kerja audit.

b. Mendapatkan latar belakang informasi kegiatan yang akan diaudit.

c. Menetapkan resources yang dibutuhkan untuk melaksanakan audit,

yaitu biaya audit dan jumlah tenaga auditor, tingkat pengetahuan,


pengalaman, keahlian dan pendidikan auditor, serta kemungkinan

memakai konsultan, jika perlu.

d. Mengkomunikasikan audit dengan pihak terkait, termasuk dengan

manajemen aktivitas yang akan diaudit.

e. Melakukan survey pendahuluan terhadap aktivitas yang akan diaudit

untuk mengenal kegiatannya, pengendalian internal yang ada, dan

risiko audit, dengan tujuan untuk menetapkan sasaran dan waktu

pelaksanaan audit serta hal rawan yang perlu pendalaman.

f. Menyusun audit program yang memuat tujuan dan sasaran audit,

prosedur untuk mendapatkan, menganalisa, menafsirkan dan

mendokumentasikan informasi selama audit, serta langkah penting

audit lainnya untuk mencapai sasaran audit pada setiap fase audit.

g. Menetapkan bagaimana, bilamana, dan kepada siapa hasil audit akan

dikomunikasikan.

h. Mendapatkan persetujuan pimpinan Unit Audit Internal atas rencana

audit, sebelum audit dimulai.

2 Auditor Internal pada tahap pemeriksaan dan pengevaluasian informasi

harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan, dan mendokumentasikan

informasi tersebut untuk mendukung hasil audit.

Proses pemeriksaan dan pengevaluasian informasi itu meliputi :

a. Mendapatkan semua informasi yang terkait dengan tujuan dan lingkup

kerja audit.
b. Mengevaluasi dan menilai apakah informasi tersebut aktual, memadai,

kompeten, handal, relevan dan berguna untuk dasar penentuan temuan

dan rekomendasi audit.

c. Menyeleksi dan menetapkan prosedur audit yang dipakai, termasuk

cara pengujian dan sampling.

d. Mengawasi pelaksanaan audit tersebut untuk memperoleh kepastian

bahwa sasaran audit dapat dicapai dan dilakukan secara obyektif.

e. Menyusun kertas kerja pemeriksaan yang direview oleh pimpinan

audit internal.

3 Auditor Internal harus melaporkan hasil kerja audit mereka. Untuk

mengkomunikasikan hasil audit tersebut hal berikut harus dipenuhi, yaitu :

a. Draft laporan hasil audit yang berisi temuan, kesimpulan dan

rekomendasi harus direview dan dibicarakan dengan pimpinan auditee

beserta staf untuk mencegah salah pengertian.

b. Laporan hasil audit harus obyektif (faktual, tidak memihak, bebas dari

prasangka buruk dan kekeliruan), jelas (mudah dimengerti, logis,

menghndari bahasa teknis yang tidak perlu), singkat (keinti masalah,

tidak bertele-tele, mengungkapkan fikiran secara lengkap dengan

sedikit kata-kata), konstruktif (membantu manajemen dan auditee kea

rah perbaikan).

c. Laporan hasil audit harus mengungkap tujuan, lingkup kerja, hasil

temuan, dan kesimpulan berupa opini auditor internal tentang dampak

temuan terhadap aktivitas yang direviewnya.


d. Laporan audit boleh, tidak harus, mengungkapkan rekomendasi

perbaikan, dan boleh menyatakan kepuasan atas kinerja auditee.

e. Pendapat auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit, jika

berbeda dengan auditor internal, dapat dimasukan dalam batang tubuh

laporan hasil audit.

f. Pimpinan Unit Audit Internal meriview dan menyetujui atau menolak

laporan hasil final sebelum menerbitkan dan menetapkan kepada siapa

saja laporan tersebut dikirim.

4. Auditor internal harus menindak lanjuti laporan hasil audit untuk

mendapatkan kepastian bahwa langkah yang tepat atas temuan audit telah

dilakukan. Jika pimpinan unit kerja mengambil risiko tidak menindak

lanjuti saran perbaikan berdasarkan pertimbangan tertentu, maka hal itu

harus dilaporkan pada atasan pimpinan unit tersebut.

Hasil akhir Manajemen Audit adalah laporan hasil pemeriksaan

manajemen. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa internal auditor PT. Telkom

Tbk selalu membuat laporan hasil pemeriksaan, setelah menyelesaikan

pekerjaan lapangan.

Laporan hasil manajemen audit harus ditekankan pada temuan-temuan

audit, pembuatan kesimpulan audit dan rekomendasi untuk meningkatkan

sistem perencanaan dan pengendalian manajemen, sehingga tercapai efisiensi,

efektifitas, dan kehematan.

Laporan hasil manajemen audit harus memenuhi kualitas tertentu yaitu,

bersifat obyektif, ringkas, jelas dan konstruktif, sehingga dapat meningkatkan


komunikasi, hubungan dan kerjasama yang baik dengan manajemen unit kerja

yang diaudit. Temuan temuan audit yang mengidentifikasi timbulnya

ketidakefisienan, ketidakefektifan, ketidakhematan adalah merupakan unsur

penting laporan manajemen audit. Internal auditor pun harus

mengkomunikasikan dan mendikusikan dengan baik temuan-temuan audit

tersebut kepada manajemen unit kerja yang diaudit. Diskusi ini akan sangat

bermanfaat bagi kedua belah pihak untuk dapat memahami sebab dan akibat

dari temuan tersebut.

Auditor internal PT. Telkom Tbk telah melaksanakan koordinasi yang

baik dengan unit kerja yang diaudit, sehingga tidak timbul kesan bahwa

internal auditor tidak mempunyai kualitas yang memadai dan hanya mencari-

cari kesalahan, yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dari unit kerja yang

diaudit.

Dengan kondisi tersebut diatas maka dapat di peroleh laporan

manajemen audit yang berbobot dan berkualitas. Karena laporan manajemen

dihasilkan dari proses yang sistematis yang dilakukan oleh seluruh staf

internal auditor.

Hal tersebut juga didukung oleh beberapa General Manager dan

Manager Unit Kerja yang ada di PT. Telkom Tbk bahwa sering kali Laporan

Manajemen Audit dari Divisi Internal Audit digunakan oleh manajemen

puncak sebagai dasar untuk mengambil keputusan, yang menunjukan bahwa

PT. Telkom Tbk telah mempunyai Divisi Internal Audit yang mampu mampu
memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen

puncak yang berperan sebagai alat bantu manajemen puncak.

Hal ini sangat sesuai jika dibandingkan dengan kondisi dan

perkembangan serta citra PT. Telkom Tbk yang begitu pesat pertumbuhannya

dalam bidang telekomunikasi.

Dalam hal penindaklanjutan suatu Manajemen audit akan berakhir

apabila semua tindakan koreksi sudah ditindaklanjuti dan dilaksanakan

perbaikannya. Untuk mencapai akhir ini maka manajemen unit kerja yang

diaudit perlu memberikan tanggapan terhadap hasil manajemen audit, sebagai

tindak lanjut atas audit tersebut.

Mengenai tindak lanjut pemeriksaan sudah diatur dalam Charter Audit

Internal PT. Telkom Tbk Nomor: TEL 42/PWOOO/UTA-00/2001 Tanggal 30

Juli 2001. Charter tersebut manyatakan bahwa Auditor internal harus

menindak lanjuti laporan hasil audit untuk mendapatkan kepastian bahwa

langkah yang tepat atas temuan audit telah dilakukan. Jika pimpinan unit kerja

mengambil risiko tidak menindak lanjuti saran perbaikan berdasarkan

pertimbangan tertentu, maka hal itu harus dilaporkan pada atasan pimpinan

unit tersebut.

Charter ini mewajibkan Divisi Internal Audit PT. Telkom Tbk dan para

pemeriksanya untuk menindak lanjuti setiap laporan hasil audit, guna

memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dapat dilaksanakan oleh pihak

manajemen.
Selanjutnya tanggung jawab untuk mempertimbangkan atau

mengevaluasi tindakan koreksi, sebaiknya terletak pada manajemen unit kerja

yang di audit, manajemen Divisi Internal Audit hanya menerima tembusan

tanggapan atas tindakan-tindakan koreksi yang dilakukan.

4. Kehandalan Auditor Internal PT. Telkom

a. Keahlian Internal Auditor

Dalam Charter Audit Internal PT. Telkom Tbk Nomor: TEL

42/PWOOO/UTA-00/2001 Tanggal 30 Juli 2001, telah dijelaskan tentang

kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang pemeriksa intern.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pemeriksa dalam melaksanakan

tugasnya baik secara individu ataupun dalam bentuk tim, mereka harus

memiliki keahlian dalam teori dan praktek, serta memiliki kualitas antara lain

kemampuan dibidang auditing, kemampuan dibidang hubungan antara

manusia, serta jujur, obyektif, tegas, cermat, berintegritas dan loyalitas yang

tinggi, bertanggung jawab, dan mematuhi standar profesional audit internal.

Jika dikaitkan dalam hal latar belakang pendidikan, internal auditor PT.

Telkom Tbk tidak harus mempunyai pendidikan formal akuntansi, paling tidak

basic IT, dan tidak terdapat kewajiban untuk melanjutkan kejenjang

pendidikan yang lebih tinggi(S1) bagi yang masih berpendidikan Diploma,

tetapi tidak ada larangan bagi yang berkemauan melanjutkan kejenjang

berikutnya. PT. TELKOM Tbk memiliki konsep pendidikan dan latihan yang

berkesinambungan untuk menjaga agar tidak terjadi krisis keahlian dan


keterampilan tenaga internal auditor. Internal auditor PT. Telkom Tbk dituntut

secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan ,kemampuan dan

keahlian dengan cara mengikuti pendidikan/ pelatihan (training) dibidang

audit dan bidang-bidang lainnya untuk mendukung tugasnya, karena untuk

dapat menjalankan manajemen audit, internal auditor harus mempunyai

pengetahuan, pendidikan, dan keahlian yang dibutuhkan untuk menerapkan

norma, prosedur dan teknik audit. Mereka harus memahami prinsip-prinsip

manajemen dan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan kegiatan

operasional perusahaan. Hal ini merupakan dasar yang baik untuk membentuk

hubungan yang harmonis dangan manajemen unit kerja yang diaudit.

Berdasarkan kriteria dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi

oleh para auditor internal tersebut diatas, maka dapat dikatakan auditor nternal

PT. Telkom Tbk telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

b. Hubungan Manusia Antara Divisi Internal Audit Dengan Divisi Yang

Ada Di Perusahaan

Salah satu hal sangat penting yang harus diperhatikan oleh jajaran Divisi

Internal Audit PT. Telkom Tbk adalah sikapnya dalam melaksanakan

Manajemen Audit. Harus dihindari sikap atau paling tidak kesan dari pihak

lain yang beranggapan bahwa auditor hanya mencari cari kesalahan saja,

bersikap sebagai penyidik atau polisi. Hal tersebut jelas akan menyebabkan

reaksi yang tidak bersahabat dan menganggap internal auditor hanya sebagai

pengganggu atau lawan bagi unit-unit kerja yang ada diperusahaan.


Dalam Charter Audit Internal PT. Telkom Tbk Nomor: TEL

42/PWOOO/UTA-00/2001 Tanggal 30 Juli 2001, dijelaskan tentang aturan

Standar Perilaku Auditor, sebagai berikut:

Auditor Internal harus memegang teguh dan mematuhi Kode Etik (Standar

Perilaku) berikut ini :

a. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif, dan cermat dalam melaksanakan

tugas.

b. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi, perusahaan dan

unit audit internal.

Integritas yang dimaksud adalah kepribadian yang dilandasi unsur jujur,

berani, bijaksana dan bertanggung jawab sahingga menimbulkan kepercayaan

dan rasa hormat. Pengertian unsur-unsur integritas menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2001 adalah:

1. Jujur, yaitu sifat mental yang baik dan bersih.

2. Berani, yaitu sifat tidak takut menghadapi kesukaran ataupun menjaga

tugas berat serta pantang mundur mempertahankan pendapatnya karena

kebenaran.

3. Bijaksana, yaitu sifat yang luwes dan lincah sehingga dapat mencapai

tujuan yang dikehendaki tanpa meninggalkan obyektifitas.

4. Tanggung jawab, yaitu sifat yang tegas dan berani menghadapi akibat atau

apapun atas perbuatannya, bersikap tidak mengelak ataupun menyalahkan

orang lain.
c. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan atau patut diduga dapat

merugikan profesi internal audit atau perusahaan.

d. Menghindari aktivitas yang bertentangan kepentingan dengan perusahaan atau

yang mengakibatkan tidak dapat melakukan tugas kewajiban secara obyektif.

e. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan dari siapapun, baik

langsung maupun tidak langsung, termasuk dari auditee, klien, kastamer,

pemasok, rekanan dan atau pihak yang berkepentingan dengan perusahaan

yang mengganggu atau patut diduga dapat mengganggu pertimbangan

profesional auditor.

f. Mematuhi sepenuhnya standar profesional auditor internal, kebijakan

perusahan dan peraturan perundangan.

g. Memelihara dan mempertahankan moral, dan martabat audit internal.

h. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan atau

keuntungan pribadi atau hal lain yang menimbulkan atau patut diduga dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan dengan alasan apapun.

i. Melaporkan semua hasil audit material dengan mengungkapkan kebenaran

sesuai fakta yang ada dan tidak menyembunyikan hal yang dapat merugikan

perusahaan dan atau dapat melanggar hukum.

Bila dihubungkan dengan kondisi yang ada dan berdasarkan informasi

dari beberapa Divisi di PT. Telkom Tbk, bahwa staf internal audit dalam

menjalankan tugasnya tidak bersikap seperti penyelidik dan tidak memberi

kesan hanya mencari-cari kesalahan dari unit kerja yang di audit. Hal ini

sesuai dengan yang diharapkan dan yang diatur dalam charter pemeriksaan
tersebut. Hubungan manusia merupakan masalah yang paling peka dalam

manajemen audit. Kadang-kadang internal auditor menghadapi sikap

bermusuhan dari jajaran manajemen audit. Tetapi hal ini tidak terjadi kepada

Divisi Internal Audit PT. Telkom Tbk, hal ini dikarenakan internal auditor PT.

Telkom Tbk melakukan koordinasi yang baik dengan unit kerja yang di audit,

seperti dengan menjelaskan dengan baik dan jelas kepada unit kerja yang di

audit akan manfaat dari pelaksanaan manajemen audit. Internal pun dapat

menjadi mitra untuk memecahkan masalah dan mencapai alternatif yang

terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Namun harus pula diperhatikan, bahwa hubungan yang terlalu erat

dengan jajaran unit kerja yang diaudit juga dapat menimbulkan masalah-

masalah yang potensial yaitu dapat mengakibatkan hilangnya obyektifitas,

kredibilitas, dan status internal auditor.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Bintoro (2000),

dimana peranan internal auditor dalam melakukan manajemen audit pada PT.

Indosat dianggap belum mampu memberikan informasi yang akurat, hal

tersebut dikarenakan dalam tahap pemeriksaan dan pelaporan internal auditor

kurang melakukan koordinasi dengan unit kerja yang di audit, sehingga

muncul kesan bahwa internal auditor tidak memiliki kualitas dan hanya

mencari-cari kesalahan yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman dari unit

kerja yang diaudit. Dengan kondisi tersebut, rasanya sulit untuk memperoleh

suatu laporan manajemen audit yang akurat dan berkualitas. Hal itu karena

kualitas laporan manajemen audit dihasilkan dari proses yang sistematis yang
manggunakan disiplin tertentu yang dilakukan oleh seluruh staf internal auditor.

Hal ini pun didukung oleh penjelasan dari general manajer dan manajer unit kerja

PT. Indosat bahwa belum pernah laporan manajemen audit dari divisi internal

audit digunakan oleh para manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai