Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-
CoV-2) merupakan virus yang merusak sistem pernafasan. Virus ini tergolong baru
dari keluarga coronavirus. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dinamakan
COVID-19 atau Corona Virus 2019. Penyakit yang ditimbulkan akibat virus ini
adalah, antara lain gangguan sistem pernafasan dan pneumonia akut yang sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
SARS-CoV-2 ini pertama kali ditemukan dan menyebar di kota Wuhan,
Cina pada akhir Desember 2019 lalu. Namun, virus ini dapat menyebar dengan
cepat ke negara-negara lain bahkan hingga Benua Eropa, Amerika, dan negara-
negara asia lainnya. Karena tingkat penyebarannya yang sangat tinggi, WHO
(World Health Organization) telah menetapkan SARS-CoV-2 sebagai pandemik
pada 11 Maret 2020 lalu. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Jenderal
WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Akibat dari hal ini, banyak negara-negara yang telah melakukan lockdown
untuk mengurangi rate dari orang-orang yang terinfeksi setiap harinya, seperti
spanyol, italia, dan negara tetangga kita sendiri Malaysia. Pemerintah Indonesia
sendiri hingga saat ini belum memberikan perintah untuk melakukan lockdown.
Namun, seperti yang kita tahu, beberapa pemerintah daerah di Indonesia telah
melakukan lockdown. Kebijakan pemerintah ini sangat menuai kontroversi dari
berbagai pihak.
Melalui penulisan dari makalah ini, terdapat dua istilah penting yang herus
memiliki keselarasan agar tidak terjadi permasalahan, yaitu Das Sollen dan Das
Sein. Das Sollen diperoleh dari dasar-dasar hukum yang berlaku pada Negara

1.1.1 Das Sollen


a. UUD Pasal 28H ayat 1

1
2

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
b. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
c. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Kebebasan Berpindah
Setiap warga negara Indonesia berhak untuk secara bebas bergerak,
berpindah, dan bertempat tinggal dalam wilayah negara Republik Indonesia.
d. UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang merupakan bagian dari
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM).
e. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Otonomi Daerah
Daerah berhak menetapkan kebijakan Daerah untuk menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, wajib berpedoman pada
norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

1.1.2 Das Sein


1. Pada saat ini, belum adanya peraturan yang jelas mengatur kelayakan dari
suatu daerah melakukan lockdown pribadi. Namun, beberapa daerah di
Indonesia telah melakukan lockdown pribadi.
2. Jumlah individu yang positif corona, ODP, serta PDP yang meningkat
akibat perpindahan penduduk.
3. Perekonomian kawasan yang melakukan lockdown tersendat karena
kegiatan ekonomi yang terbatas akibat kebijakan lockdown.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Kebijakan lockdown oleh beberapa daerah dinilai terburu-buru karena tidak
memikirkan dampak-dampak yang akan ditimbulkan.
3

2. Belum ada peraturan yang tegas dari pemerintah mengenai daerah-daerah


yang menerapkan lockdown.

1.3 Rumusan Masalah


1. Kebijakan lockdown seperti apa yang diterapkan oleh pemerintah-
pemerintah daerah di Indonesia?
2. Mengapa kebijakan lockdown mampu mengakibatkan konflik sosial di
antara pemerintah pusat dan masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana keefektifan dari kebijakan lockdown mandiri yang dilakukan
oleh pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui kebijakan lockdown seperti apa yang diterapkan oleh
pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mampu mengakibatkan konflik sosial di
antara pemerintah pusat dan masyarakat Indonesia yang disebabkan oleh
kebijakan lockdown oleh pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia.
3. Mengetahui tingkat keefektifan dari kebijakan lockdown mandiri yang
dilakukan oleh pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Dengan diketahuinya kebijakan lockdown mandiri yang dilakukan oleh
pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia dapat meningkatkan
pengetahuan valid yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
2. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang menimbulkan konflik sosial antara
masyarakat Indonesia dengan pemerintah pusat, kedua belah pihak dapat
melakukan analisis dalam mencari solusi atas konflik tersebut.
3. Dengan mengetahui tingkat keefektifan yang dimiliki oleh kebijakan
lockdown tersebut, kedua belah pihak dapat mengkaji apakah sistem layak
diterapkan atau tidak, atau dapat dikembangkan untuk menjadi lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai