Anda di halaman 1dari 19

EFEKTIFITAS ORGANISASI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Teori Organisasi”

Oleh :

YUNI APRIYANA (030217819)

NARLISYA IZUL U.L (030217825)

ESTI AGUSTIN (030217824)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

STIE DR KHEZ MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah perilaku konsumen yang berjudul,
“Efektifitas Organisasi”. Penyusunan makalah ini merupakan untuk memenuhi salah satu
tugas untuk mata kuliah Teori Organisasi.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Hormat kami,

Kelompok Penyusun

DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
1.3.  Tujuan Makalah...................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1 Pengukuran efektifitas organisasi..........................................................................................3
2.1.1 Definisi efektifitas...........................................................................................................3
2.1.2 Perspektif efektifitas........................................................................................................3
2.2  Pendekatan efektifitas organisasi..........................................................................................4
2.3  Kriteria efektifitas.................................................................................................................6
2.3.1 5 aspek kriteria menurut Gibson.....................................................................................6
2.3.2 Kriteria efektifitas jangka panjang,menengah,pendek....................................................8
2.3.3 Kriteria dilihat dari berbagai segi..................................................................................11
2.4  Faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi..............................................................12
2.5  Model-model efektifitas......................................................................................................14
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................16
3.1  Kesimpulan.........................................................................................................................16
3.2. Saran....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap manusia tentunya pernah mengalami berorganisasi. Tanpa manusia sadari,
mereka telah memasuki ruang lingkup dalam berorganisasi. Ciri sederhana yang dapat
kita cermati adalah dengan adanya kerja sama antarmanusia dalam mencapai kebutuhan-
kebutuhannya. Hal ini merupakan salah satu ciri terciptanya organisasi.Organsasi-
organisasi seperti yang dapat dijumpai sekarang ini bukanlah sesuatu yang baru dalam
kehidupan manusia.Sebenarnya organisasi sudah ada sejak awal keberadaan manusia,
tapi bentuknya masih sangat sederhana.Sejalan dengan perkembangan zaman, semakin
maju pula organisasi yang ada salah satunya Efektivitas Organisasi.
Mempelajari Efektivitas Organisasi memang tidak begitu mudah, sebab objek studinya
tidak tampak. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain
atau kerjasama. Dalam suatu kerjasama dibutuhkan Efektifitas organisasi untuk
mencapai tujuan tersebut
Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unit social yang paling efektif dan efisien.
Efektivitas organisasi diukur dari tingkat sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya.
Sedangkan efisiensi organisasi dikaji dari segi jumlah sumber daya yang dipergunakan
untuk menghasilkan suatu unit masukan (unit of output). Biasanya, masukan berkaitan
erat, tetapi tidak sama, dengan tujuan organisasi. Misalnya, perusahaan Ford
memproduksikan mobil (output) tetapi tujuannya tentu mencari untung. Unit masukan
merupakan suatu jumlah tertentu yang dapat diukur tentang apa yang dapat dihasilkan
oleh organisasi, dan hal ini dinyatakan dalam bentuk mobil, pasien yang sudah sembuh,
atau juga yang tidak dihasilksan. Efisiensi akan semakin meningkat apabila biaya
(sumber daya yang digunakan) menurun.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran efektifitas organisasi?


2. Bagaimana pendekatan efektifitas organisasi?
3. Apa saja yang menjadi kriteria dalam efektifitas?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektifitas?
5. Bagaimana model efektifitas?

1.3 Tujuan penulisan


1
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran efektifitas organisasi
2. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan efektifitas organisasi
3. Untuk mengetahui apa saja kriteria dalam efektifitas
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas
5. Untuk mengetahui model efektifitas

BAB 2

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran efektifitas organisasi


2.1.1 Definisi efektifitas
 Gibson (1984:28) mengemukakan bahwa “Efektifitas adalah konteks perilaku
organisasi merupakan hubungan antar produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas,
kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.”
 Emitai Etzioni (1982:54) mengemukakan bahwa “Efektifitas organisasi dapat
dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk
mencapai tujuan atau sasaran.”
 Komaruddin (1994:294) juga mengungkapkan bahwa “Efektifitas adalah suatu
keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu
Jadi efektifitas ini sebagai kemampuan organisasi menghasilkan laba sebesar-
besarnya, ahli politik mengartikan sebagai kemampuan organisasi memperoleh
posisi yang lebih kuat diantara organisasi-organisasi lain, Sedangkan karyawan
mengartikan sebagai kemampuan organisasi memberikan tingkat kesejahteraan
setinggi-tingginya kepada anggota dan lain-lain.

2.1.2 Perspektif efektifitas

1. Efektivitas Individual

Berkaitan dengan kinerja tugas dari anggota organisasi (karyawan) tertentu


sesuaidengan posisi dalam organisasi atau bagian dari suatu total
pekerjaan.Manajer akan melakukan penilaian dan evaluasi untuk menentukan
kenaikan gaji, bonus, promosi,dsb.).

2. Efektivitas Kelompok

Adalah jumlah kontribusi seluruh anggota organisasi atau satuan individu.


Merupakan totalitas hasil kerja individu-individu jika mencapai sinergi yang akan
melebihijumlah kontribusi individu – individu tersebut jika bekerja sendiri-sendiri.

3. Efektivitas Organisasi

Merupakan perpaduan dari efektivitas individu-individu dan efektivitas kelompok.


Berikut beberapa pekerjaan manajer untuk meningkatkan efektivitas individu,
kelompok dan organisasi :

a. Pekerjaan manajer untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab


terjadinya efektivitas individu, kelompok, dan organisasi.

3
b. Manajer dapat mempertahankan atau meningkatkan efektivitas individu,
kelompok dan organisasi.

2.2 Pendekatan efektifitas organisasi

1. Pendekatan tujuan

Merupakan pendekatan evaluasi yang tertua dan paling luas digunakan. Menekankan
pada peran sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk mencapai efektivitas.
Keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Efektivitas
adalah pencapaian tujuan dari upaya bersama. Didasarkan pada pandangan bahwa :

a. Organisasi merupakan satu kesatuan yang mempunyai misi tertentu, (unsur-


unsurdalam organisasi tidak terpisahkan satu sama lain dan ada sesuatu yang
ingin/hendak dicapai),

b. Organisasi memiliki tujuan dan sasaran, Efektivitas adalah pencapaian


sasaran/tujuan dari upaya bersama, oleh karena ituderajat pencapaian menunjukan
derajat efektivitas.

c. Seberapa baik organisasi berfungsi (seberapa efektif), dinilai dari seberapa berhasil
organisasi mencapai tujuan.

d. Bersifat Rasional, Tujuan bisa ditetapkan , dihitung, diukur atau pun dievaluasi ,
oleh karena itu tujuanbisa dispesifikasikan : (hitungan dalam angka produksi , efesiensi
biaya, dsb). Oleh karena itu harus ada hubungan yang erat antara perilaku pekerjaan
dengan hasilyang terukur (sasaran).

2. Pendekatan teori sistem

Teori sistem memandang organisasi dari dua sudut, yaitu intern dan ekstern. Secara
intern organisasi dipandang sebagai kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian.Bagian-
bagian tersebut satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi dan bergantung.
Hubungan antar elemen berinteraksi secara “interdependency“ oleh karena itu siklus
total dari : Masukan (input) – Proses (process) – Keluaran (output), harus menjadi
fokus perhatianmanajemen agar organisasi juga tetap mampu untuk beradaptasi dengan
tuntutanlingkungan eksternal, sehingga ada kesesuaian antara proses internal dengan
tuntutan dari (kondisi) lingkungan eksternal. Sedangakan secara ekstern organisasi
dipandang sebagai bagian dari lingkungan, inputnya diambil dari lingkungan, dan
outputnya diserap oleh lingkungan. Pendekatan teori sistem, memandang organisasi
dengan dua penekanan, yaitu:

1). Bahwa organisasi mutlak perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan

lingkungan.

2). Bahwa secara intern organisasi harus memberikan perhatian cukup pada

4
siklus: input-proses-output.

Dengan jalan pikiran seperti itu, maka sebuah organisasi dapat dikatakan

efektif apabila memenuhi dua criteria berikut:

a). Mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan.

b). Mampu mengelola siklus input-proses-output dengan efisien.

3. Pendekatan Multiple Constituency (Jumlah/Para Pemilih)

Merupakan perspektif yang menekankan pentingnya hubungan relatif


diantarakepentingan kelompok dan individu dalam suatu organisasi. Oleh karena itu
keberadaanorganisasi harus memenuhi tuntutan berbagai individu serta kelompok :
yang memilikiharapan serta aspirasi yang berbeda. Analisis sistem saja tidak cukup,
namun perludiperhatikan juga berbagai harapan dan aspirasi individu/kelompok yang
terlibat(Misalnya : para pemegang saham, direktur, pemasok, kreditur, pejabat
pemerintah,manajer, masyarakat luas, dll. ), oleh karena itu integrasi pendekatan
sistem dan tujuanmenjadi perlu pula.

4. Pendekatan Model Dimensi Waktu

Merupakan integrasi dari pendekatan tujuan, teori sistem dan pendekatan


“multipleconstuency “. Model ini menekankan akibat (tujuan) organisasi atas waktu,
sebab :

1. Kelangsungan hidup suatu organisasi merupakan ukuran jangka panjang


(sebagaihal yang harus dipertahankan) dari efektivitas organisasi.

2. Kelangsungan hidup membutuhkan adaptasi (yang sering melibatkan urutan


yangdapat diprediksi) , hal ini berarti berkaitan dengan suatu proses : dan
prosesberkaitan dengan waktu, sehingga ada kaitannya dengan pendekatan sistem.

3. Diperlukan indikator kemajuan dalam jangka pendek dan jangka menengah


agardapat bertahan untuk jangka panjang.

4. Indikator-indikator tersebut merupakan kriteria efektivitas dan dapat dipakai


untukmengevaluasi efektivitas individu, kelompok dan organisasi.

5. Pendekatan umpan balik

Dengan istilah yang sederhana, umpan balik ditujukan pada informasi yang
mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seorang,
kelompok atau organisasi. Kita akan melihat di seluruh tulisan ini bagaimana
pentingnya umpan balik dalam memperkuat usaha belajar, dan mengembangkan
kepribadian, perilaku kelompok dan kepemimpinan. Teori sistem menekankan pada
pentingnya menanggapi umpan balik informasi.

5
2.3 Kriteria efektifitas

2.3.1 Gibson dan kawan-kawan mengemukakan 5 aspek yang dapat digunakan sebagai
kriteria, yaitu:

1. Produktivitas

Produksi ialah kemampuan organisasi menghasilkan produk (output) yang


dibutuhkan oleh lingkungan. Dalam hal ini mencakup jumlah(kuantitas) dan mutu
(kualitas). Produktvitas adalah terdapatnya korelasi “terbalik” antara masukan dan
luaran.

Kemajuan-kemajuan yang tercapai dalam meningkatkan produktivitas organisasi


dilakukan secara bertahap, dimana setiap perubahan itu dilakukan oleh suatu proses
perencanaan, perumusan dan evaluasi. Tingkat produktivitas dipilih sebagai
indikator pengukuran efektivitas organisasi, sebab organisasi sebagai suatu wadah
usaha kelompok orang untuk mencapai tujuan yang ditentukannya, tujuan tersebut
dapat dicapai dengan menggunakan sumberdaya yang ada dalam organisasi.

Pemanfaatan sumberdaya sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi.


Untuk itu produktivitas yang sering diartikan sebagai ukuran sampai sejauh mana
sumberdaya yang ada disertakan dan dipadukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu merupakan hal yang dapat dijadikan faktor tolak ukur efektivitas
organisasi.

Karena pada dasarnya efektivitas organisasi merupakan keberhasilan organisasi


dalam mencapai tujuannya. Produktivitas merupakan ratio antara masukan dan
keluaran, sedangkan pada organisasi publik produktivitas dapat diartikan sampai
sejauh mana target yang ditetapkan oleh organisasi dapat direalisasikan dengan
baik.

2. Kepuasan kerja

Kepuasan menunjuk pada keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan yang


dirasakan oleh para anggota dan juga kepuasan bagi para pemakai barang dan jasa
yang dihasilkan.Kepuasan dapat diukur dari besar kecilnya tingkat kemangkiran,
tingkat ketidakhadiran, tingkat keluar masuk organisasi, dan semangat kerja yang
ditunjukkan anggota. Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan
seseorang atas peranan/pekerjaannya dalam organisasi. Ini dihasilkan dari persepsi
pekerja mengenai pekerjaannya. Jadi kepuasan kerja sepenuhnya menyangkut
psikologis individu didalam organisasi, yang diakibatkan oleh keadaan yang ia
rasakan dari lingkungan kerjanya, kondisi psikologis ini akan termanifestasi pada
sikap kerja individu yang selanjutnya akan berpengaruh pada prestasi kerja.

Tingkat kepuasan kerja pegawai perlu diperhatikan karena berpengaruh langsung


pada efektivitas organisasi. Dalam hal ini pimpinan, baik itu kepala dinas, kepala
bagian tata usaha maupun bagian personalia harus tanggap dalam mengantisipasi
6
setiap perubahan yang terjadi pada setiap pegawai. Kepuasan kerja pegawai tidak
cukup hanya dengan diberikan insentif akan tetapi pegawai juga membutuhkan
motivasi, pengakuan dari atasan atas hasil pekerjaannya, situasi kerja yang tidak
monoton dan peluang untuk berkreasi.

3. Kemampuan menyesuaikan diri (Adaptability)

Kemampuan adaptasi adalah kesanggupan organisasi melakukan perubahan sesuai


dengan tuntutan keadaan. Semakin tinggi frekuensi tingkat ketidakpastian situasi
yang menuntut tindakan penyesuaian, semakin mudah melihat kemampuan
organisasi dalam melakukan adaptasi.

Kemampuan menyesuaikan diri merupakan kemampuan dari suatu organisasi


untuk mengikuti, mengantisipasi dan memanfaatkan perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam suatu lingkungan. Hesselbein, Goldsmith dan Beekhard dalam The
Organization of the Future (1998) menjelaskan bahwa suatu organisasi harus
bergerak cepat, menyesuaikan diri dan melakukan berbagai perubahan di dalam
lingkungan agar tetap bertahan (exist) dan berhasil melangsungkan kehidupannya
(survive).

Perubahan lingkungan bukan merupakan ancaman bagi organisasi dimana harus


bersifat seperti bunglon. Tingkat keluwesan yang tinggi sangat diperlukan guna
mengantisipasi segala peluang dan ancaman yang exist di dalam lingkungan
eksternal.

Lingkungan eksternal oleh Pearce dan Robinson di dalam Manajemen Stratejik,


formulasi, implementasi dan pengendalian (1997) akan mempengaruhi pilihan arah
dan tindakan suatu perusahaan, dan akhirnya, suatu struktur organisasi dan proses
internalnya. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah unsur PEST, yakni:

a) Unsur Politik (P)

b) Unsur Ekonomi (E)

c) Unsur Sosial (S)

d) Unsur Teknologi (T)

Perubahan yang menyangkut PEST akan mempengaruhi organisasi secara intern


dimana struktur, strategi dan sistem akan terkena akibatnya. Dalam menghadapi
perubahan lingkungan yang selalu dinamis, organisasi harus selalu mengambil
langkah-langkah strategis yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
tetap survive di dalam lingkungan yang penuh persaingan.

Hesselbein, Golsmith dan Beekhard menjelaskan bahwa perubahan lingkungan


harus diantisipasi dengan pengambilan berbagai langkah-langkah strategis, yakni:

a) Peningkatan terhadap kinerja kerja organisasi


7
b) Peningkatan terhadap manajemen keuangan

c) Peningkatan terhadap proses pelayanan, mutu dan penanaman modal

4. Kemampuan berlaba

Pengembangan organisasi adalah kriteria efektifitas yang menunjuk kepada


kemampuan organisasi untuk memandang jauh kedepan dan melakuakan investasi
dalam rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan usaha organisasi.
Kriteria pengembangan lebih menekankan pada upaya organisasi dalam jangka
panjang.

5. Pencarian dan pemanfaatan sumber daya manusia

Efisiensi menunjuk pada pengukuran yang berkenaan dengan penggunaan sumber


yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan anatara output dan
input. Efisiensi dapat dilihat dari besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk
proses produksi per unit produk, besarnya biaya dan waktu yang diperlukan setiap
siswa sampai dengan lulus, dsb.

2.3.2 Kriteria efektivitas jangka pendek, menengah dan panjang

Ø Kriteria Efektivitas Jangka Pendek

1. Produksi

• Mencerminkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan sejumlah barang dan


jasa yang dituntut oleh lingkungan eksternal.Ukurannya : produksi, laba, penjualan,
dsb., berkaitan langsung dengan “output”yang dikonsumsi oleh pelanggan dan klien
organisasi lainnya.

2. Kualitas/Mutu

• Merupakan kondisi “output” yang memenuhi harapan pelanggan dan client


organisasi (kinerja produk dan jasa dengan ukuran serta penilaian kualitasyang
berasal dari pelanggan dan client organisasi)

3. Efisiensi

• Diartikan sebagai rasio “output” dibanding “input” (ukurannya antara lain :


tingkatpendapatan/rate of return dari kapital dan asset, unit biaya, bahan buangan
danpemborosan, dll).

4. Fleksibilitas.

• Menyangkut kemampuan organisasi untuk mengalihkan sumber daya dari


aktivitas yang satu aktivitas yang lain guna menghasilkan produk dan pelayanan.

8
Yang baru serta berbeda, sebagai tanggapan terhadap permintaan ataupuntuntutan
pelanggan.

5. Kepuasan

• Berkaitan dengan perasaan karyawan terhadap pekerjaan mereka danperanannya


di dalam organisasi.Ukurannya antara lain : sikap karyawan (kepuasan kerja,
komitmen organisasi,keterlibatan kerja, dll.), tingkat absensi, Labor Turn Over/LTO
, keterlambatankerja, kemangkiran, dll.

• Kriteria–kriteria tersebut saling berhubungan dan saling mendorong satu sama


lain.

• Aspek-aspeknya :

1. Kemampuan organisasi untuk menjawab perubahan lingkungan eksternal

(pelanggan, pesaing, peraturan , dsb.),

2. Kemampuan organisasi dalam menjawab perubahan individu dan kelompok

(lain) dalam organisasi yang sama,

3. Kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan praktek perancanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta kebijakan untuk

menjawab perubahan yang ada.

Ø Kriteria Efektivitas Jangka Menengah

Kriteria efektivitas meliputi :

1. Persaingan :

• Menggambarkan posisi organisasi, apakah organisasi kompetitif/mampu


bersaingatau tidak dalam memperoleh pelanggan dan/ atau klien bisnis.

2. Pengembangan :

• Menjamin efektivitas organisasi melalui investasi sumber daya, guna


memenuhipermintaan lingkungan eksternal dimasa mendatang (diversifikasi
usaha ,pelatihan, dsb.),

• Walaupun hal tersebut dapat mengurangi hasil efektivitas jangka pendek,


namunjika usaha-usaha pengembangan itu dimanajemeni dengan baik dapat
menjadikunci kelangsungan hidup organisasi,

• Kemampuan bersaing dan pengembangan harus dilakukan, agar bisa


menjawabperubahan–perubahan lingkungan eksternal.

9
Ø Kriteria Efektivitas Jangka Panjang

• Berkaitan dengan kemampuan organisasi untuk tetap bertahan (sustainability).

• Dapat dicapai kalau manajemen bisa memenuhi efektivitas jangka pendek dan
jangka menengah.

Dalam dimensi waktu jangka pendek dan jangka menengah terdapat lima kriteria
keefektifan organisasi yaitu:

1. Produksi : Produksi mengambarkan kemampuan organisasi untuk menghasilan


jumlah dan kualitas output organisasi yang sesuai dengan permintaan lingkungan.
Konsep ini meniadakan setiap pertimbangan efesiensi, Ukuran produksi mencakup
laba, penjualan, market share, dsb.

2. Efisiensi : Konsep ini lebih menekankan pada perbandingan antara input dan
output. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba modal atau harta, biaya perunit, sisa
dan pembuangan bahan, dsb.

3. Kepuasan : Konsep ini menekankan pada perhatian yang menguntungkan bagi


anggota organisasi maupun pelanggan. Dengan kata lain organisasi harus mampu
memberikan kepuasan dan kebutuhan para anggota dan pelanggannya. Ukuran
kepuasan meliputi : sikap karyawan dan pelanggan, pengantian karyawan, keluhan,
dsb.

4. Adaptasi : Lebih ditekankan pada pengertian kemampuan organisasi dalam


menyingkapi perubahan intern ataupun ekstern. Ini lebih berhubungan dengan
kemampuan manajemen untuk menduga adanya suatu perubahan. Dalam hal ini,
manajemen dapat menerapkan kebijakan yang mendorong kesiapan menghadapi
perubahan.

5. Pengembangan: Pengembangan dilakukan sebagai bentuk usaha dalam


meningkatkan kemampuan SDM melalui program-program training baik untuk
tenaga manajemen ataupun nonmanajemen. Kriteria ini digunakan untuk mengukur
tanggung jawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan potensinya untuk
berkembang. Jadi ukuran pengembangan meliputi peningkatan kemampuan SDM
organisasi itu sendiri.

2.3.3 Kriteria dilihat dari berbagai segi

a. Dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektifitas mikro dan makro.
Kriteria makro ialah pengukuran efektifitas dari sudut yang luas, contohnya
keutungan organisasi atau pencapaian tujuan akhir organisasi. Adapun Kriteria mikro
ialah pengukuran efektifitas dengan menitikberatkan pada salah satu aspek yang
sempit, contohnya penampilan anggota atau tingkat ketidak hadiran karyawan.

10
b. Dari segi jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya
efektifitas modal variable tunggal dan jamak. Pengukuran dengan criteria tunggal
ialah cara melihat efektifitas organisasi dengan hanya menggunakan satu variable
saja. Banyak pilihan variable yang digunakan dalam teknik ini, contohnya
produktifitas diukur dengan data tentang output(produk akhir yang dihasilkan),
kepuasan kerja diukur dengan daftar pertanyaan yang diisi oleh para karyawan,
keuntungan organisasi dapat dilihat dari data berupa angka-angka yang diperoleh dari
bagian pembukuan. Adapun Pengukuran dengan criteria jamak adalah cara melihat
efektifitas organisasi dengan menggunakan sebuah model yang mencakup beberapa
variable, dimana hubungan antara berbagai variable ikut diperhitungkan.

c. Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektifitas statis dan dinamis.
Pengukuran statis adalah melihat efektifitas organisasi dengan mendasarkan diri pada
aktivitas yang telah dilakukan. Dari karakteristik dinamika organisasi orang berusaha
mengukur efektifitas organisasi di waktu yang akan datang.

d. Dari segi tingkat generalisasinya dikenal adanya efektifitas terbatas dan umum.
Teknik umum dimana efektifitas diukur dengan criteria yang dapat diterapkan pada
semua jenis organisasi. Teknik terbatas adalah pengukuran efektifitas yang
menggunakan criteria lebih khusus sesuai dengan karakteristik organisasi yang
bersangkutan.

2.4 Faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi

1. Lingkungan

Lingkungan organisasi terdiri dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekautan yang berada


diluar organisasi dan berpotensi mempengaruhi kinerja dan efektivitas organisasi. Pada
umumnya lingkungan ini mencangkup pemasok, pelanggan, pesaing, badan pengaturan
pemerintah, kelompok penekan publik, dan semacamnya. Struktur organisasi dipengaruhi
oleh lingkungan sebab lingkungan bersifat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian, hal
ini bisa menjadi masalah bagi organisasi yang dapat mengancam efektivitas organisasi
dan salah satu cara mengurangi kertidakpastian ini melalui penyesuaian struktur
organisasi. Ketidakpastian yang dimaksud meliputi 3 dimensi lingkungan organisasi
manapun yaitu kapasitas yang menunjukkan sejauh mana lingkungan mendukung
pertumbuhan organisasi, volatilitas yang menyulitkan management meramalkan secara
tepat probabilitas pengambilan keputusan dan kompelesitas/tingkat kerumitan. Dimensi
lingkungan pada tingkat kerumitan meliputi tingkat heterogenitas dan konsentrasi unsur-
unsur lingkungan. Lingkungan sederhana bersifat homogen dan terkonsentrasi sehingga
organisasi mudah untuk menentukan pesaing. Sedangkan lingkungan yang heterogenitas
dan menyebar disebut dengan lingkungan yang kompleks. Maka dari itu, jelaslah bahwa
ada hubungan antara lingkungan dan penyesuain struktur organisasi. Semakin langkah,
dinamis dan kompleks suatu lingkungan maka stuktur organisasi juga harus semakin
organik dan tinggi sebaliknya semakin stabil, dan sederhana suatu lingkungan maka

11
strukur organisasi lebih bersifat mekanis. Penyesuain struktur dengan lingkungan ini
semata-mata dilakukan untuk mencapai sasaran dan efektivitas organisasi.

2. Teknologi.

Istilah teknologi mengacu pada organisasi mengubah masukan menjadi keluaran.


Teknologi ini dalam organisasi berfungsi sebagai proses perbaikan terus menerus,
rekayasa ulang proses kerja dan alat penyesuaian massal terhadap kebutuhan sehingga
memudahkan manager mengambil keputusan secara benar dan akurat. Singkat kata
Teknologi ini digunakan untuk membantu tugas-tugas organisasi. Maka dari itu, setiap
organisasi pasti memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya keuangan,
manusia dan fisik menjadi produk dan jasa. Yang membedakan penggunaan teknologi
antara setiap organisasi terletak pada tingkat kerumitan. Maksudnya teknologi cendrung
ke arah kegiatan yang rutin atau tidak rutin. Pada kegiatan rutin dicirikan oleh adanya
operasi yang teromatisasi dan terbakukan. Sedangkan pada organisasi tidak rutin
teknologi disesuaikan pada tingkat kebutuhan. Kegiatan rutin terkait dengan struktur yang
lebih tinggi dan lebih dedepartementalisasi. Kerutinan dalam kontek ini berhubungan
dengan adanya petunjuk aturan,jabatan, dan dikumentasi formal. Maka dari itu, jelas
bahwa pada pengunaan teknologi harus disesuaikan dengan struktur organisasi. Misalnya,
teknologi rutin hendaknya digunakan dalam organisasi dengan struktur sentralisasi
dengan tingkat formalisasi rendah. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa
organisasi yang berstruktur tinggi untuk mencapai efektivitas memerlukan teknologi
dalam tingkatan kerumitan yang juga tinggi.

3. Organisasi

Yang dimaksud dengan karakteristik organisasi terutama berkenaan dengan struktur dan
teknologi yang digunakan didalamnya. Efektivitas ini dipengaruhi oleh tingkat
kompleksitas dan formalitas struktur serta sistem kewenangan dalam pengambilan
keputusan (sentralisasi versus desentralisasi).

Namun demikian, secara umum dapat dikemukakan bahwa kondisi yang


memberikan peluang lebih besar daripada tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi ialah
apabila sebuah organisasi menggunakan struktur yang memiliki tingkat kompleksitas
rendah, formalitas rendah, dan sistem desentralisasi.

4. Faktor Pekerja

Tingkah laku anggota dapat merupakan hubungan yang sangat berarti bagi pencapaian
efektivitas organisasi, tetapi dapat pula merupakan penghambat yang sanggup
mengurangai bahkan menggagalkan efektivitas. Masing-masing anggota memiliki
karakteristik tertentu yang tidak selalu sama dengan karakteristik anggota lain.

Secara langsung ataupun tidak, setiap anggota tentu berupaya mencapai tujuan
pribadinya. Konsekuensinya, tingkah laku yang mereka tunjukkan dapat berbeda-beda
satu sama lain.

12
5. Kebijakan manajemen

Kebijakan yang ditempuh seorang pimpinan dalam mengelola organisasi berpengaruh


langsung terhadap efektivitas organisasi. Secara garis besar segi-segi yang berkaitan
dengan kebijakan pimpinan mencangkup penentuan tujuan, pencarian dan pemanfatan
sumber daya, penciptaan lingkungan yang merangsang anggota untuk berprestasi, proses
komunikasi, pengambilan keputusan, dan kebijakan yang menyangkut kemampuan
organisasi dalam merespon lingkungan.

2.5 Model – model efektivitas

1) Model Tujuan (Goal Model)

Suatu organisasi menurut definisnya diciptakan dan dirancang secara sengaja untuk
mencapai satu atau lebih tujuan yang ditentukan. Model tujuan merupakan model yang
paling banyak digunakan sebagai kriteria efektifitas. Model tujuan pada dasarnya
menyatakan bahwa efektivitas organisasi harus dinilai dalam bentuk pencapaian hasil
akhir dan bukan cara atau prosesnya.

Kegunaannya terbatas karena ketergantungannya pada tujuan yang dapat diukur dan
terikat pada batas waktu. Karena tidak semua organisasi memiliki tujuan dengan
karakteristik-karakteristik tersebut, manager hendakya memilih model ini hanya bila
hasih akhir yang menjadi sasaran jelas dan kapan harus terjadi.

2) Model Sumber Daya Sistem (System Resource Model)

Model Sumber Daya Sistem menekankan pandangan tentang organisasi sebagai struktur
sosial yang dapat diidentifikasi dan saling ketergantungan antara organisasi dan
lingkungannya. Saling ketergantungan mengambil bentuk transaksi dimana sumber daya
– sumber daya berharga dan langka dipertaruhkan dalam kondisi persaingan.

Sukses organisasi dalam kompetisi ini selama suatu periode tertentu dipandang sebagai
efektivitas organisasi. Model Sumber daya sistem menekankan akuisisi sumber daya yang
dibutuhkan sebagai kriteria penilaian efektivitas.

3) Multiple Constituency models

Model-model multiple constituency mengembangkan kriteria penilaian efektivitas


organisasi atas dasar berbagai preferensi stakeholders yang berbeda terhadap kinerja
organisasi. Ada 4 model distributif, yaitu:

a. Model Relativistik, memandang efektivitas bukan sebagai pernyataan tunggal


tentang kinerja organisasi, tetapi sebagai seperangkat (atau barangkali banyak)
pernyataan, masing-masing mencerminkan kriteria penilaian setiap pihak yang terlibat
dengan derajat yang berbeda-beda dalam organisasi.

b. Perspektif Kekuasaan, mengajukan bahwa organisasi efektive adalah yang dapat


memuaskan permintaan para anggota koalisi dominan dan paling kuasa sebagai upaya
13
untuk menjamin dukungan mereka yang berkelanjutan agar kelangsungan organisasi
terjamin.

c. Perspektif Keadilan, organisasi ini disebut efektive bila mampu meminumkan


“kekecewaan” anggota terhadap konsekuensi nyata yang mereka alami akibat partisipasi
mereka dalam organisasi.

d. Evolutionary Perspective, memandang penilaian efektivitas organisasional sebagai


suatu proses seleksi dalam evolusi masyarakat. Kinerja efektif merupakan cerminan
adaptasi organisasi dalam menghadapi berbagai kendala lingkungan.

4) The Competing Values Model

Model ini didasarkan pada anggapan bahwa individu-individu menilai efektivitas


organisasional dengan membuat trade offs antar 3 dimensi nilai umum. Ke-3 dimensi
nilai tersebut adalah: fokus organisasional (tugas-orang), struktur organisasional (kendali-
flexibilitas), dan hubungan prasarana dan hasil akhir organisasional (proses-pengeluaran).

5) Model Proses Internal

Perspektif proses Internal mendasarkan diri pada kepercayaan bahwa para individu harus
memiliki kesempatan untuk mengaktualisasi diri, mempertahankan integritas dan
keunikan mereka dalam tatanan organisasional. Oleh karena itu, model didasarkan pada
suatu rangkaian prinsip-prinsip normatif yang mengarahkan organisasi seharusnya
bergungsi untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia agar dapat
mencapai potensi maksimal

6) Model Legitimasi

Model legitimasi menyatakan bahwa kelangsungan hidup organisasi merupakan tujuan


utama. Perspektif ini beranggapan bahwa melakukan kerja yang benar (doing the right
things) jauh lebih penting dibanding melakukan kerja secara benar (doing thing right),
model legitimasi cocok untuk analisis efektivitas ditingkat makro, yaitu dalam penentuan
organisasi mana yang “selamat” menurun atau mati.

7) Model Ketidak-efektivan

Model ketidak-efektifan memusatkan pada faktor-faktor yang menghambat sukses kerja


organisasi, bukan faktor-faktor yang menyumbangka pada keberhasilan. Menurut
pendekatan ini, efektifitas dipandang sebagai suatu kontinum berkisar dari tidak efektif
sampai tingkat efektifitas tinggi.

Model ketidak-efektifan paling cocok bila kriteria efektifitas tidak dapat diidentifikasi
atau tidak dapat disetujui bersama, dan bila ada kebutuhan untuk mengembangkan secara
sistematik strategi-strategi pengembangan organisasi.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keberhasilan dari sebuah organisasi dalam mencapai tujuan adalah ukuran untuk
melihat efektif tidaknya atau efisien tidaknya organisasi itu.Pendekatan pencapaian
tujuan berasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja,
rasional dan mencari tujuan yang memiliki tujuan-tujuan akhir, tujuan yang
teridentifikasi dan ditetapkan dengan baik, relative sedikit agar mudah dikelola, harus
ada kesepakatan umum antar anggota organisasi.Oleh sebab itu, pencapaian tujuan
yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan sebuah
organisasi.
Dua konsep efektivitas yang saling bersaing berasal dari 2 teori organisasi. Teori
tujuan didasarkan pada pandangan bahwa organisasi bersifat rasional, satu kesatuan
yang memiliki misi tertentu, tujuan dan sasaran. Seberapa baik mereka berfungsi
(seberapa efektif) dinilai dari seberapa berhasil dalam mencapai tujuan. Teori sistem
menganggap organisasi sebagai kesatuan sosial sebagai bagian dari lingkungan yang
lebih luas dan apabila ingin terjaga kelangsungan hidupnya, fungsinya harus
memenuhi tuntunan lingkungan.

3.2 Saran
Makalah ini semoga menjadi referensi untuk pembaca dalam penjelasan mengenai
pemahaman organisasi islam, serta bisa memberikan wawasan lebih luas lagi
mengenai efektifitas organisasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Etzioni, Amitai. 1985. Organisasi-organisasi Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.

A.B. Susanto, dkk. 2006. Strategi Organisasi. Yogyakarta: Amara Books.

Gibson, dkk. 2010. Organisasi. Tangerang: Binarupa Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai