Kelompok 1 Kamis:
Khoirun Nisa E14160033
Nuni Fuji Lestrai E14160051
Setuyadi Raharjo E14160085
Dosen:
Dr Ir Nana Mulyana Arifjaya, MSi
Asisten:
Annisa Nurlatiefa L E14140090
Hamzah Nur Ahmad E14150020
Septian Ardi Rimbawanto E14150031
Samuel Kalimuda Silalahi E14150069
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR i
DAFTAR TABEL i
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
METODOLOGI 2
Waktu dan Tempat 2
Bahan 2
Alat 2
Prosedur Praktikum 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 3
Hasil 3
Pembahasan 3
PENUTUP 5
Simpulan 5
Saran 5
DAFTAR PUSTAKA 6
LAMPIRAN 7
DAFTAR GAMBAR
1 Peta persemaian permanen kampus IPB Dramaga 4
DAFTAR TABEL
1 Ini judul contoh format penulisan tabel 3
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Januari 2019
pukul 07.00-10.00 WIB di Ruang Kuliah RK.X.302, Institut Pertanian Bogor.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang dipakai adalah data ( DEM30utm,SPAS_Ciliwung,Sungai_utm )
Alat
Alat yang digunakan pada saat kegiatan praktikum ini adalah aplikasi
ArcGIS 10.3, aplikasi ekstensi ArcSWAT 2012, serta aplikasi Microsoft Office
Word, Excel, dan Access.
Prosedur Praktikum
2. Klik Swat project setup → New SWAT project → klik No → Muncul Tampilan
berikut
3. Membuka file di Project directory → buat folder connection → klik connect to folder
→ double klik → pilih file yang akan di simpan → ok
4. klik catalog → folder connection → pilih file yang data praktikum nya sudah tersimpan
→ drag data DEM30_utm ke area kosong di tengah → drag kembali data sungai_utm →
muncul tampilan dibawah ini
10. Hasil gambar yang ada di tengah kemudian dilakukan perbesaran sehingga terlihat ada
outlite berwarna orange
\
11. Buka watershed deliniation → pilih eddit manually → pilih add → ok
12. Akan muncul bulatan hijau → arahkan ke jaringan sungai terdekat → klik kiri → klik
kanan → stop editing → ok
13. Buka watershed deliniation → klik whole watershed otlet → klik simbol yang ada di
samping → ok
Membuat deliniasi secara otomatis → klik deliniate watershed → klik logo yang ada
disamping → ok
16. klik kanan di watershed yang ada di tampilan table of contents → klik properties →
klik symbology → categories → add all values → pilih warna yang akan dipilih → apply
→ ok
17. klik kanan watershed yang ada di tampilan table of contents → klik properties → klik
labels → ceklis label features in this layer → pilih subbasin di label field → ok
18. Uncek semua yang ada di table of content kecuali ( reach,watershe,basin ) sehingga
muncul tampilan seperti di bawah ini
19. klik kanan watershed yang ada di tampilan table of contents → open attribut table →
klik table options → export data → pilih folder yang akan di simpan lalu diberi nama →
ganti type menjadi dBASE Table → save
20. Kemudian tabel yang di hasilkan bisa di buka menggunakan excel kemudian buat
tabel yang isinya area,slope,length,width,depth,subbasin,longitude,elevation
21. save data yang dihasilkan dengan klik SWAT project setup → save SWAT project →
ok
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SWAT (Soil and Water Assessment Tool) merupakan model kejadian kontinyu
untuk skala DAS yang beroperasi secara harian dan dirancang untuk memprediksi
dampak pengelolaan terhadap air, sedimen, dan kimia pertanian pada DAS yang tidak
memiliki alat pengukuran. Model SWAT ini dijalankan dalam software ArcGIS yang
harus ditambahkan ekstensi software ArcSWAT. Software ArcGIS ini merupakan
software berbayar yang berfungsi untuk pengolahan data-data geospasial, sedangkan
ArcSWAT adalah ekstensi tambahan untuk ArcGIS dan dapat diunduh secara gratis
melalui situs resminya (Harto 1993).
Menurut Rahmad et all (2017) pemodelan SWAT dapat digunakan untuk
memprediksi pengaruh manajemen lahan pada limpasan air, sedimen, dan lahan pertanian
dalam suatu hubungan yang kompleks pada suatu DAS termasuk di dalamnya jenis tanah,
penggunaan lahan dan manajaemen kondisi lahan secara periodik. SWAT memakai rumus
MUSLE untuk analisis erosi dan sedimentasi. Penggunaan model SWAT dapat
mengidentifikasi, menilai, mengevaluasi tingkat permasalahan suatu DAS dan sabagai
alat untuk memilih tindakan pengelolaan dalam mengendalikan permasalahan tersebut,
sehingga diharapkan dengan penggunaan model SWAT dapat dikembangkan beberapa
skenario guna menentukan kondisi perencanaan pengelolaan DAS terbaik
DAS Ciliwung merupakan salah satu DAS besar yang mengalir melintasi dua
propinsi serta kabupaten/kota dan memiliki fungsi penting bagi masyarakat sekitar yaitu
sebagai sumber air baku, penggelontoran, jalur transportasi, dan lain-lain. Sungai
Ciliwung merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Ciliwung-Cisadane.
Sebagai bagian dari SWS Ciliwung-Cisadane, Sungai Ciliwung mempunyai daerah
tangkapan ±337 km2, mengalir sepanjang 117 km bermata air di Gunung Pangrango dan
bermuara di wilayah perairan Laut Jawa.Sungai Ciliwung mengairi sekitar 3,853 ha
sawah dari bendung Katulampa. Daerah hulu Sungai Ciliwung yang berfungsi sebagai
kawasan resapan air dan melindungi daerah di bawahnya sangat sensitif terhadap resiko
serius pada kerusakan lingkungan ( Putra L A 2015 ). Menurut Pawitan (2002), DAS
Ciliwung dibagi kedalam tiga bagian berdasarkan toposekuensinya, yaitu hulu, tengah,
dan hilir, masing-masing dengan stasiun pengamatan arus sungai di Bendung Katulampa
Bogor, Ratujaya Depok, dan Pintu Air Manggarai Jakarta Selatan
Gambar 1 Peta persemaian permanen kampus IPB Dramaga
ft=fc+(fo-fc)e-kt..................................................................................................................................................(1)
Keterangan:
Simpulan
Saran