BAB I
PENDAHULUAN
pasien yang disepelekan, tidak mengetahui alasan dan hasil prosedur yang
keprihatinan, dan kekhawatiran karena ancaman pada sistem nilai atau pola
keamanan seseorang. Salah satu respon yang muncul dari kecemasan adalah
(Carpenito, 2000)
posisi nyaman (62%), nyeri (58%), cemas (30%), takut (25%), lingkungan
suara ribut (17%), tempat tidur yang tidak nyaman (10%), dan lain-lain (15%).
(Rohman, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
pasien preoperasi di ruang bedah RSU Sembiring Deli Tua Tahun 2020
hubungan tingkat kecemasan dan koping dengan kualitas tidur pada pasien
preoperasi.
rumah sakit.
rawat inap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat menjadi patologis apabila gejala yang timbul bersifat menetap dan
tandai dengan corang atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain:
panggung”);
d. Sering mersa tidak bersalah, menyalahkan orang lain;
(dramatisasi);
tersinggung;
b. Tegang
c. Nyeri otot
d. Letih
g. Kening berkerut
h. Muka tegang
i. Gelisah
k. Mudah kaget
a. Berkeringat berlebihan
b. Jantung berdebar-debar
c. Rasa dingin
e. Mulut kering
f. Pusing
h. Kesemutan
i. Rasa mual
l. Diare
m. Rasa tidak enak di hulu hati
n. Kerongkongan tersumbat
(Apprehensive Expectation):
orang lain.
4. Kewaspadaan Berlebihaan :
b. Sukar kosentrasi
c. Sukar tidur
d. Merasa ngeri
e. Mudah tersinggung
f. Tidak sabar.
mendadak disertai oleh persaan takut mati, disebut juga dengan serangan
1. Sesak nafas
2. Jantung berdebar-debar
7. Kesemutan
9. Berkeringat banyak
12. Merasa takut mati, takut menjadi gila atau khwatir akan melakukan
panik.
oleh gangguan alam pikir phobia. Phobia adalah ketakutan yang menetap
dan tidak rasionl terhadap suatu obyek, aktivitas atau situasi tertentu
a. Obsesi
yang tidak masuk akal atau takdi sukai. Ada usaha-usaha untuk
b. Kompulsi
2.2. koping
2.2.1. pengertian
Mekanisme koping diartikan sebagai cara yang di lakukan individu
masalah tersebuat.
menguasai lingkungan.
berikut:
adalah:
pendidikannya.
ditunjukan pada seseorang atau benda lain yang biasanya netral atau
i. Proyeksi: pengalihan buah pikiran tau implus pada diri sendiri kepada
mengajar dosennya.
tertentu.
merasa berdosa.
kuliah.
berikut:
konstruktif.
sesaat.
b. Self-blame: ketidak berdayaan atas masalah yang dihadapi dengan
menyalahkan diri sendiri tanpa evaluasi diri yang optimal. Hal ini
1. Aset ekonomi
3. Teknik pertahanan
4. Dukungan sosial
5. Dorongan motivasi
Sedangkan lazarus dan folkman yang dikutif oleh stuart dan sudden
1. Keyakinan positif
2010).
Perry, 2005).
Potter dan Perry (2010) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tidur,
ialah:
a. Usia
berbeda-beda. Mulai dari bayi baru lahir yang membutuhkan tidur 14-
b. Jenis Kelamin
tinggi dari pada wanita dalam mengatasi masalah (Kozier et al, 2004
c. Penyakit
Kondisi sakit yang dialami individu dapat menimbulkan nyeri yang
2010).
terkontrol.
e. Gaya Hidup
dapat mempengaruhi jam biologis tubuh hal ini juga dapat berpengaruh
f. Stres Emosional
Rasa khawatir maupun cemas terhadap masalah pribadi atau situasi
terbangun selama siklus tidur atau menjadi terlalu banyak tidur. Apabila
kondisi stres ini dibiarkan terlalu lama dapat menjadi kebiasan tidur
g. Lingkungan
menjadi pengaruh dalam memulai dan tetap tidur. Baik ukuran maupun
seseorang untuk tidur. Sebagian individu ada yang suka dengan cahaya
tidak menyukai suhu yang terlalu dingin atau panas karena dapat
dan situasi yang tenang untuk tidur dari pada kebisingan, namun ada
(Asmadi, 2008).
Makan besar, berat, dan pedas pada malam hari dapat mengakibatkan
insomnia, seperti kopi, teh, cola, dan coklat (mengandung kafein dan
berat badan juga dapat mempengaruhi pola tidur. Hal ini karena berat
et al, 2005 dalam Potter dan Perry, 2010; Benca dan Schenck, 2005
a. Bayi
Pada bayi baru lahir membutuhkan tidur selama 14-18 jam sehari
pernapasan teratur, gerak tubuh 50% adalah tahap REM dan terbagi
dalam 7 periode. Dan pada bayi tidur selama 12-14 jam sehari, sekitar
20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola
b. Todler
REM 20-25%. Tidur siang dapat hilang pada usia 3 tahun karena sering
terbangun pada malam hari yang menyebabkan mereka tidak ingin tidur
d. Preschooler
Memerlukan waktu tidur 11-12 jam pada malam hari, tahap REM 20%.
Bisa jadi anak usia 4-5 mengalami kurang istirahat dan mudah sakit jika
e. Usia sekolah
Tidurantara 8-12 jam pada malam hari tanpa tidur siang, tahap REM
f. Adolensia
Tidur 8-10 jam pada malam hari untuk mencegah kelemahan dan
g. Dewasa muda
Pada masa ini umumnya mereka sangat aktif membutuhkan waktu tidur
7-8 jam/hari, tahap REM 20%. Dewasa muda yang sehat membutuhkan
h. Dewasa Akhir
Kebutuhan akan tidur kurang dari 6 jam/hari, tahap REM 20-25% dan
Uliyah, 2014).
Menurut Potter dan Perry (2010), faktor yang dapat meningkatkan risiko
operasi, yaitu:
a. Umur. Seseorang dengan usia terlalu muda atau terlalu tua dapat berisiko
selama operasi. Hal ini karena status fisiologis yang dimiliki dalam
sindrom periodik dari obstruksi jalan nafas lengkap atau sebagian yang
perioperatif.
e. Imunokompromis. Pasien dengan kanker, sumsum tulang dapat
khawatir. Hal ini dapat mempengaruhi pre operative karena rasa takut
operasi
BAB III
Kerangka Kerja Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang melakukan pre
operasi di RSU Sembiring Deli Tua. Dengan kriteria inklusi : pasien yang
melakukan operasi dan bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi :
pasien pra operasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini didapat dengan
Z ² α p q Z ² p(1− p)
n= =
d² d²
Keterangan :
0,806736
n=
0,01
n=80,6736 = 81
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah kecemasan pada pasien
pra opersi..
Definisi
No variabel skala Alat ukur kriteria
variabel
.1 kecemasan Kecemasan Ordinal Kuesioner a. Ringan :
adalah kondisi 14 - 20
jiwa yang penuh b. Sedang :
dengan
21 - 27
ketakutan
dan c. Berat :
kekhawatiran 28 - 41
dan ketakutan d. Berat sekali:
akan apa yang 42 - 56
mungkin terjadi,
baik berkaitan
dengan
permasalahan
yang terbatas
maupun hal-hal
yang aneh.
2. Kualitas Kualitas tidur ordinal Kuesioner a. Kualitas Tidur
tidur Adalah Baik ≤ 5
kemampuan b. Kualitas Tidur
setiap orang
Buruk > 5
untuk
mempertahanka
n
keadaan tidur
dan
untuk
mendapatkan
tahap tidur REM
dan NREM
yang
pantas
efektif digunakan untuk mengukur kualitas dan pola tidur pada orang
kualitas tidur baik dan kualitas tidur buruk. Rentang jumlah skor PSQI
terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari penelitian ini dan juga meminta
1. Editing
diperoleh dari responden. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
2. Coding
setiap kuesioner.
3. Scoring
4. Tabulating
3.7.1. AnalisisUnivariat
Analisa data ini dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian dan
operasi.
3.7.2 AnalisisBivariat
yang digunakan adalah 95% dengan α 5%sehingga jika nilai P (p value) <
diteliti. Jika nilai P > 0,05 berarti tidakada hubungan bermakna antara