Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT atas segala rahmat yang
diberikan sehingga kami dapat menyusun makalah berjudul “KEBANGKITAN
NASIONAL” ini dengan baik.
Kegiatan penyusun makalah tentang pelanggaran dan pengingkaran kewajiban
warga negara ini, diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa mahasiswi Universitas Hang Tuah.
Kami menyadari bahwa penyusunan tugas ini jauh dari kesempurnaan, Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca semuanya.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat, diridhoi oleh Allah SWT dan dapat
menemani kami untuk meraih prestasi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya,     September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................
BAB I        Pendahuluan...................................................................................................

A.    Latar Belakang...............................................................................................
B.     Rumusan masalah..........................................................................................
C.     Tujuan Penulisan...........................................................................................
BAB II       Pembahasan...................................................................................................

A.    Kebangkitan Nasional .............................. 


B.     Pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia...................... 
C.     Munculnya Pergerakan di Indonesia............................................................. 
D.    Peristiwa Sumpah Pemuda............................................................................ 

BAB III     Penutup..........................................................................................................


A.    Kesimpulan...................................................................................................
B.     Saran............................................................................................................. 

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak
lama, bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum
bersifat nasional. Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah
Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX.
Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi
dalam negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern) seperti, Kemenangan
Jepang atas Rusia. Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan
Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari
kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan
sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan
antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam
peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para
pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
Nasionalisme   atau   kesadaran   nasional   didefinisikan   sebagai   kesadaran
keanggotaan suatu bangsa yang secara bersama - sama mencapai, mempertahankan,
mengisi kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali setelah munculnya Budi
Utomo dan penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut.
1.      Apa itu kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan ?
2.      Apa saja pengaruh imperialisme dan kolonialisme barat di Indonesia ?
3.      Apa penyebab munculnya pergerakan di Indonesia ?
4.      Bagaimana peristiwa Sumpah Pemuda pada era pergerakan ?

C.      Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.         Mendefinisikan kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan.
2.         Mendeskripsikan pengaruh imperialisme dan kolonialisme barat di Indonesia.
3.         Mendeskripsikan Penyebab munculnya pergerakan di Indonesia.
4.         Mendeskripsikan peristiwa Sumpah Pemuda pada era pergerakan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Kebangkitan Nasional dan Kesadaran Kebangsaan


Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat
Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan
kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama
penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu
berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).
Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak
masa Multatuli.
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :
1.         Sutomo
2.         Ir. Soekarno
3.         Dr. Tjipto Mangunkusumo
4.         Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD : Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi
Ki Hajar Dewantara)
5.         dr. Douwes Dekker, dan lain-lain.

Asal usul Kebangkitan Nasional


Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda),
Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam
(di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo
Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di
Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya
Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada
tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi
dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi
pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis
"Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20
Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100
tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto
Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan
Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana
Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke
Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari
Kebangkitan Nasional.

Terbentuknya Kesadaran Nasional


Nasionalisme   atau   kesadaran   nasional   didefinisikan   sebagai   kesadaran
keanggotaan   suatu bangsa yang secara bersama-sama mencapai, mempertahankan,
mengisi kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali setelah munculnya Budi
Utomo dan penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.
Pengaruh perluasan kekuasaan kolonial, perkembangan pendidikan   Barat, dan
pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia :
1.         Pengaruh   perluasan   kekuasaan   kolonial   Barat.   Pada   mulanya   kolonial  
Barathanya   ingin   mendominasi   perekonomian   lama   kelamaan   kolonial  
Baratmenguasai politik dan ekonomi. Akibatnya seluruh politik dan ekonomi
Indonesiadirampas   oleh   kolonial   Barat.   Penjajahan   dan   penindasan   inilah  
yangmenyebabkan kesadaran Bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari
penjajahdengan cara berjuang.
2.         Pengaruh perkembangan pendidikan Barat. Sejak abad ke-19 pemerintah Belanda
secara lambat laun membuat sekolah-sekolah. Pendidikan itu ternyata begitu menarik
bagi pemuda Indonesia. Selain lembaga pendidikan kolonial ada juga lembaga
pendidikan swasta yaitu Taman Siswa, Muhamadiyyah, Missi, dan Zending. Lembaga-
lembaga itulah yang kemudian menghasilkan tokoh-tokoh nasional yang
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
3.         Pengaruh   pendidikan   Islam.   Sekolah-sekolah   yang   didirikan   organisasi   Islam
seperti   Muhamadiyyah   bersifat   Modern   karena   proses   pembaharuan   namun
masih bersifat Islami.  Artinya ilmu pengetahuan modern dipadu dengan ajaran Islam.

Peranan golongan terpelajar, Profesional dan pers dalam menumbuh


kembangkan kesadaran Nasional Indonesia.
1.         Peranan kaum terpelajar dan kaum professional. Salah satu penyebab tumbuhnya
penyebab Nasionalisme adalah kesadaran akan kesamaan politik yang disebabkan oleh
penjajahan oleh bangsa lain atau oleh penguasa yang otoriter. Para kaum pelajar yang
terpelajar membentuk berbagai organisasi yaitu :
a.         Boedi Oetomo. Didirikan tahun 1908 yang dipelopori oleh Dr. Soetomo.
Organisazi ini banyak bergerak dibidang sosial, ekonomi,dan pendidikan.
b.        Indishe Partij. Didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Tiga
Serangkai yaitu: Douwes Dekker,Ki Hajar Dewantara,Dr. Cipto Mangunkusumo.
Semboyannya “Indonesia Lepas Dari Belanda”. Tujuannya membangun rasa cinta
terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
c.         Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini adalah sebuah organisasi pelajar2 Hindia
yang didirikan di Belanda. Berjuang utntuk kemerdekaan Indonesia. Ketua Moh.
Hatta.
d.        Partai Komunis Indonesia. Partai ini juga memperjuangkan Indonesia tetapi
bersifat komunis atau tidak mengakui adanya Tuhan.
e.         Partai Nasional Indonesia. Dalam kongresnya, PNI sepakat untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
2.         Peranan Pers. Dalam sejarah dunia, pers sangat penting karena dapat mempengaruhi
pendapat atau opini Publik,mendorong terjadinya perubahan dalam masarakat,menjadi
sarana propaganda yang efektif, perhatian masyarakat meluas melampoi batas. Hal ini
dipengaruhi oleh berkembangnya alat komunikasi yang semakin canggih.
a.         Pers dan pergerakan nasional. Surat kabar dari Indonesia berisi tentang ajakn
bangsa Indonesia untuk memerdekakan Indonesia. Salah satu tokohnya adalah
Abdul Rivai.
b.        Pers dan peranan kaum terpelajar. Keterkaitannya adalah: Satu, kaum terpelajar
dan professional dalah kelompok masyarakat Indonesia ayang pertama kali
memahami dan menyadari nasib buruk bangsanya. Kedua, pers juga berperan
penting sebagai pihak yang membawa ide-ide kemerdekaan.

Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan,


keagamaan, sampai dengan terbentuknya nasionalisme Indonesia
1.         Organisasi pergerakan yang bersifat etnik, kedaerahan. Pada umumnya organizazi ini
didirikan di daerah2 masing-masing oleh para pemuda. Contohnya:
a.         Tri Koro Dharmo. Berdiri pada 9 Maret 1915. Tri Koro Dharmo artinya tiga tujuan
mulia.
b.        Jong Java. Berdiri tahun 1918 yang merupakan reinkarnasi dari Tri Koro Dharmo.
c.         Jong Sumatranen Bond. Organisasi yang dipelopori oleh pemuda Sumatra pada 9
Desember 1917.
d.        Jong Minahasa. Pada tahun 1918 pemuda Sulawesi Utara juga mendirikan
organisasi ini.
e.         Jong Celebez. Adalah organisasi pemuda pelajar yang berasal dari Sulawesi.
2.         Organisasi pergerakan yang bersifat Keagamaan.
a.         Serekat Dagang Islam(SDI). Didirikan oleh Haji Samanhudi tahun1911 di
Solo.Memiliki cirri keislaman dan ekonomis. Tujuan didirikan organisasi ini
melindungi dan menjamin kepentingan pedagang muslim terhadap persaingan
Negara Cina.
b.        Serikat Islam. Organisasi ini merupakan reinkarnasi dari Serikat Dagang Islam
yangh didirikan oleh HOS. Cokroaminoto tahun 1911.
c.         Muhamadiyyah. Dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. organisasi
ini banyak bergerak dibidang pendidikan, sosial, ekonomi.
d.        Nahdatul Ulama(NU). Didirikan pada tahun 1926 oleh KH. Hasjim Asj’ari. Tujuan
memperyahankan kepentingan kaum muslim tradisional.

Peran manifesto politik 1925, kongres pemuda 1928, kongres perempuan pertama
dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.
1.         Manifesto Pilitik 1925. Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan suatu
pernyataan politik yang kemudian dikenal dengan Manifesto Politik (Manipol). Isinya:
PI tetap menggunakan nama Indonesia sekaligus memakai nama Belanda yaitu
Indonesische Vereeniging sebagai nama perkumpulannya.
2.         Kongres Pemuda 1928. Pada kongres pemuda 1928 para pemuda mengeluarkan sebuah
Sumpah yaitu Sumpah Pemuda. Kongres ini WR. Supratman dengan gesekan biolanya
memeperdengarkan lagu Indonesia Raya.
B.       Pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia
Dampak Politik, Sosial, Ekonomi, dan Budaya dari keberadaan Kolonialisme
dan Imperialisme Barat di Indonesia, sebagai berikut :
1.         Perubahan dalam Bidang Politik
a.       Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern.Para
Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan
bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat.Bupati telah menjadi
alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamog praja yang dulu berdasarkan garis
keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian.
b.      Jawa menjadi pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c.       Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum
barat modern.
d.      Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan,
misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di
Indonesia.Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan
kekuasaan pribumi mulai runtuh.
2.         Perubahan dalam dalam Bidang Sosial
a.       Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur
Jauh yang terakhir kaum Pribumi.
b.      Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia, Seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan
istana menjadi sanga sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut
secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.
c.       Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya
feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk
tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk
Indonesia megalami kemerosotan.
3.         Perubahan dalam Bidang Ekonomi
a.       Belanda membuka tambang minyak bumi di Tarakan Kaltim.
b.      Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagagngan.
c.       Liberialisme ekonomi.
d.      Eksploitasi ekonomi, monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya
perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syah
bandar digantikan oleh para pejabat Belanda.
Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia
sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda,
pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan
bangsa Indonesia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta
jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka pengusaha pribumi
yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga
kerja sehingga dilakukan program transmigrasi.
Untuk mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia
pemerintah Belanda membangun : Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan
pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan
sistem rodi (kerja paksa).
Dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem
ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.

4.         Perubahan dalam Bidang Budaya


a.       Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat
penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, merutuhkan
kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
b.      Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan
dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
c.       Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun
bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya. Contoh Paku
Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito
menyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab
Wedatama dan lain-lain.
d.      Budaya Barat berkembang secara meluas, bahkan merusak sendi-sendi
kehidupan budaya tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagai
contohnya, kebiasaan minum minuman keras yang dilakukan oleh golongan
bangsawan. Kebiasaan tersebut bukan milik asli bangsa Indonesia, tetapi
kebiasaan yang berlaku di kalangan bangsa Barat yang dibawa oleh para
penjajah (Westernisasi menyebar lewat jalur pendidikan dan pemerintahan).
e.       Birokrat menggunakan bahasa belanda sebagai simbol status mereka.
f.       Masuknya agama katholik dan protestan.

C.      Munculnya Pergerakan di Indonesia


Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
1.         Faktor Ekstern
a)        Munculnya kesadaran tentang pentingnya semangat kebangsaan, semangat
nasional, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah, serta keinginan untuk
mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh
negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada akhir abad ke-
19 dan awal abad ke-20.
b)        Fase tumbuhnya anti imperialisme tersebut berkembang bersamaan dengan
atau dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh
pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman tentang
ide-ide baru dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa, seperti
demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme melalui pendidikan formal
dari negara-negara Barat.
c)        Paham-paham tersebut pada dasarnya mengajarkan tentang betapa pentingnya
persamaan derajat semua warga negara tanpa membedakan warna kulit, asal
usul keturunan, dan perbedaan keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke
Indonesia dan dibawa oleh tokoh-tokoh Belanda yang berpandangan maju,
golongan terpelajar Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat, serta alim
ulama yang menunaikan ibadah haji dan memiliki pergaulan dengan sesama
umat muslim seluruh dunia.
d)       Perang Dunia I (1914-1919) telah menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa
negara-negara imperialis telah berperang di antara mereka sendiri. Perang
tersebut merupakan perang memperebutkan daerah jajahan. Tokoh-tokoh
pergerakan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin telah menyadari bahwa
kini saatnya telah tiba bagi mereka untuk melakukan perlawanan terhadap
penjajah yang sudah lelah berperang.
e)        Munculnya rumusan damai mengenai penentuan nasib sendiri (self
determination) Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pasca perang dunia
I disambut tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia sebagai pijakan dalam
perjuangan mewujudkan kemerdekaan.
f)         Lahirnya komunisme melalui Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan
semangat anti kapitalisme dan imperalisme telah mempengaruhi tumbuhnya
ideologi perlawanan di negara-negara jajahan terhadap imperialisme dan
kapitalisme Barat. Konflik ideologi dunia antara kapitalisme atau imperialisme
sosialisme atau komunisme telah memberikan dorongan bagi bangsa-bangsa
terjajah untuk melawan kapitalisme atau imperialisme Barat.
g)        Munculnya nasionalisme di Asia dan di negara-negara jajahan lainnya di
seluruh dunia telah mengilhami tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk
melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kemenangan Jepang atas
Rusia pada 1905 telah memberikan keyakinan bagi tokoh nasionalis Indonesia
bahwa bangsa kulit putih Eropa dapat dikalahkan oleh kulit berwarna Asia.
Demikian juga, model pergerakan nasional yang dilakukan oleh Mahatma
Gandhi di India, Mustapha Kemal Pasha di Turki, serta Dr. Sun Yat Sen di
Cina telah memberikan inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis Indonesia
bahwa imperialisme Belanda dapat dilawan melalui organisasi modern dengan
cara memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan politik pada bangsa
Indonesia terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.
2.         Faktor Intern
a)        Penjajahan mengakibatkan terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak
terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya
alam dan manusia Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga pribumi
telah menyadarkan penduduk Indonesia tentang adanya sistem kolonialisme
dan imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan yang
membeda-bedakan (diskriminatif).
b)        Kenangan akan kejayaan masa lalu. Rakyat Indonesia pada umumnya
menyadari bahwa mereka pernah memiliki negara kekuasaan yang jaya dan
berdaulat di masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit). Kejayaan ini menimbulkan
kebanggaan dan meningkatnya harga diri sebagai suatu bangsa. Oleh karena
itu, rakyat Indonesia berusaha untuk mengembalikan kebanggaan dan harga
diri sebagai suatu bangsa tersebut.
c)        Lahirnya kelompok terpelajar yang memperoleh pendidikan Barat dan Islam
dari luar negeri. Kesempatan ini terbuka setelah pemerintah kolonial Belanda
pada awal abad ke-20 menjalankan Politik Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi).
Orang-orang Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat berasal dari
kalangan priyayi abangan yang memiliki status bangsawan. Sebagian lainnya
berasal dari kalangan priyayi dan santri yang secara sosial ekonomi memiliki
kemampuan untuk menunaikan ibadah haji serta memperoleh pendidikan
tertentu di luar negeri.
d)       Lahirnya kelompok terpelajar Islam telah menyadarkan bangsa Indonesia
terjajah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Kelompok
intelektual Islam telah menjadi agent of change atau agen pengubah cara
pandang masyarakat bahwa nasib bangsa Indonesia yang terjajah tersebut tidak
dapat diperbaiki melalui belas-kasihan penjajah seperti Politik Etis misalnya.
Nasib bangsa Indonesia harus diubah oleh bangsa Indonesia sendiri dengan cara
memberdayakan bangsa melalui peningkatan taraf hidup di bidang ekonomi,
pendidikan, sosial, dan budaya.
e)        Menyebarnya paham-paham baru yang lahir di Eropa, seperti demokrasi,
liberalisme, sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (Indonesia) yang
dilakukan oleh kalangan terpelajar.
f)         Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat
Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya nasional.
Tindakan pemerintah kolonial yang semakin represif seperti pembuangan para
pemimpin Indische Partiij pada 1913, ikut campurnya Belanda dalam urusan
internal Sarekat Islam, dan penangkapan tokoh-tokoh nasionalis telah
menimbulkan gerakan nasional untuk memperoleh kebebasan berbicara,
berpolitik, serta menentukan nasib sendiri tanpa dicampuri pemerintah kolonial
Belanda.
D.      Peristiwa Sumpah Pemuda
Ketika Budi Utomo terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908, organisasi ini
dipandang sebagai organisasi yang mampu menjadi wadah aspirasi para pemuda.
Namun setelah terselenggaranya Konggres Budi Utomo yang I, peranan para pemuda
didalamnya justru melemah, hal ini karena dalam kepengurusan Budi Utomo banyak
didominasi oleh para pegawai negri dan pensiunan.
Pada tahun 1915, berdirilah sebuah organisasi kepemudaan yang bernama TRI
KORO DARMO,yang memiliki tujuan :
1.      menjalin persatuan diantara para siswa sekolah menengah dan kejuruan
2.      memperluas pengetahuan umum bagi para anggotanya
3.      membangkitkan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya sendiri
Keanggotaan Tri  Koro Darmo adalah para pemuda yang berasal dari Jawa,
Madura, Sunda, Bali dan Lombok. Nama Tri Koro Darmo akhirnya berubah menjadi
“Jong Java”. Kelahiran Jong Java akhirnya disusul dengan kelahiran organisasi
organisasi kepemudaan di daerah lainnya, antara lain  Jong Islamienten Bond, Jong
Cilebes, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Batak dll.
Sejak tahun 1926 mulai terlihat adanya kecenderungan penyatuan organisasi
organisasi pemuda yang telah ada, disamping itu mereka juga mulai memasuki kegiatan
politik nasional, hal ini disebabkan karena semakin tebalnya jiwa kebangsaan bagi
pemuda. Gejala ini ditandai dengan lahirnya beberapa organisasi pemuda yang bersifat
nasional dan langsung memasuki gelanggang  politik, yaitu :
1.         Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), yang bertujuan “menggalang
persatuan dari seluruh organisasi pemuda untuk berjuang bersama sama melawan
penjajah Belanda”. PPPI berfikir bahwa tujuannya akan tercapai apabila sifat
kedaerahan dihilangkan.
2.         Pemuda Indonesia (PI), yang bertujuan “memperkuat dan memperluas ide
kesatuan nasional Indonesia” PI berfikir bahwa tujuannya akan tercapai dengan
jalan mendirikan organisasi organisasi kepanduan dan mengadakan kerjasama
dengan organisasi yang lain.

PPPI dan PI adalah dua organisasi pemuda yang mempelopori


diselenggarakannya Konggres Pemuda I dan Konggres Pemuda II.

Konggres Pemuda I
Diselenggarakan pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, di Jakarta, dan diketuai
oleh Muhammad Tabrani dengan dihadiri beberapa tokoh pemuda, dengan dua
keputusan penting, yaitu :
1.         semua perkumpulan pemuda bersatu dalam wadah organisasi “Pemuda
Indonesia”
2.         mempersiapkan pelaksanaan Konggres Pemuda II
Konggres Pemuda II
Seusai Konggres Pemuda I, para pemuda semakin menyadari bahwa perjuangan
kemerdekaan Indonesia hanya akan dicapai melelui.ersatuan. Pada tahun 1928 alam
pikiran pemuda Indonesia sudah mulai dipenuhi oleh jiwa persatuan, rasa bangga dan
rasa memiliki cita cita yang tinggi, yaitu Indonesia merdeka
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu
pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu
bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928
hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia
yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh
wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi
kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong
Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee
Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :


PERTAMA :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah
Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia,
Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang
Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku
Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa
Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia,
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu


kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman.
Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak
surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah
lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda,
namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah
Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung
Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama
seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan
Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Seakan-akan, nasionalisme menjadi harga mati. Jika tidak nasionalis, maka pasti
akan diidentikkan dengan konotasi yang buruk. Padahal kita perlu menelusuri, dalam
tataran prakteknya, seringkali orang-orang yang mempropagandakan nasionalisme itu
kurang atau tidak nasionalis. Sebagai contoh : berperilaku hedonis dan ke-barat-baratan,
menjual aset-aset sumber daya alam khususnya sumber energi dan pangan yang
strategis kepada pihak asing namun justru sibuk-sibuk mencari sumber daya alternatif
ketika sumber daya alam tersebut sudah dirampok. Lagipula, sistem nasionalisme dan
nation-state dianggap dunia Barat sudah tidak terlalu relevan lagi terbukti dengan
adanya Uni Eropa yang berbentuk region-state.
Pahit getirnya perjuangan bangsa Indonesia jauh sebelum 1908 mencatat begitu
banyak kenangan berharga dan begitu banyak kenangan yang mengharukan, semua ini
membangkitkan kebanggaan pada kita semua selaku generasi penerus dan tempat kita
bercermin, tentang apa yang akan kita perbuat pada masa yang akan datang.

B.       Saran
Dari pembahasan mengenai kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan
Indonesia, kita semua selaku generasi penerus, hal ini dapat membuat kita bercermin
tentang apa yang akan kita perbuat pada masa yang akan datang.
Sebaiknya kita semua meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air
Indonesia demi kemajuan bangsa, cintai produk Indonesia, dan menjadi pelajar
berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkitan_Nasional_Indonesia
http://dokumen.tips/documents/bab-6-proses-terbentuknya-kesadaran-nasional-
identitas-indonesia-dan-an-pergerakan-kebangsaan-indonesia.html
http://ips-mrwindu.blogspot.co.id/2009/04/terbentuknya-kesadaran-nasional.html
http://izalewat.weebly.com/history/dampak-kolonialisme-dan-imperialisme-bagi-
indonesia
http://www.bukupr.com/2013/02/faktor-pendorong-munculnya-pergerakan.html
http://www.organisasi.org/1970/01/peristiwa-sumpah-pemuda-28-oktober-1928-
kongres-pemuda-ii-satu-tanah-air-bangsa-dan-bahasa.html
http://widhisejarahblog.blogspot.co.id/2013/10/proses-terbentuknya-kesadaran-
nasional_17.html

Anda mungkin juga menyukai