id/2014/05/strategi-produk-dan-jasa-
manajemen.html?m=1
Definisi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan
atau kebutuhan . Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud, jasa,
events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan.
Siswanto Sutojo mengemukakan bahwa (2005:78) ada beberapa faktor penting yang wajib
diperhatikan perusahaan dalam menyusun strategi produk mereka:
1. Faktor pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar yang pernah mereka tentukan
sebelumnya.
2. faktor kedua adalah pengertian tentang hakekat produk di mata pembeli.
3. Faktor ketiga adalah strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual, pada
tingkat seri produk dan pada tingkat kombinasi produk secara keseluruhan.
4. faktor keempat adalah titik berat strategi pemasaran pada tiap tahap siklus kehidupan produk.
Produk juga digolongkan berdasarkan tujuan konsumen membeli barang secara umum.
1. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan sendiri disebut consumer product.
2. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan organisasi atau bisnisnya disebut
business atau industria product. Produk bisnis bisa dikatakan sebagai produk yang dibeli
untuk dijual lagi.
Barang industrial dibagi menjadi tiga golongan yaitu bahan baku dan bahan pembantu, bahan
pendukung, dan barang modal. Dari berbagai faktor yang diperhatikan perusahaan dalam
menyusun strategi produk tingkat produk individual, tiga diantaranya perlu mendapat
perhatian khusus. Ketiga faktor tersebut adalah atribut produk, penggunaan merek dagang,
dan kemasan .
Pengertian produk menurut William J. Stanton yang diterjemaahkan oleh Rakhmat A.
(1996:222). Produk menurut artinya secara sempit, produk adalah sekumpulan atribut fisik
secara nyata yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan. Sedangkan
secara umumnya, produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata yang
didalamnya tercakup warna, harga, kemasan, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik
serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan
keinginannya
Sedangkan menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh, SE, Ak.
(1997:53) produk memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan,
dimiliki, dipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan
termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Pengertian produk itu sendiri menurut H. Djaslim Saladin, SE. dalam bukunya yang
berjudul Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran (2003:45) : terbagi dalam
beberapa pengertian, yaitu:
1. dalam pengertian sempitnya, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang
berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk serupa dan yang telah dikenal.
2. Dalam pengertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible)
dan tidak berwujud (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan,
prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan yang diberikan konsumen dan pengecer
yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau
kebutuhan konsumen.
3. Secara umumnya, produk itu diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat
memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun
tidak berwujud.
Bebrapa hal yang harus diperhatikan mengenai strategi peningkatan produk adalah;
Setiap peningkatan menimbulkan biaya.
Manfaat yang ditingkatkan akan segera menjadi manfaat yang diharapkan.
Pada saat perusahaan menaikkan harga untuk produk yang telah mereka tingkatkan, sebagian
pesaing menawarkan jenis produk yang telah ”dipreteli” dengan harga yang jauh lebih
trendah.
b. Klasifikasi produk
Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya: daya tahan,
wujud, dan penggunaan (konsumen atau industri). Setiap jenis produk memiliki startegi
bauran pemasaran yang sesuai.
2. DIFERENSIASI
Supaya dapat diberi merek, produk harus didiferensiasikan. Produk-produk fisik bervariasi
dalam potensi mereka untuk diferensiasi. Pemasar selalu mencari dimensi baru.
A. Diferensiasi produk
1. Menurut Philip Kotler, Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk (ukuran,
model, atau struktur fisik produk). Contohnya, aspirin. Walalupun pada hakikatnya
merupakan komoditas, ia dapat dideferensiasikan berdasarkan ukuran dosis, bentuk, warna,
lapisan luar, masa fungsi.
2. Fitur (feature)
Melalui survei, dapat diidentifikasi dan diseleksi tentang nilai pelanggan dibandingkan biaya
perusahaan untuk fitur yang melengkapi fungsi dasar produk.
3. Penyesuaian missal (mass customization): kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan setiap pelanggan untuk menyiapkan produk, jasa, program, dan komunikasi
berbasis missal yang dirancang secara individual.
4. Kualitas kinerja (performance quality) tingkat dimana karakteristik utama produk
beroperasi.
Empat level kinerja adalah: rendah, rata-rata, tinggi dan unggul. Perusahaan harus merancang
satu level kinerja yang sesuai dengan pasar sasaran dan level kinerja pesaing.
Mutu kesesuaian (conformance quality).
Misalnya mobil A dirancang untuk mencapai kecepatan 6 mil per jam dalam 10 detik. Jika
setiap produk yang selesai dirakit memenuhi itu, dikatakan memiliki mutu kesesuaian tinggi.
Daya tahan (durability).
Ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal/berat.
Biasanya pembeli bersedia membayar lebih untuk produk dengan reputasi ”tahan lama”.
Keandalan (reability).
Adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode
waktu tertentu.
Mudah diperbaiki.
Sifat mudah diperbaiki yang ideal adalhjika pemakai dapat memperbaiki sendiri dengan biaya
yang relatif kecil.
Gaya (style)
Pembeli mobil membayar harga premium untuk Jaguar yang penampilannya luar biasa.
B. Diferensiasi jasa
Menurut Philip Kotler, Jika prooduk fisik tidak mudah didefensiasi, kunci keberhasilan
dalam persaingan sering terletak pada penambahan jasa atau pelayanan yang menambah nilai
serta perbaikan mutu produk fisik itu. Pembeda utama layanan adalah hal berikut:
1. Kemudahan pemesanan (ordering ease). Banyak bank sekarang menyediakan perangkat
lunak perbankan di rumah untuk membantu nasabah mendapatkan informasi dan bertransaksi
dengan bank secara lebih efisien. Para konsumen sekarang bahkan mampu memesan dan
menerima bahan makanan tanpa pergi ke supermarket.
2. Pengiriman (delivery). Mengacu pada seberapa baik produk atau jasa diserahkan kepada
pelanggan. Contoh; Pizza disampaikan dalam keadaan panas kepada pembeli di rumah.
3. Pemasangan (installation) mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat produk
tertentu beroperasi di lokasi yang direncanakan.
4. Pelatihan pelanggan (customer training) mengacu pada pelatihan para pegawai pelanggan
untuk menggunakan peralatan dair penjual secara tepat dan efisien. (alat X-ray dsb).
5. Konsultasi pelanggan (Customer consulting). Mengacu pada pelayanan data, sistem
informasi, dan saran yang diberikan penjual kepada pembeli.
6. Pemeliharaan dan perbaikan (maintenance dan repair) merupakan program pelayanan
perusahaan untuk membantu pelanggan menjaga produk yang mereka beli senatiasa dalam
kondisi kerja yang baik.
Hierarki produk
Menurut Kotler dan amstrong (1996: 274) Pada dasarnya setiap produk secara hirarki
berhubungan dengan produk tertentu lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar
sampai dengan tipe produk yang akan memuaskan kebutuhan tersebut. Hirarki produk terdiri
atas tujuh tingkatan, yaitu:
1. Keluarga kebutuhan (need family). Kebutuhan ini yang mendasari keberadaan suatu
kelompok produk. Contoh: keamanan
2. Keluarga produk (product family). Semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan inti
dengan lumayan efektif. (tabungan)
3. Kelas produk (product class). Sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui
mempunyai ikatan fungsional tertentu. Contoh: instrumen keuangan.
4. Lini produk, Sekelompok produk yang melakukan fungsi yang sama, pelanggan yang sama,
saluran yang sama, dan tentang harga tertentu. Contoh asuransi jiwa.
5. Jenis produk (product type). Sekelompok barang dalam lini produk yang sama-sama
memiliki salah satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk tersebut. Contoh; asuransi
berjangka.
6. Merek (brand), yaitu nama yang dapat dihubungkan/ diasosiasikan dengan satu atau lebih
item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasikan sumber atau karakter item
tersebut. Contoh, asuransi bumi putera.
7. Barang (item), yang juga disebut unit pencatatan persediaan atau varian produk. Unit
tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran,
penampilan, harga, atau suatu ciri yang lain. Contoh; asuransi jiwa berjangka yang dapat
diperpanjang.
4. PENGEMASAN, PELABELAN, PENJAMINAN DAN GARANSI
Kebanyakan produk fisik harus dikemas dan diberi label. Banyak pemasar menyebut
pengemasan sebagai P kelima, bersama price, product, place dan promotion. Namun,
kebanyakan pemasar memperlakukan pengemasan dan pelabelan sebagai elemen dari strategi
produk. Penjaminan dan garansi dapat juga merupakan bagian penting dari strategi produk,
yang sering muncul pada kemasan.
2. Pelabelan
Penjual harus memberikan label produknya. Label tersebut mungkin adalah etiket sederhana
yang ditempelkan pada produk tersebut atau grafik yang dirancang dengan rumit yang
merupakan bagian dari kemasan tersebut. Label tersebut mungkin hanya mencantumkan
nama merek atau banyak informasi. Sekalipun penjualnya lebih menyukai label yang
sederhana, undang-undang mungkin mengharuskan informasi tambahan.
Label melakukan beberapa fungsi yaitu;
1. Label tersebut mengidentifikasi produk atau merek.
2. Mungkin juga menunjukkan kelas produk.
3. Mungkin menjelaskan proudk; siapa pemuatnya, dimana, kapan, apa kandungannya,
bagaimana digunakan, dan bagaimana menggunakannya dengan aman.
4. Mungkin mempromosikan produk melalui grafik-grafik yang menarik.
5. Teknologi baru memungkinkan label membungkus ketat seluruh wadah.
6. Label pasti akan ketinggalan jaman dan perlu diperbarui.
B. Karakteristik Jasa
Beberapa karakteristik utama dari jasa, menurut Kotler(1 993:230), adalah sebagai
berikut:
1. Intangibility (Tidak berwujud) Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karma tidak bisa
dindentifikasi oleh ke lima indera manusia, seperti: dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum terjadi proses transaksi pembelian.
2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya,
apakah sumber itu merupakan orang maupun mesin, disamping itu apakah sumber itu hadir
atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada.
3. Variability (Berubah-ubah) Jasa dapat mudah berubah-ubah karena jasa ini tergantung
pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan.
4. Perishability (Daya tahan) Jasa tidak dapat disimpan dan tidak memiliki daya than yang
lama karena sifatnya tergantung dari fluktuasi pennintaan.
C. Sifat Jasa
Sifat dan klasifikasi Jasa Penawaran jasa dibedakan dalam lima kategori, yaitu:
1. Penawaran barang berwujud murni, contohnya adalah sabun, shampo.
2. Penawaran barang berwujud disertai jasa, contohnya penjualan produk komputer dimana
pelanggan membutuhkan instaasi atau servis komputer yang sudah dibelinya.
3. Campuran, dimana porsi antara produk dan jasanya seimbang, contohnya adalah penawaran
makan direstaurant dimana pelanggan memesan makan disertai dengan kebutuhan pelayanan
yang memuaskan.
4. Jasa Utama disertai barang tambahan, contohnya adalah perusahaan jasa travel yang menjual
jasa transportasi disertai produk tambahan misalnya makanan yag disajikan dengan merek
tertentu.
5. Penawaran Jasa murni, contoh yang sering ditemui adalah pelayanan jasa cukur rambut
( salon kecantikan ).
http://eaa303.weblog.esaunggul.ac.id/2012/12/20/strategi-produk-dan-jasa-2/?btmyuoccezfbjzyd
Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran yang nyata, tetapi produk bisa
lebih nyata dari itu. Secara luas produk adalah, segala sesuatu yang bdapat ditawarkan kepada
pasar untu memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,
pengalaman, acara, orang, tempat property, organisasi, informasi, dan ide.
Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus melihat lima tingkatan produk.
Setiap tingkatan menambah nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan
bagian dari hirarki nilai pelanggan (customer value hierarchy).
1. Manfaat Inti (core benefit).
Pada tingkat dasar adalah manfaat inti atau produk, yaitu layanan yang bemar-benar dibeli
pelanggan. Contohnya hotel, konsumen membeli tempat untuk istirahat, dll.
Pada tingkat kedua, pasar harus merubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product).
Maka kamar hotel tadi meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja almari pakaian, dan
toilet.
Pada tingkat ketiga pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan, sekelompok atribut
dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini. Tamu
hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk baru dan bersih, suasana relative
menyenangkan.
Pada tingkat ke empat, pemasar menyiapkan tambahan produk yang melebihi harapan
pelanggan. Di Negara-negara maju positioning merek dan persaingan menjadi pada tingkat
ini.
Tingkat ke lima adalah produk tambahan, yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan
transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah
tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan
penawaran mereka.
https://www.dkampus.com/2016/02/strategi-diferensiasi-
produk-dalam-pemasaran/
1. Bentuk
Banyak produk dapat didiferensiasikan berdasarkan bentuk-ukuran, model, atau struktur fisik
produk.
2. Fitur
Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan menyeleksi fitur baru yang tepat dengan
mensurvei pembeli saat ini dan menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan biaya
perusahaan untuk masing-masing fitur potensial. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan
berapa banyak orang yang menginginkan tiap fitur, apakah pesaing mudah meniru fitur itu.
3. Mutu kinerja
Adalah level berlakunya karakteristik dasar produk. Perusahaan tidak harus merancang level
kinerja setinggi mungkin.
4. Mutu Kesesuaian
Adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi
sasaran yang dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah adalah
bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa konsumen.
5. Daya tahan
Adalah ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal
dan/atau berat, merupakan atribut yang beharga untuk poduk-produk tertentu.
6. Keandalan
Adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode
waktu tertentu.
7. Mudah diperbaiki
Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki, kemudahan diperbaiki adalah ukuran
kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal.
8. Gaya
Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.