Makalah Alat Industri Kimia Fakultas Tek
Makalah Alat Industri Kimia Fakultas Tek
Makalah Alat Industri Kimia Fakultas Tek
disusun oleh:
1. Mayang Sari 2012430034
2. Nurrisa Ika Yuliani 2012430035
3. Rahma Agustini 2012430037
4. Chandra Kencana Ocvitadewi 2012430035
5. Ferdy Santoso Hanapi 2012430042
Makalah ini ditujukan guna memenuhi tugas mata kuliah Alat Industri Kimia
(AIK), serta dalam rangka pembahasan kasus mengenai ukuran semen yang tidak
memenuhi persyaratan.Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit masalah yang dihadapi
oleh penulis. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini
tidak lain berkat bantuan, dan bimbingan berbagai macam pihak. Untuk itu penulis
bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Alvika Meta Sari, ST, MChemEng selaku dosen mata kuliah Proses Industri
Kimia Organik yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan.
2. Teman–teman sesama penulis yang saling bertukar pikiran dan memberikan
masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbang
asih pemikiran penulis kepada pembaca khususnya Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah
ini.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Hormat Kami
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1 Definisi semen...................................................................................... 3
3 Jenis-jenis semen.................................................................................. 7
3.1.Kesimpulan............................................................................................ 28
3.2.Saran...................................................................................................... 28
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui jenis-jenis semen
2. Memahami proses pembuatan semen
3. Memahami perbedaan proses kering dan proses basah dalam pembuatan semen
4. Mengetahui bahan yang digunakan dalam pembuatan semen
5. Mengetahui fungsi dari alat yang digunakan dalam pembuatan semen
6. Mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi kualitas produk
7. Dapat mengetahui dan memahami cara untuk mengatasi masalah pada produk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Semen
Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolis, artinya
jika dicampur dalam air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-bahan lain
menjadi satu kesatuan massa yang dapat memadat dan mengeras. Secara umum
semen dapat didefinisikan sebagai bahan perekat yang dapat merekatkan bagian-
bagian benda padat menjadi bentuk yang kuat kompak dan keras.
Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu kapur/gamping
sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan
hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses
pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.
Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium
Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung
senyawa: Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3 ) dan
Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar
sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan
dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari
proses produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg.
Sifat fisik batu kapur: berbentuk padat berwarna putih dengan kadar air 7-
10%, bulk density 1,3 ton/m3, spesifik gravity 2,49, kandungan CaO 47-56%,
kuat tekan 31,6 N/mm2, silika ratio 2,6 dan alumina ratio2,57.
Specific gravity
% FeO % SiO2 % CaO % Al2O3 True Apparent
45-55 30-38 3-7 1-5 3,5-3,7 1,0-2,1
j. Semen Cat
Semen Cat merupakan tepung semen dari semen portland yang digiling
bersama-sama sengan zat warna, filter, dan water repellent agent. Semen Cat
biasanya dibuat warna putih yaitu dengan titanium oksida atau ZnS. Sebagai
filter biasanya dipakai water water repellent agent atau bahan silika,
sedangkan sebagai accelerator dipakai CaCl2 dan sebagai water repellent agent
dipakai kalsium atau alumunium stearat.
2. Semen Non Portland
a. Semen Alam (Natural Cement)
Semen alam merupakan semen yang dihasilkan dari proses pembakaran batu
kapur dan tanah liat pada suhu 850-1000oC kemudian tanah yang dihasilkan
digiling menjadi semen halus.
b. Semen Alumina Tinggi (High Alumina Cement)
Semen Alumina Tinggi pada dasarnya adalah suatu semen kalsium aluminat
yang dibuat dengan meleburkan campuran batu gamping, bauksit, dan bauksit
ini biasanya mengandung oksida besi, silika, magnesia, dan ketidak murnian
lainnya.Cirinya ialah bahwa kekuatan semen ini berkembang dengan cepat,
dan ketahanannya terhadap air laut dan air yang mengandung sulfat lebih baik.
c. Semen Portland Pozzolan
Semen Portland Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan
alumina dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat seperti
semen akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air, maka
senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi membentuk kalsium aluminat hidrat
yang bersifat hidraulis.
Bahan pozzolan tersusun atas 45-72 % SiO2, 10-18 % Al2O3, 1-6 % Fe2O3,
0,5-3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3.Semen portland pozzolan merupakan suatu
bahan pengikat hidraulis yang dibuat dengan menggiling bersama-sama terak
semen portland dan bahan yang mempunyai sifat pozzolan, atau mencampur
secara merata bubuk semen portland dan bubuk bahan lain yang mempunyai
sifat pozzolan. Bahan pozzolan yang ditambahkan besarnya antara 15-40 %.
d. Semen Sorel
Semen Sorel adalah semen yang dibuat melalui reaksi eksotermik larutan
magnesium klorida 20 % terhadap suatu ramuan magnesia yang didapatkan
dari kalsinasi magnesit dan magnesia yang didapatkan dari larutan
garam.Semen Sorel mempunyai sifat keras dan kuat, mudah terserang air dan
sangat korosif. Penggunaannya terutama adalah semen lantai, dan sebagai
dasar pelantai dasar seperti ubin dan terazu.
e. Portland Blast Furnance Slag Cement
Portland Blast Furnance Slag Cement adalah semen yang dibuat dengan cara
menggiling campuran klinkersemen portland dengan kerak dapur tinggi
(Blast Furnance Slag) secara homogen. Kerak (slag) adalah bahan non metal
hasil samping dari pabrik pengecoran besi dalam tanur (Dapur Tinggi) yang
mengandung campuran antara kapur (CaCO3) silika (SiO2), dan alumina
(Al2O3). Sifat semen ini jika kehalusannya cukup, mempunyai kuat tekan yang
sama dengan semen portland, betonnya lebih stabil dari beton semen
portland,permeabilitinya rendah, pemuaian dan penyusutan dalam udara
kering sama dengan semen portland.
Proses Pembuatan Semen secara umum terdiri dari lima tahap produksi, yaitu:
1. Proses Penyiapan Bahan Baku
Bahan baku semen diperoleh dari hasil penambangan diantaranya limestone,
clay, silica, dan iron sand. Adapun komposisi mineral yang digunakan untuk
pembuatan semen yaitu:
3. Proses Pembakaran
Pemanasan Awal (Pre-Heating)
Alat utama yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku adalah
suspension pre-heater, sedangkan alat bantunya adalah kiln feed bin. Setelah
mengalami homogenisasi di blending silo, material terlebih dahulu ditampung ke
dalam kiln feed bin. Bin ini merupakan tempat umpan yang akan masuk ke dalam
pre-heater. Suspension pre-heater merupakan suatu susunan 4-5 buah cyclone dan
1 buah calciner yang tersusun menjadi 1 string.Suspension pre-heater yang
digunakan terdiri dari 2 bagian, yaitu in-line calciner (ILC) dan separate line
calciner (SLC). Material akan masuk terlebih dahulu pada cyclone yang paling
atas hingga keluar dari cyclone kelima. Setelah itu, material akan masuk ke dalam
rotary kiln.
Preheater
Setelah kiln ditransport dari blending silo atau ada yang dari kiln feed bin,
raw meal akan melewati pemanasan awal di menara suspension preheater yang
terdiri atas 4-6 stage+kalsiner menggunakan hot gas keluaran kiln. Preheater
merupakan cyclone dan dalam tahap ini ada 2 proses penting yaitu heat transfer
dan separation. Heat transfer antara gas panas dan raw meal 80% terjadi di ducting
antar-cyclone sedangkan separation 80% terjadi di cyclone. Proses yang terjadi di
preheater meliputi evaporasi air permukaan dan air hidrat, dekomposisi clay, dan
sedikit kalsinasi.
Di dalam kalsiner terjadi proses kalsinasi yaitu peruraian CaCO3 menjadi
CaO dan CO2 dan sedikit MgCO3 menjadi MgO dan CO2. Karena reaksi kalsinasi
bersifat endotermis maka diperlukan panas yang cukup tinggi, sehingga dilengkapi
dengan burner untuk pembakaran coal memanfaatkan udara tersier dari cooler dan
gas panas kiln. Kalsinasi terjadi pada suhu di atas 800 oC pada tekanan 1 atm,
namun karena alat-alat di pabrik semen beroperasi di bawah 1 atm jadi pada suh
yang lebih rendah sudah mulai terjadi kalsinasi dan CaO terbentuk langsung
bereaksi dengan senyawa hasil dekomposisi clay sehingga reaksi dapat
berlangsung sempurna meskipun tergolong reversible. Kalsinasi di kalsiner paling
maksimal mencapai 90% selanjutnya sisanya terjadi di dalam kiln sendiri.
Pelepasan CO2 akibat reaksi ini menjadi isu lingkungan yang krusial di industri
semen, volum gas CO2 hasil kalsinasi jauh lebih besar dari pada CO 2 hasil
pembakaran fuel (batubara)
Pembakaran (Firing)
Kiln
Daerah proses yang terjadi di dalam kiln dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Daerah transisi (transition zone)
2. Daerah pembakaran (burning zone)
3. Daerah pelelehan (sintering zone)
4. Daerah pendinginan (cooling zone)
Pendinginan (Cooling)
Alat utama yang digunakan untuk proses pendingina clinker adalah cooler.
Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran
udara pendingin yang disebut dengan grate atau alat pemecah clinker (clinker
crusher).
Grate Cooler
Di dalam grate cooler clinker yang keluar dari kiln akan mengalami
quenching (pendinginan cepat) dengan udara yang dihembuskan melalui sejumlah
fan grate cooler. Proses pendinginan clinker bisa mencapai dari suhu 1300 oC
sampai 120-200oC. Udara pendingin akan meningkat suhunya sampai 900-950oC
dan dimanfaatkan sebagai udara pembakaran di kiln (secondary air) dan kalsiner
(tertiary air). Di bagian ujung discharge cooler dilengkapi crusher untuk memecah
clinker sebelum ditransport ke silo menggunakan pan conveyor.
Semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan
kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude
oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
Keuntungan :
Umpan lebih homogeny, semen yang diperoleh lebih baik
Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan suatu unit
homogenizer
Debu yang timbul relative sedikit
Kerugian :
Bahan bakar yang digunakan lebih banyak, butuh air yang cukup banyak
Tanur yang digunakan terlalu panjang karena memerlukan zone dehidrasi
yang lebih panjang untuk mengendalikan kadar air
Biaya produksi lebih mahal
2. Proses kering:
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pada kasus ukuran semen yang di dapatkan sebesar 100 mesh, tetapi ukuran yang
diinginkan sebesar 200 mesh. Hal tersebut dipengaruhi oleh bahan baku yang masuk
kiln dengan ukuran yang lebih besar dari 200 mesh. Karena ukuran partikel bahan
baku yang lebih besar dari 200 mesh mempengaruhi hasil dari semen yang
diproduksi. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu sebesar 200 mesh harus
menggunakan Vertical Roller Mill yang memiliki separator. Separator tersebut
berfungsi untuk mengendalikan ukuran partikel yang boleh keluar dari raw mill,
partikel dengan ukuran besar akan dikembalikan ke dalam raw mill untuk mengalami
proses penggilingan kembali agar ukurannya mencapai ukuran yang diharapkan.
Partikel yang ukurannya mencapai ukuran yang diharapkan akan masuk kiln,
sehingga semen yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diinginkan.
3.2. SARAN
Mungkin perlu dipasang alat pengontrol disetiap bagian parameter dan dikontrol
secara rutin agar bisa mengetahui kondisi operasi, seperti temperature pre-heater, kiln
dipasang alat utuk mengukur temperature pada bagian alat. Kemudian pengecekan
parameter yang digunakan juga perlu sekali untuk dimasukan sebagai data yang
lengkap pada waktu yang pendek, sehingga memudahkan untuk melihat kondisi yang
tidak normal.
DAFTAR PUSTAKA