Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sinta Norhayati

NIM : 18.11.401.01.0790

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita

Dosen Pembimbing : Norwidya Priansiska SST, M. Keb

Ikterus Pada Bayi Baru Lahir

Ikterus fisiologis adalah kondisi kuning yang dialami bayi pada usia 2-3 hari. Ikterus dapat
terlihat di wajah bayi ketika kadar dalam serum mencapai sekitar 5 mg/dl. Ikterusw juga bisa
terlihat pada abdomen tengah jika kadar bilirubin kurang lebih 15 ml/dl, dan di tumit kaki dan
jika kadarnya sekitar 20 ml/dl. Pada hari ke lima hingga ke tujuh, kadar bilirubin berkurang
menjadi sekitar 2 mg/dl (Komalasari,2010).Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak
lebih dari 12 ml/dl dan BBLR (bayi berat lahir rendah) 10 mg/dl dan akan abnormal pada hari ke
14 (Sembiring,2017).

Faktor penyebab ikterus pada bayi baru lahir dikarenakan fungsi usus dan hati yang belum
bekerja secara sempurna sehingga banyak bilirubin yang tidak terkonjugasi dan tidak terbuang
bdari tubuh. Selain itu, ikterus dapat terjadi karena kurangnya ASI pada 2-3 hari pertama setelah
kelahiran (Abata, 2016).

Salah satu penyebab hiperbilirubinemia adalah kelahiran rematur (IDAI,2008).


Hiperbilirubinemia yang dialami oleh bayi premature disebabkan Karena belum matangnya
fungsi hati untuk memproses eritrosit. Saat lahir hati bayi belum cukup baik untuk melakukan
tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut dengan bilirubin, birubin ini yang menyebabkan
kuning pada bayi dan apabila jumlah bilirubun semakin menumpuk ditubuh menyebabkan
kuning pada bayi dan apabila jumlah bilirubin semakin menumpuk ditubuh menyebabkan bayi
terlihat berwarna kuning.
Peningkatan bilirubin yang berlebihan bisa ditekan dengan pemberian fototerapi. Dengan
fototerapi standar, penurunan yang diharapkan adalah 6-20% dari kadar bilirubin awal pada 24
jam pertama. Kecepatan penurunan tergantung pada efektivitas terapi sinar dan penyebab yang
mendasari hyperbilirubinemia (Perinasia,2006).

Semakin lama fototerapi semakin cepat penurunan kadar bilirubin, namun perlu diperhatikan
efek samping yang dapat timbul berupa eritema, kerusakan oksidasi, dehidrasi (kehilangan cairan
transipidermal), hipertermi, diare dan kerusakan retina (M. Sholeh Kosim,dkk,2008).

Anda mungkin juga menyukai