Anda di halaman 1dari 6

Mempekerjakan anak dibawah umur yang melanggar esensi nilai pancasila

sila ke2

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Seiring berjalannya waktu , Indonesia semakin digeluti dengan


permasalahan bangsa. Permasalahan ini tidak hanya mengarah kepada
kesejahteraan masyarakat namun juga meliputi pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan oleh aparat pemerintahan sebagai contoh Kemiskinan,
korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas pendidikan yang lemah,
pengelolaan sumber daya alam yang buruk, kasus SARA yang merajalela,
kesenjangan sosial, kemacetan, pengangguran, dan banyaknya
pemerkerjaan anak dibaah umur yang seharusnya sudah diatur
ketentuannya dalam undang-undang.

Adapun alasan dari penulis mengangkat tema ini ialah ingin memberikan
informasi kepada masyarakat Indonesia dan membuka pemikiran kita
semua tentang salah satu diantara manfaat dan kegunaan dasar negara
bagi bangsa indonesia . Dimana Indonesia memiliki dasar Negara yang
seharusnya diimplementasikan nilai nilainya dalam kegiataan sehari hari .
Selain itu Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara melainkan Pancasila
merupakan solusi atau jalan keluar dari semua permasalahan negeri ini,
salah satunya adalah adanya pemerkerjaan anak dibawah umur yang
seharusnya tidak terjadi namun masih marak di masyarakat.

1.2 Rumusan masalah


1. bagaimana hukum menjadi solusi dari masalah mempekerjakan
anak dibawah umur yang melanggar sila ke 2

1.3 Tujuan

Untuk mencari solusi mengenai pengimplementasian pasal ……… mengenai


memperkerjakan anak dibawah umur yang tidak sesuai dengan sila ke 2 .

BAB II

Kajian Teoritis

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat
sistematis, fundamental dan menyeluruh. Maka sila-sila Pancasila
merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh, hierarki dan sistematis.
Dalam pengertian inilah maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem
filsafat. Konsekuensinya kelima sila bukan terpisah-pisah dan memiliki
makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna yang utuh. 1

Mempekerjakan anak dibawah umur menyalahi sila kedua dan bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang pengesahan ILO Convention
No.138 Concerning Minimum Age for Admission to Employment (Konvensi ILO
Nomor 183 mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja)
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3835). dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang
Pengesahan ILO Convention No. 182 Concerning The Prohibition and
Immediete Action for The Elimination of The Worst Forms of Child Labour
(Konvensi ILO Nomor 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera
Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak) (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3931)
1

Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2016, h.67


BAB III

Analisa

Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri beribu-ribu pulau ,


Indonesia memiliki jumlah populasi lebih dari 250 juta jiwa pada tahun
2013 dan juga Indonesia termasuk negara yang memiliki suku terbanyak di
dunia , dengan pemerintahan yang berbentuk presidensil sedangkan dasar
negaranya seperti yang kita akan bahasa yaitu Pancasila.

Pulau yang dimiliki berjumlah 17.504 yang tersebar diseluruh Indonesia.


Setiap pulau memiliki kebudayaan, kepercayaan, suku, dan ras yang
berbeda. Hal ini membuat pemerintah maupun kita sebagai masyarakat
sulit untuk mempersatukan perbedaan tersebut dalam suatu keutuhan.
Namun ketika dasar negara kita terbentuk yakni Pancasila yang
mencerminkan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia pada dasarnya
mampu mempersatukan rakyat-rakyat Indonesia dengan kelima sila yang ia
miliki.

Seiring berjalannya waktu, Indonesia semakin digeluti dengan


permasalahan bangsa. Permasalahan ini tidak hanya mengarah kepada
kesejahteraan masyarakat namun juga meliputi pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan oleh aparat pemerintahan sebagai contoh Kemiskinan,
korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas pendidikan yang lemah,
pengelolaan sumber daya alam yang buruk, kasus SARA yang merajalela,
kesenjangan sosial, kemacetan, pengangguran, dan banyak daerah yang
kurang diperhatikan.

Salah satu yang juga harus diperhatikan adalah masalah perlindungan


anak dibawah umur yang kerap kali masih dilanggar, bahkan sudah
menjadi hal yang biasa dalam lingkungan masyarakat. Salah satunya
adalah masalah mepekerjaan anak dibawah umur. Yang mana hal itu
adalah melanggar Oleh karena itu, hal tersebut dapat kita kaji untuk

Indonesia merupakan Negara yang sedang mengalami perkembangan


dengan berbagai masalah ekonomi, salah satunya adalah kemiskinan yang
sulit untuk dipecahkan hingga kini. Strategi kebijakan-kebijakan terus
dilakukan oleh pemerintah untuk menuntaskan masalah kemiskinan yang
terjadi.

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus diopersiapkan dan


diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak
yang sehat, baik jasmani maupun rohani sehingga dapat terwujud generasi
penerus bangsa sebagai sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu,
diperlukan adanya pembekalan sedari dini baik dalam hal kesehatan,
pendidikan maupun keterampilan.

Meskipun demikian, dewasa ini masih banyak anak-anak yang belum


mendapatkan hak tersebut karena adanya faktor kendala yang
menghambat perkembangan anak tersebut dengan baik, terkait dengan
keterbatasan ekonomi yang dialami. Pada akhirnya, mereka harus
menerima kenyataan untuk melangkahi jenjang pendidikan dengan bekerja.
Keadaan inilah yang membuat mereka kehilangan haknya untuk menjalani
kehidupan sesuai dengan sebagaimana anak-anak seusianya.

Kemiskinan serta keterbatasan ekonomi menyebabkan beberapa anak


memiliih bekerja demi membantu keadaan ekonomi keluarganya untuk
menghasilkan uang. Anak-anak yang menjadi buruh/pekerja pabrik
disebabkan oleh tingginya permintaan terhadap sumber daya manusia
sebagai tenaga kerja serta kemauan ataupun ketersediaan diri dari anak itu
sendiri untuk bekerja dan dibayar meskipun dengan upah yang relatif
murah. Hal ini menjadi keadaan yang sangat rentan bagi anak untuk
mengalami tindakan yang merugikan serta mudah untuk dieksploitasi.

Adanya Konvensi Hak Anak pasal 32, menyatakan bahwa pekerja anak
berhak mendapat perlindungan dari pekerjaan yang membahayakan
kesehatan fisik, mental, spiritual, moral, perkembangan sosial dan
menganggu pendidikan mereka tidak mampu mengurangi pelanggaran atas
hak anak.

Fenomena keberadaan anak sebagai pekerja sudah lama terjadi di


Indonesia. Hal ini sudah berlangsung lama, berawal dari negara-negara di
Eropa dan kemudian berkembang sampai ke Indonesia. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu keterbatasan kemampuan ekonomi, latar
belakang keluarga, pengaruh orang tua, lingkungan serta budaya. Faktor
tersebut menjadi alasan mengapa anak dalam usia dini terlibat dalam
kegiatan produktif dan tidak melanjutkan sekolah karena terpaksa menjadi
seorang pekerja untuk menghasilkan uang.

Terjadinya pekerja anak juga tidak terlepas dari nilai upah anak terhadap
keuangan keluarga. Semakin tinggi upah pekerja anak maka akan semakin
tinggi pula kemungkinan anak terjun dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan
pekerja anak yang memiliki upah tinggi maka kontribusi dalam pendapatan
rumah tangga akan semakin tinggi maka dari itu pekerja anak akan
diarahkan untuk bekerja agar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Maka dari itu semakin tinggi upah pekerja anak akan semakin menarik
untuk rumah tangga melepaskan anak-anak mereka untuk menjadi pekerja
anak.

Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi (2011), menjelaskan


bahwa pekerja anak adalah sebuah istilah yang memiliki konotasi
pengeksploitasian atas tenaga mereka, dengan gaji yang kecil tanpa
pertimbangan bagi perkembangan kepribadian mereka, keamanannya,
kesehatan, dan prospek masa depan. Fenomena anak yang bekerja atau
pekerja anak di Indonesia sendiri bukanlah masalah baru, bahkan hal ini
merupakan masalah klasik yang harus segera diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai