ID Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matemat
ID Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matemat
Nila Kesumawati
Email: nilakesumawati@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
pemahaman matematis siswa berdasarkan pendekatan PMRI dengan pembelajaran
konvensional. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi
penelitian ini adalah siswa SMP di kota Palembang, dengan sampel siswa kelas IX
yang diambil secara acak dari sekolah terakreditasi A, B, dan C tahun pelajaran
2009/2010. Instrumen penelitian adalah tes kemampuan pemahaman matematis
bentuk uraian. Analisis data menggunakan uji-t dan uji ANAVA dua jalur.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1) peningkatan
kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan
pendekatan PMRI lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional, 2) peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada siswa yang
mendapat pembelajaran konvensional berdasarkan akreditasi sekolah, 3) terdapat
interaksi antara pendekatan dan peringkat sekolah terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman matematis.
penalaran (reasoning), dan kemampuan tulisan, dan grafik Anderson et al. (2001:
komunikasi (communication) (PISA, 70). Siswa dikatakan memahami suatu
2006). konsep matematika (masalah) antara lain
Hasil TIMSS dan PISA di atas ketika mereka membangun hubungan
dapat dijadikan sebagai informasi bahwa antara pengetahuan baru yang diperoleh
masih banyak siswa yang tidak dapat dan pengetahuan sebelumnya.
menjawab dengan benar materi ujian Kemampuan pemahaman
matematika yang berstandar internasional. matematis juga merupakan salah tujuan
Tidak dapat menyelesaikan soal dengan pembelajaran matematika SMP,
benar mengindikasikan ada sesuatu yang selengkapnya dapat dilihat dalam
salah dan belum optimal dalam kurikulum. Dalam KTSP disebutkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah. mata pelajaran matematika di tingkat SMP
Berdasarkan hal di atas salah satu bertujuan agar peserta didik memiliki
aspek yang dinilai dalam PISA adalah kemampuan memahami konsep
kemampuan pemecahan masalah. Menurut matematika, menjelaskan keterkaitan antar
Nasution (2000), pemecahan masalah dapat konsep dan mengaplikasikan konsep dalam
dipandang sebagai proses siswa logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
menemukan kombinasi aturan-aturan yang tepat, dalam pemecahan masalah.
dipelajarinya lebih dahulu yang digunakan Selain itu, dilihat dari proses
untuk menyelesaikan masalah yang baru. pembelajaran yang digunakan guru masih
Siswa yang terlatih dengan pemecahan dominan menggunakan pembelajaran
masalah akan terampil menyeleksi konvensional. Pendekatan pembelajaran
informasi yang relevan, kemudian matematika yang digunakan guru memiliki
menganalisisnya dan akhirnya meneliti pola sebagai berikut: (1) guru menerangkan
hasilnya. Agar siswa memiliki kemampuan suatu konsep atau mendemonstrasikan
pemecahan masalah yang baik, maka keterampilan dengan ceramah, dan siswa
diperlukan kemampuan pemahaman diberikan kesempatan bertanya; (2) guru
matematis yang bermakna bagi setiap memberikan contoh penggunaan konsep
siswa. atau prosedur menyelesaikan soal; (3)
Pemahaman matematis suatu siswa berlatih menyelesaikan soal-soal
konsep akan mudah dipahami oleh siswa secara individual atau bersama teman
jika siswa diberikan kesempatan untuk sebangku, sedikit tanya jawab; dan (4)
dapat memperoleh contoh-contoh konkrit mencatat materi yang diajarkan dan soal-
yang telah dikenal siswa. Jika seseorang soal pekerjaan rumah Mulyana (2009: 4).
telah memiliki kemampuan pemahaman Fakta menunjukkan bahwa praktek
konsep dan prinsip, maka ia mampu dalam proses pembelajaran di sekolah-
menggunakannya untuk memecahkan sekolah yang berlangsung selama ini, dan
masalah. Dalam NCTM 2000 dinyatakan hampir di semua jenjang pendidikan, pada
bahwa pemahaman matematis merupakan umumnya berlangsung satu arah, yaitu
aspek yang sangat penting dalam prinsip guru sebagai pusat pembelajaran
pembelajaran matematika. (Hasratuddin, 2010: 19). Akibatnya,
Siswa dikatakan memiliki prestasi siswa dalam mata pelajaran
kemampuan pemahaman jika siswa matematika rendah dan siswa kurang
tersebut mampu mengkonstruksi makna menyenangi matematika. Menurut Sunoto
dari pesan-pesan yang timbul dalam (2002), “faktor penyebab rendahnya
pengajaran seperti komunikasi lisan, prestasi belajar matematika antara lain
31
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
eksperimen dan 64 siswa kelas control dari 6. Tawarkan pada seluruh kelas untuk
sekolah akreditasi B, dan 28 siswa kelas mengemukakan pendapatnya atau
eksperimen dan 32 siswa kelas control dari tanggapannya tentang berbagai
sekolah akreditasi C.
Kelas eksperimen diberi perlakuan 7. selesaian yang disajikan temannya
pembelajaran dengan pendekatan PMRI, di depan kelas. Bila ada selesaian
langkahnya adalah sebagai berikut: lebih dari satu, ungkaplah semua.
a. Mempersiapkan kelas 8. Buatlah kesepakatan kelas tentang
1. Persiapkan sarana dan prasarana selesaian manakah yang dianggap
pembelajaran yang diperlukan, paling tepat. Terjadi suatu
misalnya buku guru, LKS, alat negosiasi, berikanlah penekanan
peraga, dan lain sebagainya. kepada selesaian yang dipilih atau
2. Kelompokkan siswa (sesuai benar.
dengan rencana). 9. Bila masih tidak ada selesaian yang
3. Sampaikan tujuan atau kompetensi benar, mintalah siswa memikirkan
dasar yang diharapkan dicapai cara lain (Soedjadi, 2007).
serta cara belajar yang akan
dipakai hari itu. Kelas control diberi perlakuan
b. Kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional,
1. Berikan masalah kontekstual, langkahnya sebagai berikut:
masalah tersebut untuk dipahami 1. Siswa memperhatikan penjelasan materi
siswa. yang diberikan oleh guru.
2. Berilah penjelasan singkat dan 2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
seperlunya saja jika ada siswa yang apabila ada materi yang belum jelas.
belum memahami soal atau 3. Siswa dibentuk berkelompok dan diberi
masalah kontektual yang diberikan. latihan soal yang dikerjakan secara
3. Mintalah siswa secara berkelomok.
berkelompok ataupun secara 4. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa
individu, untuk mengerjakan atau bersama-sama guru mencocokkan
menjawab masalah kontekstual jawaban dari soal yang telah dikerjakan.
yang diberikan dengan caranya Instrumen penelitian ini
sendiri. menggunakan tes kemampuan pemahaman
4. Jika dalam waktu yang dipandang matematis sebanyak enam soal berbentuk
cukup, siswa tidak ada satupun uraian. Variable bebas penelitian ini adalah
yang dapat menemukan cara pendekatan PMRI, variable terikatnya
pemecahan, berilah petunjuk adalah kemampuan pemahaman matematis,
seperlunya atau berilah pertanyaan dan variable kontrolnya adalah akreditasi
yang menantang. Petunjuk itu sekolah.
dapat berupa LKS ataupun bentuk Selanjutnya, teknik analisis data
lain. menggunakan uji-t dan ANAVA dua jalur.
5. Mintalah seorang siswa atau wakil Sebelum data dianalisis tahap pertamanya
dari kelompok untuk menguji prasyarat statistic yang diperlukan
menyampaikan hasil kerjanya atau sebagai dasar dalam pengujian hipotesis,
hasil pemikirannya (bias lebih dari yaitu uji normalitas sebaran data sampel
satu orang). dan uji homogenitas varians.
33
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
Tabel 1
Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
PMRI Pemb. Konvensional
Data
Sekolah Akreditasi Sekolah Akreditasi
Stat.
A B C Total A B C Total
N 41 70 28 139 40 64 32 136
0,61 0,60 0,56 0,59 0,23 0,34 0,18 0,19
0,22 0,17 0,15 0,19 0,13 0,15 0,18 0,25
Tabel 2
Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
34
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012
Tabel 3
Uji Homogenitas Varians Populasi Peningkatan
Kemampuan Pemahaman Matematis berdasarkan Pendekatan
Tabel 4
Ringkasan Hasil Uji-t Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
PendekatanPMRI dan Konvensional
Pendekatan Perb. Rerata t Sig. (2-tailed) H0
PMR*PMK 0,59 : 0,19 15,000 0,000 Ditolak
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis antara
Pendekatan PMRI dan Konvensional
35
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
Tabel 5
Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
Berdasarkan Akreditasi Sekolah
Akreditasi K–S
Pendekatan N Sig. H0
Sekolah (Z)
PMRI 41 1,05 0,23 Diterima
A
Konvensional 40 0,98 0,29 Diterima
PMRI 70 1,05 0,22 Diterima
B
Konvensional 64 0,88 0,43 Diterima
PMRI 28 0,47 0,98 Diterima
C
Konvensional 32 0,91 0,38 Diterima
Ho: Kelompok data berdistribusi normal
Tabel 6
Uji Homogenitas Varians Populasi Peningkatan Pemahaman Matematis
berdasarkan Akreditasi Sekolah
Akreditasi Statistik
dk1 dk2 Sig. H0
Sekolah Levene (F)
A 0,71 1 79 0,40 Diterima
B 2,35 1 132 0,13 Diterima
C 0,19 1 58 0,67 Diterima
H0: Tidak ada perbedaan varians-varians antar kelompok data
36
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012
Tabel 7
Hasil Analisis Uji-t Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
berdasarkan Pendekatan dan Akreditasi Sekolah
Dengan melihat ringkasan hasil bahwa hipotesis nol ditolak. Jadi dapat
analisis pada Tabel 7, nilai probabilitas disimpulkan bahwa untuk setiap akreditasi
(sig.) pada masing-masing peringkat sekolah, peningkatan kemampuan
sekolah untuk kedua pendekatan yang pemahaman matematis siswa yang
digunakan lebih kecil dari 0,05. Ini berarti mendapat pendekatan PMRI lebih baik
37
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas Varians Populasi
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
berdasarkan Akreditasi Sekolah yang Mendapat Pendekatan PMRI
Akreditasi
Statistik Levene F dk1 dk2 Sig.
Sekolah
A, B, dan C 4,34 2 136 0,02
H0: Tidak terdapat perbedaan varians-varians antar kelompok data
Tabel 9
Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis berdasarkan
Peringkat Sekolah yang Mendapat Pendekatan PMRI
Akreditasi Jumlah Rerata Jumlah
dk F Sig.
Sekolah Kuadrat Kuadrat
Antar Kelompok 0,05 2 0,02 0,66 0,52
A, B, C
Dalam Kelompok 4,72 136 0,04
38
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012
Tabel 10
Uji Homogenitas Varians Populasi
Peningkatan KemampuanPemahaman Matematis
berdasarkan Pendekatan dan Akreditasi Sekolah
Statistik Levene F df1 df2 Sig. H0
3,733 5 269 0,003 Ditolak
H0: Tidak ada perbedaan varians antar kelompok data
39
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
antara pendekatan PMRI dan konvensional nilai probabilitas (sig. = 0,00) lebih kecil
dan akreditasi sekolah (A, B, dan C) dari 0,05. Demikian pula akreditasi sekolah
terhadap peningkatan kemampuan memberikan pengaruh yang signifikan
pemahaman matematis siswa digunakan uji terhadap peningkatan kemampuan
ANAVA dua jalur dilanjutkan dengan uji pemahaman matematis. Hal ini ditunjukkan
Tamhane. dengan nilai probabilitas (sig. = 0,001)
Rangkuman hasil uji ANAVA dua lebih kecil dari 0,05. Berarti terdapat
jalur disajikan pada Tabel 11. Berdasarkan perbedaan yang signifikan peningkatan
Dari Tabel 11 dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa
pendekatan pembelajaran memberikan berdasarkan pendekatan dan akreditasi
pengaruh yang signifikan terhadap sekolah.
peningkatan kemampuan pemahaman
matematis. Hal ini ditunjukkan dengan
Tabel 11
Hasil Uji ANAVA Dua Jalur
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
berdasarkan Pendekatan dan Akreditasi Sekolah
Type III Sum of Mean
Source Df F Sig.
Squares Square
Corrected Model 8,202a 5 1,640 56,910 0,000
Intercept 43,209 1 43,209 1499,090 0,000
Akreditasi Sekolah 0,449 2 0,225 7,794 0,001
Pendekatan 7,351 1 7,351 255,053 0,000
Akreditasi Sekolah
0,262 2 0,131 4,544 0,011
* Pendekatan
Error 7,753 269 0,029
Total 67,623 275
Tabel 12
Hasil Uji Tamhane Peningkatan Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa antar Pasangan Akreditasi Sekolah
40
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012
Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa antara pendekatan dan akreditasi sekolah
nilai probabilitas (sig.) untuk uji terhadap peningkatan kemampuan
pasangan akreditasi sekolah A dan B pemahaman matematis dapat dilihat pada
serta A dan C lebih besar dari 0,05. Gambar 1.
Sedangkan nilai probabilitas (sig.) untuk
uji pasangan akreditasi sekolah B dan C
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
bahwa perbedaan peningkatan
kemampuan pemahaman matematis
hanya terjadi pada akreditasi sekolah B
dan C.
Sec
ara grafik,
interaksi
Pendekatan:
……… PMRI
______ Konvensional
CC BB A
A
Akreditasi Sekolah
Akreditasi Sekolah
41
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
Tabel 13
Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
berdasarkan Interaksi Pendekatan dan Akreditasi Sekolah
Pasangan Perbedaan
Pendekatan F Sig. H0
Akreditasi Sekolah Rata-rata
A-B -0,06 6,67 0,01 Ditolak
PMRI ><
Konvensional A-C 0,07 0,00 0,99 Diterima
B -C 0,12 5,88 0,02 Ditolak
43
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
44