Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS

SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK


INDONESIA (PMRI)

Nila Kesumawati
Email: nilakesumawati@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
pemahaman matematis siswa berdasarkan pendekatan PMRI dengan pembelajaran
konvensional. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi
penelitian ini adalah siswa SMP di kota Palembang, dengan sampel siswa kelas IX
yang diambil secara acak dari sekolah terakreditasi A, B, dan C tahun pelajaran
2009/2010. Instrumen penelitian adalah tes kemampuan pemahaman matematis
bentuk uraian. Analisis data menggunakan uji-t dan uji ANAVA dua jalur.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1) peningkatan
kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan
pendekatan PMRI lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional, 2) peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada siswa yang
mendapat pembelajaran konvensional berdasarkan akreditasi sekolah, 3) terdapat
interaksi antara pendekatan dan peringkat sekolah terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman matematis.

Kata kunci: peningkatan, kemampuan pemahaman matematis, PMRI.

Setiap berakhirnya penyelenggaraan pendidikan matematika berkumpul pada


Ujian Nasional (UN), standar kelulusan seminar-seminar untuk menemukan solusi
selalu menjadi perhatian semua pihak, baik rendahnya hasil belajar matematika siswa,
di dunia pendidikan maupun di masyarakat. akan tetapi tetap saja matematika
Pada jenjang pendidikan dasar dan merupakan mata pelajaran yang menjadi
lanjutan, standar kelulusan siswa dari tahun momok bagi siswa-siswa dalam
ke tahun makin meningkat. UN tahun 2009 menghadapi UN.
dan 2010 standar nilai rata-rata kelulusan Hasil studi TIMSS 2007 untuk
UNnya adalah sama yaitu 5,50. Pada UN siswa kelas VIII, Indonesia menempati
2010 rata-rata standar lulus untuk seluruh peringkat ke 36 dari 48 negara dalam
mata pelajaran yang diujikan adalah 5,50; matematika. Aspek yang dinilai dalam
dengan nilai minimal 4,00 untuk paling matematika adalah pengetahuan tentang
banyak dua mata pelajaran dan minimal fakta, prosedur, konsep, penerapan
4,25 untuk mata pelajaran lainnya pengetahuan dan pemahaman konsep
(Sriwijaya Post, 14 November 2009). (Martin, et. al., 2008). Sementara itu, hasil
Setiap UN tersebut mata pelajaran tes PISA tahun 2006 tentang matematika,
matematika termasuk mata pelajaran yang siswa Indonesia berada pada peringkat 52
diujikan. Meskipun kurikulum matematika dari 57 negara. Aspek yang dinilai dalam
terus menerus disempurnakan, penelitian- PISA adalah kemampuan pemecahan
penelitian dilakukan, para ahli dan praktisi masalah (problem solving), kemampuan
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012

penalaran (reasoning), dan kemampuan tulisan, dan grafik Anderson et al. (2001:
komunikasi (communication) (PISA, 70). Siswa dikatakan memahami suatu
2006). konsep matematika (masalah) antara lain
Hasil TIMSS dan PISA di atas ketika mereka membangun hubungan
dapat dijadikan sebagai informasi bahwa antara pengetahuan baru yang diperoleh
masih banyak siswa yang tidak dapat dan pengetahuan sebelumnya.
menjawab dengan benar materi ujian Kemampuan pemahaman
matematika yang berstandar internasional. matematis juga merupakan salah tujuan
Tidak dapat menyelesaikan soal dengan pembelajaran matematika SMP,
benar mengindikasikan ada sesuatu yang selengkapnya dapat dilihat dalam
salah dan belum optimal dalam kurikulum. Dalam KTSP disebutkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah. mata pelajaran matematika di tingkat SMP
Berdasarkan hal di atas salah satu bertujuan agar peserta didik memiliki
aspek yang dinilai dalam PISA adalah kemampuan memahami konsep
kemampuan pemecahan masalah. Menurut matematika, menjelaskan keterkaitan antar
Nasution (2000), pemecahan masalah dapat konsep dan mengaplikasikan konsep dalam
dipandang sebagai proses siswa logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
menemukan kombinasi aturan-aturan yang tepat, dalam pemecahan masalah.
dipelajarinya lebih dahulu yang digunakan Selain itu, dilihat dari proses
untuk menyelesaikan masalah yang baru. pembelajaran yang digunakan guru masih
Siswa yang terlatih dengan pemecahan dominan menggunakan pembelajaran
masalah akan terampil menyeleksi konvensional. Pendekatan pembelajaran
informasi yang relevan, kemudian matematika yang digunakan guru memiliki
menganalisisnya dan akhirnya meneliti pola sebagai berikut: (1) guru menerangkan
hasilnya. Agar siswa memiliki kemampuan suatu konsep atau mendemonstrasikan
pemecahan masalah yang baik, maka keterampilan dengan ceramah, dan siswa
diperlukan kemampuan pemahaman diberikan kesempatan bertanya; (2) guru
matematis yang bermakna bagi setiap memberikan contoh penggunaan konsep
siswa. atau prosedur menyelesaikan soal; (3)
Pemahaman matematis suatu siswa berlatih menyelesaikan soal-soal
konsep akan mudah dipahami oleh siswa secara individual atau bersama teman
jika siswa diberikan kesempatan untuk sebangku, sedikit tanya jawab; dan (4)
dapat memperoleh contoh-contoh konkrit mencatat materi yang diajarkan dan soal-
yang telah dikenal siswa. Jika seseorang soal pekerjaan rumah Mulyana (2009: 4).
telah memiliki kemampuan pemahaman Fakta menunjukkan bahwa praktek
konsep dan prinsip, maka ia mampu dalam proses pembelajaran di sekolah-
menggunakannya untuk memecahkan sekolah yang berlangsung selama ini, dan
masalah. Dalam NCTM 2000 dinyatakan hampir di semua jenjang pendidikan, pada
bahwa pemahaman matematis merupakan umumnya berlangsung satu arah, yaitu
aspek yang sangat penting dalam prinsip guru sebagai pusat pembelajaran
pembelajaran matematika. (Hasratuddin, 2010: 19). Akibatnya,
Siswa dikatakan memiliki prestasi siswa dalam mata pelajaran
kemampuan pemahaman jika siswa matematika rendah dan siswa kurang
tersebut mampu mengkonstruksi makna menyenangi matematika. Menurut Sunoto
dari pesan-pesan yang timbul dalam (2002), “faktor penyebab rendahnya
pengajaran seperti komunikasi lisan, prestasi belajar matematika antara lain
31
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis

disebabkan oleh pola pembelajaran yang pendekatan PMR diperkirakan dapat


dilaksanakan guru, kurangnya minat siswa meningkatkan kemampuan pemahaman,
dalam belajar matematika, dan proses matematis siswa. Karena studi ini
belajar mengajar yang kurang kondusif”. dilaksanakan di SMP, maka judul
Ini berarti, perlu dilakukan penelitiannya adalah: “Peningkatan
reformasi dalam pendekatan pembelajaran Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
matematika dari biasanya kegiatan terpusat SMP melalui Pendekatan Pendidikan
pada guru ke situasi yang menjadikan pusat Matematika Realistik Indonesia (PMRI)”.
perhatian adalah siswa (guru sebagai Berdasarkan pemikiran seperti yang
fasilitator dan pembimbing). Prinsip utama telah diuraikan di atas maka permasalahan
pembelajaran matematika adalah untuk dalam penelitian ini ingin diungkapkan dan
memperbaiki dan menyiapkan aktivitas dicari jawabannya dirumuskan sebagai
belajar yang bermanfaat bagi siswa yang berikut: “Apakah pendekatan Pendidikan
bertujuan untuk beralih dari paradigma Matematika Realistik (PMR) dapat
mengajar matematika ke belajar meningkatkan kemampuan pemahaman
matematika. matematis siswa SMP?
Untuk mengatasi permasalahan di Selanjutnya, dari rumusan masalah
atas perlu dilakukan perubahan pendekatan tersebut diuraikan dalam tiga rumusan
pembelajaran matematika, yaitu suatu masalah sebagai berikut.
pendekatan yang memberikan kesempatan 1. Apakah peningkatan kemampuan
pada siswa untuk aktif dalam belajar pemahaman matematis siswa yang
matematika. Salah satu pendekatan untuk mendapat pendekatan PMRI lebih baik
mengatasi masalah tersebut adalah daripada siswa yang mendapat
pendekatan Pendidikan Matematika pembelajaran konvensional?
Realistik Indonesia (PMRI). Pendekatan 2. Apakah peningkatan kemampuan
PMRI merupakan pendekatan dalam pemahaman matematis siswa yang
pembelajaran matematika yang mendapat pendekatan PMRI lebih baik
memandang matematika sebagai suatu daripada siswa yang mendapat
aktivitas manusia. Pendekatan tersebut pembelajaran konvensional
memiliki lima karakteristik, yaitu: “(1) The berdasarkan akreditasi sekolah (A, B,
use of contexts ; (2) The use of models; (3) dan C)?
The use of students’ own productions and 3. Apakah terdapat interaksi antara
constructions; (4) The interactive character pendekatan pembelajaran (PMRI dan
of teaching process; (5) The intertwinement konvensional) dan akreditasi sekolah
of various learning strands” (Gravemeijer, (A, B, dan C) terhadap kemampuan
1994). pemahaman matematis?
Untuk menunjang pendekatan
PMRI, perlu diperhatikan beberapa hal, METODE PENELITIAN
yaitu: akreditasi sekolah dan masalah yang Penelitian ini merupakan penelitian
dihadapkan pada siswa. Bagaimanapun eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
penerapan pendekatan PMRI pada adalah seluruh siswa kelas IX SMPN di
akreditasi sekolah yang berbeda, kota Palembang semester ganjil 2009/2010.
pencapaian hasil belajar siswa diprediksi Sampel dalam penelitian ini berjumlah 275
akan berbeda pula. siswa yang terdiri dari 41 siswa kelas
Memperhatikan uraian di atas, eksperimen dan 40 siswa kelas control dari
secara umum dapat dikatakan bahwa sekolah akreditasi A, 70 siswa kelas
32
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012

eksperimen dan 64 siswa kelas control dari 6. Tawarkan pada seluruh kelas untuk
sekolah akreditasi B, dan 28 siswa kelas mengemukakan pendapatnya atau
eksperimen dan 32 siswa kelas control dari tanggapannya tentang berbagai
sekolah akreditasi C.
Kelas eksperimen diberi perlakuan 7. selesaian yang disajikan temannya
pembelajaran dengan pendekatan PMRI, di depan kelas. Bila ada selesaian
langkahnya adalah sebagai berikut: lebih dari satu, ungkaplah semua.
a. Mempersiapkan kelas 8. Buatlah kesepakatan kelas tentang
1. Persiapkan sarana dan prasarana selesaian manakah yang dianggap
pembelajaran yang diperlukan, paling tepat. Terjadi suatu
misalnya buku guru, LKS, alat negosiasi, berikanlah penekanan
peraga, dan lain sebagainya. kepada selesaian yang dipilih atau
2. Kelompokkan siswa (sesuai benar.
dengan rencana). 9. Bila masih tidak ada selesaian yang
3. Sampaikan tujuan atau kompetensi benar, mintalah siswa memikirkan
dasar yang diharapkan dicapai cara lain (Soedjadi, 2007).
serta cara belajar yang akan
dipakai hari itu. Kelas control diberi perlakuan
b. Kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional,
1. Berikan masalah kontekstual, langkahnya sebagai berikut:
masalah tersebut untuk dipahami 1. Siswa memperhatikan penjelasan materi
siswa. yang diberikan oleh guru.
2. Berilah penjelasan singkat dan 2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
seperlunya saja jika ada siswa yang apabila ada materi yang belum jelas.
belum memahami soal atau 3. Siswa dibentuk berkelompok dan diberi
masalah kontektual yang diberikan. latihan soal yang dikerjakan secara
3. Mintalah siswa secara berkelomok.
berkelompok ataupun secara 4. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa
individu, untuk mengerjakan atau bersama-sama guru mencocokkan
menjawab masalah kontekstual jawaban dari soal yang telah dikerjakan.
yang diberikan dengan caranya Instrumen penelitian ini
sendiri. menggunakan tes kemampuan pemahaman
4. Jika dalam waktu yang dipandang matematis sebanyak enam soal berbentuk
cukup, siswa tidak ada satupun uraian. Variable bebas penelitian ini adalah
yang dapat menemukan cara pendekatan PMRI, variable terikatnya
pemecahan, berilah petunjuk adalah kemampuan pemahaman matematis,
seperlunya atau berilah pertanyaan dan variable kontrolnya adalah akreditasi
yang menantang. Petunjuk itu sekolah.
dapat berupa LKS ataupun bentuk Selanjutnya, teknik analisis data
lain. menggunakan uji-t dan ANAVA dua jalur.
5. Mintalah seorang siswa atau wakil Sebelum data dianalisis tahap pertamanya
dari kelompok untuk menguji prasyarat statistic yang diperlukan
menyampaikan hasil kerjanya atau sebagai dasar dalam pengujian hipotesis,
hasil pemikirannya (bias lebih dari yaitu uji normalitas sebaran data sampel
satu orang). dan uji homogenitas varians.

33
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis

HASIL DAN PEMBAHASAN pendekatan (PMRI dan Pembelajaran


Dari hasil perhitungan yang konvensiona), dan akreditasi sekolah (A,
dilakukan terhadap peningkatan B, dan C). Rangkuman hasil perhitungan
kemampuan pemahaman matematis nilai rata-rata, dan simpangan baku
diperoleh nilai rata-rata ( ) dan peningkatan kemampuan pemahaman
simpangan baku (s) berdasarkan matematis dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1
Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
PMRI Pemb. Konvensional
Data
Sekolah Akreditasi Sekolah Akreditasi
Stat.
A B C Total A B C Total
N 41 70 28 139 40 64 32 136
0,61 0,60 0,56 0,59 0,23 0,34 0,18 0,19
0,22 0,17 0,15 0,19 0,13 0,15 0,18 0,25

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat Analisis statistik yang digunakan


bahwa siswa yang memperoleh untuk menguji perbedaan peningkatan
pembelajaran dengan pendekatan PMRI kemampuan pemahaman matematis siswa
menunjukkan peningkatan kemampuan berdasarkan pendekatan adalah uji-t.
pemahaman matematis yang lebih besar Namun demikian, sebelum melakukan uji
daripada siswa yang memperoleh tersebut terlebih dahulu dilakukan uji
pembelajaran konvensional. prasyarat analisis, yaitu uji normalitas data
Jika ditinjau dari pendekatan dan dan uji homogenitas varians.
sekolah akreditasi (A, B, dan C), Untuk mengetahui normalitas
menunjukkan peningkatan kemampuan peningkatan kemampuan pemahaman
pemahaman matematis yang lebih besar matematis pada kedua kelompok
daripada siswa yang memperoleh pendekatan, yaitu pendekatan PMRI dan
pembelajaran konvensional. pembelajaran konvensional. digunakan uji
1) Perbandingan Peningkatan Kolmogorov-Smirnov (K-S Z).
Kemampuan Pemahaman Matematis Rangkuman hasil uji normalitas disajikan
Berdasarkan Pendekatan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2
Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis

Pendekatan N K-S (Z) Sig. H0


PMRI 139 0,998 0,273 Diterima
Konvensional 136 1,350 0,052 Diterima

34
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012

H0: Data berdistribusi normal

Nilai signifikansi kedua kelompok Selanjutnya dilakukan uji


pendekatan lebih besar dari taraf homogenitas varians populasi dari data
signifikansi 0,05, sehingga dapat peningkatan kemampuan pemahaman
disimpulkan bahwa data peningkatan matematis berdasarkan kelompok
kemampuan pemahaman matematis pada pendekatan dengan menggunakan uji
kedua kelompok pendekatan berdistribusi Levene. Rangkuman hasil perhitungan uji
normal. homogenitas disajikan pada Tabel 3 berikut
ini.

Tabel 3
Uji Homogenitas Varians Populasi Peningkatan
Kemampuan Pemahaman Matematis berdasarkan Pendekatan

Levene Statistic df1 df2 Sig. H0.


1,750 1 273 0,187 Diterima
H0: Tidak terdapat perbedaan varians antar kedua kelompok data

PMRI lebih baik daripada siswa yang


Nilai signifikansi ini lebih besar
dari taraf signifikansi 0,05. Sehingga mendapat pembelajaran konvensional
hipotesis nol diterima. Ini berarti varians Telah teruji peningkatan
populasi dari data peningkatan kemampuan kemampuan pemahaman matematis siswa
pemahaman matematis berdasarkan kelompok eksperimen dan kelompok
kelompok pendekatan homogen. kontrol mempunyai varians yang homogen
Untuk mengetahui ada atau tidak dan keduanya berdistribusi normal, maka
adanya perbedaan peningkatan kedua untuk mengetahui ada atau tidak adanya
kelompok data berdasarkan pendekatan signifikansi perbedaan rerata kedua
pembelajaran, diajukan hipotesis berikut. kelompok data tersebut dihitung dengan
Pengujian Hipotesis 1 analisis statistik uji-t sampel independen.
Peningkatan kemampuan pemahaman Adapun ringkasan hasil analisis uji-t kedua
matematis siswa yang mendapat kelompok data tersebut disajikan pada
pembelajaran dengan pendekatan Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4
Ringkasan Hasil Uji-t Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
PendekatanPMRI dan Konvensional
Pendekatan Perb. Rerata t Sig. (2-tailed) H0
PMR*PMK 0,59 : 0,19 15,000 0,000 Ditolak
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis antara
Pendekatan PMRI dan Konvensional

35
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis

daripada siswa yang mendapat pendekatan


Dari hasil uji-t pada Tabel 4 konvensional.
diperoleh nilai probabilitas (sig.)= 0,000.
Nilai ini lebih kecil dari taraf signifikansi 2) Perbandingan Peningkatan
0,05 yang ditetapkan, sehingga hipotesis Kemampuan Pemahaman Matematis
nol ditolak atau dengan kata lain terdapat Berdasarkan Pendekatan dan
perbedaan yang signifikan antara rata-rata Akreditasi Sekolah
peningkatan kemampuan pemahaman
matematis siswa kelompok eksperimen dan Rangkuman hasil perhitungan uji
kelompok kontrol. Dengan memperhatikan normalitas peningkatan kemampuan
nilai rata-rata kedua kelompok tersebut pemahaman matematis berdasarkan
dapat disimpulkan bahwa secara pendekatan dan akreditasi sekolah dan
keseluruhan peningkatan kemampuan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z
pemahaman matematis siswa yang (K-S Z) disajikan pada Tabel 5 berikut.
mendapat pendekatan PMRI lebih baik

Tabel 5
Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
Berdasarkan Akreditasi Sekolah

Akreditasi K–S
Pendekatan N Sig. H0
Sekolah (Z)
PMRI 41 1,05 0,23 Diterima
A
Konvensional 40 0,98 0,29 Diterima
PMRI 70 1,05 0,22 Diterima
B
Konvensional 64 0,88 0,43 Diterima
PMRI 28 0,47 0,98 Diterima
C
Konvensional 32 0,91 0,38 Diterima
Ho: Kelompok data berdistribusi normal

Pada Tabel 5 terlihat hipotesis nol pemahaman matematis (kelompok


(H0) diterima, dengan demikian, sampel pendekatan PMRI dan Konvensional),
tersebut berasal dari populasi yang dilakukan uji Levene. Ringkasan hasil
berdistribusi normal. analisisnya disajikan pada Tabel 6.
Untuk menguji homogenitas
varians kedua kelompok data peningkatan

Tabel 6
Uji Homogenitas Varians Populasi Peningkatan Pemahaman Matematis
berdasarkan Akreditasi Sekolah
Akreditasi Statistik
dk1 dk2 Sig. H0
Sekolah Levene (F)
A 0,71 1 79 0,40 Diterima
B 2,35 1 132 0,13 Diterima
C 0,19 1 58 0,67 Diterima
H0: Tidak ada perbedaan varians-varians antar kelompok data

36
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012

daripada siswa yang mendapat


Pada Tabel 6 terlihat bahwa pendekatan konvensional.
hipotesis nol diterima, atau dengan kata
lain varians populasi dari data peningkatan 4. Peningkatan kemampuan
kemampuan pemahaman matematis pemahaman matematis siswa pada
homogen. sekolah akreditasi C yang mendapat
Untuk mengetahui ada atau tidak pendekatan PMRI lebih baik
adanya perbedaan peningkatan kemampuan daripada siswa yang mendapat
pemahaman matematis siswa yang pendekatan konvensional.
mendapat pendekatan PMRI dan
konvensional berdasarkan akreditasi Telah teruji bahwa kelompok
sekolah, diajukan hipotesis berikut. sampel penelitian berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan variansnya
Hipotesis 2 sampai dengan Hipotesis 4. homogen berdasarkan akreditasi sekolah,
sehingga untuk menguji hipotesis tersebut
2. Peningkatan kemampuan digunakan uji-t. Kriteria pengujian adalah
pemahaman matematis siswa pada jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari
sekolah akreditasi A yang mendapat  = 0,05, maka hipotesis nol diterima.
pendekatan PMRI lebih baik
daripada siswa yang mendapat Berikut adalah hasil perhitungan
pendekatan konvensional. uji-t, perbedaan peningkatan kemampuan
pemahaman matematis selengkapnya
3. Peningkatan kemampuan disajikan pada ringkasan hasil uji-t tersebut
pemahaman matematis siswa pada disajikan pada Tabel 7 berikut.
sekolah akreditasi B yang mendapat
pendekatan PMRI lebih baik

Tabel 7
Hasil Analisis Uji-t Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
berdasarkan Pendekatan dan Akreditasi Sekolah

Akreditasi Sekolah Pendekatan Rerata t Sig. H0


PMRI 0,61
A 7,76 0,00 Ditolak
Konvensional 0,14
PMRI 0,60
B 10,87 0,00 Ditolak
Konvensional 0,22
PMRI 0,52
C 7,54 0,00 Ditolak
Konvensional 0,18
H0: Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara kedua
kelompok pendekatan

Dengan melihat ringkasan hasil bahwa hipotesis nol ditolak. Jadi dapat
analisis pada Tabel 7, nilai probabilitas disimpulkan bahwa untuk setiap akreditasi
(sig.) pada masing-masing peringkat sekolah, peningkatan kemampuan
sekolah untuk kedua pendekatan yang pemahaman matematis siswa yang
digunakan lebih kecil dari 0,05. Ini berarti mendapat pendekatan PMRI lebih baik
37
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis

daripada siswa yang mendapat pendekatan peningkatan kemampuan pemahaman


konvensional. Selanjutnya dengan matematis siswa yang mendapat
memperhatikan nilai rata-rata peningkatan pendekatan PMRI digunakan uji ANAVA
kemampuan pemahaman matematis kedua satu jalur. Namun demikian, sebelum
kelompok pendekatan tersebut dapat melakukan uji tersebut, terlebih dahulu
disimpulkan bahwa peningkatan dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji
kemampuan pemahaman matematis siswa normalitas data dan uji homogenitas
yang mendapat pendekatan PMRI lebih baik varians. Pada Tabel 5 telah ditunjukkan
daripada siswa yang mendapat pendekatan bahwa nilai probabilitas (sig.) pada kedua
konvensional berdasarkan akreditasi sekolah pendekatan dan pada setiap akreditasi
(A, B, dan C). sekolah lebih besar dari 0,05, ini berarti
Selanjutnya, dilakukan uji statistik data peningkatan kemampuan pemahaman
untuk mengetahui ada atau tidak adanya matematis berdasarkan pendekatan dan
perbedaan peningkatan kemampuan akreditasi sekolah berdistribusi normal.
pemahaman matematis siswa yang Oleh karena itu, pada bagian ini hanya
mendapat pendekatan PMR berdasarkan akan dilakukan uji homogenitas varians
akreditasi sekolah (A, B, dan C). Untuk dengan menggunakan uji statistik Levene
menguji ada atau tidak adanya perbedaan sebagaimana disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas Varians Populasi
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
berdasarkan Akreditasi Sekolah yang Mendapat Pendekatan PMRI

Akreditasi
Statistik Levene F dk1 dk2 Sig.
Sekolah
A, B, dan C 4,34 2 136 0,02
H0: Tidak terdapat perbedaan varians-varians antar kelompok data

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa pemahaman matematis siswa berdasarkan


nilai probabilitas (sig.) berdasarkan PS akreditasi sekolah yang mendapat
lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat pendekatan PMRI digunakan uji ANAVA
disimpulkan bahwa varians ketiga data satu jalur. Rangkuman hasil uji perbedaan
tidak homogen. Kemudian, untuk peningkatan kemampuan pemahaman
mengetahui ada atau tidak adanya matematis disajikan pada Tabel 9 berikut.
perbedaan rata-rata peningkatan

Tabel 9
Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis berdasarkan
Peringkat Sekolah yang Mendapat Pendekatan PMRI
Akreditasi Jumlah Rerata Jumlah
dk F Sig.
Sekolah Kuadrat Kuadrat
Antar Kelompok 0,05 2 0,02 0,66 0,52
A, B, C
Dalam Kelompok 4,72 136 0,04

38
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012

Akreditasi Jumlah Rerata Jumlah


dk F Sig.
Sekolah Kuadrat Kuadrat
Antar Kelompok 0,05 2 0,02 0,66 0,52
A, B, C
Dalam Kelompok 4,72 136 0,04
Total 4,77 138

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa Terdapat interaksi antara


nilai probabilitas (sig.) berdasarkan pendekatan dan akreditasi sekolah
akreditasi sekolah lebih besar dari 0,05 terhadap peningkatan kemampuan
sehingga hipotesis nol diterima. Dengan pemahaman matematis siswa.
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak Untuk menguji hipotesis tersebut
terdapat perbedaan peningkatan digunakan uji ANAVA dua jalur. Namun
pemahaman matematis siswa ketiga demikian sebelum melakukan uji tersebut,
peringkat sekolah yang mendapat terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
pendekatan PMRI. analisis, yaitu uji normalitas dan uji
3) Interaksi antara Pendekatan dan homogenitas varians. Berdasarkan Tabel 5
Akreditasi Sekolah terhadap telah ditunjukkan bahwa nilai probabilitas
Peningkatan Kemampuan (sig.) pada kedua pendekatan pada setiap
Pemahaman Matematis akreditasi sekolah lebih besar dari 0,05, ini
berarti data peningkatan kemampuan
Untuk mengetahui ada atau tidak pemahaman matematis berdasarkan
adanya interaksi antara pendekatan dan pendekatan dan akreditasi sekolah
akreditasi sekolah terhadap peningkatan berdistribusi normal. Oleh karena itu, pada
kemampuan pemahaman matematis siswa bagian ini hanya dilakukan uji homogenitas
diajukan hipotesis berikut. varians dengan menggunakan uji statistik
Pengujian Hipotesis 5 Levene sebagaimana disajikan pada Tabel
10 berikut.

Tabel 10
Uji Homogenitas Varians Populasi
Peningkatan KemampuanPemahaman Matematis
berdasarkan Pendekatan dan Akreditasi Sekolah
Statistik Levene F df1 df2 Sig. H0
3,733 5 269 0,003 Ditolak
H0: Tidak ada perbedaan varians antar kelompok data

berdasarkan pendekatan dan akreditasi


Pada Tabel 10 terlihat bahwa nilai sekolah tidak homogen.
probabilitas (sig.) berdasarkan akreditasi Hasil pengujian di atas
sekolah lebih kecil dari 0,05 ini berarti menunjukkan bahwa kelompok sampel
hipotesis nol ditolak. Dengan demikian, penelitian berasal dari populasi yang
varians-varians data peningkatan berdistribusi normal dengan varians yang
kemampuan pemahaman matematis tidak homogen. Oleh karena itu, untuk
menguji ada atau tidak adanya interaksi

39
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis

antara pendekatan PMRI dan konvensional nilai probabilitas (sig.  = 0,00) lebih kecil
dan akreditasi sekolah (A, B, dan C) dari 0,05. Demikian pula akreditasi sekolah
terhadap peningkatan kemampuan memberikan pengaruh yang signifikan
pemahaman matematis siswa digunakan uji terhadap peningkatan kemampuan
ANAVA dua jalur dilanjutkan dengan uji pemahaman matematis. Hal ini ditunjukkan
Tamhane. dengan nilai probabilitas (sig.  = 0,001)
Rangkuman hasil uji ANAVA dua lebih kecil dari 0,05. Berarti terdapat
jalur disajikan pada Tabel 11. Berdasarkan perbedaan yang signifikan peningkatan
Dari Tabel 11 dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa
pendekatan pembelajaran memberikan berdasarkan pendekatan dan akreditasi
pengaruh yang signifikan terhadap sekolah.
peningkatan kemampuan pemahaman
matematis. Hal ini ditunjukkan dengan

Tabel 11
Hasil Uji ANAVA Dua Jalur
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
berdasarkan Pendekatan dan Akreditasi Sekolah
Type III Sum of Mean
Source Df F Sig.
Squares Square
Corrected Model 8,202a 5 1,640 56,910 0,000
Intercept 43,209 1 43,209 1499,090 0,000
Akreditasi Sekolah 0,449 2 0,225 7,794 0,001
Pendekatan 7,351 1 7,351 255,053 0,000
Akreditasi Sekolah
0,262 2 0,131 4,544 0,011
* Pendekatan
Error 7,753 269 0,029
Total 67,623 275

Dari Tabel 11 diperoleh nilai Untuk mengetahui akreditasi


probabilitas (sig.) adalah 0,011. Oleh sekolah mana yang berbeda secara
karena nilai probabilitas (sig.) lebih kecil signifikan terhadap peningkatan
dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak. Hal kemampuan pemahaman matematis
ini berarti, bahwa “Terdapat interaksi dilanjutkan dengan uji Tamhane. Hasil
antara pendekatan PMRI dan konvensional perhitungannya disajikan pada Tabel 12
terhadap peningkatan kemampuan berikut.
pemahaman matematis”.

Tabel 12
Hasil Uji Tamhane Peningkatan Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa antar Pasangan Akreditasi Sekolah

40
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012

(I) Akreditasi (J) Akreditasi Beda Rerata


Sig. Keterangan
Sekolah Sekolah (I – J)
B -0,06 0,07 Tidak Signifikan
A
C 0,07 0,08 Tidak Signifikan
B C 0,12 0,00 Signifikan

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa antara pendekatan dan akreditasi sekolah
nilai probabilitas (sig.) untuk uji terhadap peningkatan kemampuan
pasangan akreditasi sekolah A dan B pemahaman matematis dapat dilihat pada
serta A dan C lebih besar dari 0,05. Gambar 1.
Sedangkan nilai probabilitas (sig.) untuk
uji pasangan akreditasi sekolah B dan C
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
bahwa perbedaan peningkatan
kemampuan pemahaman matematis
hanya terjadi pada akreditasi sekolah B
dan C.
Sec
ara grafik,
interaksi

Pendekatan:
……… PMRI
______ Konvensional

CC BB A
A
Akreditasi Sekolah
Akreditasi Sekolah

Gambar 1 Interaksi antara Pendekatan dan Akreditasi Sekolah Terhadap Peningkatan


Kemampuan Pemahaman Matematis

41
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis

Dari Gambar 1 nampak adanya kemampuan pemahaman matematis. Selisih


interaksi antara Akreditasi sekolah A dan B peningkatan kemampuan pemahaman
serta akreditasi sekolah B dan C dengan matematis antara akreditasi sekolah A dan C
pendekatan PMRI dan konvensional. Selisih pada pendekatan PMRI dibandingkan
peningkatan kemampuan pemahaman dengan pendekatan konvensional, hampir
matematis antara yang mendapat tidak berbeda.
pendekatan PMRI dan yang mendapat Selanjutnya akan diuji lanjut pada
pendekatan konvensional pada akreditasi peringkat sekolah mana terjadi interaksi
sekolah A dan C lebih besar daripada siswa antara pendekatan pembelajaran dengan
pada akreditasi sekolah B. Disisi lain, tidak akreditasi sekolah (A dan B , A dan C, atau
terdapat interaksi antara akreditasi sekolah B dan C) dengan menggunakan uji
A dan C dengan pendekatan PMRI dan ANAVA dua jalur. Hasil uji masing-
konvensional terhadap peningkatan masing ditampilkan pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13
Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis
berdasarkan Interaksi Pendekatan dan Akreditasi Sekolah
Pasangan Perbedaan
Pendekatan F Sig. H0
Akreditasi Sekolah Rata-rata
A-B -0,06 6,67 0,01 Ditolak
PMRI ><
Konvensional A-C 0,07 0,00 0,99 Diterima
B -C 0,12 5,88 0,02 Ditolak

Berdasarkan Tabel 13 dapat besar dari 0,05. Berarti tidak terdapat


disimpulkan bahwa selisih peningkatan interaksi antara akreditasi sekolah A dan C
kemampuan pemahaman matematis antara dengan pendekatan (PMRI dan
akreditasi sekolah A dan B serta akreditasi konvensional) terhadap peningkatan
sekolah B dan C pada pendekatan PMRI kemampuan pemecahan masalah
berbeda secara signifikan dibandingkan matematis.
dengan pendekatan konvensional. Hal ini KESIMPULAN
ditunjukkan oleh nilai probabilitas (sig.) 1. peningkatan kemampuan pemahaman
lebih kecil dari 0,05. Berarti terdapat matematis siswa yang mendapat
interaksi antara akreditasi sekolah A dan B pembelajaran dengan pendekatan PMRI
serta B dan C dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada siswa yang
dan konvensional terhadap peningkatan mendapat pembelajaran konvensional;
kemampuan pemahaman matematis. Hasil 2. peningkatan kemampuan pemahaman
ini tidak terjadi pada selisih peningkatan matematis siswa yang mendapat
kemampuan pemahaman matematis antara pembelajaran dengan pendekatan PMRI
akreditasi sekolah A dan B pada kedua lebih baik daripada siswa yang
pendekatan (PMRI dan konvensional) yang mendapat pembelajaran konvensional
ditunjukkan nilai probabilitas (sig.) lebih
42
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 6 NO.2 JULI 2012

berdasarkan akreditasi sekolah (A, B, Gravemeijer, K.P.E. (1994). Developing


dan C). Realistic Mathematics Education.
3. Terdapat interaksi antara pendekatan Utrecht: Freudenthal Institute.
dan peringkat sekolah terhadap Hasratuddin. (2010). Meningkatkan
peningkatan kemampuan pemahaman Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
matematis. SMP melalui Pendekatan
Matematika Realistik. Jurnal
SARAN Pendidikan Matematika, Volume 4
Berdasarkan hasil penelitian, No. 2, Desember 2010. ISSN:
peneliti menyarankan hal-hal sebagai 1978-0044.
berikut: Meltzer, D.E. (2002). Addendum to : “The
1. Pendekatan PMRi hendaknya menjadi Relationship between Mathematics
alternatif pembelajaran guru di SMP; Preparation and Conceptual
terutama untuk meningkatkan Learning Gain in Physics: A
kemampuan pemahaman matematis, Possible “Hidden Variable” in
siswa. Diagnostics Pretest Score”. [On
2. Bagi peneliti yang akan menerapkan Line]. Tersedia pada:
pendekatan PMRI dan mengembangkan http://www.physics.iastate.edu/per/
kemampuan pemahaman matematis, docs/Addendum
agar dapat digali lebih jauh lagi tentang on_normalized_gain. [7 Februari
perbandingan setiap aspek kemampuan 2009]
pemahaman matematis (pemahaman Martin, et.al., (2008). TIMSS 2007:
konsep meliputi menginterpretasikan, International Mathematics
mengklasifikasikan objek-objek Report.United States: TIMSS &
menurut sifat-sifat tertentu, PIRLS International Study Center.
menjelaskan, merumuskan, dan Mulyana, Endang. (2009). Pengaruh Model
melakukan perhitungan dalam Pembelajaran Matematika Knisley
matematika, dan pemahaman relasional Terhadap Peningkatan Pemahaman
meliputi kemampuan membandingkan dan Disposisi Matematis Siswa
atau menggunakan matematika dalam SMA Program IPA. Disertasi
konteks matematika di dalam maupun di Doktor pada SPS UPI. Tidak
luar matematika). diterbitkan.
Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA NCTM. (2000). Defining Problem Solving.
Anderson., et al. (2001). A Taxonomy for [Online]. Tersedia pada:
Learning Teaching and Assessing. http://www.learner.org/chan
New York: Longman nel/courses/teachingmath/gradesk
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). 2/session 03/sectio 03 a.html. [3
Kurikulum Tingkat Satuan September 2009].
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. PISA. (2006). First Result. [Online]
Diknas Sumsel. (2009). “ UN Dua kali Tersedia:
Setahun”. Sriwijaya Post (14 http://www.minedu,/export/site/def
November 2009). ault/OPM/Koulutus/artikkelit/pisa-

43
Kesumawati, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis

tutkimus/PISA 2006/liitteet/PISA Sunoto, U. (2002). “Pendekatan


2006 en.pdf [5 Februari 2010]. Ketrampilan Proses Melalui Metode
Soedjadi. (2007). Dasar-dasar Pendidikan Penemuan untuk Meningkatkan
Matematika Realistik Indonesia. Prestasi Belajar Matematika
Jurnal Pendidikan Matematika, Siswa”, Matematika Jurnal
Volume 3 No. 1, Juni 2009. ISSN: Matematika dan Pembelajarannya.
1978-0044. 7 (Edisi Khusus), 618-625.

44

Anda mungkin juga menyukai