LANDASAN TEORI
2.1 Baterai
Baterai adalah perangkat yang mengandung sel listrik yang dapat
menyimpan energi yang dapat dikonversi menjadi daya. Baterai menghasilkan
listrik melalui proses kimia. Baterai atau akkumulator adalah sebuah sel listrik
dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat
berkebalikan ) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan reaksi
elektrokimia reversibel adalah didalam baterai dapat berlangsung proses
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik ( proses pengosongan ) dan sebaliknya
dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia ( proses pengisian ) dengan cara proses
regenerasi dari elektroda - elektroda yang dipakai yaitu, dengan melewatkan arus
listrik dalam arah polaritas yang berlawanan didalam sel.
Baterai terdiri dari dua jenis yaitu, baterai primer dan baterai sekunder.
Baterai primer merupakan baterai yang hanya dapat dipergunakan sekali
pemakaian saja dan tidak dapat diisi ulang. Hal ini terjadi karena reaksi kimia
material aktifnya tidak dapat dikembalikan. Sedangkan baterai sekunder dapat
diisi ulang, karena material aktifnya didalam dapat diputar kembali. Kelebihan
dari pada baterai sekunder adalah harganya lebih efisien untuk penggunaan jangka
waktu yang panjang.
Aki memiliki 2 kutub / terminal, kutub positif dan kutub negatif. Biasanya kutub
positif (+) lebih besar atau lebih tebal dari kutub negatif (-), untuk menghindarkan
kelalaian bila aki hendak dihubungkan dengan kabel-kabelnya. Pada aki terdapat
batas minimum dan maksimum tinggi permukaan air aki untuk masing-masing
sel. Bila permukaan air aki di bawah level minimum akan merusak fungsi sel aki.
Jika air aki melebihi level maksimum, maka akan mengakibatkan air aki menjadi
panas dan meluap keluar melalui tutup sel.
Rangka
Material
Pulp
Fibber
Glass
3. Elektrolit
Cairan elektrolit yang dipakai untuk mengisi aki adalah larutan encer asam
sulfat yang tidak berwarna dan tidak berbau. Elektrolit ini cukup kuat untuk
5. Sumbat
Sumbat dipasang pada lubang untuk mengisi elektrolit pada tutup aki,
biasanya terbuat dari plastik. Sumbat pada Aki motor tidak mempunyai lubang
udara. Gas yang terbentuk dalam Aki disalurkan melalui slang plastik/ karet. Uap
asam akan tertahan pada ruang kecil pada tutup aki, kemudian asamnya
dikembalikan kedalam sel.
DC
Load Power Supply
Aliran Aliran
K A
Ion Negatif Ion Negatif
K K
A A
A A
N Aliran Ion N
Aliran Ion T T
O Positif Elektrolit O
Positif Elektrolit O O
D D
D D
A A
A A
- Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply ke
katoda.
- Ion – ion negatif mengalir dari katoda ke anoda.
- Ion – ion positif mengalir dari anoda ke katoda
Jadi, reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari
saat pengosongan (discharging).
Proses pengisian:
Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik
dialirkan yang arahnya berlawanan, dengan arus yang terjadi pada saat
pengosongan. Pada proses ini setiap molekul air terurai dan tiap pasang ion
hidrogen (2H+) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif sulfat SO4-.
Pada plat negatif untuk membentuk asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang
bebas bersatu dengan tiap atom pb pada plat positif membentuk timah peroksida
PbO3. Proses reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
12V
-
470u
25V 100R
10R 10R
1watt 1watt
Pada tabel 2.1 (sumber : P Aurino adityawan : 2009) di atas dapat kita
lihat bagaimana kondisi tegangan baterai ketika digunakan atau pada saat kondisi
discharge. Nilai tegangan yang terukur pada voltmeter digital terlihat menurun
seiring dengan berjalannya waktu pemakaian. Hal ini menunjukkan bahwa
kapasitas listrik di dalam baterai mulai berkurang karena nilai tegangan yang
terukur merupakan representasi dari daya listrik yang tersisa pada baterai.
12V
5A
1A Led
R Z= 12V
4148 10K
+
AKI 12V
BD 139
BC547 -
22K
10A 100
Pada pengujian baterai kali ini, digunakan rangkaian power supply dengan
spesifikasi tegangan 13,8 Volt dan Arus maksimum 5 Ampere dari transformator.
Keadaan baterai yang diisi pada kondisi kapasitas 70%. Indicator yang diukur
pada pengujian ini adalah hubungan antara arus charging dengan waktu pengisian
energi listrik pada baterai. Berikut ini merupakan data hasil pengujian charging
baterai.
Arus Charging 1 Ampere (Slow Charging)
Waktu yang dibutuhkan : 13,5 jam
Arus Charging 2 Ampere (Fast Charging)
Waktu yang dibutuhkan : 6,75 jam
Dari data pengujian di atas dapat kita lihat bagaimana perbedaan antara
pengisian baterai dengan mode slow dan mode fast, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, perbedaan antara mode slow dan fast pada sistem charging adaptive
ini terletak pada arus charging yang diberikan untuk mengisi daya listrik pada
2.3 Sensor
Dalam pendeteksian suatu sensor tidak akan terlepas dari istilah tranduser.
Tranduser adalah sebuah alat yang bila di gerakkan oleh energi di dalam sebuah
sistem transmisi menyalurkan energi dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk
yang berlainan ke sistem transmisi kedua. Transmisi energi ini bisa listrik,
mekanik, kimia, optik (radiasi) atau termal (panas). Definisi tranduser yang luas
mencakup alatalat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi
sinyal elektrik.
Pada dasarnya sensor dan tranduser mempunyai definisi sama yaitu
menerima rangsangan (gejala fisis) dari luar dan mengubahnya menjadi sinyal
listrik. Proses fisis yang merupakan stimulus atau rangsangan sensor dapat berupa
fluks magnetik, gaya, arus listrik, temperatur, cahaya, tekanan dan proses fisis
lainnya. Sensor dan tranduser mempunyai perbedaan yang sangat kecil yaitu pada
koefisien konversi energi. Sensor itu sendiri terdiri dari tranduser atau tanpa
penguat atau pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu indera.
Berdasarkan prinsip kelistrikannya sensor dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu sensor pasif dan sensor jenis pembangkit sendiri (self generating type).
Ber-bandwidth 80 kHz
Fabrikasi kalibrasi
2.4 Adaptor
Pengertian Adaptor secara garis besar yaitu piranti elektronik yang bisa
mengubah tegangan listrik (AC) yang tinggi jadi tegangan listrik (DC) yang
rendah, namun ada juga jenis adaptor yang bisa mengubah tegangan listrik yang
rendah jadi tegangan listrik yang tinggi, dan ada banyak lagi macam-macam
adaptor.
Dengan cara umum adaptor yaitu alat elektronika yang bisa sesuaikan atau
mengubah tegangan listrik, tujuannya yaitu mengubah sumber tegangan listrik
utama yakni dari PLN jadi tegangan listrik yang bisa dipakai untuk sesuai dengan
piranti elektronik yang bakal digunakan seperti Tv, Radio, gadget dan peralatan
elektronik lainnya.
2.6 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah mikrokomputer chip-tunggal yang dirancang secara
spesifik untuk aplikasi-aplikasi kontrol dan bukan untuk aplikasi-aplikasi
serbaguna. Aplikasi-aplikasi yang tipikal meliputi kontrol perangkat perangkat-
perangkat peripheral seperti motor, penggerak, printer, dan komponen-komponen
subsistem minor.
Mikrokontroller sesuai dengan namanya adalah suatu alat atau komponen
pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Bila dibandingkan
dengan mikroprosesor, mikrokontroller jauh lebih unggul karena terdapat
berbagai alasan diantaranya :
1. Tersedianya Input/Outout
I/O dalam mikrokontroller sudah tersedia, sementara pada mikroprosesor
dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut, IC yang dimaksud adalah
PPI 8255.
2. Memori Internal
Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga mutlak
harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga memerlukan
IC memori eksternal
Dengan kelebihan-kelebihan diatas mikroprosesor tetap digunakan sebagai dasar
dalam mempelajari mikrokontroller. Inti kerja dari keduanya adalah sama, yakni
sebagai pegendali suatu sistem.
Dengan menggunakan mikrokontroller maka:
Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega
$000
EEPROM
$01FF