Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
penulis kesehatan dan kesempatan serta kemanmpuan , untuk dapat
menyelesaikan laporan Praktikum Fenomena Dasar tentang “Tensile Test” yang
merupakan salah satu dari 3 judul praktikum yang ada pada Laboratorim
Fenomena Dasar (Mekanika Teknik ), Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Teknik , Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan laporan ini, penulis berterimakasih kepada :
1 Orangtua yang telah memberI bantuan moril dan materil.
2 Asisten yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
3 Bapak Dr. Eng. Ir. Indra Nasution , M.T. , selaku kepala Laboratorium
Fenomena Dasar (Mekanika Teknik).
4 Bapak Dr. Ir. M. Sabri , M.T. , selaku Ketua Departemen Teknik Mesin.
5 Bapak Terang Ukur Hidayat Solihin Ginting Manik , S.T. , M.T. , selaku
sekertaris Departemen Teknik Mesin.
6 Teman-Teman stambuk 2016 atas kerja sama dan dukungannya dalam
menyelesaikan laporan ini.
Demikian penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam laporan ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan.
Ulwan Ahmadi
NIM; 160401019
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Pengertian Tensile Test.............................................................................1
1.2 Maksud Pelaksanaan Tensile Test.............................................................4
1.3 Tujuan Pelaksanaan Tensile Test..............................................................5
ii
BAB III ALAT DAN BAHAN...............................................................................36
3.1 Alat...........................................................................................................36
3.2 Bahan........................................................................................................44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bahan atau material yang sering dijadikaan objek untuk uji tarik adalah
rubber dan logam kedua bahan ini memiliki sifat yang berbeda-beda dari setiap
prosesnya. Misalkan sifat rubber dan logam sebelum dipanaskan pasti memiliki
perbedaan ketika sudah dipanaskan.
Kebutuhan akan material yang memiliki kekuatan tinggi semakin
bertambah seiring dengan perkembangan dun industri. Dalam berbagai
penggunaan logam harus disesuaikan dengan sifat-sifatnya.
Salah satu sifat logam yang perlu diketahui adalah sifat kekuatan tarik.
Untuk mengetahui kekuatan tarik yang dimiliki oleh suatu logam, maka perlu
diadakan pengujian yang tepa.
Dengan mengetahui kekuatan tariknya, maka suatu logam atau material
dapt digunakan sesuai dengan penggunaanya pada konstruksi mesin.
Dalam pengujian tarik kita mengenal mengenal beberapa titik dialami
material sampai material tersebut putus. Titik-titik ini menentukan batas-batas dari
tegangan yang diperoleh dari material tersebut. Batas-batas ini antara lain adalah
batas proporsional, batas yield, batas tegangan ultimate, dan batas dimana material
mulai putus. Batas-batas inilah yang akan digunakkan untuk mengetahui sifat-sifat
yang dimiliki oleh suatu logam berdasarkan hasil pengujian tarik (Tensile test).
Uji tarik adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian ini
sangat sederhana tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia,
misalnya di Indonesia dengan SNI 2052-2017 dan jepang dengan JIS 2241.
Dengan menarik suatu bahan atau material kita akan segera mengetahui
bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh
mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus
memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff).
Brand terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah shimadzu, instron.
Pemilihan bahan untuk perancangan suatu produk adalah suatu sangat
penting. Hal ini dikarenakan sifat bahan yang digunakan untuk mempengaruhi
umur dari produk tersebut. Oleh karena itu seorang desainer harus memiliki
pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat suatu bahan atau material, seperti
kekuatan bahan, kekerasan, ketahanan terhadap radiasi dan suatu bahan atau
material, seperti kekuatan bahan, kekerasan, ketahanan terhadap radiasi dan lain-
2
lain. Untuk mengetahui ketangguhan suatu bahan terlebih dahulu dilakukan suatu
pengujian atau percobaan. Salah satu hal yang menyangkut ketangguhan suatu
bahan yaitu kemampuan bahan tersebut dalam menerima gaya tarik. Untuk
mengetahui seberapa besar tegangan tarik yang dapat diterima suatu bahan
tersebut maka dapat diuji lewat suatu percobaan disebut tensile test atau uiji tarik.
Hal-hal yang melatar belakangi sehingga diadakan kebanyakan bahan mempunyai
kelemahan menerima beban tarik. Untuk itu dianggap perlu mengetahui sifat-sifat
mekanik suatu bahan atau material pengujian.
3
1.2 Maksud Pelaksanaan Tensile Test
Dalam mengikuti perkuliahan di Departemen Teknik Mesin, seorang calon
sarjan harus mengikuti bebrapa praktikum. Salah satunya adalah praktikum uji
tarik (tensile test) karena merupakan sayarat dalam memperoleh sarjana.
Beberapa maksud dilakukannya praktikum ialah dalam tatp muka,
mahasiswa telah mendapat ilmu tentang bahn pengujiannya.
Maksud dilaksanakannta percobaan ini adalah agar mahasiswadapt
mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah dan diuji secara nyata.
Berikut beberapahal maksud dilakukannya praktikum tensile test ini :
1. Untuk mrngetahui kekuatan tarik pada suatu bahan material
2. Dapat mengkalisifikasikan logam dengan mudah berdasarkan jenis
bahannya
3. Mengetahu bahwa suatu bahan memiliki tegangan yang berbeda beda pada
setiap titik, sehingga dapat diketahui titik patahannya.
4. Dapat mengetahui hubungan antara tegangan dan regangan
5. Mengetahui factor yang mempengaruhi kekuatan pada suatu bahan
6. Agar suatu bahan dapat diaplikasikan oleh mahasiswa
7. Melatih kedisiplinan dalam bekerja samadalm grup atau tim dalam
melakukan praktikum uji tarik
8. Melatih kesabaran dan ketelitian dalam mengukur benda kerja atau spesimen
yang akan di uji
9. Melatih kedisiplinan praktikum dalam melakukan praktikum dalam
melakukan praktikum sesuai dengan penjabaran yang di inginkan
10. Meningkatkan pengetahuan praktikan dalam melakukan pengujiantarik
(tensile test)
11. Mampu menerapkan ilmu dari mata kuliah mekanika kekuatan bahan dan
desain elemen mesin yang merupakan dasar dasar dari teori dari pengujian
4
1.3 Tujuan Pelaksanaan Tensile Test
Adapun tujuan dilakukan percobaan tensile test ini adalah agar mahasiswa
dapat mengetahui hal hal yang berhubungan dengan pengujian bahan/material,
jenis pengujian dan parameter parameter lain yang vital dalam pengujian.
Dengan demikian mahasiswa dapat mengetahui seberapa besar
kemampuan atau kekuatan suatu bahan yang akan digunakan untuk keperluan di
bidang teknik.
Mahasiswa juga dipacu untukmengetahui sifat sifat material/bahan melalui
proses pengujian yang dilakukan
Pengetahuan akan kekuatan bahan inilah yang akan di manfaatkan dalam
pemilihan bahan yang diperlukan untuk konstruksi.
Beberapa tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat melakukan uji tarik dengan baik dan benar
2. Mahasiswa dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, dan keuletan
3. Mahasiswa dapat menentukan modulus elastisitas dan menetukan factor
pengerasan renggang
4. Mahasiswa dapat menganalisa data data pengujian
5. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pengujian
6. Mahasiwa mengetahui hal hal yang berhubungan dengan pengujian bahan,
karakteristik, jenis pengujian dan parameter lainnyadari pengujian
7. Mahasiswa mengetahui sifat sifat bahan melalui pengujian yang dilakukan
serta dapat membedakan sifat ulet dan sifat getas dari bahan/material
8. Mahasiswa dapat mengetahui presentase ralat dan fakotr ketelitian yang
penting untuk mengurangi kesalahan pengujian
9. Mahasiswa dapat membedakan titik titik tegangan yang terjadi pada material
apabila dilakukan uji tarik
10. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu bahan ini di tempat lain
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk
dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi
mengenai sifat-sifat logam.Dalam bidang industri diperlukan pengujian tarik ini
untuk mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup
dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses
selanjutnya.Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa
metalurgi hendaknya mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva
tegangan regangan kita dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh,
keuletan, modulus elastisitas, ketangguhan, dan lain-lain. Pada pegujian tarik ini
kita juga harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik
suatu logam. Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita dapat
data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.
7
2.2 Hukum Hooke
Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik,
hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan
perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone. Di
daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti aturan Hooke sebagai
berikut rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan.
Berikut ini adalah persamaan untuk tegangan (stress) dan regangan (strain)
:
F
σ=
A
E=σ/ε
Dimana: E= Modulus elastistas
Σ = Stress (Tegangan)
Ε = Strain (Regangan)
Untuk mempermudah pembahasan hukum hooke ini diberikan suatu kurva
tegangan regangan yang dimodifikasi sedikit dari hubungan antara gaya tarikan
dan pertambahan panjang menjadi hubungan antara tegangan (stress) dan
regangan (strain) selanjutnya akan didapatkan suatu kurva standar ketika
8
melakukan eksperimen atau percobaan uji tarik (tensile test) pada suatu material.
E adalah gradien kurva dalam daerah linier, di mana perbandingan tegangan (σ)
dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus Elastisitas” atau “Young
Modulus”. Kurva yang menyatakan hubungan antara stress dan strain adalah
sebagai berikut:
9
2.3 Elastisitas
Hukum Hooke dan Elastisitas merupakan 2 hal yang saling berkaitan
untuk memahami arti dan kata elastic, banyak orang menganalogikan benda
tersebut terbuat dari keras. Meskipun pada dasarnya tidak semua benda ataupun
bahan baku, atau material memiliki sifat elastic.Jika karet gelang ditarik maka
panjangnya akan terus bertambah seiring dengan gaya tarik yang ditetapkan
Hal ini terjadi karena bahan material karet memiliki elastisitas yang
sangat tinggi. Namun ada kalanya jika suatu benda karet bila ditarik secara terus
menerus, maka karet tersebut akan putus, karena tidak semua benda memiliki
Infinity Tensile Test material mempunyai Infinity Tensile Test Material dimana
melewati titik akan retak
Jika dapat disimpulkan bahwa eleastisitas adalah kemampuan suatu
benda untuk kembali keukuran semula, setelah yang pada benda tersebut
dihilangkan keadaan dimensi suatu benda tidak dapat lagi kembali ke bentuk
semula akibat gaya yang diberikan pada tarikan terlalu besar, dan disini disebut
sebagai batas elastic.
Selangkan Hukum Hooke adalah gagasan yang diperkenalkan oleh
Robeth Hooke menggunakan beban antar gaya menggunakan sebuah benda
elastic. Lain juga pada benda sebuah pegas/benda elastic lainnya agar benda
tersbut kembali ke bentuk semula.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Hooke mengkaji
jumlah gaya maksimum yang dapat dibeeri pada sebuah benda yang sifat elastic
agar tidak melar/meleawti batas
Modulus Elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu bahan yaitu dalam sisi
fisika elastis adalah kecenderungan bahan padat kembali kebentuk semula setelah
terdetormasi. Benda padat akan mengalami deformasi jika gaya diaplikasikan
padanya.Jika bahan tersebut elastic dan ukuran awalnya ketika gaya diberikan
Alasan fisika unutk perilaku elastic bisa sangat berbeda dengan bahan
yang berbeda dalam logam torsi (lattice) atau berupa ukuran dan bentuk ketika
baja diaplikasikan (energy ditambahkan) pada system ketika gaya dihubungkan.
10
Elastisitas yang sempurna hanya merupakan pemikiran yang sebenarnya
dan yang sebenarnya memiliki dan berbeda bahan tetap murnin elastic bahkan
pada saat deformasi yang sangat kecil dalam rekayasa jumlah elastisitas suatu
material ditentukan oleh dua jenis parameter, jenis pertama parameter, jenis
pertama parameter material disebut modulus yang mengukur jumlah gaya
persatuan luas (stress) yang diperlakuan untuk mencapai sejumlah deformasi
tertentu, satuan modulus adalah pascal (pa) ataupun gaya per inci persegi (psi)
juga (lbf/in2).
11
2.4 SIfat Plastis
Plastisitas menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah
deformasi plastis yang permanent ,tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan sifat
ini sering disebut sebagai keuletan (ductility). Tegangan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan deformasi plastis akan bertambah besar dengan bertambahnya
regangan plastis.
Pengalaman memperlihatkan bahwa semua bahan padat dapat diubah
bentuknya apabila mengalami pembebanan luar.elanjutnya didapatkan bahwa
sampai dengan batas (limited loads) tertentu benda padat akan memperoleh
kembali ukuran aslinya bilamana beban ditiadakan.Hal inni dikenal dengan
perlakuan elastik .Batas atas yang dikeanl dengan perlakuan elastic. Batas atas
yang kalau dilampaui menyebabkan bahan tidak dapat kembali ke bentuk semula
dinamkan perlakuan elastik.
Secara umum pengukuran keuletan dilakukan untuk mendapatkan elongasi
dimana suatu logam dapat berdeformasi tanpa terjadi patah dalam proses
pembentukan logam.
Untuk member petunjuk mengetahui kemampuan logam untuk mengatur
secara plastis sebelum mengalami patah
Deformasi plastis artinya perubahan benda yang tidak dapat kembali
seperti semua,suatu logam yang diberi gaya akan terdeformasi jika masih diatas
batas-batas elastisnya suatu bahan akan kembali ke bentk semulanya tapi jika gaya
tersebut menyebabkan deformasi samapai titik luluh disinilah dimulainya
deformasi plastis pengaruh pada strukturnya yaitu pada tinjauan mikro deformasi
plastis menyebabkan lepasnya ikatan atom suatu bahan dengan atom lainnya
tetapi ada juga atom yang tergeser terus-menerus sehingga menyebabkan dislokasi
dan jika bergeser terus menerus sehingga menyebabkan sampai keujung Kristal
dan terjadinya slip.
12
Dengan adanya deformasi maka bentuk Kristal akan berubah dari equaixed
menjadi memanjang dan jika beban dilepaskan akan tidak kembali ke bentuk
awal.
Untuk pengaruh terhadap sifat mekanik yaitu deformasi plastis
menyebabkan distorsi yang menyebabkan logam tersebut makin memegang dan
menyebabkan kekuatan logam tersebut menjadi semakin besar.
Ketangguhan (thoughness) adalah kemampuan menyerap energy pada
daerah palastis. Pada umumnya ketangguhan menggunakan konsep yang sukar
dibuuhkan atau didefenisikan.Salah satu menyetakan ketangguhan adalah
meninjau luas keseluruhan daerah dibawah kurva tegangan-regangan. Luas ini
menunjukkan jumlah energy tiap satuan volume yang dapat dikenakan kepada
bahan tanpa mengakibatkan pecah.ketangguhan ini adalah perbandingan kekuaan
dan keuletan yang akan dihitung nantinya.
Tegangan patah sejati adalah beban pada waktu dibagi luas penampang
lintang tegangan ini harus dikoreksi untuk keadaan tegangan tiga sumbu yang
terjadi pada beban.
13
2.5 Titik Luluh ( Yield Point)
Titik ini merupakan suatu dasar/batas material akan terus mengalami
deformasi tanpa adanya penambahn beban.
Tegangan (stress) yang mengakibatkan bahan teganagan (stress)
mengakibatkan bahan menunjukkan mekanisme luluh ini disebut dengan tegangan
luluh.Titik luluh ditunjukkan oleh titik y pada grafik dibwah ini .
14
Kekuatan luluh atau titik Luluh merupakan suatu gambaran Kemampuan
bahan menahan deformasi permanen bila digunakan dalam penggunaan structural
yang melibatkan pembebanan mekanik seperti beban tarik,tekan dan bending atau
puntiran.Disisi lain batas luluh ini harus dicapai dalam proses manufaktur produk
logam seperti rolling, drawing, stretching dan juga proses lainnya.
Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari hasil pengujian tarik
adalah kuat luluh (yield strength) , merupakan titik yang menunjukkan perubahan
dari deformasi elastis ke deformasi plastis atau batas luluh mulai teramati
tergantung pada kepekaan alat pengukuran , sebagian besar bahan plastis
mengalami perubahan sifat dari elastic menjadi plastic berlangsung sidikit demi
sedikit dan titk dimana deformasi plastis mulai terjadi dan sukar ditetntukan
secara teliti.
Fatik dapat diartikan sebagai kelelahan yang merupakan skor logam yang
timbul akibat pembebanan yang besar sehingga mengalami perubahan pada sifat
logamnya.
Setelah melewati titik fatik,terjadilah proses necking.kekuatan tarik dapat
dijadikan sebagai pedoman dasar untuk konstruksi yang mengalami beban
tarik.JUmlah siklus yang dipikul oleh logam akan turun dengan naiknya variable
yang mempengaruhi daya-daya tahan fatik
Retak fatik kerap kali berawal dari permukaan komponen bekas
permesinan atau ketidakpastian lain harus dihilangkan dan usaha ini berpengaruh
sekali terhadap retak fatik tersebut.
Perlakuan permukaan akan meninngkatkan umur-umur fatik.Pengaruh
terhadap umur fatik hampir tidak ada.
15
2.6 Titik Puncak ( Ultimate Point )
Tegangan maksimum terjadi bila beban telah mencapai titik ultimate
tensile strength atau kekuatan utama.
Grafik dibawah menunjukkan titik U sebagai titik puncak.
16
mengetahui sifat kekerasan,meskipun nilai UTS kita bisa mengetahui bukan satu
satunya indicator untuk mengidentifikasikan tegangan maksimum yang dapat
dilakukan oleh material sebelum terjadinya fracture sehingga jika makin besar
beban yang diperlukan untuk mendeformasikan plastis suatu material ini dengan
kekerasan adalah kekerasan yang berkaitan dengan kekuatan.
Penambahan tegangan di atas nilai tegangan tarik maksimu atau
mengakibatkan keruntuhan pada baja tersebut ini akan digunakan untuk nilai pada
kasus uji tarik baja dengan mutu tinggi ,terdapat perbedaan dengan mutu baja.
Pada kasus uji tarik baja dengan mutu tinggi terdapat pulak perbedaan
dengan baja mutu sedang kurva tegangan-regangan yang dihasilkan bahwa nilai
kuat tarik maksimum lebih tinggi dari baja mutu sedang. Namun karena tidak
jelasnya batas-batas plastis dan elastic dari kurva tegangan-regangan
menunjukkan bahwa baja mutu tinggi tidak lebih ductility dari baja mutu sedang.
Tidak dijelaskan di awal bahwa terdapat dasarnya baja adalah besi yang
mengalami percampuran dengan karbon dan zat atau bahan lainnya.
Karakteristik baja yang paling menonjol adalah kuat tariknya berdasarkan
pelitian yang telah dilakukan, diketahuo bahwa terdapat perilaku uji tarik
.Material baja yang telah dilakukan,diketahui bahwa terdapat perilaku uji tarik
.Material baja terdapat hubungan yang cukup menarik anatar parameter tegangan-
regangan yang terjadi pada baja tersebut sebagaimana dilakukan pada material.
17
2.7 Titik Patah (Fracture Point)
Sumber:https://www.google.com/search?
q=diagram+elastisitas&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjozKW
Q1s7jAhWVTX0KHaQ7BuIQ_AUIESgB&biw=1366&bih=657#imgrc=1A4VrPm6OzQCLM:
Pada titik F adalah titik dimana suatu bahan mengalami patah sehingga
benda tersebut terlebih dulu, linier-elastic fracture. Ketangguhan material
ditentukan dari faktor intensitas tegangan (k).
18
Percobaan tegangan regangan diakhiri dengan perpatahan ada beberapa
jenis seperti patah ulet, patah rapuh dang etas.
Patah ulet adalah patah yang didahului dengan deformasi plastis dan
disertai dengan penyerapan energy. Patah rapuh adalah perpatahan yang tidak ada
penyerapan energy.
4. Material keras dengan butir halus (fine grain) tidak memiliki pola-pola yang
mudah dibedakan sehingga sangat sulit dilihat dengan mata kita.
Titik patah adalah titik dimana benda sudah tidak bisa mempertahankan
kesatuannya sehingga patah menjadi dua bagian itu.
Hal ini diakibatkan sangat lemahnya gaya tarik menarik antar atom benda,
sehingga benda dapat dipisahkan.
Kekuatan patah adalah besaran yang menentukan sekuat apa material yang
diuji sampai patah atau mengalami fracture.
19
Patahan pada benda atau material terbagi menjadi dua yaitu patahan ulet
dan patahan getas dapat dilihat dari bentuk patahan yang terjadi setelah pengujian.
1. Kadar Karbon
a. Karbon (C)
b. Mangan (Mn)
c. silicon (Si)
d. fosfor (P)
20
Fosfor dalam baja dibutuhkan dalam mempertinggi kualitas dan daya
tahan material sangat kecil 0,04%. Penambahan fosfor dimaksud untuk
memperoleh serpihan kecil-kecil pada saat proses permesinan berlangsung.
e. belerang (S)
f. Chrome (Cr)
g. nikel (Ni)
Sebagai unsur dalam baja paduan konstruksi dan baja mesin. Nikel
memperbaiki kekuatan tarik , sifat tahan panas, dan sifat magnetnya.
h. molibden (Mo)
i. titanium (Ti)
Titanium adalah sebuah unsur kimia yang merupakan logam transisi yang
ringan, berkilau dan tahan terhadap korosi. Titanium juga merupakan logam yang
lunak tetapi saat dipadukan dengan nikel (Ni) dan karbon steel akan lebih kuat.
j. tungsten (T)
Paduan ini dapat membentuk paduan karbida yang stabil yang sangat
keras. Mampu menaikkan suhu pelumasan dan mengembalikan perubahan bentuk
21
atau struktur secara perlahan-lahan. Tungsten memiliki titik lebur yang sangat
tinggi dibandingkan dengan zat non alooying yang lainnya.
Baja merupakan hasil paduan antara besi (Fe) dengan karbon yang relative
lebih lunak. Semakin tinggi kadar karbon maka semakin besar benda atau paduan
yang dicampurkan namun sebaliknya keuletan yang berada pada material tersebut
akan melemah.
2. Media pendignin
3. Temperatur
Bentuk dan dimensi butir material dengan ukuran butir kecil akan
memiliki kekerasan yang tinggi, sedangkan bulir yang besar akan memiliki
kekerasan yang rendah.
22
2.9 Standart Baja Tulang Beton
1. Ruang lingkup
Standar ini menetapkan acuan normatif, istilah, definisi, bahan baku,
jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat
lulus uji, dan cara pengemasan baja tulangan beton yang digunakan untuk
keperluan penulangan konstruksi beton dengan memperhatikan aspek
keselamatan.
2. Acuan normatif
Dokumen acuan berikut dibutuhkan untuk aplikasi standar ini. Untuk
acuan yang menunjukkan tahun, hanya edisi yang disebutkan tahunnya yang
digunakan. Untuk acuan yang tidak menunjukkan tahun, acuan yang digunakan
adalah tahun edisi yang terakhir (termasuk setiap amandemen). SNI 0408, Cara
uji tarik untuk logam SNI 0371, Batang uji tarik untuk bahan logam SNl 0410,
Cara uji lengkung logam
3. Istilah dan definisi
3.1 Baja tulangan beton
Baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos
atau sirip yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan
baku billet dengan cara canai panas (hot rolling).
3.2 Bahan baku
Bahan baku yang digunakan billet baja tuang kontinyu untuk baja tulangan
beton dan baja profil ringan.
3.3 Ukuran nominal
Ukuran nominal ukuran sesuai yang ditetapkan
3.4 Toleransi
Toleransi besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal
3.5 Diameter dalam
Diameter dalam ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan beton sirip
3.6 Diameter efektif
23
hasil penimbangan dari berat contoh uji (kg) dibagi luas penampang dikali
berat jenis dengan rumus sebagai berikut:
4
de=
√ 0,785 π
b
24
3.16 Tensile Ratio (TS/YS)
Perbandingan antara kuat tarik (Tensile Strength, TS) terhadap kuat luluh
(Yield Strength).
1. RUANG LINGKIP
Standar ini meliputi definisi, simbol-simbol dan cara uji tarik dari logam.
2. DEFINI
2.1.1Panjang ukur mula batang uji bagian prismetik batang yang diukur sebelum
diuji yang dinyatakan dalam mm.
2.1.2 Luas penampang semula dari batang uji adalah luas penampang terkecil
yang terletak di bagian panjang ukur sebelum diuji.
2.1.3 Regang putus disebut secara singkat “regang” adalah perpanjangan dari
panjang ukur setelah batang uji putus, dinyatakan dalam persen (%) dari
panjangukur semula.
2.1.4 Susut penampang adalah selisih antara luas penampang semula dan luas
penampang pada tempat putus, dinyatakan dalam persen (%) dari luas
penampangsemula.
2.2.2 Kuat tarik adalah tegangan yang didapat dari beban maksimum dibagi oleh
luas penampang semula dari batang uji, dinyatakan dalam kgf/mm2 (N/mm2).
2.2.3 Beban ulur adalah beban pada waktu terjadi deformasi plastis yang pada
seketika tidak menunjukkan kenaikan beban, bahkan sering menurun, dinyatakan
dalam kgf (N).
2.2.4 Batas ulur atau kuat ulur adalah beban ulur dibagi luas penampang semula
dari batanguji, dinyatakan dalam kgf/mm2 (N/mm2).
25
2.2.5 Batas ulur teratas atau kuat ulur teratas adalah tegangan yang didapat dari
beban, pada puncak pertama diagram tarik pada waktu terjadinya deformasi
plastis dibagi oleh luas penampang semula dari batang uji, dinyatakan dalam
kgf/mm2 (N/mm2).
2.2.6 Batas ulur terbawah atau kuat ulur terbawah adalah tegangan yang didapat
dari beban terendah pada waktu terjadinya deformasi plastis, dibagi oleh luas
penampang semula dari batang uji, dinyatakan dalam kgf/mm2 (N/mm2).
2.2.7 Batas regang adalah tegangan yang didapat dari beban pada waktu terjadinya
deformasi plastis yang tidak menunjukkan penurunan beban pada perpanjangan
plastis dalam presentase tertentu dari panjang ukur semula, dibagi oleh luas
penampang semula dari batang uji, dinyatakan dalam kgf/mm2 N/mm2.
2.2.8 Batas regang 0,2 adalah batas ulur pada perpanjangan plastis 0,2% dari
panjang ukur semula dibagi oleh luas penampang dari batang uji, dinyatakan
dalam kgf/mm2 (N/mm2.
2.2.9 Modulus elastisitas adalah nilai yang didapat dari tegangan elastis dibagi
oleh regang elastis pada tegangan elastis yangbersangkutan.
26
Gambar 2.6 Penarikan Batang
3. SIMBOL – SIMBOL
So = luas penampang semula (terkecil) dari bagian panjang ukur dalam mm2
27
Fm = beban maksimum dalam kgf
Lu−Lo
A = regang = X 100 %
Lo
So−Su
Z = susutpenamPang = X 100 %
So
Fm
Rm = kuat-tarik = kgf/mm2 (N/mm2)
So
QH
RcH = Tegangan ulur atas = kgf/mm2 (N/mm2)
So
QL
RcL = Tegangan ulurbawah = kgf/mm2 (N/mm2)
So
Rp = Tegangan ulur
E = Modulus Elastisitas
S = sekon
4. CARAUJI
Pengujian terdiri dari penarikan batang uji secara terus menerus dengan
gaya yang bertambah besar sampai putus dengan tujuan untuk menentukan nilai-
nilai tarik.
Bentuk dan ukuran batang uji tarik menurut SNI 07-0371 - 1989, Batang
Uji Tarik untuk logam.
4.3 Peralatan
28
Uji tarik dilakukan pada mesin uji tarik. Jalannya pembebanan, beban
maksimum dan beban putus harus dapat dibaca. Mesin uji tarik hanrs dikalibrasi
menurut ketentuan kalibrasi mesin uji yang berlaku dan harus memenuhi syarat
sebagai tingkat (grade) tertentu. Pembacaan beban harus dapat sampai 10% di atas
beban maksimum menurut skala penunjuk beban yang dipakai pada mesin uji
tarik.
a. Displacement control
b. Load control
Pengaruh penggunaan jenis kecepatan pengujian displacement control
dan load control terhadap hasil uji tarik specimen adalah sebagai berikut:
1. Seluruh specimen uji tarik pelat baja cold formed yang menggunakan
kecepatan pengujian jenis displacement control menghasilkan bentuk keutuhan
yang berupa leleh pada bagian gage length. Hal ini berbeda dengan specimen
yang diuji dengan menggunakan kecepatan jenis load control.
2. Besaran nilai property material yang dihasilkan antara pengujian yang
menggunakan displacement control dan load control tidak berbeda jauh dan
memiliki kesamaan bentuk kurva p-dela, yaitu batas elastis.
SNI 2052-2017 menjelaskan uji tarik logam seperti baja atau logam
paduan. Test ini menunjukkan sifat mekanik yang penting seperti kekuatan yield,
kekuatan tarik, perpanjangan dan pengaruh daerah.
Kecepatan pencekaman pada uji tarik material, baik itu benttuk bulat
maupun plat, diatur dalam American Society Testing Material (SNI) 2051-2017.
29
Kecepatan pembebanan pada alas uji tarik berbeda beda sesuai dengan jenis dan
kapasitas uji tariknya.
Kepatan pembebanan pada uji tarik yang dilakukan ini yaitu pada 0.015
± 0.006 mm/menit, ini adalah laju peregangan.
Kemudian laju crosshead atau cekam harus dijaga dan diatur pada 0.015
± 0.003 mm/menit. Kecepatan testing jg harus didatur antara 0.05 dan 0.5
mm/menit.
30
Gambar 2.9 Kegagalan akibat tegangan tarik uniaksial dan torsi murni
Sumber:https://www.google.com/search?
safe=strict&ei=aOE4XaPdF8i89QPYwZmoDg&q=kegagalan+yang+terjadi+dalam+uji+tarik
&oq=kegagalan+yang+terjadi+dalam+uji+tari
31
material getas. Variabel yang membedakan apakah material bersifat getas atau
ulet dapat di baca di referensi.
32
menginput data ke dalam Ansys serta dapat menguji material dengan memberi
arah gaya yang kita butuhkan dan melihat deformasi pada material uji.
Sumber: https://www.theengineer.co.uk/supplier-network/product/product-
presentation-ansys-workbench-16-0-meshing/
33
Gambar 2.11 Pengujian Tarik Pada Ansys
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=uW0PRpw-RCU
1. Uji Tarik
2. Uji Tekan
3. Uji Bengkok
4. Uji Geser
2.14 Inovasi Pengujian Tarik
34
ini harus memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi
(highly stiff). Pada industri karet (latex), pengujian uji tarik juga dilakukan untuk
uji komponen yang berbahan karet, uji tarik pada karet (rubber) dapat dilakukan
dengan menggunakan alat uji karet (Rubber Testing Equipment). Terdapat
beberapa macam dan jenis dari alat uji karet, untuk melakukan pengujian tarik
pada karet dapat menggunakan tensile strength tester yang merupakan instrument
atau alat yang di gunakan untuk mengukur pengujian agar mengetahui sifat-sifat
suatu component seperti kelenturan (elongation), kekuatan, bending, dll. Dengan
menarik suatu material kita akan segera mengetahui bagaimana material tersebut
bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana element itu
bertambah panjang. Pabrik industri ban merupakan salah satu industri karet
(rubber) yang menggunakan tensile strength tester, mereka menggunakan salah
satu rubber testing equipment ini untuk menguji pemuluran (elongation) pada
components. Untuk mendapatkan tensile strength tester yang berkualitas dan
dapat terus mendukung kinerja dalam melakukan pengujian tarik pada karet
(rubber), dibutuhkan tensile strength tester yang berkualitas serta tidak terlalu
mudah mengalami permasalahan, oleh sebap itu Alat Uji memiliki member
penjualan alat - alat pengujian yaitu Testing Indonesia yang bergerak dibidang
penyedia produk pengujian (testing) serta jasa pengujian yang memiliki beberapa
rubber testing equipment salah satunya adalah tensile strength tester. Keuntungan
menggunakan produk dari testing indonesia adalah, anda dapat berkonsultasi
langsung dengan engineering terkait dan berpengalaman serta terdapat garansi
after product sales setiap pembelian produk baru. Karena banyaknya material
yang membutuhkan uji Tarik ( Tensile Test) sebelum material tersebut digunakan
baik untuk mendesai pesawat terbang, atau konstruksi atau rangaka dari
kenderaan, maka oleh karena itu harus membuat berbagai macam alat uji Tarik
( Tensile Test ) untuk setiap material yang ada, hal ini merupakan tantangan yang
sangat besar bagi para insinyur atau para engineer supaya kecelakaan dalam
proses perancangan semakin sedikit ataupun terjadimya hal yang tidak diinginkan
oleh para pembuat atau perancang.
35
BAB III
3.1 Alat
16
36
1
15
2
14
3
13
4
12
5
11
6
10
7
9
8
Gambar 3.1 Mesin Uji Tarik
Keterangan :
1. Pulpen
2. Kertas Grafik
3. Tombol Pump-On
5. Tombol Load
6. Tombol Pump-Off
7. Oil Pump
8. Unload Valve
37
12. Pembaca Skala
Tipe : AMU
Kapasitas : 1010u
MFG No : 20749
2. Palu
Sumber : https://www.indotrading.com/tangerang/palu_3053/
3, Tang
38
Gambar 3.3 Tang
Sumber : https://id.aliexpress.com/item/6PCS-European-Cutting-Pliers-8-200mm-
Electrician-Pliers-Wire-Cutter-Combination-Pliers-Shear-Sharp-Multi-
tool/32798938660.html
4. Jangka Sorong
1
7
2
6
3
5 4
Sumber : http://rumusrumus.com/cara-membaca-jangka-sorong/
Keterangan :
2. Skala Utama
3. Skala Nonius
6. pengukur kedalaman
39
5. Pulpen
Sumber :
https://ekonomi.kompas.com/read/2014/08/25/185255126/Makin.Tergeser.di.Dala
m.Negeri.Produsen.Pulpen.Ini.Genjot.Ekspor
6. Correction Pen
Sumber : https://www.jakmall.com/papershop-jkt/tip-x-cair-tip-ex-correction-pen-
kenko#8678880691930
7. Pensil
40
Sumber : https://arisudev.wordpress.com/2011/12/28/perbedaan-pensil-2b-dan-
pensil-hb/
8. Penghapus pensil
Digunakan dalam mencatat data sheet yang diperlukan.
9. Kalkulator
Digunakan untuk proses perhitungan analisa uji.
41
Sumber : https://www.tokopedia.com/dips-media/penggaris-15cm-butterfly-
murah
11. Spidol
Digunakan untuk mencatat teori dari pengujian
42
Gambar 3.13 Kaus Kaki
Sumber : https://beauty-tools.info/product/flash-sale-cotton-republic-bisnis-di-
kaus-kaki-tabung-kaus-kaki-kaus-kaki-laki-laki-abu-abu-price-checker-
1438621.html
43
Gambar 3.16 Masker
Sumber : https://www.tokopedia.com/vbshoppe/masker-kain-anti-debumasker-
dokter-disposable-mask-masker-mulut-masker-motor-masker-carbon
2
3
Gambar 3.17 Satu Unit Komputer
Sumber : https://winpoin.com/bagian-bagian-komputer/
Keterangan :
1. Monitor
2. Mouse
3. keyboard
4. CPU
3.2 Bahan
44
Adapun bahan yang digunakan dalam uji tarik adalah:
Baja Tulang Beton SNI 2052-2017 adalah jenis baja structural dengan kekuatan
tarik 60 kg /mm2
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
45
1
3. Menghitung luas penampang spesimen dengan menggunakan rumus A= πD 2.
4
4. Menuliskan hasil pengukuran kedalam data sheet.
5. Menghidupkan mesin uji tarik (universal testing machine).
6. Membuka lebar katup unload valve, pastikan angina keluar kemudian katup
kembali, katup unload valve dan load valve.
7. Cek semua kondisi mesin, apakah tombol pump on, crosshead up, crosshead
down dan pump-off berjalan denagn lancar dan bekerja sesuai fungsinya.
8. Memberi tanda pada cekaman spesimen dengan menggunakan correction pen
9. Memasang spesimen pada cekam atas
10. Menaikkan cekam bawah dengan menekan tombol crosshead-up sampai cekam
bawah mengenai spesimen sesuai batasan cekam
11. Pasang spesimen pasa cekam bawah
12. Menjalankan software universal testing machine
13. Pilih menu preparation
14. Pilih test type: tensile test
15. Pada pengujian spesimen pilih round spesimen
16. Masukkan data data spesimen seperti diameter awal dan panjang awal
spesimen
17. Close menu preparation
18. Pilih menu testing
19. Pilih menu scale dan masukkan nilai 1000 kgf
20. Atur tombol force hingga mencapai 10.000 kgf
21. Atur tombol untuk menaikkan atau menurunkan nilai gaya pada skala sesuai
beban
22. Pilih bahan spesimen uji steel alloy
23. Hidupkan tombol pump on
24. Tekan tombol start pada computer
25. Membuka tombol valve, sampai angka nilai sroke di computer dan load valve
berhenti berputar
26. Tekan tombol pump off jika spesimen sudah patah
27. Tekan tombol stop pada computer
28. Menekan crosshead down sehinnga cekam bawah turun
46
29. Mengambil spesimen pada cekam atas
30. Mengukur spesimen hasil uji tarik
31. Mengukur panjang akhir
32. Menuliskan hasil pengukuran ke dalam data sheet
F
33. Dilakukan perhitungan tegangan regangan dengan menggunakan rumus σ ,
A
yaitu lengan mulur, tegangan tarik tegangan patah benda sampai nilai beban
yaitu beban yield, beban maksimum dan beban patah
∆l
34. Menghitung nilai penguluran (elongation) dengan menggunakan rumus %=
lo
35. Selesai
BAB V
HASIL DAN ANALISA
47
5.3 Hitungan Hasil Percobaan Menggunakan Rumus Empiris
Data Diketahui :
- D (diameter) = 9,07 mm
- l0 (panjang awal) = 200 mm
- l0 + ∆l = 228 mm
- Beban Yield = 3250 Kgf
- Beban Maksimum = 4101,29 Kgf
- Beban Patah = 3005,63 Kgf
- Luas Penampang :
π 3,14
A= D 2 = ¿
4 4
Beban Yield
- Tegangan mulur (Yield Stress) =
A
3250 Kgf
¿ =50,327 Kgf /mm 2
64,577 mm
Beban Maksimum
- Tegangan tarik (Tensile Stress) =
A
4101,29 Kgf
¿ =63,51 Kgf /mm2
64,577 bmm
Beban Patah
- Tegangan patah (Fracture Stress) =
A
3005,63 Kgf
¿ =46,543 Kgf /mm2
64,577 mm
∆l 28
- Penguluran (Elongation Stress) ¿ x 100 %= x 100 %=0,14 %
l0 200
1. Data Sheet
48
2. Grafik Hasil Uji Tarik
49
BAB VI
50
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pengujian Tensile Test ini adalah sebagai berikut
1. Uji tarik (tensile test) adalah pengujian kekuatan bahan dan material dengan
metode penarikan specimen.
2. Kekutatan tarik adalah kekuatan akibat pembebanan dari awal hingga
mencapai titik maksimum. Kekuatan Yield adalah kekuatan dimana material
akan berubah dari deformasi plastik. Kekuatan padah adalah kekuatan dimana
benda tidak dapat lagi menahan pembebanan yang ada.
3. Pada SNI 2052-2017 dengan panjang 200 mm dengan luas penampang 63,577
mm2 memiliki titik puncak (ultimate tensile strength) pada 4101,29 kgf.
4. Pada SNI 2052-2017 dengan panjang 200 mm dengan luas penampang 64,577
mm2 memiliki titik patah (fracture point) pada 3005,63 kgf.
5. Pada SNI 2052-2017 dengan panjang 200 mm dengan luas penampang 64,577
memiliki titik luluh(yield point) pada 3250 kgf.
6. Tegangan tarik maksimum pada pengujian ini terjadi pada angka 63,51
kgf/mm2.
7. Teganngan mulur pada pengujian ini terjadi pada angka 50,327 kgf/mm2.
8. Tegangan patah pada pengujian ini terjadi pada angka 46,543 kgf/mm2.
9. Pertambahan panjang setelah mengalami deformasi menjadi 28 mm dengan
panjang akhir 228 mm.
10. Penguluran (elongation ) terjadi mengalami uji tarik sebesar 0,14 %.
6.2 Saran
51
6.2.1 Saran untuk Asisten
1. Asisten sebaiknya waktu praktikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Asisten sebaiknya tidak menggunakan nada yang tinggi pada waktu berbicara.
3. Asisten sebaiknya memastikan terlebih dahulu kondisi dari praktikan.
52
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Asisten Laboratorium Mekanika Teknik . 2017 . “ Modul Praktikum Mekanika
Teknik Fenomena Dasar”. Departemen Teknik Mesin , Fakultas Teknik ,
Universitas Sumatera Utara .
[2]
Askelan ., D.R ., 1985 , “ The Science and Engineering of Material” . Alternate
Edition.Boston , USA : Plus Enguneering.
[3]
Dieter , E. George . 1993 . “ Metalurgi Teknik”. Jakarta : PT. Gelora Aksara
Pratama
[4]
Davis , H.E ., dkk . The Testing and Inspection of Engineering Materials “ , Mc
Graw - Hill Book Co.
[5]
Popov . “ Mechanics of Solid Materials “ , Pretince – Hall Inc. Englewood
Cliffs : USA. .1978
[6]
Kalpakjian , Serope . 2003 . ,”Manufacturing Processes for Engineering
Materials “Prentince- Hall Inc , Upper Sadle River , NJ.
[7]
http : //fisikazone/tegangan_stress/
[8]
Jurnal “ Standard Test Method for Tension Testing of Metalls Materials”
[9]
Jurnal “ Pengaruh kecepatan pengujian terhadap hasil uji tarik pelat baja”.
[10]
www.alatuji.com/article/detail/2/uji_tarik/
[11]
http://alatsafety.net
[12]
http://hamzaha.student
[13]
http://id.m.wikipedia.org/
[14]
http://serasih.wordpress.com/
53
LABORATORIUM MEKANIKA TEKNI (FENOMENA
DASAR)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN TENSILE TEST
OLEH :
54