Anda di halaman 1dari 6

AMBLESAN TANAH DI DAERAH PUNCU

KABUPATEN KEDIRI, JAWA TIMUR

Mey Yani Puji Rahayu

NIM 114170069 Kelas A

Mata Kuliah Geotek Lingkungan


Jurusan Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta

ABSTRAK

Pada bulan April 2017 telah terjadi bencana sumur amblas di wilayah Kecamatan
Puncu Kabupaten Kediri, terdapat 140 sumur air milik warga mengalami amblas.
Setiap sumur mengalami kedalaman amblas yang berbeda-beda, antara satu setengah
meter sampai dua meter. Data terakhir menyebutkan pada bulan Mei, ada sekitar 140
sumur mengalami hal yang sama, persebarannya terjadi di 4 Dusun. Hasil awal
pengkajian menyimpulkan bahwa: amblesan sumur terjadi karena runtuhnya dinding
sumur akibat ketidakstabilan dinding sumur; ketidakstabilan ini terjadi akibat ada
penjenuhan material penyusun dinding sumur oleh naiknya muka air tanah (MAT).
Penambahan air berlebih meyebabkan ketangguhan dinding hilang; pola amblesan
pada masing-masing sumur cenderung berbeda-beda tergantung tatanan geologi; pola
amblesan secara lebih rinci tergantung dari kedalaman akifer, struktur mulut sumur,
struktur perlapisan endapan penyusun sumur, serta besaran perubahan MAT.
Persentase sumur ambles tertinggi terjadi di Dusun Nanas Kabupaten Kediri, dimana
sebanyak 40 (50,6%) sumur mengalami kerusakan. Hasil penelitian menyatakan
sebanyak 30 (100%) sumber air sudah memenuhi syarat kualitas fisik, dan sebanyak
28 (93,3%) sudah memenuhi syarat kualitas mikrobiologi, sedangkan sisanya 2 sumur
(6,7%) tidak memenuhi syarat kualitas mikrobiologi untuk keperluan higiene dan
sanitasi. Kualitas fisik dan mikrobiologi air sumur pasca fenomena alam sumur
ambles, sudah memenuhi syarat, sehingga masyarakat diharapkan menjaga sumber air
bersih.

LATAR BELAKANG

Kawasan Kabupaten Kediri khususnya lokasi penelitian dekat dengan Gunungapi


Kelud. Sehingga tidak heran jika pada peta geologi , lokasi penelitian berada pada
batuan Gunungapi Kelud muda. Batuan tersebut terdiri dari lava, breksi tuff,
aglomerat, tuff dan lahar.

Amblesan adalah gerakan ke bawah di permukaan bumi sari suatu datum,


sehingga elevasi muka tanahnya berkurang atau menjadi lebih rendah dari semula.
Amblesan dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain ekstraksi cairan, tambang
bawah permukaan, proses pelarutan batuan dan tektonik.

Airtanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah pada zona jenuh.
Zona jenuh merupakan bagian tanah atau batuan yang semua pori-pori dan ruang
antar partikelnya penuh terisi air. Bagian atas dari zona jenuh disebut water table dan
bagian bawah disebut ground water (Winter et al., 2005; Asdak, 1995). Di sisi lain,
aquifer adalah water-bearing formations yang dapat menghasilkan air yang cukup
banyak untuk keperluan manusia (Winter et al., 2005). Distribusi airtanah pada suatu
akuifer terdiri atas dua zona, yaitu zona tidak jenuh (unsaturated zone) dan zona jenuh
(saturated zone) atau ground water zone. Pada zona tidak jenuh terdapat (soilwater)
dimana tanaman dapat memanfaatkannya, tetapi bisa hilang karena evaporasi. Air
yang berada pada zona tidak jenuh tidak dapat diambil (dipompa) karena ditahan oleh
gaya kapiler (Winter et al., 2005).

Fenomena alam amblesan ini disebabkan adanya pelarutan dalam tanah yang
membuat tanah bergerak atau adanya perubahan fisik lapisan di bawah tanah, yaitu
gejala retakan aquifer pada lapisan pembawa air yang terkena tanah. Fenomena alam
tersebut membuat sejumlah masyarakat di Kecamatan Puncu kehilangan sumur air
bersih (Noor, 2014).
TUJUAN

1. Mengetahui penyebab amblesan sumur di daerah Puncu

2. Mengetahui bagaimana kualitas air sumur pasca amblesan

3. Memberikan rekomendasi kepada masyarakat

METODE

Berdasarkan sumber terkait, terdapat beberapa metode yang digunakan


diantaranya pengumpulan data primer dan metode geolistrik resistivitas.

ANALISA ATAU EVALUASI

Pada daerah kediri tersingkap batuan sedimen, batuan gunungapi, dan aluvium
yang diperkirakan berumur Pleistosen awal hingga resen. Selama holosen sampai
sekarang kegiatan gunungapi terus berlanjut, khususnya Gunungapi Kelud yang
erupsinya terjadi secara periodik. Sampai saat ini masih terus terbentuk endapan teras
dan aluvium.

Kejadian awal fenomena alam amblasnya beberapa sumur warga yang terjadi di
Desa Manggis Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur ditandai dengan
turunnya hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi di wilayah Desa Manggis dan
sekitarnya, selama kurang lebih dua minggu sebelum terjadi amblasnya beberapa
sumur, tanggal 24 April 2017. Perubahan muka air tanah (MAT) berbeda-beda antara
satu dusun dengan lainnya, perubahan muka air tanah naik mencapai belasan meter.
Peningkatan MAT di masing-masing dusun dipengaruhi oleh kedalaman akifer-akifer
yang ada. Gejala amblesan berupa suara gemuruh dan suara air bergemericik, untuk
selanjutnya beberapa waktu kemudian terjadi amblesan. Gejala keruh sampai ambles
pun berdeba-beda kecepatannya, yaitu antara 1 sampai 4 hari. Dinding sumur sampai
kedalaman 50 meter secara umum dari atas ke bawah tersusun atas endapan aluvium,
selanjutnya perulangan endapan pasir lepas dari endapan gunungapi berukuran pasir
kasar sampai halus. Litologi-litologi ini menyebabkan proses amblesan berjalan cepat
namun di beberapa dusun dinding sumur bagian atas tersusun atas breksi pecal setebal
3-6 m sehingga runtuhan hanya terjadi di dinding bawah dan hanya menyebabkan air
keruh, tetapi tidak menyebabkan sumur ambles. Interpretasi terhadap peta geologi dan
citra google earth menunjukkan adanya kelurusan-kelurusan berarah barat laut -
tenggara. Kelurusan-kelurusan patahan tersebut diduga kuat berperan dalam
melokalisir sektor amblesan di sektor baratlaut. Kekarkekar tersebut juga dapat
mempercepat distribusi air tanah antar akifer bila terdapat lapisan impermeabel.

Karekteristik kualitas fisik air sumur pasca fenomena alam sumur ambles diuji
dengan parameter TDS, warna, dan kekeruhan dari sumur di Dusun Nanas Kabupaten
Kediri. Menurut PMK RI No.32 Tahun 2017 pemeriksaan kadar maksimum TDS
yang diperbolehkan dalam air adalah 1000 mg/l. Hasil pemeriksaan laboratorium pada
sumur sudah memenuhi syarat yang artinya masih memenuhi standar baku mutu air
untuk keperluan higiene sanitasi. Parameter warna kekeruhan juga sudah memenuhi
syarat air untuk keperluan higiene dan sanitasi yang telah ditetapkan yaitu tidak
melebih 25 NTU begitu juga dengan hasil pengukuran kekeruhan menunjukkan tidak
melebihi 50 TCU.

Setelah dilakukan penelitian terkait penyebab amblesnya sumur pada daerah


Puncu tersebut maka ada beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan warga daerah
tersebut untuk menjaga atau meminimalisir dampak perubahan muka air tanah yang
bisa saja terjadi kembali. Beberapa rekomendasi seperti : melakukan pengurukan dan
pemadatan pada sumur-sumur yang telah mengalami amblesan, memperkuat
kestabilan dinding sumur dengan membuat pasangan bata atau buis beton pada
seluruh dinding sumur, membuat alternatif sumur pompa dengan pipa pralon. Selain
itu, terkait dengan kualitas air sumur perlu pemeliharaan sumur oleh masyarakat guna
menjaga sumber air bersih dari sumber pencemar diperlukan.

KESIMPULAN

Amblesan sumur-sumur yang ada di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri diduga


diakibatkan oleh runtuhnya dinding sumur akibat ketidakstabilan dinding sumur. Hal ini
berkaitan dengan terjadinya hujan dengan intensitas yang tinggi selama berhari-hari dan
lapisan batuan pada daerah tersebut yang merupakan batuan piroklastik Gunungapi Kelud
yang tidak kompak. Beberapa kemungkinan yang bisa terjadi adalah pergerakan air yang
mampu membawa sebagian lapisan batuan piroklastik di bagian dasar sehingga meninggalkan
ruang kosong sehingga terjadi fenomena amblesan tersebut. Kemungkinan lain adalah
penjenuhan material penyusun dinding sumur oleh naiknya muka air tanah. Penelitian terkait
kualitas air setelah terjadinya amblesan menunjukan bahwa air pada sumur-sumur tersebut
masih memenuhi syarat untuk keperluan higiene dan sanitasi. Beberapa rekomendasi juga
diberikan untuk mengurangi dampak dari perubahan muka air tanah yang mungkin dapat
terjadi kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Dianta, Ashafidz Fauzan & Cinderatama, Toga Aldila. 2018. Pengembangan Sistem
Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Pemetaan Lokasi Bencana Sumur
Amblas Di Wilayah Kabupaten Kediri

Maghfiroh, Lailatul. 2018. Identifikasi Struktur Amblesan Sumur Menggunakan


Metode Geolistrik Resistivitas (Studi Kasus Desa Manggis Kecamatan
Puncu Kabupaten Kediri)
Maretha M.P,Clairine. 2018. Kalitas Fisisk Dan Coliform Air Sumur Di Dusun Nanas
Kabupaten Kediri Pasca Fenomena Alam Sumur Ambles. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, Vol.10 , No.4, Oktober 2018: 360-367
Paripurno, Eko Teguh, dkk. 2017. Pengkajian Fenomena Amblesa Untuk Mitigasi
Bencana Geologi Di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur
Maretha M.P,Clairine. 2018. Kalitas Fisisk Dan Coliform Air Sumur Di Dusun Nanas
Kabupaten Kediri Pasca Fenomena Alam Sumur Ambles. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, Vol.10 , No.4
https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/badan-geologi/gerakan-tanah-di-kediri-
sebabkan-64-sumur-warga-ambles

Anda mungkin juga menyukai