DI
OLEH
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “Sejarah
Perkembangan Kurikulum di Indonesia” Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Perencanaan dan Perkembangan Kurikulum. Walaupun demikian,
dalam menyelesaikan makalah ini, kami menghadapi kendala tetapi ataas bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya makalah ini Insya Allah dapat diselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, bak pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam diskusi dikelas nanti dan
tentunya masukan dan bimbingan dari pengampu mata kuliah landasan pendidikan itu sendiri
yaitu Dr. Misdah, M.Pd agar sekiranya tugas ini bias menjadi lebih baik meskipun jauh dari
kata kesempurnaan, karena hanya Allah Swt maha pemilik kesempurnaan. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................. 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, perkembangan kurikulum di Indonesia berpijak dari sejarah
perkembangan pendidikan di Indonesia itu sendiri. Secara formal, sejak zaman
belanda terdapat sekolah dan artinya kurikulum juga sudah ada. Pada zaman belanda,
pelaksanaan kurikulum pendidikan dan persekolahan diwarna dengan misi penjajahan
belanda. Begitu juga dengan kurikulum zaman jepang, dapat dikatakan bahwa
keberadaan atau tujuan pendidikan pada zaman ini adalah untuk menciptakan sumber
daya manusia yang dapat membantu misi penjajahan. Belanda, misalnya
memanfaatkan pribumi untuk mengeruk kekayaan alam secara optimal mungkin,
sedangkan jepang yang dikenal dengan Asia Timur Raya, memanfaatkan pribumi
untuk misinya dalam peperangan (Hamalik, 1990:123).
Setelah indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945,
pendidikan di tanah air terus berkembang, termasuk dalam hal perhatian pemerintah
dalam perkembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal
kemerdekaan sampai sekarang?
C. Tujuan
Mengetahui Sejarah Perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal kemerdekaan
sampai sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
SERAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA
A. PRA KEMERDEKAAN
1. Kurikulum Pada Masa Belanda
Pada awalnya bangsa eropa baik portugis maupun belanda belum
memperhatikan pendidikan dan tujuan mereka mencari rempah-rempah dan
berdagang. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa eropa ini
datang ke indonesia mempunyai tujuan lain, seperti menyebarkan misi agama. Hal
ini dilakukan agar mempermudah pelaksanaan misi perdagangan dan misi agama
itu sendiri. Pada abad ke 16 dan 17, berdirilah lembaga-lembaga pendidikan
dalam upaya penyebaran agama kristen di tanah air (oleh belanda). Sedangkan
portugis mendirikan lembaga pendidikan di maluku dalam upaya mengembangkan
agama khatolik. Pendidikan tersebut tidak hanya diperuntukan bangsa belanda,
tetapi juga untuk pribumi, khususnya di daerah pantai dan terbatas hanya untuk
agama kristen (Abdullah Idi,2014: 2).
Undang-undang Hindia belanda membagi tiga jenis penduduk menjadi tiga
golongan: eropa, timur asing dan bumi putera, sehingga didirikan pula tiga jenis
sekolah rendah bagi anak-anak berdasarkan tiga jenis penduduk tersebut
1) ELS (Europe Lagere School)
Untuk anak-anak eropa, tionghoa, dan Indonesia yang menurut undang-
undang haknya disamakan dengan bangsa eropa
2) HCS (Holland Chinese School)
Untuk golongan Tionghoa
3) HIS (Holland Inlandse School)
Untuk golongan rakyat pribumi atau bumiputera kalangan atas Sekolah
Desa dan sekolah sambungan, untuk pribumi dan kalangan bawahan
(Abdullah Idi,2014: 3).
Sekolah menengah atas pada zaman belanda adalah AMS (Algemene
Midelbare School). Mata pelajaran pokok AMS bagian AI (Kesusastraan
Timur) adaah bahasa jawa, bahasa melayu, sejarah indonesia dan ilmu bangsa
bangsa, Mata pelajaran pokok AMS II (Kesusastraan Klasik Barat) adalah
bahasa latin, sedangkan mata pelajaran pokok AMS B adalah ilmu pasti dan
ilmu alam. Lulusan jenis sekolah AMS ini dapat melanjutkan ke perguruan
tinggi (PT), Namun hanya memungkinkan dari kalangan anak pegawai
pemerintah.
Pada masa jepang kurikulum yang diterapkan bertujuan agar rakyat dapat
membantu pertahanan jepang. (Abdullah Idi,2014: 10), Karena itu, yang
diajarkan pada masa pemerintah jepang,diubah sesuai dengan keinginan bangsa
jepang. Hal itu dimulai dari perubahan bahasa , dari bahasa belanda yang diubah
menjadi bahasa jepang, mata pelajaran ilmu pasti, ilmu alam, ilmu hayat
dijadikan pengetahuan dan dasar, seperti seperti yang diberikan MULO yaitu
pada bagian ilmu pasti alam. Mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, tata negara yang
dahulunya terpusat pada belanda, sekarang berubah terpusat pada jepang, Asia
Timur Raya.
Pada 1942, AMS (milik belanda) diganti oleh jepang menjadi Sekolah Tinggi
(SMT) dengan lama pendidikan 3 tahun. Isi dalam rencana pelajaran SMT
yang sangat penting diketahui adalah:
a. Pemakaian bahasa belanda dilarang
b. Bahasa resmi dan pengantar bahasa indonesia
c. Bahasa jepang menjadi mata pelajaran wajib
d. Pengajaran adat istiadat jepang
e. Sejarah jepang sangat penting
f. Pelajaran ilmu bumi dalam aspek geopolitik perlu dipelajari (Abdullah
Idi,2014: 13)
4. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan,
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur
kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok. Kurikulum 1968 sebagai
kurikulum bulat. "Hanya memuat mata pelajaran pokok saja," . Muatan materi
pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa
di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan (Alhamuddin, 2014: 4).
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 19745 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan
efisien. latar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang
manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,"
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi :
tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975
banyak dikritik. Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran (Alhamuddin, 2014: 5).
7. Kurikulum 1994
Tujuannya adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah (PP No 28 Tahun 1990). Dapat dipahami bahwa
kurikulum pendidikan dasar (SD/MI,SMP/MTs) pada tahun 1994 menempatkan
pengantar sains dan teknologi pada tempat yang penting bagi anak didik untuk
dipelajari, tentunya dengan tidak mengabaikan aspek-aspek yang lain (Abdullah
Idi,2014: 19).
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan
antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan,
disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional
sampai muatan lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing, misalnyabahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-
lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak agar
isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma
menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti
kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal
sejumlah materi pelajaran saja (Alhamuddin, 2014: 5).
Kurikulum 1994 ini merupakan revisi terhadap kurikulum 1984 tetapi pada
dasarnya keduanya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Orientasi pendidikan
pada pengajaran disiplin ilmu menempatkan kurikulum sebagai instrumen untuk
”transfer of knowledge”. Penyempurnaan terjadi pada materi pendidikan sejarah
karena materi pendidikan sejarah yang tercantum dalam kurikulum SMA 1984
(nama baru SMA berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 adalah SMU)
dianggap tidak lengkap, maka kurikulum SMU 1994 menyempurnakannya
(Syahril, 2016: 8).
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan UU no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu
dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan (Syahril, 2016: 8).
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman
konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, dan Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara. pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia sebagai instrument
yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan
kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu
guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. kurikulum
merupakan salah satu alat untuk membina dan mengembangkan siswa menjadi
manusia yang bertakwa, kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berilmu,
cakap, kreatif dan mampu menjadi warga Negara yang bertanggung jawab.
B. Saran
Makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan,
karena itu kepada para pembaca untuk berkenan menyumbangkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan kami di bidang ini. Akhirnya
kepada Allah jualah kami memohon taufik dan hidayah. Semoga usaha kami ini
mendapat manfaat yang baik, serta mendapat ridho dari Allah SWT. Amin ya rabbal
‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi. 2014. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Jakarta : PT Raja
Grafindo
Irfan Hasbilah. 2014. Sejarah Kurikulum Indonesia. di unduh pada tanggal 19/09/2016 di
https://www.academia.edu/18175594
Syahril. 2016. Sejarah dan Dinamika Perkembangan Kurikuum di Indonesia. di unduh pada
tanggal 20/09/2016 di https://www.academia.edu/9195382