Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

LAPORAN PERCOBAAN 7

HUKUM KIRCHOFF DAN SUPERPOSISI


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Praktikum Rangkaian Listrik
Semester 2

PEMBIMBING :
Ir. Moh. Abdullah Anshori, MMT

PENYUSUN :
JTD 1C
Kelompok 2
Nama No. Absen NIM
M. Fajriyansyah 15 1341160068
R.A Rafika Indah I 17 1341160062
Rinanda Septianingrum 18 1341160055
Risqi Nurfadillah 19 1341160075
Yoga Tomy Nyoto .H 25 1341160053

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MEI 2014

HUKUM KIRCHOFF DAN SUPERPOSISI


1.1 TUJUAN
Tujuan praktikum Hukum Kirchoff dan Superposisi ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk membuktikan kebenaran Hk. kirchoff.
2. Mengetahui cara kerja Hk. Kirchoff

1.2 TEORI DASAR


A. Hukum Kirchoff
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus
maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum
Ohm menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut. Secara
matematis : V = I.R

 Hukum Kirchoff I / Kirchoff’s Current Law (KCL)


Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul sama
dengan arus yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata
lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau
simpul samadengan nol. Secara matematis : Σ Arus pada satu titik percabangan = 0

Σ Arus yang masuk percabangan = Σ Arus yang keluar percabangan

Dapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir samadengan aliran sungai,


dimana pada saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi
sesuai proporsinya pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan
terbagi sesuai dengan jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit
air yang masuk akan sama dengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan
tersebut.

 Hukum Kirchoff II / Kirchoff’s Voltage Law (KVL)


Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan nol, atau
penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang
membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai sama dengan nol. Secara
matematis : ΣV = 0.
B. Teorema Superposisi
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana
rangkaianlinier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan
memenuhi jika y =kx, dimana k = konstanta dan x = variabel. Dalam setiap rangkaian
linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arusdapat dihitung dengan
cara :Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber
independent/bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus
independent/ bebaslainnya diganti dengan tahanan dalamnya.
Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka
denganteorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis,
dimananantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa
buahsumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n
buahkeadaan dari n buah sumber yang bebasnya.”.
Secara umum teorema superposisi dilakukan dengan dua ketentuan sebagai berikut :
1. Sumber arus dalam keadaan terbuka (open circuit).dalam hal ini sumber tegangan
bertindak sendiri

2. Sumber tegangan dalam keadaan hubung singkat (short circuit),dalam hal sumber
arus bertindak sendiri
 Sumber arus dalam keadaan terbuka

 Sumber tegangan dalam keadaan hubung singkat

1.3 ALAT
 Power Supply : 2 Buah
 Multimeter Digital atau Analog : 2 Buah
 Banana to banana : 4 Buah
 Penjempit : 3 Buah

1.4 GAMBAR

Gambar 1. Modul Hukum Kirchoff dan Superposisi


2.1 PROSEDUR PERCOBAAN
Pada praktikum ini prosedur yang dilakukan adalah :
1. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Melepas power supply 2 (Vs2) dan men-short rangkaian (dilihat pada gambar 2.).

Gambar 2. Gambar rangkaian

3. Mengatur power supply 1 menjadi V = 12 V


4. Menghitung V dan I pada masing-masing resistor dan mencatatnya pada tabel 1.
5. Mengatur rangkaian dan memasang power supply 2 (Vs2) dan mengatur tegangan
power supply 2 (Vs2) pada tegangan = 6 V. (lihat gambar 4.)
Gambar 3. Gambar rangkaian percobaan 2

6. Mengukur tegangan (V) dan arus (I) yang keluar pada rangkaian tersebut dan
mencatatnya pada tabel 2.
7. Melepas power supply 2 (Vs2) , mengatur power supply 1 (Vs1) pada tegangan = 12
V.(lihat gambar 5)

Gambar 4. Gambar rangkaian percobaan 3

8. Mengukur tegangan (V) dan arus (A) yang keluar pada rangkaian tersebut dan
mencatatnya pada tabel 3.
9. Melepaskan power supply 1 (Vs1) dan mengatur tegangan power supply 2 (VS2)
pada tegangan = 6 V. (lihat gambar 5)

Gambar 5. Gambar rangkaian percobaan 3


10. Mengukur tegangan (V) dan arus (A) yang keluar pada rangkaian tersebut dan
mencatatnya pada tabel 4.

2.2 HASIL PERCOBAAN


2.2.1.Tabel 1
V. Sumber Arus yang terukur Tegangan yang terukur
No.
(Vs) A1 A2 A3 V1 V2 V3
1. 12 V 3 mA 2 mA 1 mA 7V 4,8 V 4,8 V

2.2.2.Tabel 2
V.Sumber V. Sumber Arus yang Terukur Tegangan yang Terukur
No.
(Vs1) (Vs 2) A1 A2 A3 V1 V2 V3
1. 12 V 6V 2mA 0,85 mA 1,5 mA 4,8 V 1,5 V 7,4 V

2.2.3.Tabel 3
No V.Sumber Arus yang Terukur Tegangan yang Terukur
. (Vs) A1 A2 A3 V1 V2 V3
1. 12 V 3 mA 2 mA 1 mA 7V 4,8 V 4,8 V

2.2.4.Tabel 4
V. Sumber Arus yang Terukur Tegangan
No.
(Vs) A1 A2 A3 V1 V2 V3
1. 6V -1 mA -1,5 mA 0,5 mA -2,6 V -3,7 2,6 V
2.3 ANALISIS DATA
2.3.1. Pengukuran rangkaian 1 (Hukum Kirchoff)

Gambar 6. Gambar rangkaian percobaan 1

 Perhitungan Resistansi :
R 2. R 3
Rparalel=
R 2+ R 3
2,2 kΩ . 4,7 kΩ
¿
2,2kΩ +4,7 kΩ
¿ 1,5 kΩ
Rseri=1,5 kΩ+ 2,2 kΩ

¿ 3,7 kΩ

 Perhitungan I (Arus) :
V
I=
R

12V
I=
3,7 k Ω

¿ 3,2 mA
 Arus yang terukur :

Gambar 7. Pengukuran arusmenggunakan ampermeter

 Perhitungan Arus A1, A2 dan A3 :


Perhitungan arus dapat dilakukan dengan cara :

Gambar 8. Arah arus


 Menghitung I1 :
I1 = ITOTAL yaitu 3,2 mA. Hal ini karena I1 adalah arus yang masuk pada
rangkaian tersebut.
 Menghitung I2 :
Vs = VR1 + VPARALEL
 Menghitung VR1
VR1 = I. R1
= 3,2 mA . 2,2 kΩ
= 7,04 V
 Menghitung VPARALEL :
VPARALEL =Vs – VR1
= 12 - 7,04
= 4,96 V
Sehingga I2:
V PARALEL
I 2=
R2
4,96 V
¿
2,2k Ω
¿ 2,2 mA
 Menghitung I3 :
V PARALEL
I 3=
R3
4,96 V
¿
4,7 k Ω
¿ 1,05 mA

 I1 = I2 + I3
 3,2 mA = 2,2 mA + 1,05 mA
Sehingga hal ini sesuai dengan hukum kirchoff ! yang menyatakan
bahwa “ jumlah arus yang masuk = jumlah arus yang keluar”.

∑ Arus Masuk=∑ Arus Keluar


 Tegangan yang terukur :

Gambar 9. Pengukuran tegangan menggunakan Voltmeter

 Perhitungan tegangan V1, V2 dan V3 :

Gambar 10. Skema perhitungan tegangan

Vs = VR1 + VRPARALEL
Vs = Itotal x R1 + Itotal x RPARALEL
 Menghitung V1 :
V1 = Itotal x R1
= 3,2 mA x 2,2 kΩ
= 7,04 V
 Menghitung V2 atau V3:
Karena V2 dan V3 termasuk rangkaian paralel maka, setiap tegangan yang
masuk pada rangkaian paralel adalah sama (V2 dan V3 adalah sama).
Sehingga dapat dicari sebagai berikut :
V2 & V3 = Itotal x Rparalel
= 3,2 mA x 1,5 kΩ
= 4,8 V
Vs - VR1 – VRPARALEL = 0
12 – 7 – 5 = 0
Hal ini membuktikan hokum kirchoff II yang menyatakan bahwa
“Tegangan pada rangkaian tertutup adalah sama dengan nol ”.

2.3.2. Rangkaian Percobaan 2 (Superposisi)

Gambar 11. Rangkaian pengukuran

Gambar diatas adalah rangkaian pengukuran dengan


menghubungkan 2 sumber tegangan (Vs1 dan Vs2). Kemudian dicari
arus (A1, A2 dan A3) dan tegangan yang ada pada setiap resistor (V1,
V2 dan V3).
a. Arus yang terukur (I1, I2 dan I3):

Gambar 12. Pengukuran arus

b. Tegangan yang terukur (V1 , V2 dan V3) :

Gambar 13. Pengukuran tegangan

 Menganalisis menggunakan teorema superposisi


Dengan menggunakan 1 tegangan sumber secara bergantian (Vs1, setelah
itu Vs 2) dan mengukur arus dan tegangan pada rangkaian tersebut.
1. Rangkaian 1
 Arus yang terukur (I1’, I2’,dan I3’)

Gambar 14. Pengukuran arus

 Tegangan yang terukur (V1’,V2’ dan V3’)

Gambar 15. Pengukuran tegangan

2. Rangkaian 2
 Arus yang terukur (I1”, I2”,dan I3”)
Gambar 16. Pengukuran arus

 Tegangan yang terukur (V1”,V2” dan V3”)

Gambar 17. Pengukuran tegangan

Pembuktian arus dan tegangan dengan cara :


 Arus :
- I1=I1’ + I1”
I1=3 mA + (-1 mA)
= 2 mA Untuk pengukurannya = 2 mA
- I2=I2’ + I2”
I2= 2 mA + (-1,5 mA)
= 0,5 mA Untuk pengukurannya = 0,85 mA
- I3=I3’ + I3”
I3= 1 mA + 0,5 mA
= 1,5 mA Untuk pengukurannya =1,5mA

 Tegangan:
- V1=V1’ + V1”
V1= 7 V + (- 2,6 V)
= 4,4 V Untuk pengukurannya = 4,8V

- V2=V2’ + V2”
V2= 4,8 V + (- 3,7 V)
=1,1 V Untuk pengukurannya = 1,5 V
- V3=V3’ + V3”
V3= 4,8 V + 2,6 V
= 7,4 V Untuk pengukurannya = 7,3 V

2.3.3. Menghitung rangkaian dengan cara menggunakan Loop

Gambar 18. Skema Rangkaian Loop

 Loop I = abcd
V1 = I1R1 + (I1 + I2)R3
12 = 2,2.103I1 + (I1 + I2) 4,7.103
12 = 2,2.103I1 + 4,7.103I1 + 4,7.103I2
12 = 6,9.103I1+ 4,7.103I2
 Loop II = fedc
V2 = I2R2 + (I1 + I2) R3
6 = 2,2.103I2 + (I1 + I2) 4,7.10 3
6 = 2,2.103I2 + 4,7.103I1 + 4,7.103I2
6 = 4,7.103I1 + 6,9.103I2

Dari persamaan 1 dan 2, dengan cara subtitusi dan eliminasi untuk menentukan I 1 dan
I2.
12 = 6,9.103I1+ 4,7.103I2 X 4,7 Dikalikan untuk dapat di eleminiasi
3 3
6 = 4,7.10 I1 + 6,9.10 I2 X 6,9

Sehingga menjadi persamaan :


32,43.103I1+ 22,09.103I2 = 56,4
32,43.103I1 + 47,61.103I2 = 41,4
- 25,52.103I2 = 15
15
I2=
−25,52.103

= - 0,6 mA
 Mencari I1dengan mensubtitusikan I2 pada persamaan :

12 = 6,9.103I1+ 4,7.103I2

 12 = 6,9.103I1+ 4,7.103I2
 12 = 6,9.103I1+ 4,7.103 . -0,6.10-3
 12 = 6,9.103I1 – 2,8
 14,8 = 6,9.103 I1
 I1 = 14,8
=2,1mA
6,9.10 3
2.3.4. Menganalisa dengan menggunakan LiveWire
a. Rangkaian Hukum kirchoff.

Vs IR1 IR2 IR3 VR1 VR2 VR3


12 V 3,24 mA 2,21 mA 1,03 mA 7,14 V 4,86 V 4,86 V

b. Rangkaian supersosisi
1) Dengan 2 sumber (Vs1 dan Vs2)

Vs1 Vs2 IR1 IR2 IR3 VR1 VR2 VR3


12 V 6V 2,14 mA 0,5 mA 1,55 mA 4,71 V 1,29 V 7,29 V

2) Dengan 1 sumber (Vs1)

Vs1 IR1 IR2 IR3 VR1 VR2 VR3


12 V 3,24 mA 2,21 mA 1,03 mA 7,14 V 4,86 V 4,86 V

3) Dengan 1 sumber (Vs2)

Vs2 IR1 IR2 IR3 VR1 VR2 VR3


6V -1,10 mA -1,62 mA 0,517 mA -2.43 V -3.57 V 2,43 V

2.4
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


dalammenyelesaikan perhitungan resistansi tidak hanya menggunakan rumus
rangkaian seri danparalel atau pun menggunakan rangkaian delta – star, namun juga
ada teori superposisi yang memungkinkan untuk dapat menyelesaikan perhitungan
resistansi yang lain. Di dalam praktikum teorema superposisi ini terdapat perbedaan
antara nilai hasil perhitungan danpengukuran. Namun perbedaan tersebut setidaknya
bukan menjadi masalah yang rumitkarena nilai perhitungan adalah tolak ukur dari
pengukuran dan nilai hasil perhitungan danpengukuran menunjukkan selisih yang
sedikit (mendekati).
Ketelitian alat dan pengamat kurang lebih juga berpengaruh terhadap
hasilpengukuran karena kedua hal ini merupakan faktor yang vital untuk
menghasilkan nilaiperhitungan dan pengukuran yang akurat.

Anda mungkin juga menyukai