DISUSUN OLEH
1. BENNY GINOLA
2. CHINDI
3. DIKA
4. EVIN SETIANA
DOSEN PENGAMPU :
Chrisnawati, BSN., MSN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Asuhan Keperwatan ‘’ Syndrome Of Inappropriate Antidiuretic
Hormone’’
(SIADH) dalam mata kuliah Ilmu Keperawatan Medikal Bedah II dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan kali ini, kami menghaturkan
terima kasih kepada dosen pengampu, teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karenanya kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................1
A. Pengertian......................................................................................................1
A. Etiologi..........................................................................................................1
B. PATOFISIOLOGI.........................................................................................2
C. MANIFESTASI............................................................................................3
D. DIAGNOSTIK TEST...................................................................................4
E. PENATALAKSANAAN..............................................................................4
b. Penatalaksanaan keperawatan.......................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................6
A. PENGKAJIAN..............................................................................................6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................7
C. INTERVENSI KEPERAWATAN................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sindrom ketidaksesuaian sekresi hormone antidiuretic (syndrome of
inappropriate antidiuretic hormone (SIADH). Mengacu pada sekresi hormone
antidiuretic (ADH) yang berlebihan oleh kelenjar hopofisis, kendati
osmolalitas serum berada dibawah normal. Pasien dengan gangguan ini tidak
dapat mengekresikan urine encer mereka menahan cairan dan mengalami
defisiensi natrium (hiponatrimia delusional).
B. Etiologi
SIADH kerap disebabkan oleh masalah nonendokrin. Sindrom ini dapat
dialami oleh pasien penderita kasinoma bronkogenik (sel paru malignan
menyitensis dan melepaskan ADH ).
1. pneumonia berat
2. pneumotorak
3. gangguan paru lain
4. tumor ganas memengaruhi organ lainnya.
1
5. Gangguan pada sistem saraf pusat (cedera kepala, bedah otak atau tumor
otal, atau infeksi). Dianggap menyebabkan SIADH akibat stimulasi
langsung pada kelenjar hipofisis.
6. Beberapa medikasi (vinkristin, diuretic, fenotiazin, anti depresan trisiklik)
dan nikotin berperan menyebabkan SIADH.
C. PATOFISIOLOGI
Sindrom hormone antidiuretic (SIADH) yang tidak tepat atau sindrom
Schwartz-Batter adalah masalah dimana vasopressin (hormone anti diuretic
(ADH) disekresikan ketika plasama osmolaritas rendah atau normal.
Penurunan osmolaritas plasma biasanya menghambat produksi dan sekresi
ADH. SIADH terjadi dengan banyak kondisi misalanya terapai kanker) dan
dengan obat-obatan tertentu, termasuk selective serotonin reuptaje inhibitor
dan antibotik fluoroquinoone (Yam & Eraly, 2012). Di SIADH, ADH terus
dilepaskan bahkan ketika plasma hipoosmolar, yang menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan dan cairan elektrolit. Air dipertahankan, yang
menghasilakan hiponatremia delusional (kadar natrum serum menurun) dan
kelebi han cairan. Peningkatan volume darah meningkatkan ginjal
filtrasi dan menghambat penurunan renin dan aldoteron yang meningkatan
kehilangan natrium urin dan menyebabkan hiponatremia.
Keganasan
Kanker paru-paru sel kecil
Karsinoma pancreas, duodenum, GU
Thymoma
Limfoma Hodgkin
Limfoma non-hodgkin
Gangguan paru-paru
Gangguan paru-paru akibat virus dan bakteri abses paru-paru
tuberculosis aktif TBC aktif
Pneumotororaks
Penyakit paru kronis mikosis
Ventilasi tekanan positif
2
Gangguan CNS Trauma
Tumor infeksi (primer atau metastasis)
Stoke porphyria systemic lupus
Obat-obatan
ADH chorpropamide eksogen
Vincristine cyclophosphamide carbamazenipe
Opioid
Antidepresan trsiklik anestesi umum
Antibiotic fluoroquinolone
D. MANIFESTASI
3
E. DIAGNOSTIK TEST
F. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaanya Medis
SIADH biasanya ditangani dengan menghilangkan penyebab utama,
memungkinkan, dan membatasi asupan cairan. Diuretic biasanya
digunakan bersama pembatasan cairan untuk mengatasi hiponatrimea
berat
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Pantau asuapan dan haluran cairan, berat bdan harian, kimia urin dan
darah, serta status neurologis.
4
4. Demeklosiklin (declomycin) adalah antibiatok tetrasiklik dengan sifat
khas yang menyebabkan aliran urine berlberlebihan. Digunakan
sebagai pengobatan SIADH ketika pasien tidak dapat membatasi
asupan cairan secara memadai. Antagonis vasopressin dapat diberikan
untuk SIADH. Obat ini biasanya bermanfaat bagi SIADH pada orang
dengan masalah gagal jantung (McPhee & Papadakis, 2009). Kadar
natrium harus dipantau dan koreksi hiponatremia harus dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah demielinasi osmotic sebral.
5
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tanyakan pasien tentang riwayat kesehatannya, yang kemungkinan dapat menjadi
penyebab dari SIADH. Informasi tentang kondisi ini yang harus di peroleh:
Manifestasi awal dari SIADH terkait dengan retensi air. Gangguan GI.
Kehilangan nafsu makan. Mual. Dan muntah, dapat terjadi terlebih dahulu. Berat
badan pasien, dan mendokumentasikan kenaikan berat badan terbaru. Gunakan
informasi ini untuk memonitor respon terapi. Pada SIADH, air murni (bukan
garam) dipertahankan dan biasanya tidak menyebabkan edema ada, meskipun air
dipertahankan.
Perubahan tanda vital termasuk denyut nadi penuh dan terikat (disebabkan oleh
peningkatan volume cairan) dan hipotermia ( disebabkan oleh terganggunya
system saraf pusat).
6
Retensi air menyebabkan volume air menurun dan osmularitas urin meningkat. Di
waktu yang sama, volume plasma meningkat dan osmularitas plasma menurun.
Tinggi level sodium urin dan peningkatan gravitasi spesifik kosentrasi urin.
Tingkat serum sodium menurun, sering dibawah 110 mEq/L, karena ratensi cairan
dan kehilangan sodium.
B. Diagnosa Keperawatan
7
hipertonik dapat meningkatkan risiko edema paru dan serebral karena
ratensi air. Pemantau yang cermat penting untuk mencegah koplikasi
tersebut dan kemungkinan kerusakan permanen.
c. Kaji kekuatan dan tonus otot, serta refleks tendon dalam. Peningkatan
kelemahan otot dan penurunan refleks tendon dalam merupakan
manisfestasi peningkatan hiponatremia.
8
3. Asuhan berbasis komunitas
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi untuk SIADH berfokus pada membatasi cairan yang
mengalir,mempromosikan ekskresi air, mengganti natrium yang hilang, dan
mengganggu aksi ADH. Intervensi keperawatan pada pemantauan respons
terhadap terapi, mencegah komplikasi pasien dan keluarga tentang
pembatasan cairan terapi obat, dan mencegah cidera.
a. Pembatasan fluid sangat penting karena asupan cairan lebih lanjut tes
kadar natrium plasma. Dalam beberapa kasus, asupan cairan dapat
mencapai 500 hingga 1000ml/24 jam (John&Day,2012). Encerkan
feodings L dengan saline daripada air, campurkan obat yang akan
diberikan oleh tabung GI dengan natrium.
b. Ukur asupan,keluaran, dan bobot harian untuk menilai batasan cairan yang
dibutuhkan. Kenaikan berat badan sebesar 2,2 lbs (1 Kg) dan lebih banyak
per hari atau peningkatan bertahap selama beberapa hari menjadi penyebab
utama. Kenaikan berat badan sebesar 2,2 lbs (1kg) dan lebih banyak per
hari atau peningkatan bertahap selama beberapa hari menjadi penyebab
9
utama. Kenaikan berat 2,2 lbs (1 kg) sama dengan 1000ml. Retensi cairan
(1 kg =1 L). Jagalah agar mulut tetap lembab dengan menawarkan
pembilasan oral yang kuat (ingatkan pasien untuk tidak menelan anggur).
10
mempromosikan gagal jantung. Jika pasien membutuhkan cairan infus
rutin, dianjurkan pemberian cairan daripada larutan air.
f. Pantau respons pasien terhadap terapi untuk mencegah herkad cair dari
SIAIDH memburuk, yang menyebabkan edema paru dan gagal
jantung.Setiap pasien dengan SIADH, dengan pertimbangan usia, berisiko
mengalami komplikasi ini. Orang dewasa yang lebih tua atau orang yang
juga memiliki masalah jantung, ginjal, paru-paru, atau masalah hati
berisiko lebih besar.
11
bahwa langkah-langkah keamanan dasar, seperti siderails bcing aman di
tempatnya, diamati.
12
DAFTAR PUSTAKA
13