0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang toksoplasmosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Infeksi ini tersebar luas di seluruh dunia dengan prevalensi bervariasi antara 10-80% tergantung negara dan wilayah. Toksoplasmosis sering menyerang sistem saraf pusat dan merupakan penyebab utama kematian pada pasien AIDS. Di Indonesia, prevalensi toksoplasmosis berkisar antara 2-51% tergantung daerahnya.
Dokumen ini membahas tentang toksoplasmosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Infeksi ini tersebar luas di seluruh dunia dengan prevalensi bervariasi antara 10-80% tergantung negara dan wilayah. Toksoplasmosis sering menyerang sistem saraf pusat dan merupakan penyebab utama kematian pada pasien AIDS. Di Indonesia, prevalensi toksoplasmosis berkisar antara 2-51% tergantung daerahnya.
Dokumen ini membahas tentang toksoplasmosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Infeksi ini tersebar luas di seluruh dunia dengan prevalensi bervariasi antara 10-80% tergantung negara dan wilayah. Toksoplasmosis sering menyerang sistem saraf pusat dan merupakan penyebab utama kematian pada pasien AIDS. Di Indonesia, prevalensi toksoplasmosis berkisar antara 2-51% tergantung daerahnya.
Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit obligat intraseluler
Toxoplasma gondii. Infeksi ini dapat ditemukan di seluruh dunia tanpa predileksi khusus pada wilayah tertentu. Pada individu dengan sistem imun yang baik, infeksi primer oleh parasit ini biasanya bersifat asimtomatik.1 Sekitar 30% - 65% dari populasi dunia adalah diperkirakan mengalami infeksi Toxoplasma kronis. Sebenarnya, prevalensi bervariasi antar negara (dari 10 sampai 80%) dan sering dalam suatu negara tertentu atau antara komunitas yang berbeda di wilayah yang sama (Pappas G, 2009). Seroprevalences yang rendah (10 sampai 30%) telah ditemukan di Amerika Utara, di Asia Tenggara, di Eropa Utara, dan di negara-negara Sahelian di Afrika. Prevalensi sedang (30 sampai 50%) telah ditemukan di negara-negara Tengah dan Eropa Selatan, dan prevalensi tinggi telah ditemukan di Amerika Latin dan di negara-negara Afrika tropis.2 Gejala biasanya baru dijumpai pada orang-orang yang mengalami imunodefisiensi, di mana T. gondii dapat mengalami reaktivasi yang akhirnya menimbulkan manifestasi klinis.1 Toksoplasma serebri merupakan infeksi opportunistik yang berkaitan dengan sistem saraf pusat yang paling sering ditemukan pada individu dengan Acquired Immunodefficiency Syndrome (AIDS). Angka kejadian toksoplasma serebri pada pasien AIDS mencapai 3-40% di seluruh dunia.3 Studi yang sama menyebutkan 23% kematian pada pasien AIDS disebabkan oleh toksoplasmosis serebri.4 Di Asia Tenggara sendiri penyakit ini menginfeksi sekitar 4% hingga 75%, seperti di Laos (6%), Malaysia (7%), Thailand (11-15%), Vietnam (16%), dan Indonesia (17- 20%) populasi masyarakat.5 Di Indonesia, sekitar 2-51% penduduknya mengalami infeksi toksoplasmosis yang terbagi di beberapa daerah yaitu 58% di Sulawesi Utara, 10-12% di Jakarta, 9% di Surabaya, 20% di Yogyakarta, 2% di Boyolali, 51% di Jawa Barat, 9% di Sumatera Utara, 3% di Kalimantan Barat, 31% di Kalimantan Selatan, 27% di Sulawesi Tengah dan 16% di Palu.6 Selain terjadi pada manusia toksoplasmosis juga seringkali menyerang pada hewan. Prevalensi infeksi toksoplasmosis pada kucing sekitar 6-40%, kambing 23%, domba 31-72%, sapi 36%, kerbau 27% dan babi 28-32.8 Toksoplasmosis serebri adalah infeksi yang dapat ditangani melalui pemberian terapi antiparasit yang tepat, namun keberadaannya dapat membahayakan jiwa dan menjadi faktor komorbid yang serius pada pasien yang mengalami imunodefisiensi.7 1. Lee HJ, Chaddha SK. Cerebral Toxoplasmosis. A Radiological Case Report. Applied Radiology 2013. 17-19. 2. Robert-Gangneux F, Darde ML. 2012. Epidemiology of and diagnostic strategis for toxoplasmosis. Clin Microbiol Reviews, American Society for Microbiology (ASM) Journals (serial on the internet). 3. Jayawerdana S, Singh S, Buryzantseva O, Clarke H. Cerebral Toxoplasmosis in Adult Patients with HIV Infection. 2008. 17-24 4. Porter SB, Sanbe MA. Toxoplasmosis of The Central Nervous System in The Acquired Immunodefficiency Syndrome. N Engl J Med 1992; 327. 1643-1648. 5. Mohamed K, Zamzami H, Deqnah N, Malki A Al, Alzayer S, Al-Gethamy M, et al. Seroprevalence of Toxoplasma gondii Infection in Blood Donors in Makkah Al Mukarramah. Asian J Epidemiol. 2019;12(1):25–31. https://scialert.net/ abstract/?doi=aje.2019.25.31 6. Seran VJT, Kepel BJ, Fatimawali. Seroepidemiologi Toksoplasmosis Pada Masyarakat Di Desa Kumu Kabupaten Minahasa tahun 2015. J e-Biomedik. 2016;4(1):1–5. https://ejournal.unsrat.ac.id/index. php/ebiomedik/article/view/10841 7. Tuda J, Adiani S, Ichikawa-Seki M, Umeda K, Nishikawa Y. Seroprevalence of Toxoplasma gondii in humans and pigs in North Sulawesi, Indonesia. Parasitol Int. 2017;66(5):615–618. http://dx.doi. org/10.1016/j.parint.2017.04.011 8. Tahlilli S. Prevalensi Toxoplasma gondii pada Inang Definitif Kucing (Felis domestica) di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat. J Sangkareang Mataram. 2017;3(4):52–55. http://untb.ac.id/desember-2017/