WORLDVIEW ISLAM
Dosen Pengampu:
Oleh:
Fakultas Psikologi
a. IDENTITAS UMUM
b. LATAR BELAKANG
Wilayah Kelurahan Turen Kecamatan Turen seluas 743km2 dan dengan jumlah penduduk
tahun 2015 sebanyak 9.465 jiwa. Mayoritas penduduk adalah petani, dan buruh pabrik dengan
tingkat pendidikan rata-rata Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas. Kasus HIV-AIDS di wilayah Turen jumlah kumulatif sampai akhir tahun 2017 sejumlah 49
orang dengan peringkat ke-4 se-Kabupaten Malang, yang mayoritas Orang dengan HIV-AIDS
(ODHA) adalah Ibu Rumah Tangga yang sebagian besar hanya sebagai korban dari penularan
virus HIV dari pasangannya.
Yayasan CAKAP yang bermula dari WPA Turen berdiri sejak tahun 2013 dan direvisi
dengan adanya Perbup Malang No.2 tahun 2015 tentang Peran Serta Masyarakat dalam
Penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Malang yang proporsi keanggotaan terdiri dari ODHA
nya sendiri, bersama kelompok beresiko transgender dan penasun serta para kader umum
masyarakat yang bermaksud sebagai role model atau percontohan kecil untuk mengikis stigma
diskriminasi terhadap ODHA di tengah-tengah masyarakat.
Untuk itu Warga Peduli AIDS (WPA) Turen Yayasan Cahaya Kasih Peduli AIDS (CAKAP)
sebagai lembaga swadaya masyarakat, Kelompok Dukungan sebaya Cahaya Care (KDS) Care,
Support and Treatment (CST) yang merupakan wadah bagi Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA)
dan pecandu membentuk forum kepedulian dalam rangka memutus mata rantai penularan,
meningkatkan kualitas hidup ODHA dan menekan stigma dan diskriminasi diseluruh lapisan
masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS sesuai
dengan tugas, fungsi, dan kapasitasnya termasuk kelompok-kelompok beresiko didalamnya.
c. BENTUK KEGIATAN
1. Shelter rumah singgah sementara bagi ODHA terlantar dan diskriminasi oleh keluarga dan
masyarakat serta jaminan kesehatan BPJS bagi ODHA.
2. Pelatihan dan pemberdayaan ketrampilan batik, cetak sablon dan kain flanel.
3. Produksi dan pemanfaatan kopi khas
5. Gallery dan resto cafe dengan konsep wisata edukasi HIV-AIDS dengan photoboth berani
peluk ODHA dan tema “kesehatan”.
I. Visi
Yayasan CAKAP (Cahaya Kasih Peduli) menjadi pusat upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular HIV-AIDS di Wilayah Malang Selatan
II. Misi
2. Variabel
Interaksi sosial : respon keluarga, respon masyarakat, respon merasa terdeskriminasi, cara
menyikapi, dampak.
a) adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang, yang
menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung;
c) adanya tujuan tertentu, tujuan ini harus sama dengan yang dipikirkan oleh pengamat
Soekanto (2002) mengemukakan aspek interaksi sosial yaitu :
a. Aspek kontak sosial, merupakan peristiwa terjadinya hubungan sosial antara individu
satu dengan lain. Kontak yang terjadi tidak hanya fisik tapi juga secara simbolik seperti
senyum, jabat tangan. Kontak sosial dapat positif atau negatif. Kontak sosial negatif
mengarah pada suatu pertentangan sedangkan kontak sosial positif mengarah pada kerja
sama.
Interaksi sosial secara umum dapat dipengaruhi oleh perkembanganbkonsep diri dalam
seseorang, terkhusus lagi dalam hal individu memandang positif atau negatif terhadap dirinya,
sehingga ada yang menjadi pemalu atau sebaliknya dan akibatnya kepada masalah hubungan
interaksi sosialnya. Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
interaksi sosial yaitu :
c. Besar kelompok. Pengaruh kelompok menjadi makin besar bila besarnya kelompok
semakin bertambah.
d. Keinginan untuk mempunyai status. Adanya dorongan untuk memiliki status inilah
yang menyebabkan seseorang berinteraksi dengan sejawatnya, individu akan menemukan
kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan tempat atau status terlebih
di dalam suatu pekerjaan.
e. Interaksi orang tua. Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan tekanan dari orang
tua menjadi dorongan individu dalam berinteraksi dengan teman sejawatnya.
f. Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam mendorong individu
untuk interaksi, karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan
pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.
a. Imitasi, mempunyai peran yang penting dalam proses interaksi. Salah satu segi positif
dari imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai-nilai
yang berlaku. Tetapi imitasi juga dapat menyebabkan hal-hal negatif, misalnya yang
ditirunya adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dan mematikan daya kreasi
seseorang.
b. Sugesti, hal ini terjadi apabila individu memberikan suatu pandangan atau sikap yang
berasal dari dirinya yang kemudian diterima pihak lain. Berlangsungnya sugesti bisa
terjadi pada pihak penerima yang sedang dalam keadaan labil emosinya sehingga
menghambat daya pikirnya secara rasional. Biasanya orang yang memberi sugesti orang
yang berwibawa atau mungkin yang sifatnya otoriter.
c. Identifikasi, sifatnya lebih mendalam karena kepribadian individu dapat terbentuk atas
dasar proses identifikasi. Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya ataupun
disengaja sebab individu memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses
kehidupannya.
d. Simpati, merupakan suatu proses dimana individu merasa tertarik pada pihak lain.
Didalam proses ini perasaan individu memegang peranan penting walaupun dorongan
utama pada simpati adalah keinginan untuk kerjasama.Berdasarkan pernyataan di atas
maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
yaitu intensitas bertemu dengan orang lain, jenis kelamin, kepribadian ekstrovert, besar
kelompok, keinginan untuk memperoleh status, interaksi dengan orang tua, pendidikan,
imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
Indikator : individu mampu melakukan kontak fisik seperti senyum, jabat tangan.
Pertanyaan :
4. Bagaimana tanggapan saat anda menginformasikan bahwa anda mengidap penyakit ini?
Indikator : individu mampu menerima dukungan dan penolakan dari orang lain
(keluarga,sahabat,teman,dll)
Pertanyaan :
5. Bagaimana dampak yang anda rasakan ketika mendapatkan dukungan dan penolakan dari
orang lain?
Indikator: individu mampu menjadi pribadi yang terbuka atau tertutup kepada orang lain
(keluarga, teman, sahabat, dll)
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara anda untuk bersikap terbuka kepada orang lain, sedangkan mereka sudah
mengetahui bahwa anda terdiagnosa penyakit ini?
2. Bagaimana cara anda memberitahukan orang lain tentang penyakit yang anda alami?
4. Menurut anda apakah anda harus bersikap terbuka kepada semua orang?
5. Keadaan seperti apa yang membuat anda bersikap tertutup kepda orang lain?
Pertanyaan:
1. Apakah anda diberi kesempatan untuk berbicara atau mengeluarkan pendapat kehalayak
umum ?