Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No.

2 September 2017

Persepsi Perawat Terhadap Pelaksanaan


Komunikasi Efektif di IRJ
Al–Islam Bandung
Mutiara Syagitta1, Aat Sriati2, Nita Fitria3
1
Universitas Padjadjaran, mutmut493@gmail.com
2
Universitas Padjadjaran, aat.sriati@gmail.com
3
Universitas Padjadjaran, nita_fitria2001@yahoo.com

ABSTRAK
Komunikasi efektif merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan asuhan keperawatan. Kunci dari terciptanya hubungan yang baik antara
perawat dan klien adalah kemampuan perawat dalam berkomunikasi. Perawat yang
memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik dalam berkomunikasi akan mudah
menumbuhkan kepercayaan klien, sehingga klien bisa lebih terbuka untuk berbicara
mengenai masalah yang berhubungan dengan penyakitnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendapatkan gambaran secara mendalam tentang pelaksanaan komunikasi
efektif antara perawat dan klien di Instalasi Rawat Jalan Al Islam Bandung. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Informan dalam penelitian ini
adalah perawat di Instalasi Rawat. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dengan jumlah informan 9 orang perawat. Pengumpulan data dilakukan pada
tanggal 10 desember 2016. Penelitian ini menggunakan metode FGD (Focus Group
Discussion) dengan teknik analisa data menggunakan analisis sistematik (systematic
analysis). Hasil penelitian ini didapatkan 3 tema utama mengenai persepsi perawat
terhadap pelaksanaan komunikasi efektif. Tema pertama adalah pelaksanaan komunikasi
efektif di instalasi rawat jalan berjalan baik, masih adanya hambatan yang dirasakan
perawat ketika melakukan komunikasi efektif, dan pola komunikasi perawat-klien
mempengaruhi tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan. Saran dari penelitian ini
adalah diharapkan agar perawat lebih meningkatkan keterampilan komunikasi
efektifdalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan. Selain hal itu disarankan juga bagi
RS Al Islam untuk membuat Standard Operational procedure (SOP) mengenai
komunikasi dengan klien yang dapat menunjang kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.

Kata Kunci: Instalasi Rawat Jalan, RS Al Islam, Komunikasi efektif, Perawat-Klien.

ABSTRACT
Effective communication is a crucial process in supporting the success of nursing care.
The key into the good relations between the nurse and client is the ability of nurses to
communicate. Nurses who have the ability and good skills in communication will easily
build the trust of clients, so that the clients can be more open to talking about the
problems associated with they disease.The purpose of this research is to get in depth
overview of the implementation of effective communication between nurses and client in
outpatient installation Al Islam Hospital Bandung. The research method used is
descriptive explorative, while sampling technique used is purpossive sampling with the
number of informants nine nurses. Data collection was conducted on December 10th
2016. FGD (Focus Group Discussion) method used in this research with data analysis
techniques using a systematic analysis.The result of this research shows the three main
themes of the nurses perception of the implementation of effective communication. First
theme is the implementation of effective communication has been running well, the nurses
still perceived barriers when implementating effective communication, and nurse-client

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 140


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

communication patterns influence the level of client satisfaction with services. Suggestion
of this study is expected to nurse more effectively improve their communication skills in
order to improve the quality of service. Otherwise it is also advisable for Al Islam
Hospital to make Standar Operational Procedure regarding communication with clients
to support the provision of nursing care.

Keywords: Effective communication, Al Islam Hospital Bandung, Nurses-client,


Outpatient installation.

Naskah diterima : 15 Juli 2017, Naskah dipublikasikan : 15 September 2017

PENDAHULUAN
Rumah Sakit Al Islam adalah salah satu berdampak terhadap ketidakpuasan klien
klinik utama di kota Bandung yang saat terhadap pelayanan keperawatan di RS Al
ini sedang beranjak menuju Rumah Sakit Islam, yang tentu saja akan berdampak
Ibu dan Anak. Jumlah kunjungan klien ke terhadap penurunan kepercayaan dan
pelayanan rawat Jalan sepanjang tahun loyalitas klien sehingga bisa berdampak
2015 adalah 43596 klien, angka ini terhadap penurunan angka kunjungan.
meningkat dari tahun sebelumnya yang Hasil penelitian yang dilakukan oleh
berjumlah 38929 klien. Seiring dengan Hanafi & Richard (2012) dengan desain
kepercayaan yang semakin meningkat, penelitian Cross Sectional dilaporkan
kualitas pelayananpun harus terus adanya pengaruh komunikasi
ditingkatkan begitu juga dengan interpersonal terhadap tingkat kepuasan
pelayanan di Instalasi Rawat jalan. klien dengan (p= 0,000) sehingga dapat
Instalasi rawat jalan sebagai pintu masuk disimpulkan keterampilan komunikasi
pertama dalam sebuah Rumah sakit interpersonal perawat yang tinggi pasien
memiliki andil yang besar dalam akan memberikan kepuasan pada pasien.
menentukan kualitas Rumah Sakit Hasil tersebut juga didukung oleh
tersebut. Apabila kesan pertama penelitian Indriyanti (2012) yang
mengecewakan klien dan klien menjadi menggunakan uji spearman dilaporkan
tidak puas, besar kemungkinan klien akan adanya hubungan antara komunikasi
mencari fasilitas pelayanan kesehatan lain perawat dengan tingkat kepuasan tentang
dan akan berdampak terhadap penurunan pelayanan kesehatan.
angka kunjungan. Dari ke 13 surat yang Salah satu yang menjadi aspek penting
masuk untuk perawat di Instalasi Rawat dan mendasar dalam peningkatan mutu
Jalan, sikap kurang ramah dari perawat pelayanan adalah komunikasi efektif
paling banyak dikeluhkan oleh klien perawat yang tepat waktu, akurat,
sehingga menjadi perhatian peneliti. lengkap, jelas dan dipahami oleh
Faktor pelayanan administrasi, akses penerima pesan. Keluhan dan
lokasi, tarif dan fasilitas, dan faktor tenaga berkomunikasi dengan efektif sangat
medis merupakan faktor yang penting dalam proses terjalinnya suatu
mempengaruhi pelayanan di rawat jalan. hubungan (Pohan,2007). Dimensi
Perawat merupakan tenaga medis yang hubungan antar manusia yang kurang baik
mempengaruhi kualitas pelayanan di dapat mengurangi kadar dimensi
rumah sakit, karena pada hakekatnya efektivitas dan dimensi kompetensi teknis
pasien mencari pelayanan rawat jalan dari layanan kesehatan yang
untuk mendapatkan konsultasi/pendapat diselenggarakan.
dari petugas medis mengenai masalah Komunikasi efektif merupakan dasar bagi
kesehatannya yang disertai dengan terciptanya hubungan interpersonal antara
tindakan pengobatan maupun tidak. perawat dan klien yang menjadi metode
(Sumarno & Agustiono, 2012). utama dalam mengimplementasikan
Tidak efektifnya komunikasi yang terjalin proses keperawatan (Watson,2008). Seni
antara perawat dan klien tentu akan dalam keperawatan adalah kemampuan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 141


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

untuk peduli kepada klien dengan fokus Penelitian tentang komunikasi verbal dan
pada komunikasi untuk memahami respon nonverbal diantaranya penelitian
emosional terhadap pengalamannya Purwanto, Anggraeni & Heni (2014) yang
menjadi klien (Betcher, 2010). menggunakan pendekatan cross sectional
Berdasarkan fenomena diatas, maka terdapat hubungan antara komunikasi
tujuan penelitian ini adalah untuk verbal dengan komunikasi non verbal
mendapatkan gambaran secara mendalam dengan kepuasan pasien sebesar ( r =
tentang pelaksanaan komunikasi efektif 0,705, p = 0,000 ), dari level of significant
antara perawat dan klien di Instalasi 5 % (0,000 < 0,05), maka dapat
Rawat Jalan RS Al Islam Bandung disimpulkan bahwa komunikasi verbal
dan komunikasi non verbal mempunyai
KAJIAN LITERATUR hubungan yang signifikan dengan
Komunikasi efektif terjadi apabila dalam kepuasan pasien. Adapun hasil
komunikasi menghasilkan persamaan penelitian Gunawan, Hidayah,
persepsi sehingga tidak menimbulkan Yulisetyaningrum (2015) menyatakan
multi tafsir dan multi interpretasi dari bahwa ada hubungan komunikasi verbal
pihak-pihak yang terlibat dalam proses dan non verbal yang dilakukan perawat
komunikasi (Nasir, Muhith, Sajidin, dengan tingkat kecemasan keluarga pasien
Mubarak, 2009). Komunikasi yang dirawat di Instalasi Perawatan
efektif didefinisikan sebagai proses dua Intensif .
arah pengiriman pesan dengan tepat dan Efektifitas komunikasi antarpribadi jika
benar yang dapat diterima dan dipahami dijelaskan dari prespektif The 5 inevitable
oleh orang lain (Onong Uchana Effendy, of laws of effective communication atau
2011). Komunikasi efektif adalah lima hukum komunikasi efekttif meliputi
penciptaan makna dalam komunikasi lima aspek yang disingkat REACH yang
antara klien dan petugas kesehatan (Tubbs meliputi Respect, Empathy, Audible,
& Moss, 2000). Clarity, dan Humble. Hal ini relevan
Dari pernyataan tersebut peneliti dengan prinsip komunikasi antar pribadi
menyimpulkan bahwa komunikasi efektif yakni sebagai upaya meraih perhatian,
adalah penciptaan makna dalam pengakuan, cinta kasih, maupun
komunikasi sebagai suatu proses dua arah penghargaan terhadap diri dari lingkungan
pengiriman pesan antara pembicara dan sosial.
pendengar yang didalamnya terdapat Penelitian yang dilakukan oleh Sheldon et
interaksi saling bertukar informasi dengan al (2006) yang menggunakan pendekatan
hasil apa yang diucapkan oleh pembicara Grounded Theory dengan tehnik Focus
dan didengar oleh pendengar adalah sama. Group Discussion terhadap 30 orang
Komunikasi efektif mencakup bentuk partisipan perawat yang masing-masing
komunikasi verbal dan komunikasi non dibagi kedalam 6 sesi. Hasil penelitian
verbal (Hardjana,2003). Komunikasi menunjukkan adanya pandangan perawat
verbal efektif mempunyai karakteristik yang mengalami kesulitan dalam
jelas dan ringkas. Perbendaharaan katanya berkomunikasi dengan klien dan
mudah dimengerti, mempunyai arti menemukan emosi negatif klien dan
denotatif dan konotatif, intonasi mampu perawat sebagai faktor merugikan dalam
mempengaruhi isi pesan, kecepatan bicara kesuksesan berkomunikasi.
yang memiliki tempo dan jeda yang tepat, Penelitian Tay et al (2011) menunjukkan
serta ada unsur humor. Komunikasi faktor –faktor yang mempengaruhi
nonverbal dapat disampaikan melalui komunikasi efektif adalah perawat, klien
beberapa cara yaitu penampilan fisik, dan lingkungan. Faktor psikologis, faktor
sikap tubuh dan cara berjalan, ekspresi sosial seperti usia, jenis kelamin, latar
wajah, dan sentuhan. Kesesuaian antara belakang budaya baik itu etnis maupun
komunikasi verbal dan nonverbal tentu bahasa, tingkatan kelas sosial, dan peran
akan berpengaruh terhadap kualitas isi sosial berpengaruh dalam sebuah
pesan yang disampaikan. komunikasi (Suryani, 2014).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 142


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Karakteristik pasien adalah ciri khas yang komunikasi efektif, dan pola komunikasi
dimiliki setiap pasien yang perawat-klien mempengaruhi tingkat
membedakannya dengan pasien lain yang kepuasan klien terhadap pelayanan.
terdiri atas jenis kelamin, umur, Tema pertama terbagi menjadi 9 sub tema,
pekerjaan, penghasilan dan status diantaranya : membina hubungan saling
ekonomi, pendidikan, dan sumber biaya percaya, professional dalam
pengobatan (Kusumapraja et al, 2013). berkomunikasi dengan klien, peka
Klien yang berkunjung ke Poliklinik terhadap respon klien, empati dalam
Umum, bisa terdiri dari anak-anak sampai berkomunikasi, bekali dengan ilmu dalam
dengan dewasa dengan bermacam – berkomunikasi, keramahtamahan dalam
macam jenis penyakit, sehingga berkomunikasi, 5 S (senyum, salam, sapa,
komunikasi efektif perawat yang tepat sopan, santun) dalam berkomunikasi
waktu, akurat, lengkap, jelas dan dengan klien, kesabaran dalam
dipahami oleh penerima pesan di Istalasi berkomunikasi, tehnik komunikasi non-
Rawat Jalan menjadi aspek penting dan verbal sentuhan diperlukan dalam
mendasar dalam peningkatan mutu melakukan komunikasi.
pelayanan. Membina hubungan saling percaya
adalah hal yang harus bisa dilakukan oleh
METODE PENELITIAN perawat .
Penelitian ini merupakan penelitian Salah satu dampak dari hambatan dalam
deskriptif eksploratif. Sampel pada berkomunikasi dengan klien adalah
penelitian ini adalah perawat yang bekerja ketidakpuasan klien terhadap pelayanan
di Instalasi Rawat Jalan. Metode yang diberikan. Beberapa informan
pengumpulan data dengan tehnik FGD mengatakan bahwa klien yang merasa
(Focus Group Discussion) dengan tidak puas terhadap komunikasi yang
menggunakan wawancara semi terstruktur dilakukan perawat bisa menyebabkan
kepada 9 orang perawat. Instrument / alat klien marah dan komplain baik itu
pengumpul data yang digunakan dalam diungkapkan secara langsung ataupun
penelitian ini yaitu : pedoman wawancara, dituliskan di kotak saran.
pedoman observasi, alat perekam gambar Komunikasi merupakan peristiwa multi
(handycam), dan alat perekam suara dimensi, multi faktorial, proses yang
(Digital Voice Recorder). Analisa data dinamis, kompleks, dan berkaitan erat
dilakukan dengan pendekatan Krueger. dengan lingkungan yang menjadi tempat
Proses analisis dan penyajian hasil harus dari setiap individu tersebut berbagi
menggunakan analisis sistematik pengalaman (Norouzinia et al, 2016).
(systematic analysis), prosedur yang dapat Dalam berbagai literatur, yang menjadi
dibuktikan (verifiable procedures) dan syarat atau hukum dari komunikasi efektif
penyajian hasil yang tepat (appropriate umumnya terdiri dari respect, empathy,
reporting) Krueger (2000). Hal – hal audible, clarity, dan humbleatau yang
penting yang harus diperhatikan dalam biasa disebut dengan The five inevitable
melakukan analisis data FGD adalah kata, laws of effective communication yang
konsistensi internal, frekuensi atau disingkat REACH (Suryadi,2011). Kelima
penekanan, intensitas, hal-hal spesifik, syarat tersebut merupakan indikator
dan menemukan ide utama. penting bagi terciptanya komunikasi yang
efektif, sehingga memungkinkan klien
PEMBAHASAN untuk dapat bekerjasama dengan petugas
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 kesehatan, meningkatkan ststus fungsional
desember 2016. Dari data informan yang dan psikologikal klien, dan meningkatkan
sudah dikumpulkan, didapatkan 3 tema kepuasan klien.
utama yaitu pelaksanaan komunikasi Berdasarkan hasil penelitian, dalam
efektif di instalasi rawat jalan berjalan melaksanakan komunikasi efektif dengan
baik, masih adanya hambatan yang klien perawat harus memiliki kemapuan
dirasakan perawat ketika melakukan yang dapat menunjang sehingga

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 143


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

komunikasi bisa berjalan efektif. Hal penelitian ini menyatakan bahwa sentuhan
tersebut terbagi dalam 9 sub tema yang merupakan bentuk komunikasi non verbal
sudah dirumuskan oleh peneliti. Salah yang penting dalam menjalin hubungan
satu yang menjadi topik paling dibahas dengan klien sehingga bisa menjadi lebih
oleh informan adalah bina trust atau akrab. Sentuhan dapat menimbulkan arti
membina hubungan saling percaya dengan yang lebih bermakna sehingga klien
klien. merasa puas dengan pelayanan yang
Sebagai seorang perawat kita dituntut diberikan.
untuk selalu dapat bersikap profesional Keterampilan yang baik dalam
saat bertugas. Ada empat nilai berkomunikasi perlu dipelajari,
professional penting menurut Watson, dipraktekkan dan disempurnakan oleh
2008 yaitu (1) komitmen yang tinggi semua perawat sehingga mereka dapat
untuk melayani, (2) penghargaan atas berkomunikasi dengan jelas, singkat dan
harkat dan martabat klien/pasien, (3) tepat dalam lingkungan yang serba cepat
komitmen terhadap pendidikan, dan (4) dan situasi yang tidak terprediksi,oleh
otonomi. Salah satu contoh karena itu diperlukan alat penunjang
profesionalisme yang ditunjukkan adalah untuk menjamin kelancaran proses
saat menghadapi klien walaupun keadaan komunikasi tersebut. Standard
emosi perawat sedang kesal, lelah atau Operational Procedure (SOP) mengenai
sedih perawat harus tetap memiliki cara melakukan komunikasi dengan klien
komitmen tinggi untuk melayani dan belum ada di RS Al Islam Bandung,
memberikan yang terbaik. Hasil penelitian padahal SOP juga merupakan komponen
menyebutkan bahwa 7 orang informan yang penting dalam menunjang
menyatakan bahwa mereka seringkali komunikasi yang efektif antara perawat-
menghadapi konflik emosional saat klien.
bertugas, namun demikian sebagai Hasil penelitian menyebutkan bahwa 9
seorang perawat profrsional hal tersebut orang informan yang mengikuti diskusi
harus dipisahkan antara pekerjaan dan mengalami hambatan dalam melakukan
masalah emosi. Perawat harus bisa komunikasi efektif karena waktu yang
meredam emosi dan mengesampingkan terbatas. Beberapa informan menyebutkan
urusan pribadi saat bekerja. bahwa masalah yang digali tidak bisa
Hal lain yang tidak kalah penting yang optimal karena waktu yang sebentar dan
harus dimiliki oleh perawat dalam seringkali perawat menjadi buru-buru
melakukan komunikasi adalah sikap dalam memberikan informasi kepada
empati. Empati merupakan sikap dan klien. Selain itu klien juga seringkali
perilaku perawat untuk mau menjadi marah hingga akhirnya complain
memperhatikan pasien (Kusminarti, karena perawat terlalu lama berdiskusi
2013). Tiga dari sembilan informan yang dengan klien lainnya. Tentu saja hal
mengikuti diskusi menyatakan bahwa tersebut akan berdampak kepada
dalam melakukan komunikasi dengan ketidakpuasan klien terhadap pelayanan
klien perawat harus memiliki sikap empati yang diberikan.
sehingga dapat terbina hubungan saling Beberapa informan juga menyatakan
percaya antara perawat dan klien. karena waktu yang terbatas terkadang
Bentuk komunikasi bisa berupa penyampaian informasi pun menjadi
komunikasi verbal dan non verbal. terburu-buru sehingga isi dari pesan yang
Sentuhan merupakan bentuk komunikasi disampaikan perawat menjadi kurang
non verbal yang penting pada situasi jelas.
emosional, meskipun begitu, sangat perlu Hal tersebut diatas tentu tidak sesuai
bagi perawat untuk memahami siapa, dengan salah satu hukum komunikasi
kapan dan mengapa sentuhan dilakukan efektif yang disampaikan oleh Suranto
dikarenakan komunikasi non verbal ini (2011). Clarity memiliki makna bahwa
mempunyai efek yang berlainan pada pesan yang disampaikan harus jelas dan
setiap individu. 4 orang informan dalam tidak menimbulkan multi interpretasi atau

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 144


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

berbagai tafsir yang beralainan, karena komunikasi efektif. Tema keempat yang
ketidakjelasan dari isi pesan yang diidentifikasi oleh peneliti adalah pola
disampaikan perawat dapat berdampak komunikasi klien – perawat
pada kesalahfahaman yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan klien
menurunkan kepuasan klien dan terhadap pelayanan.
menurunkan kualitas dari penyedia Saran bagi Institusi Rumah Sakit dan
pelayanan kesehatan. Perawat diharapkan agar perawat lebih
Faktor budaya, bahasa dan kesabaran meningkatkan keterampilan mengenai
diperlukan ketika berkomunikasi dengan komunikasi efektif, dalam rangka
klien yang sudah lanjut usia. Penelitian meningkatkan kualitas pelayanan. Selain
yang dilakukan oleh Callinan & Brandt hal itu disarankan juga bagi pihak Klinik
(2015) menyebutkan bahwa hambatan Utama untuk membuat SOP mengenai
perawat dalam berkomunikasi dengan komunikasi dengan klien yang dapat
orang lanjut usia dikarenakan adanya menunjang kelancaran pemberian asuhan
gangguan kognitif, oleh karena itu keperawatan.
dibutuhkan teknik berkomunikasi yang
sesuai dengan keadaan mereka seperti REFERENSI
menggunakan bahasa yang sederhana dan Betcher, DK. (2010). Elephant in the
berbicara dengan perlahan-lahan. Room Project: Improving Caring
Tingkat kepuasan atas pelayanan tindakan Efficacy through Effective and
keperawatan yang diberikan oleh seorang Compassionate Communication
perawat terhadap klien dapat terlihat dari with Palliative Care Patients.
cara perawat melakukan komunikasi MEDSURG Nursing Vol. 19/No. 2
dengan klien.
Hasil penelitian Hanafi & Richard (2012) Callinan & Brandt. (2015). Tackling
ada pengaruh komunikasi interpersonal Communication Barriers Between
perawat terhadap tingkat kepuasan pasien. Long-Term Care Facility and
Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap Emergency Department Transfers
penurunan angka kunjungan di RS Al to Improve Medication Safety in
Islam padahal pihak penyedia pelayanan Older Adults. J Gerontol Nurs.
perlu mempertahankan dan meningkatkan 2015 Jul;41(7):8-13. doi:
kunjungan pasien dengan menampilkan 10.3928/00989134-20150616-04.
dan memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Gunawan, et al (2015). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Verbal
PENUTUP dan Non Verbal Perawat Dengan
Penelitian ini telah dilakukan pada 9 Tingkat Kecemasan Keluarga
orang informan yaitu perawat yang Pasien Di Instalasi Perawatan
bekerja di Instalasi rawat jalan. Penelitian Intensif Rumah Sakit Umum
untuk mengetahui persepsi perawat Daerah Kabupaten Kudus. Jurnal
terhadap komunikasi efektif di Instalasi Vol.6/No 2
Rawat Jalan Klinik Utama Al Islam
Bandung. Kesimpulan dari Hanafi, I., & Richard, SD. (2012).
penelitian ini adalah terdapat 3 tema Keterampilan Komunikasi
utama yaitu pelaksanaan komunikasi Interpersonal Perawat
efektif di instalasi rawat jalan berjalan Berpengaruh Peningkatan
baik, masih adanya hambatan yang Kepuasan Pasien. Jurnal STIKES
dirasakan perawat ketika melakukan Vol. 5/No. 2.
komunikasi efektif, pola komunikasi
perawat-klien mempengaruhi tingkat Hardjana, A. (2003). Komunikasi
kepuasan klien terhadap pelayanan. Tema Intrapersonal & Komunikasi
ketiga adalah adanya hambatan yang Interpersonal, (Yogyakarta:
dirasakan perawat ketika melakukan Kanisius, h. 22

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 145


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Indriyanti, D D. (2012). Hubungan Pohan, Imbalo S. (2007). Jaminan Mutu


komunikasi perawat dengan Layanan Kesehatan. Jakarta:
tingkat kepuasan tentang Penerbit Buku
pelayanan kesehatan pada pasien
tuberculosis paru di puskesmas Purwanto, D,. Anggraeni, T,. Heni S, SS.
Sukodono Sidoarjo. Medica (2014). Hubungan komunikasi
Majapahit. Vol 4. No. 1 verbal dan nonverbal perawat
dengan tingkat kepuasan pasien di
J Meolong, Lexy. (2013). Metodologi Instalasi Rawat Inap RSUD
Penelitian Kualitatif. Bandung : Kabupaten Sragen. Jurnal Ilmu
PT Remaja Rosda karya Offset Keperawatan Indonesia Vol. 7,
No. 2
Krueger, N. F. Reilly, M. D. Carsrud, A.
L. (2000). Competing models of Sheldon, L.K., Barret, R&Ellington, L.
Entrepreneurial Intentions. (2006). Difficult Communication
Journal of Business Venturing, In Nursing. Journal Of Nursing
411– 432. Scholarship, 38 (2), 141-147.

Kusminarti, R. (2013). Persepsi Tentang Suranto AW. (2011). Komunikasi


Profesionalisme, Komunikasi, Interpersonal. Yogyakarta: Graha
Motivasi kerja, lingkungan Kerja Ilmu.
Dan Kinerja Perawat. Daya Saing
Jurnal Ekonomi Manajemen Suryadi,E. (2011). Modul Kewirausahaan.
Sumber Daya Vol. 14, No. 2
Suryani. (2014). Komunikasi Terapeutik :
Kusumapraja, R., Suandewi, NPA., & Teori & Praktik, Ed. 2. Jakarta:
Germas, A. (2013). Analisis Penerbit Buku Kedokteran EGC.
hubungan antara kualitas
pelayanan dengan karakteristik Sumarno & Agustiono, B. (2012).
pasien dan hambatan pindah Analisis Pengaruh Kualitas
dengan loyalitas pasien Rawat Pelayanan Jasa Terhadap
Jalan RSUD Cibinong. Forum Kepuasan Dan Loyalitas Pasien
Ilmiah Volume 10 Nomor 1 Rawat Inap diRumah Sakit ST.
Elisabeth
Nasir, Muhith, Sajidin & Mubarak. Semarang.jurnal.online.www.kop
(2009). Komunikasi dalam ertis6.or.idv
keperawatan: teori dan aplikasi,
Jakarta: Salemba Medika Tay, LH., Ang, E., & Hegney, D. (2011).
Nurses’ perceptions of the barriers
Norouzinia, R., Aghabarari, M., Shiri, M., effective communication with
Kaiimi, M., & Samami, E. (2016). inpatient cancer adults in
Communication Barriers Singapore. Journal Of Clinical
Perceived by Nurses and Patients. Nursing, 21, 2647–2658.
Global Journal of Health Science;
Vol. 8, No. 6; 2016 ISSN 1916- L. Tubbs, Stewart & Sylvia Moss. (2000).
9736 E-ISSN 1916-9744 Human Communication, Remaja
Published by Canadian Center of Rosda Karya, Bandung, 2000
Science and Education
Watson, J. (2007). Theory of Human
Onong Uchana Effendy. (2011). Caring, Danish Clinical Nursing.
Komunikasi Teori dan Praktek. Journal.Availablefromwww.uchsc
Rosda Karya : Bandung. .edu/nursing/caring. Diakses pada
tanggal 5 januari 2011.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 146


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Watson, J. (2008). Assesing and mengikuti pendidikan program Doktor di


Meansuring Caring in Nursing Fakultas Kedokteran Universitas
and Health Sciences. Available Padjadjaran
from: http//books.google.co.id/.
Diakses pada tanggal 5 januari
2011.

BIODATA PENULIS
Mutiara Syagitta adalah Alumnus S1
Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran yang sedang
mengikuti program profesi (Ners) tahun
ajaran 2016-2017.
Aat Sriati, S.Kp., M.Si., CH., CHt., lahir di
Kuningan, 8 Oktober 1970. Menyelesaikan
pendidikan Sarjana Keperawatan di
Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
tahun 1994 dan melanjutkan studi di
Program Pascasarjana Unpad dengan
peminatan Psikologi
Perkembangan dan lulus 2008. Penulis
menjadi staf pengajar di Fakultas
Keperawatan Unpad sejak 1996 pada
Bagian Keperawatan Jiwa dan saat ini
penulis menjabat sebagai Kepala
Departemen Keperawatan, jiwa serta telah
beberapa kali diundang untuk menjadi
pembicara/pemakalah untuk keilmuan
keperawatan Jiwa. Prestasi lain yang
dimiliki oleh penulis adalah mendapatkan
Certifiet hypnotis & Hypnotherapy from
IBH, Certifiet NLP dari NFNLP USA,
Certifiet EFT dari Indonesia, dan Certifiet
Quntum Thouch dari Indonesia.
Nita Fitria, S.Kp., M.Kes., lahir di
Bandung, 13 Oktober 1975.
Menyelesaikan pendidikan S-1
Keperawatan di Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Unpad
pada tahun 1999 dan merampungkan
pendidikan Magister Kesehatannya di
Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar,
Ilmu Fisiologi dan Kesehatan Olahraga,
Unpad pada tahun 2005. Penulis
mengawali kariernya sebagai staf pengajar
di Akper Pemda Kabupaten Sumedang
dan beberapa institusi keperawatan sejak
tahun 2000 hingga 2007. Kini, Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas
Padjadjaran telah menjadi tempatnya
berbagi ilmu dengan para calon perawat
Indonesia. Saat ini penulis sedang

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 147


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai