Anda di halaman 1dari 12

Disusun untuk Memenuhi Tugas Makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang

Diampu Oleh Joko Wasisto, S.Kar

Berjudul :

PELAKSANAAN DEMOKRASI PANCASILA DI


ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh :
ANGGITA KRISNA RAHMADANI
21100117120021

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

NOVEMBER
2018
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Konsep Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional
berdasarkan mekanisme kedaulatan rakyat di setipa penyelenggaraan negara
dan penyelenggaraan pemerintahan menurut konstitusi yaitu UUD 1945.
Sebagai demokrasi Pancasila terikat dengan UUD 1945 dan implementasinya
(pelaksanaannya) wajib sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945.
Macam-macam pengertian demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut.
 Profesor Dardji Darmo Diharjo: Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo,
bahwa pengertian demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang
bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang
perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
 GBHN Tahun 1978 dan Tahun 1983: Menurut Gari Besar Haluan
Negara Tahun 1978 dan Tahun 1983 yang menetapkan bahwa
pembangunan politik diarahkan untuk lebih memantapkan perwujudan
demokrasi Pancasila. Dalam rangka memantapkan stabiltias politik
dinamis serta pelaksanaan mekanisme Pancasila, maka diperlukan
pemantapan kehidupan kosntitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya
hukum.
Demokrasi Pancasila memiliki banyak fungsi dalam pelaksanannya terhadap
negara Indonesia. macam-macam fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai
berikut :
1. Menjamin keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara seperti ikut
menyukseskan pemilu, pembangunan, duduk dalam badan
perwakilan/permusyawaratan
2. Menjamin tetap tegaknya NKRI berdasar sistem konstitusional
3. Menjamin tetap tegaknya hukum yang berasal dari Pancasila
4. Menjamin adanya hubungan yang sama, serasi dan simbang mengenai
lembaga negara
5. Menjamin pemerintahan yang bertanggung jawab
Asas Demokrasi Pancasila
Dalam sistem demokrasi Pancasila, terdapat dua asas antara lain sebagai
berikut.
 Asas Kerakyatan: Pengertian asas kerakyatan adalah asas kesadaran
untuk cinta kepada rakyat, manunggal dengan nasip dan cita-cita rakyat,
serta memiliki jiwa kerakyatan atau menghayati keasadaran senasib dan
secita-cita dengan rakyat.
 Asas Musyawarah: Pengertian asas msyawarah adalah asas yang
memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat yang jumlahnya
banyak dan melalui forum permusyawaratan untuk menyatukan pendapat
serta mencapai kesepatakan bersama atas kasih sayang, pengobaranan
untuk kebahagian bersama.
I.2. Konsep Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi,
termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam
globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi)
aktivitas ekonomi dan budaya.
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era
modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum
zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang
mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi. Pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya
dunia berlangsung sangat cepat.
I.3. Latar Belakang
Sejak dari masa awal kemerdekaan, Indonesia telah menganut banyak
sistem pemerintahan. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan
mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan
demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan
disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya
sistem domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati
ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan
pendapat dan aspirasinya masing-masing. Demokrasi merupakan salah satu
bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah.
Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan
yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik
secara bebas dan setara . Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai
dengan pribadi bangsa Indonesia. Oleh karena itu Negara Indonesia menganut
sistem demokrasi pancasila. Pada dasarnya prinsip demokrasi adalah rakyat
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, seperti juga di Indonesia. Memang
benar secara teori rakyat sebagai pemegang kekuasaan, namun pelaksanaan
demokrasi di Indonesia masih ditemukan berbagai macam masalah. Oleh
karena itu penulis ingin memaparkan permasalahan-permasalahan pada
demokrasi Indonesia agar dapat segera dibenahi.
I.4. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia
2. Untuk mengetahui permasalahan apa saja penyebab yang ada pada
demokrasi Indonesia seiring dengan era globalisasi dan dapat
segera di benahi
BAB II
PERMASALAHAN

1. Apakah Saat ini Pemilu sebagai penerapan demokrasi pancasila di


Indonesia masih diwarnai dengan Money politik?
2. Apakah pemerintah di Indonesia sudah berazaskan demokrasi dalam
menjalankan pemerintahan?
3. Apakah Masyarakat sebagai pemilik kekuasaan tertinggi masih
tercermin dalam demokrasi di Indonesia?
BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Masalah Money Politik pada Pemilu


Semakin berkembangnya era globalisasi, Semakin banyak pula hal-hal
baru yang dapat mempengaruhi perilaku suatu bangsa, salah satunya
adalah Money Politik. Sebab terjadinya money politik karena adanya
kesempatan pada sebuah kondisi yang mebuat para calon ingin melakukan
sebuah jalan pintas untuk mengambil simpati masyarakat. Dengan melihat
kepada perekonomian negara ini yang sedang dalam keterpurukan dan
sedang ingin bangkit dari keterpurukan ini membuat celah yang bagus
bagi calon yang kurang Percaya diri terhadap kemampuan sendiri yang
berakibat kepada praktek money politik. Biasanya sebuah masyarakat
yang menjadi tempet praktik sebuah money politik terjadi karena tingkat
kehidupan masyarakat didaerah yang masih relatif rendah dari segi
perekenomian dan buta akan sebuah informasi sehingga buta terhadap isu-
isu politik yang ada. Mindset disini sangat berperan besar dalam
masyarakat yang menjadi praktik money politik. Masyarakat yang
perekenomoian rendah biasanya hanya tertanam bahwa tidak peduli
bagaimana kualitas sebuah calon yang terpenting adalah bagaimana
kebutuhan hari ini dapat terpenuhi. Dengan menggunakan hak pilihnya
masyarakat tipe ini biasanya hanya berdasarkan kepada sebuah hal-hal
yang berbau praktis.
Faktor yang menjadi penyebab terjadinya money politik dalam pemilu
seperti sebuah pengaruh-pengaruh tokoh masyarakat kepada pengikut-
pengikutnya yang setia. Dalam pendekatan money politik ini para calon
biasanya mendekati para tokoh masyarakat tersebut dengan mengharapkan
akan mendapatkan suara-suara dari para pengikut tokoh masyarakat
tersebut. Praktek politik pragmatis ini adalah sebagai salah satu cara yang
lazim tetapi tidak memenuhi dari kriteria-kriteria standar minimal menjadi
seorang pemegang jabatan, tentunya dalam jabatan instansi pemerintah
yang seharusnya di isi oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan
dalam memangku jabatan, bukan hanya dari kemampuan profesionalitas
saja, tetapi juga kepada kemampuan hubungan spiritual atau moral-moral
baik yang harus dicontohkan sebagai pembelajaran publik. Perlunya
sebuah kesadaran berbangsa yang baik berasaskan sebuah pancasila
sebagai dasar-dasar dalam penerapan kehidupan bernegara.Tidak hanya di
publik yang bisa menjadi praktek dari money politik, tetapi dari lembaga
yang mengurusi sebuah pemilihan atau pesta demokrasi pun bisa menjadi
sebuah praktek money politik. Terdapat praktek-praktek di suatu daerah
yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena sebuah alasan
administrasi kependudukan yang tidak tertib, sehingga untuk
menggunakan hak pilihnya terabaikan karena proses sulitnya untuk
mendapat kartu pemilih. Mungkin surat suara yang belum sempat
dicontreng oleh pemilih aslinya akan disalah gunakan dengan mencoblos
salah satu calon. Tentu ini terjadi lagi-lagi kepada sebuah pesta demokrasi
yang dijalankan hanya berdasarkan uang semata tanpa kemampuan
individu dalam menampuk sebuah jabatan yang seharusnya hanya
berdasarkan kepada kemampuan dalam memimpin, mengatur sebuah
kebijakan, dan memberi contoh yang baik sebagai pemimpin. Bukan
sebagai pemimpin yang bernilaikan dan berkapasitas dari kemampuan
materi belaka, tanpa adanya kemampuan dalam menjalankan sebuah
tampuk kepemimpinan yang demokratis yang mempunyai moralitas tinggi
sebagai karakter yang dibentuk sejak dini mungkin.
Contoh Kasus Money Politic di Indonesia :
1. Pada tanggal 13 April 2015, Seorang calon anggota Legislatif di daerah
Pagaralam, Sumatera dilaporkan ke panwaslu karena membagikan uang
sebesar Rp200.000,- per kepala keluarga.
2. Pelanggaran terbanyak dalam pelaksanaan Pemilihan Umum khususnya
Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 didominasi oleh praktik money politics
(politik uang). Hampir 52 persen pelanggaran ini disorot media massa
dengan 1.716 ekpos pemberitaan (detik.com)
III.2. Masalah Pemerintahan yang berasaskan demokrasi
Kehidupan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat telah
diatur dalam pasal 28 UUD 1945. Namun, dalam pelaksanaannya, masih
banyak ketakutan yang terdapat dalam tubuh masyarakat terhadap
pemerintah. Hal ini disebabkan karena masih banyak pemikiran yang ada
dalam masyarakat bahwa rakyat adalah sosok yang lemah dibandingkan
dengan orang-orang yang berada dalam tubuh pemerintahan. Ketimpangan
sosial ini yang menyebabkan masih banyak ketidakpuasan masyarakat
terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Seharusnya, apabila pelksanaan
demokrasi Pancasila yang menekankan mufakat dan kekeluargaan dalam
prinsip sistemnya, pemerintah tidak akan selalu mendapatkan keluhan dan
kitik dari rakyatnya karena seharusnya masyarakat sudah dalam keadaan
mufakat.
Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat juga belum menuai hasil yang
terbaik karena dalam pelaksanaannya kepentingan politik partai yang
membuat mereka duduk di kursi parlemenlah yang lebih diutamakan. Hal
ini disebabkan tidak adanya komunikasi langsung antara rakyat dengan
Dewan yang menjadi wakilnya. Sorotan dan kabar dari media yang
menjadi dasar pengambilan kebijakan mereka. Selain itu, terjadi
penyimpangan kembali dalam tubuh demokrasi Pancasila dengan adanya
dwi partai (oposisi dan koalisi) yang ada dalam sistem pemerintahan.
Kurang optimalnya pelaksanaan demokrasi Pancasila akan mengakibatkan
beberapa dampak yang kurang baik bagi tubuh pemerintahan. Seperti;
1. Terjadi banyak penyelewengan kekuasaan. Kurang terbukanya
pemerintahan terhadap rakyat, menyebabkan banyak sekali kasus-kasus
politik seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan lain sebagainya
yang akan merugikan negara dan rakyatnya.
2. Masyarakat semakin jauh dari hak dan kesempatannya sebagai pemilik
kekuasaan tertinggi. Hal ini akan mengakibatkan munculnya penguasa
dalam sistem pemerintahan dan pemimpin rakyat akan jauh dari tanggung
jawabnya sebagai pengayom masyarakat. Sehingga banyak bermunculan
anggapan bahwa menjadi anggota parlemen adalah untuk mendapatkan
uang sebagai balik modal atas usaha kampanyenya.
3. Mulai memudarnya kepercayaan terhadap pemerintah. Hal ini terjadi
sebagai dampak kasus-kasus politik yag terjadi dalam tubuh pemerintahan.
Sebagai contoh pajak yang diselewengkan akan membuat masyarakat ragu
untuk membayar pajak. Padahal pajak adalah komponen utama dalam
pelaksanaan pembangunan, dengan keraguan masyarakat akan membayar
pajak, pembangunan negara akan macet dan program kerja pemerintahan
tidak akan terlaksana dengan baik.
4. Banyak terjadi kasus yang berbau SARA. Demokrasi Pancasila banyak
mengatur tentang persatuan dan kesatuan dalam masyarakat Indonesia
yang majemuk. Berbagai ras, suku, dan agama akan hidup secara damai
jika pelaksanaan demokrai Pancasila, jika tidak, akan terjadi ketimpangan
antar masyarakat seperti adanya suatu kaum yang selalu dikhususkan
dalam menentukan kebijakan. Hal ini akan menimbulkan kecemburuan
sosial yang menyebabkan konflik-konflik yang berbau SARA.
Contoh Kasus :
1. Korupsi, Dalam kurun 2004-2015, KPK memenjarakan 23 menteri dan
kepala lembaga, 15 gubernur, 49 bupati/wali kota, 87 legislator, serta
120 pejabat eselon I, II, dan III.
III.3. Masalah Masyarakat semakin jauh dari hak dan
kesempatannya sebagai pemilik kekuasaan tertinggi
Pelaksanaan demokrasi khususnya di Indonesia, tidak berjalan sesuai
dengan teori yang ada. Demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia belum
mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Partisipasi
warga negara dalam bidang politik pun belum terlaksana sepenuhnya. Untuk
memaparkan lebih lanjut, permasalahan demokrasi yang ada perlu
dikelompokkan lagi menjadi tiga hal, yaitu dari segi teknis atau prosedur,
etika politik, serta sistem demokrasi secara keseluruhan.
Dari segi teknis atau prosedur, demokrasi di Indonesia sesungguhnya
sudah terlaksana. Hal ini dapat dibuktikan dengan terlaksananya pemilu pada
tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan 2009 untuk
pemilihan calon legislatif (Pileg) dan pemilihan calon presiden dan wakil
presiden (Pilpres). Bahkan, pemilu Indonesia tahun 1999 mendapat apresiasi
dari dunia internasional sebagai Pemilu pertama di era Reformasi yang telah
berlangsung secara aman, tertib, jujur, adil, dan dipandang memenuhi standar
demokrasi global dengan tingkat partisipasi politik ketika itu adalah 92,7%.
Namun sesungguhnya pemilu 1999 yang dipandang baik ini mengalami
penurunan partisipasi politik dari pemilu sebelumnya yaitu tahun 1997 yang
mencapai 96,6 %.Tingkat partisipasi politik di tahun berikutnya pun
mengalami penurunan, dimana pada pemilu tahun 2004, tingkat partisipasi
politik mencapai 84,1 % untuk pemilu Legislatif, dan 78,2 % untuk Pilpres.
Kemudian pada pemilu 2009, tingkat partisipasi politik mencapai 10,9 %
untuk pemilu Legislatif dan 71,7 % untuk Pilpres.
Menurunnya angka partisipasi politik di Indonesia dalam pelaksanaan
pemilu ini berbanding terbalik dengan angka golput (golongan putih) yang
semakin meningkat. Hak untuk memilih atau mengemukakan pendapat
tergolong sebagai Hak Asasi Manusia yang pelaksanaannya dijamin dalam
UUD 1945 Pasal 28E ayat (3). Tingginya angka golput mungkin berasal dari
pandangan masyarakat yang memandang bahwa hak asai manusia merupakan
suatu kebebasan, yang dalam hal ini adalah kebebasan untuk menggunakan
hak pilihnya ataupun tidak. Memang tidak ada aturan atau hukum yang
menjerat bagi orang-orang yang tidak turut serta berpartisipasi politik dalam
pemilu, namun apabila terus dibiarkan angka golput terus meningkat. Hal ini
menimbulkan kekhawatiran terhadap demokrasi Indonesia yang akan semakin
tidak berkualitas akibat rendahnya partisipasi dari para warganya.
BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional
berdasarkan mekanisme kedaulatan rakyat di setipa penyelenggaraan
negara dan penyelenggaraan pemerintahan menurut konstitusi yaitu UUD
1945. Indonesia merupakan Negara yang menganut demokrasi pancasila,
Namun pelaksanaan demokrasi pancasila Indonesia di era globalisasi
sudah mulai menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi pancasila.
Contoh kasusnya adalah masalah money politik yang semakin marak,
masalah pemerintahan dan aspirasi rakyat. Masalah-masalah tersebut
timbul karena perkembangan zaman dan perilaku manusia di era
globalisasi.

IV.2. Saran
Harapannya Demokrasi pancasila dapat diwujudkan secara nyata
dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia bukan hanya sekadar teori
saja namun perlunya perwujudan nyata.
DAFTAR PUSTAKA

https://agustindiankartikasari.wordpress.com/2014/12/14/tugas-
pendidikan-kewarganegaraan-makalah-permasalahan-demokrasi-
di-indonesia/.(Online) diakses tanggal 21 November 2018
https://www.academia.edu/8311878/Budaya_Money_Politik_dalam_Kancah_Pe
rpolitika n_Nasional. (Online). Diakses tanggal 21 November 2018
http://news.detik.com/berita/2579488/money-politics-pelanggaran-
paling-banyak-di- pileg-2014. (Online). Diakses tanggal 21 November
2018
http://ilmumedia.blogspot.co.id/2014/04/analisis-kasus-politik-uang-
dalam.html (Online). Diakses tanggal 23 November 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Pancasila. (Online). Diakses
tanggal 23 November 2018

Anda mungkin juga menyukai