Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

LATAR BELAKANG

Dalam menyelenggarakan suatu pekerjaan, seorangmanajer bertugas mengendalikan

perusahaan yang dia pimpin. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka dia harus lihat

dalam menganalisa pristiwa yang terjadi disemua lingkungan perusahaan, selain itu juga

seorang manajer yang paling utama adalah menentukan rencana dalam pengendalian

yang sesuai dengan perencanaan rencana. Bagi seorang manajer pengendalian meliputi;

pengendalian secara langsung dan tidak langsung.Oleh karena itu, seorang manajer

dalam pengendalian di bagi menjadi dua kelompok, yaitu manajer pengendallian

internal dan manajer pengendalian eksternal. Pengendalian internal ini digunakan

untukmengontrol kinerja para manajer dan para karyawan perusahaan, yang melingkupi

sikap/prilaku bawahan terhadap atasan dan begitu juga atasan terhadap bawahan.

Sedangkan pengendalian eksternal yaitu respons klien terhadap kualitas perusahaan

(produk, kinerja). Selain itu, Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan

struktur organisasi yang baik.

.
1.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang

dirumuskan sebagai berikut:

a. Menyelaraskan perilaku manusia terhadap SPM

b. Dalam suatu organisasi, perilaku manusia pasti dipengaruhi oleh sistem formal (yang

dibentuk oleh organisasi) maupun informal (etos kerja, gaya manajemen dan budaya).

c. Menjelaskan beberapa bentuk struktur organisasi

d. Peran Controller Dalam Pengendalian

BAB II
PEMBAHASAN

A. KESELARASAN.

Perilaku manausia dipengaruhi oleh sisitem pengendalian manajemen, system

pengendalian manajemen yang “baik” pasti akan mempengaruhi perilaku sedemikian

rupa sehingga mempunyai tujuan yang selaras, dalam artian “ tindakantindakan

individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi. Ada sebuah filsafat yang mengatakan, “kerjasama

saling menguntungkan, bekerja efektif dan dengan metode kerja yang baik untuk

mencapai hasil yang optimal”. ( dalam bukunya Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan. Yang

berjudul MANAJEMEN DASAR, PENGERTIAN DAN MASLAH Hal. 5 ). Satu hal

yang harus perlu kita ingat kata “kerjasama”, kerjasama mana mungkin akan terjadi

apabila didalamnya tidak terdapat adanya keselarasanm antara individu yang satu

dengan individu yang lainnya. Hal ini keselarasan sangatlah penting didalam tindakan

individu-individu yang sedang melakukan pencapaian tujuan di sebuah

organisasi/perusahaan. Konsep keselarasan bertujuan menggambarkan bagaimana

prilaku dapat dipengaruhi oleh tindakan informal dan system formal. System formal

dapat dibagi kedalam kategori sebagai berikut :

1. Aturan-aturan → dalam artian yang sangat luas.

2. Metode-metode sistematis → untuk perencanaan dan mempertahankan pengendalian.

Tujuan sebuah organisasi/perusahaan tidak lain adalah mencapai semua tujuan

(laba/profitabilitas). Namun dalam kenyataanya para anggota atau karyawan perusahaan

mempunyai tujuan masing-masing anggota yang bertolak belakang dengan konsistensi

tujuan perusahaan. Dengan demikian, tujuan system pengendalian manajemen adalah

memastikan sejauh mungkin tingkat “keselarasan tujuan (goalcongruence)“ yang tinggi.


Dalam proses yang selaras dengan tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil

tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus

juga kepentingan perusahaan. Dalam dunia yang nyata, keselarasan yang sempurna

antara tujuan individu dengan tujuan perusahaan hamper tidak ada, hanya beberapa

segelintir orang saja yang masi dalam satu arah dengan tujuan organisasi. Sementara

jika alassan tersebut tidak ada alas an partisipan individual biasanya menginginkan

kompensasi sebanyak mungkin sementara organisasi menginginkan bahwa gaji hanya

dapat naik sejumlah tertentu tanpa mempengaruhi laba secara negaitf. System

pengendalian yang relevan tidak mungkin adanya perlwanan atau sikap yang

mendorong individu untuk melawan kepentngan organisasi. Misalnya, bila system

menekankan pada pengurangan biaya dan manajer merespon dengan cara mengurangi

biaya melalui pengorbanan kualitas yang memadai atau mengurangi biaya dengan

unitnya sdndiri dengan cara mengalokasikan jumlah yang lebih besar ke unit lain, maka

manajeer telah memotivasi, tetapi kearah yang keliru. Dalam mengevaluasi praktik

pengendallian manajemen, ada dua pertanyaan yang penting harus diajukan :

 B. FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan

didalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini

mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga disebut etos kerja, yang

diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat, dan

kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas secara tepat waktu.

Beberapa sikap di atas bersifat lokal-yaitu spesifik untuk kota atau wilayah di mana

organisasi beroperasi. Contoh-Silicon Valley-suatu wilayah yang membentang

sepanjang 30 mil dan selebar 10 ml di California utara-adalah salah satu pusat utama
penciptaan bisnis baru dan kesejahteraan dalam ekonomi Amerika Serikat. Daerah ini

menarik perhatian orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam karakteristik mereka,

yaitu semangat kewiraswastaan keingingan untuk bekerja keras, ambisi yang tinggi dan

kesukaan untuk bekerja dalam wilayah kerja yang informal. Dalam 50 tahun terakhir,

Silicon Valley telah menciptakan perusahaan-perusahaan seperti Hewlett-Packard

Microsoft, Apple Computer, Sun Microsystems, Oracle, Cisco Systems dan intel.

Bahkan setelah siklus sukses dan bangkrut, perusahaan lini lama dan perusahaandotcom

yang bertahan, tetap meningkatkan reputasi Silicon Valley sebagai pusat inovasi

teknologi

 . FAKTOR-FAKTOR INTERNAL

Faktor Internal, Meliputi:

1. Budaya:

yaitu Keyakinan, nilai, norma dan asumsi yang diterima dalam suatu organisasi yang

tercermin pada setiap tindakan yang dilakukan anggota organisasi. Pada umumnya

kultur organisasi tidak berubah dalam jangka panjang. Beberapa tindakan sudah

merupakan kebiasaan dan dilakukan secara otomatis karena sudah menunjukkan cara

yang dilakukan dilingkungan tersebut .Kultur organisasi juga dipewngaruhi kebijakan

dan sifat dari pimpinan, dan juga anggota organisasi lainnya.

2. Gaya kepemimpinan.

Tindakan yang dilakukan anggota organisasi merefleksikan sikap yang dimiliki

pimpinannya. Terdapat tiga bentuk kepimpinan yaitu:


a. Internal Control Style, yaitu kepemimpinan yang memberikan kesempatan semua

anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam menentukan kegiatan yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan.

b. Eksternal Control Style, yaitu kepemimpinan yang bersifat otoriter, jadi semua

keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan ditentukan oleh pimpinan.

c. Mixed Control Style, yaitu kombinasi antara internal dan eksternal Control style,

setiap anggota organisasi mempunyai kesempatan berpartisipasi tetapi masih diarahkan

dari pimpinan.

3. Organisasi Informal.

Yaitu organisasi yang terbentuk bukan karena adanya ketentuan formal, tetapi karena

adanya kontak individu. Komunikasi dapat terjadi tanpa mengikuti ketentuan formal.

Misalnya staf bagian pemasaran seharusnya hanya berkomunikasi dengan pimpinan

bagian pemasaran, tetapi dia bias berkomunikasi dengan anggota organisasi lain yang

tidak dari pemasaran.

4. Persepsi dan Konflik

Dalam melakukan kegiatan untuk mencapai goal organisasi, manajer operasional harus

tahu mengenai goal organisasi dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal

tersebut. Manajer menerima informasi dari berbagai sumber baik formal

(anggaran dan berbagai dokumen resmi) maupun informal (dari berbagai pembicaraan).

Seringkali informasi yang diterima tidak selalu mudah dipahami, sehingga akan

memberikan masalah dalam organisasi.Selain itu berbagai informasi yang diterima

dapat menimbulkan konflik, misalnya pimpinan diharapkan dapat mencapai laba

setinngi mungkin pada tahun ini, sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak dilakukan,
misalnya pelatihan karyawan, karena tindakan ini akan meningkatkan laba tahun ini,

tetapi mungkin akan mengurangi laba tahun depan.

2. Faktor internal

yaitu norma mengenai perilaku yang diyakini dalam suatu lingkungan social dimana

organisasi berada. Norma ini termasuk beberapa atitut, yang tercermin pada etika kerja,

yang mendorong karyawan loyal, membuat mereka bangga menjadi bagian dari

organisasi.

3. Sistem Pengendalian formal :

a. Rules (aturan), yaitu semua bentuk instruksi dan pengendalian formal seperti :

perintah kerja, diskripsi jabatan, prosedur operasional standard, manual dan pedoman

etika.

b. Pengendalian phisik, system keamanan, kunci gudang, password computer dan lain-

lain.

c. Manual, cara kerja yang dibuat secara tertulis

d. Sistem Keamanan

e. Pengendalian operasional

C. BENTUK ORGANISASI

Pada umumnya strategi organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Dan jenis struktur

organisasi akan mempengaruhi Sistem Pengendalian Manajemen. Struktur organisasoi

dapat dikelompokkan menjadi tiga katagori, yaitu:

1. Organisasi Fungsional:

Setiap manajer bertanggungjawab pada fungsi organisasi, misalnya produksi,

pemasaran. Bentuk struktur organisasi ini memanfaatkan spesialisasi pada setiap fungsi

organisasi. Manajer produksi dan manajer pemasaran akan memberikan kontribusi yang
terbaik pada fungsi yang sesuai dibandingkan seorang manajer yang harus melakukan

kedua fungsi bersamaan. Dan selanjutnya setiap manajer fungsional dapat memberikan

pengawasan yang lebih baik pada karyawan ditingkatkan lebih rendah. Sehingga

keunggulan dari struktur organisasi fungsional adalah efisiensi. Sedangkan

kelemahannya ada beberapa yaitu:

a. Sulit untuk menentukan efektifitas tiap fungsi organisasi

b. Apabila terjadi permasahan antara fungsi organisasi, harus diselesaikan pada level

pimpinan puncak.

c. Struktur ini tidak sesuai bagi organisasi yang melakukan diversifikasi

d. Koordinasi antar fungsi sulit dilakukan ( misalnya pengembangan produk baru)

2. Organisasi unit Bisnis

Setiap manajer mempertanggungjawaban aktivitas unitnya, dan unit bisnis merupakan

bagian organisasi yang semi independent. Bentuk struktur organisasi ini diharapkan

dapat mengatasi permasalahan pada struktur organisasi fungsional. Organisasi Unit

Bisnis atau juga disebut Divisi, mempertanggungjawabkansemua fungsi yang terdiri

dari fungsi produksi dan pemasaran untuk setiap lini produk. Pimpinan unit bisnis

bertindak seakan-akan merupakan pimpinan organisasi yang independent. Mereka

bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan perencanaan, koordinasi dari setiap

fungsi yang berbeda. Keunggulan dari bentuk struktur organisasi ini adalah:

a. Sarana pelatihan Manajer

b. Keputusan dilakukan lebih cepat

Dan kelemahannya adalah:

a. Mungkin terdapat kegiatan yang sam ditiap unit bisnis

b. Mungkin kesulitan untuk memperoleh tenaga yang terlatih


c. Konflik antar unit bisnis

3. Organisasi Matrix:

Setiap fungsi mempunyai tanggung jawab ganda Struktur organisasi ini merupakan

kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis, yang ditujukan untuk

memanfaatkan keunggulan dari masing-masing struktur organisasi. Struktur organisasi

membentuk beberpa fungsi organisasi yang bertanggung jawab untuk membantu

beberapa unit bisnis yang dilakukan. Sehingga struktur ini dapat memanfaatkan efisiensi

setiap fungsi organisasi dan keputusan setiap unit bisnis dapat dilakukan dengan sesuai

dan cepat oleh masing-masing unit bisnis

D. CONTROLLER

Controler adalah individu yang bertanggung jawab untuk merancang dan

mengoperasikan Sistem Pengendalian Manajemen.

Kegiatan Controler meliputi:

1. Merancang dan menjalankan system informasi dan pengendalian

2. Membuat laporan dan pelaporan keuangan bagi pihak eksternal

3. Menyajikan dan menganalisa laporan kinerja, mengiterpretasikan laporan pada

manajer, analisa program danManggaran dari berbagai segmen yang ada dalam

organisasi dan mengkonsolidasikan menjadi anggaran organisasi secara keseluruhan

4. Melakukan supervise pengendalian internal dan prosedur pengendalian akuntansi

untuk meyakinkan keabsahan informasi, membuat system keamanan asset dan informasi

serta menjalankan pemeriksaan operasional

5. Mengembangkan SDM Controller organisasi dalam Struktur organisasi, Controller

merupakan fungsi Staff. Meskipun Controler bertanggung jawab untuk merancang dan
menjalankan system untuk memperoleh informasi, pemakai informasi tersebut adalah

manajer yang ada dalam struktur. Controler bertanggung jawab menetapkan dan

menganalisa pengukur pengendalian dan memberkan rekomendasi tindakan yang harus

dilakukan. Tugas yang lainnya adalah memonitor pengeluaran yang dilakukan oleh

pimpinan puncak, melalui system akuntansi. Controller tidak melakukan keputusan

manajemen, pertanggungjawaban keputusan ada pada manajer. Keputusan yang

dilakukan controller adalah mengenai implementasi kebijakan yang ditetapkan manajer,

Controller juga mempunyai peran penting dalam menetapkan program yang akan

dijalankan beserta anggaran

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Seorang manajer senior tentu saja menginginkan agar organisasi meraih tujuannya,

namun masingmasing anggota organisasi memiliki tujuan pribadinya masing-masing,

dan semua ini tidak selalu selaras dengan tujuan organisasi. Tujuan utama sistem

pengendalian manajemen adalah menyelaraskan tujuan-tujuan itu. Yaitu, sistem

harus dirancang sedemikian rupa sehingga tindakan-tindakan setiap anggota perusahaan

untuk meraih kepentingannya sendiri bisa selaras dengan kepentingan organisasi.

Faktor-faktor informal juga memberikan pengaruh yang besar pada upaya untuk meraih

tujutan tersebut secara terpadu. Faktor terpenting dari semua ini adalah budaya

organisasi. Setiap sistem pengendalian manajemen harus mengetahui bahwa organisasi

yang bersifat informal berdiri berdampingan dengan organisasi yang bersifat formal

serta perlu diperhitungkan dalam merancang sebuah sistem. Gaya manajemen juga

memiliki pengaruh besar dalam melakukan pengendalian. Namun, bahkan dalam kasus-

kasus yang ideal sekalipun, baik komunikasi maupun penafsiran yang dilakukan

masing-masing individu tetap sajah tidak bisa sempurna. Selain factor-faktor informal,

proses pengendalian juga dipengaruhi oleh aturan-aturan, tuntuantuntutan dan prosedur-

prosedur yang membentuk sistem pengendalian secara formal. Perusahaan-perusahaan

itu dapat memilih dari tiga struktur dasar perusahaan, yaitu: struktur fungsional, struktur

unit bisnis, maupun struktur matriks. Pilihan tertentu terhadap struktur organisasional

mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen. Para kontroler juga

bertanggung jawab merancang dan mengoprasikan sistem pengendalian, namun sebagai

staf dia tidak membuat keputusan dalam bidang manajemen. Dalam perusahaan yang

diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis, hubungan-hubungan yang terjalin antara

pengendali unit bisnis dengan pengendali selalu menjadi bahan perdebatan.


DAFTAR PUSTAKA

Https://durokim.wordpress.com/2014/11/05/perilaku-dalam-organisasi-sistem-

pengendalian/manjemen

Https://andhy-breenk.blogspot.co.id/2012/04/spm-perilaku-dalam-organisasi.html?m=1
Govindrajan, Vijay, dan Anil K Gupta. “Lingking

Anda mungkin juga menyukai