PENDAHULUAN
Dengan melihat fakta di atas, maka tidak heran kalau bangsa Jepang terkenal
sebagai bangsa ” peniru ”. Namun demikian, sebagian besar dari hasil ”tiruan ” mereka
jauh lebih bagus dan berkualitas, sehingga menjadi bagian dari mereka. Bangsa
Jepang juga sangat bangga akan hasil karya mereka. Mereka bangga menggunakan
karya cipta dan keanekaragaman kebudayaan mereka. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya kebudayaan dari Jepang yang telah mendunia.
Upacara minum teh merupakan upacara tradisi budaya turun temurun yang
silakukan Jepang sejak sebelum zaman edo. Upacara minum teh ini hingga sekarang
masih tetap dilestarikan. Upaacara minum teh di Jepang memiliki makna kehidupan
yang sangat dalam dan sebuah ajaran tata karma yang baik disamping banyaknya
manfaat upacara ini dalam bidang kesehatan.
Upacara minum teh di Jepang dikenal begitu rumit, begitu khas, dan penuh
makna. Namun bukan berarti hanya orang Jepang saja yang dapat mengikuti ritual ini.
Terbukti dari banyaknya negara yang telah “ disinggahi “ oleh kebudayaan milik bangsa
Jepang ini, termasuk di dalamnya Indonesia.
1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah “Upacara Minum Teh di Jepang” ini adalah tugas
ilmu budaya dasar yang menganalisi tentang kepribadian budaya timur. Dan mengapa
saya memilih topic ini? Karena menurut saya ini merupakan gtopik yang unik untuk
dibahas supaya pembaca mampu mengerti akan makna dari pacara minum teh di
Jepang sebagai pembelajaran hidup dan atauran tata karma yang baik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Produksi teh dan tradisi minum teh dimulai sejak zaman Heian setelah teh
dibawa masuk ke Jepang oleh duta kaisar yang dikirim ke dinasti Tang. Literatur klasik
Nihon Kōki menulis tentang Kaisar Saga yang sangat terkesan dengan teh yang
disuguhkan pendeta bernama Eichu sewaktu mengunjungi Provinsi Ōmi di tahun 815.
Catatan dalam Nihon Kōki merupakan sejarah tertulis pertama tentang tradisi minum
teh di Jepang.
Teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya dinikmati di
beberapa kuil agama Buddha. Penanaman teh lalu mulai dilakukan di mana-mana
sejalan dengan makin meluasnya kebiasaan minum teh.
Sampai di awal zaman Edo, ahli upacara minum teh sebagian besar terdiri dari
kalangan terbatas seperti daimyo dan pedagang yang sangat kaya. Memasuki
pertengahan zaman Edo, penduduk kota yang sudah sukses secara ekonomi dan
membentuk kalangan menengah atas secara beramai-ramai menjadi peminat upacara
minum teh.
Berbagai aliran upacara minum teh berusaha menarik minat semua orang untuk
belajar upacara minum teh, sehingga upacara minum teh makin populer di seluruh
Jepang. Upacara minum teh yang semakin populer di kalangan rakyat juga berdampak
buruk terhadap upacara minum teh yang mulai dilakukan tidak secara serius seperti
sedang bermain-main. Sebagian guru upacara minum teh berusaha mencegah
kemunduran dalam upacara minum teh dengan menekankan pentingnya nilai spiritual
dalam upacara minum teh.
Memasuki akhir zaman Edo, upacara minum teh yang menggunakan matcha
yang disempurnakan kalangan samurai menjadi tidak populer di kalangan masyarakat
karena tata krama yang kaku. Masyarakat umumnya menginginkan upacara minum teh
yang bisa dinikmati dengan lebih santai. Pada waktu itu, orang mulai menaruh
perhatian pada teh sencha yang biasa dinikmati sehari-hari. Upacara minum teh yang
menggunakan sencha juga mulai diinginkan orang banyak. Berdasarkan permintaan
orang banyak, pendeta Baisaō yang dikenal juga sebagai Kō Yūgai menciptakan aliran
upacara minum teh dengan sencha (Senchadō) yang menjadi mapan dan populer di
kalangan sastrawan.
2.2 Sekilas tentang budaya upacara minum teh di Jepang
Budaya minum teh merupakan sebuah tradisi yang sudah dilakukan oleh
masyarakat Jepang dari dulu yang hingga kini tetao di lestarikan. Upacara minum teh
merupakan upacara penyambutan tuan rumah kepada tamu dengan cara menyajikan
teh. Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate. Jika di dalam
ruangan disebut chato. Biasanya para tuan rumah menyediakan bunga, lukisan, dan
keramik yang indah untuk menyambut para tamu dalam upacara minum teh ini.
“Upacara ini mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup
tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara
meletakkan benda seni dalam ruangan upacara minum teh.
Lukisan dinding yang biasanya dipasang pada ruangan tempat upacara minum
teh disebut kakejiku. Bunga yang biasanya dipasang pada ruangan tempat upacara
minum teh disebut chabana. Biasanya dalam upacara minum teh menggunakan teh
matcha yakni teh yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha
disebut matchado. Namun kadang kala juga bias menggunakan teh hijau jenis sencha.
Upacara minum teh dengan teh ini disebut senchado. Dalam upacara ini juga disajikan
kue manis yakni Okashi.
Upacara minum teh di Jepang yang sudah menjadi tradisi budaya Jepang turun
menurun memiliki banyak manfaat antara lain, teh yang disajikan baik untuk kesehatan.
Teh yang disajikan dalam upacara minum teh memiliki banyak manfaat antara lain :
1. Memperkuat gigi
2. Memperkuat daya tahan tubuh
3. Mencegah hipertensi
4. Menyegarkan tubuh
5. Sebagai penetralisir
6. Menangkal kolestrol
7. Mencegah kanker
8. Mengoptimalkan metabolisme gula
Dalam prosesi upacara minum teh banyak makna makna kehidupan yang
terkandung di dalamnya seperti prosesi saling memberi hormat antara tamu dan
penerima tamu yang bermakna saling menghormati dan setiap orang harus
menghormati tamu. Prosesi pemberian kue manis atau okashi yang mana harus
dihabiskan oleh tamu merupakan bentuk penghargaan dari tuan rumah untuk
menyambut tamu dan tamu yang mendapat kue okashi harus menghabiskannya
sebagai rasa syukur akan pemberian tamu juga sebagai bentuk penghormatan. Pada
saat Tea Master membuat teh, setiap gerakan yang dilakukan sangat hati hati dan
penuh kesabaran dan tidak boleh tergesa gesa hal ini bermakna seseorang harus
melakukan sesuatu secara hati hati dan sabar. Untuk membuat teh dibutuhkan
perlengkapan 1 tungku hitam besar, 1 mangkuk disebut Chawan dan 1 wadah berisi
bubuk matcha (salah satu jenis teh) yang disebut Natsume, juga ada beberapa
peralatan yang sederhana lainnya, salah satunya adalah “kocokan” teh yang terbuat
dari bambu yang mekar disebut Chasen, lalu sendok kayu yang panjang pipih untuk
mengambil bubuk teh disebut Chasaku dan sendok air yang juga terbuat dari bambu.
Meminum teh pun tidak bisa sembarangan. Mangkuk teh yang disajikan diletakkan
dengan sangat hati-hati karena yang menyajikan harus memastikan bahwa motif terbaik
dari mangkuk teh tersebut harus menghadap ke arah tamu. Karena itu adalah sisi yang
paling baik, maka tidak sopan pula bagi tamu untuk meminum langsung dari sisi
tersebut. Jadi peminum teh juga harus m emutar mangkuk teh agar posisi motif
menghadap tuan rumah sebagai tanda terima kasih dan menghormati.
1. Pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan rumah dan pihak yang
dijamu.
2. Adanya budidaya teh menambah lapangan usaha masyarakat Jepang
Upacara minum teh di Jepang terkenal dengan teknik dan tata caranya yang rumit.
Perlu waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya. Rangkaian upacara ini diawali
dengan pembersihan teko penyajian, memasak air, memasukkan teh ke dalam teko
tadi, menuang air panas ke dalamnya, mengaduknya sampai rata dan berbuih, serta
kemudian menyajikannya pada tamu dengan tata cara khas Jepang. Meski upacara ini
kelihatannya sederhana, tapi ada suatu proses ritual yang dilibatkan, yang membuat
upacara minum teh ini sebagai suatu seni yang bertahan berabad-abad hingga
sekarang.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa upacara minum teh bukanlah
suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Dalam pelaksanaannya, orang memerlukan
waktu yang lama dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Upacara
minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup
antara lain tujuan hidup,cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh
dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh ( chashitsu) dan
berbagai pengetahuan seni. Upacara minum teh juga menjajaki tujuan hidup dan
mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam. Karena upacara ini merupakan
rangkaian yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan
yang sangat halus.
Upacara minum teh di Jepang terdiri atas beebrapa prosesi. Berikut prosesi upacara
minum teh aliran urasenka :
2.6 Jenis jenis teh yang disajikan dalam upacara minum teh di Jepang
Adapun jenis-jenis teh yang ada di Jepang dan biasanya digunakan untuk
upacara minum the, yaitu sebagai berikut :
1. Green Tea, atau sering disebut dengan teh hijau. Teh hijau memiliki banyak
manfaat oleh sebab itu teh hijau sering digunakan dalam upacara minum teh.
2. Gyokuro, teh ini tumbuh dengan tidak menerima sinar matahari secara langsung
hal ini menjadikan aroma dari teh ini sangat harum.
3. Matcha, merupakan teh hijau bubuk yang sangat tinggi kualitasnya. Hla ini
menjadikan teh ini sering digunakan dalam upacara minum teh di Jepang.
4. Sencha, teh ini sangat sering ditemui. Dalam upacara minum teh di Jepang
sering menggunakan teh ini bias jadi karena mudahnya bahan baku. Teh ini
ditanam dengan mendapatkan sinar matahari secara langsung.
5. Genmaicha, campuran teh maicha dan beras merah yang telah dipanggang.
6. Kabusecha, merupakan teh yang dilindungi dari sinar matahari daunnya sebelum
di panen.
7. Bancha, merupakan sencha yang dipanen pada musim kedua.
8. Houjicha, merupakan teh hijau yang dipanggang.
9. Kukicha, berasal dari tiap pucuk tanaman teh, dengan memetik bagian bunga
dan tiga helai daunnya.
10. Tamaryokucha, merupakan teh yang memiliki aroma yang sangat tajam
Di aras telah disinggung tentang macam macam teh Jepang yang biasa dipakai
untuk upacara minum teh di Jepang atau Ocha. Di Cina juga terdapat upacara minum
teh. Berikut sekilas tentang teh Cina :
“Negeri Cina menjadi tempat lahirnya teh, disanalah pohon teh Cina (Camellia sinensis)
ditemukan dan berasal. Tepatnya di provisnsi Yunnan, bagian barat daya Cina. Iklim
wilayah itu tropis dan sub-tropis, dimana daerah tersebut memang secara keseluruhan
adalah hutan jaman purba. Daerah demikian, yang hangat dan lembab menjadi tempat
yang sangat cocok bagi tanaman teh, bahkan ada teh liar yang berumur 2,700 tahun
dan selebihnya tanaman teh yang ditanam yang mencapai usia 800 tahun ditemukan
ditempat ini”
Lukisan dinding yang biasanya dipasang pada ruangan tempat upacara minum
teh disebut kakejiku. Bunga yang biasanya dipasang pada ruangan tempat upacara
minum teh disebut chabana. Biasanya dalam upacara minum teh menggunakan teh
matcha yakni teh yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha
disebut matchado. Namun kadang kala juga bias menggunakan teh hijau jenis sencha.
Upacara minum teh dengan teh ini disebut senchado. Dalam upacara ini juga disajikan
kue manis yakni Okashi.