Penyelesaian Sengketa Bisnis Hukum Indonesia PDF
Penyelesaian Sengketa Bisnis Hukum Indonesia PDF
INDONESIA
meningkat, maka tidak mungkin dihindari terjadinya sengketa diantara para pihak
yang terlibat. Sengketa muncul dikarenakan berbagai alasan dan masalah yang
pihak. Jadi, sederhananya segala permasalahan yang timbul diantara para pihak
bisnis.
a. Sengketa Perburuhan
17
dimaksud dengan buruh ialah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain.54 Dan yang dimaksud pengusaha ialah Pengusaha
suatu perusahaan milik sendiri atau perusahaan bukan miliknya atau orang
b. Sengketa Kontrak
perjanjian adalah “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Subekti
berpendapat bahwa suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua
orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu
hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi
tuntutan itu.57 Pada dasarnya setiap kontrak atau perjanjian yang dibuat para pihak
harus dapat dilaksanakan dengan dengan itikad baik. Namun, dalam praktiknya,
53
Indonesia, Penyelesaian Perselisishan Hubungan Industrial (Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisishan Hubungan
Industrial) LN Tahun 2004 Nmor 6, TLN Nomor 4356.
54
Ibid
55
Ibid
56
R. Subekti – R. Tjitrosudibjo, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, (Jakarta :
Pradnya Paramita cetak XXIV, 1992)
57
R. Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta : PT Intermasa, 2005) hlm 10.
58
Hariadi, Penyelesaian Sengketa Dalam Kontrak Bisnis,
http://www.gresnews.com/berita/tips/1451112-tips-penyelesaian-sengketa-dalam-kontrak-bisnis/0/
, diakses Pada Tanggal 1 Juli 2017, Pukul 13.38 WIB
18
diperjanjikan. 59
b.1 E – Contract
elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui sistem elektronik.60
59
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2002), hlm 17
60
Indonesia, Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
Dan Transaksi Elektronik (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik) LN Tahun 2008 Nomor 58, TLN Nomor 5952.
61
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika. (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004).
Hal 223.
62
Paustinus Siburian, op cit, hlm 69.
19
Ketentuan, Persyaratan)
2. Kontrak yang dibentuk secara sah melalui email. Jadi, disni para
20
para pihak sesuai dengan asas kesepakatan. Pada Pasal 1338 KUHPerdata
dikataka bahwa kesepakatan yang telah disetujui para pihak tentunya akan
Namun demikian dalam prakteknya apa yang telah mereka sepakati itu,
salah satu pihak. Untuk menegakkan hak-hak para pihak tersebut, maka terdapat
dua jalan yang dapat ditempuh, yaitu melalui jalur pengadilan atau melalui jalur
64
alternatif. Pada umumnya di dalam sebuah kontrak yang telah ditandatangani
melakukan suatu penyelesaian atas suatu perselisihan atau sengketa yang akan
c. Persaingan Usaha
persaingan dalam arti ekonomi yang berbasis pada pasar, dimana pelaku usaha
baik itu perusahaan maupun penjual dengan bebas berupaya untuk mendapatkan
Menurut kamus bisnis, yang dimaksud persaingan atau kompetisi adalah adalah
63
R . Subekti – R. Tjitrosudibjo, op cit, Pasal 1338.
64 Salim H.S, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2015) hlm 77
65
Andi Fahmi Lubis, Dkk, Hukum Persaingan Usaha: Antara Teks dan Konteks.
(Jakarta:Creative Media,2009), hlm.21
21
merupakan hal yang wajar terjadi, namun dalam kegiatan usaha, sering terjadi
persaingan usaha tidak sehat antara sesama pelaku usaha dalam menjalannkan
kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan
cara – cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
67
Hal tersebut berdampak pada munculnya berbagai masalah atau perkara dalam
d. Sengketa Konsumen
dapat ditemui pada Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yaitu Surat
dimana pada Pasaal 1 ayat (8) dikatakan yang dimaksud dengan sengketa
konsumen adalah : 68
“Sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen yang menutut ganti rugi
atas kerusakan, pencemaran dan atau yang menderita kerugian akibat
mengkonsumsi barang atau memanfaatkan jasa.”
66
Kamus Bisnis http://kamusbisnis.com/arti/persaingan/ diakses Pada tanggal 04 Mei
2017 Pukul 07.00 WIB.
67
Indonesia, (Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat) Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, LN Tahun 1999 Nomor 33,TLN Nomor 3817.
68
Mentri Perindustrian dan Perdagangan, Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (Peraturan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik
Indonesia Nomor : 350/Mpp/Kep/12/2001) tanggal 10 Desember 2001.
22
bersangkutan.
e. Sengketa Perbankan
69
Praditya, Penyelesaian Sengketa Konsumen, (Jakarta : Grafindo,2008), hlm 135
70
Indonesia, Undang Undang Perlindungan Konsumen (Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen) LN Tahun 1999 Nomor 42,
TLN Nomor 3821.
23
nasabah oleh bank. Pada Pasal 2 PBI Nomor 8/5/PBI/2006 yang dimaksud
bahwa “wanprestsi” itu adalah kelalaian atau kealpaan yang dapat berupa 4
macam yaitu ;
dilakukan.73
71
Penyelesaian Sengketa Perbankan Melalui Mediasi Perbankan,
https://www.academia.edu/21529772/PENYELESAIAN_SENGKETA_PERBANKAN_MELAL
UI_MEDIASI_PERBANKAN?auto=download, diakses Pada tanggal 06 Mei 2017 Pukul 03.37.
72
Indonesia (Mediasi Perbankan), Peraturan Bank Indonesia Nomor : 8/5/PBI/2006
tentang Mediasi Perbankan
73
R. Subekti, op cit, hlm 50
24
sederhana atau kompleks dan melibatkan berbagai jenis persoalan, misalnya ;75
sendiri, atau dari data yang diberikan oleh pihak termasuk penjelasan
b. masalah hukum yang pada umumnya akibat dari pendapat atau tafsiran
asumsi;
yang terjadi antara para pihak, yang kemudian dipertajam sehingga memunculkan
konflik yang sebenarnya.76 Didalam dunia bisnis, konflik berawal dari adanya
pertentagan kepentingan antara para pelaku bisnis. Konflik dalam dunia bisnis
selalu tidak menguntungkan dan kontra produktif dengan tujuan bisnis.77 Terlau
banyak energi dan sumber daya mubazir yang dikeluarkan para pihak untuk
74
Retnowulan Sutantio, Iskandar Oerip. Hukum Acara Perdata dalam Teori Dan
Praktek, (Bandung : Alumni. 2000) hlm 23.
75
Priyatna Abdurrasyid, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Suatu
Pengantar), (Jakarta ; PT Fikahati dan BANI, 2002), hlm 5-6
76
Candra Irawan, op cit, hlm 2.
77
Ibid.
25
atau paranata yang ada, baik itu secara formal (litigasi) ataupun non formal (non
litigasi).
menggunakan tetua adat sebagai mediator dan perdamaian adat.78 Pada zamannya
menyebabkan suatu suku, etnis, budaya berbaur dengan suatu yang suku, etnis,
dan budaya yang berbeda beda, maka cara penyelesaian sengketa dengan cara adat
ini mulai ditinggalkan. Yang dimana perubahan itu akibat logis dari
Cara penyelesaian sengketa pasca pranata adat yang selama ini dikenal dan
78
Ibid, hlm 4.
79
Ibid.
26
pengadilan harus tunduk pada ketentuan hukum acara peradilan yang telah
perjanjian antara para pihak. Biasanya saat menjalin kerjasama bisnis para pihak
akan membuat sebuah kontrak. Dan di dalam kontrak tersebut akan terkandung
umumnya langkah pertama yang dilakukan adalah negosiasi.81 Kedua belah pihak
membicarakan sengketa tersebut dan mencoba mencari jalan keluar. Ketika proses
negosiasi ini gagal barulah ditempuh cara lain seperti penyelesaian melalui
pertama yang digunakan adalah dengan negoisasi. Apabila dalam negoisasi tidak
80
“Penyelesaian Sengketa Dagang secara Litigasi”
https://www.academia.edu/5253455/HUKUM_DAGANG__Penyelesaian_Sengketa_Dagang_seca
ra_Litigasi diakses Pada tanggal 02 Juni 2017, Pukul 04.13 WIB)
81
Ibid.
27
proses yaitu proses litigasi di dalam pengadilan dan proses penyelesaian sengketa
internasional juga menimbulkan pro dan kontra mengenai fungsi dan kewenangan
dari peradilan yang sebenarnya. Terdapat anggapan bahwa APS dapat menjadi
kompetisi dari sistem peradilan yang sudah ada. Namun sebagian kalangan
melihatnya APS sebagai peluang bagi kaum yang tidak mampu untuk
dianggap sangat cocok terutama untuk sengketa bisnis dimana prosesnya tidak
82
Nugroho Susanti Adi, op cit, hlm 3
83
Candra Irawan, op cit, hlm 3.
84
Huala Adolf, Arbitase Komersial Internasional, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993)
hlm 13
85
Nugroho Susanti Adi, loc.it, hlm 3
28
Hukum di Indonesia
Indonesia
Kehakiman.
86
Bostwick, Gosing Private With the Judicial System, (New York : McGraw-Hill,1995),
hlm. 16.
Indonesia, (Undang – Undang Kekuasaan Kehakiman) Undang-Undang Republik
87
Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, LN Tahun 2009 Nomor 157
TLN Nomor 5076
29
Sederhana.
Pada Pasal 2 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 Tata Cara
Pada Pasal 1 ayat (1) bahwa yang dimaksud dengan penyelesaian gugatan
sederhana; 89
Yang artinya, dalam hal sengketa bisnis dengan nilai gugatan materil
88
Mahkamah Agung, (Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana) Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian
Gugatan Sederhana
89
Ibid
30
Hubungan Industrial.
sengketa bisnis, di mana di dalam undang undang ini jelas dikatakan bahwa
apabila melalui konsiliasi atau mediasi tidak mendapatkan mufakat, maka dalam
hal ini baik pihak buruh atau perusahaan yang bersengketa dapat mengajukan
tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama. Jadi apabila di dalam kontrak para
pihak setuju untuk menggunakan jalur pengadilan, maka apabila terjadi sengketa
90
Indonesia, (Undang Undang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan), Undang
Undang Republik Indoneia Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan,
LN Tahun 2004 Nomor 6, LTN Nomor 4356
91
R. Subekti – R. Tjitrosudibjo, op cit, Pasal 1338.
31
disebutkan secara rinci, maka arbitrase hanya berwenang terhadap sengketa yang
merupakan bagian dari sengketa bisnis. Yang artinya, apabila sebuah kontrak
tidak menetapkan klausul mengenai jalur yang dipilih, apabila terjadi sengketa
maka pengadilan negeri lah yang berhak untuk memeriksa dan memutus perkara
tersebut.
Konsumen
bahwa;93
akhir ini sengketa konsumen sering kita dengar seiring dengan meningkatnya
92
Candra Irawan, op cit, hlm 16
93
Indonesia (Undang – Undang Perlindungan Konsumen) Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. LN Tahun 1999 Nomor 42 ,
TLN Nomor 3821.
32
ke pengadilan.
Pengadilan
kekurangan dari proses APS (mediasi) adalah mediasi sulit berjalan baik karena
para pihak sering berada dalam situasi atau posisi yang tidak seimbang atau berat
sebelah (misal jika salah satu pihak mempunyai posisi kedudukan yang jauh lebih
besar). Dalam hal ini mediator dihadapkan dalam posisi dilema ketika ia
mengetahui bahwa dengan posisi yang tidak seimbang ini maka arah penyelesaian
94
Fence M Wantu, “Kendala Hakim Dalam Menciptakan Kepastian Hukm, Keadilan,
dan Kemanfaatan Di Peradilan Perdata”
https://jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/download/16092/10638, diakses Jumat 23 Juni 2017, Pk 15.32
WIB
95
Susanti Adi Nugroho, op cit, hlm 30
33
persamaan di mata hukum yang artinya setiap orang sama di muka pengadilan.
bisnis yaitu dengan menghadirkan small claim court. Dalam Black’s Law
informal (di luar mekanisme peradilan pada umumnya) dengan pemeriksaan yang
cepat untuk mengambil keputusan atas tuntutan ganti kerugian atau utang piutang
penyelesaian perkara dengan cepat, sederhana dan biaya ringan. Seperti yang
dijelaskan pada Pasal 1 ayat (1) PERMA tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan
96
Henry Champell Black, Black’s Law Dicitionary, Eight Edition, (St Paul : West
Publishing Co, 2004), hlm 264
34
Yang artinya, dalam hal sengketa bisnis dengan nilai gugatan materil dengan
Pada Pasal 5 ayat (3) PERMA Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana
diakatakan bahwa ;
200,000,000 dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak memakan waktu dan
biaya.
pengadilan.
97
Indonesia (Mahkamah Agung), Peraturan Mahkamah Agung Tentang Tata Cara
Penyelesaian Gugatan Sederhana, PERMA NO 02 TAHUN 2015, Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1172
35
hingga kasasi rata – rata antara 7 – 12 tahun. Hal ini terjadi karena akibat tidak
adanya pembatasan mengenai jenis “perkara yang boleh diajukan kasasi, sehingga
semua perkara yang sudah diputus pada tingkat pertama, diajukan kasasi ke
juga biaya yang harus dikeluarkan oleh para pihak yang bersengketa. Biaya yang
98
Candra Irawan, op cit, hlm 4
99
Ibid
100
M Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian
Sengketa, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1997) hlm 3
36
dengan ;
masyarakat banyak ;
b. Pengadilan sering memberi perlakuan yag tidak adil atau unfair, karena
Hakim adalah sarjana hukum, dan memang itulah persyaratan yang harus
dipenuhi seseorang untuk dapat menjadi hakim. Sarjana hukum tentu saja
menguasai ilmu hukum, namun tentu juga tidak menguasai ilmu – ilmu lain yang
kimia, dan lainnya. Sementara itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Meskipun hakim dapat memanggil saksi ahli, itu belum cukup, karena secara
101
Candra Irawan, op ci, hlm 5
102
Ibid, hlm 7
37
kesulitan memahaminya.
lawan bukan kawan, yang dimana para pihak akan menyerang dan saling
A. Pengadilan Biasa
Tata cara berperkara perdata melalui beberapa tahap antara lain :104
salah satu pihak ingkar janji. Dasar dari gugatan wanprestasi adalah adanya
pelanggaran terhadap perjanjian (Pasal 1238 KUH Perdata). Jadi pertama harus
adanya kesepakatan perjanjian baik lisan atau tulisan (kontrak) yang disepakati
103
Susanti Adi Nugroho, Penyelesaian Sengketa Arbitrase dan Penerapan Hukumnya...
hlm 2
104
Roy R. Pangkey, Proses Beracara Perdata Dalam Pengadilan Negeri
https://www.slideshare.net/roypangkey/prosedur-beracara-p-dalam-peangadilan-
negeri?from_action=save, diakses pada tanggal 24 Juni 2017, Pk 08:00 WIB
38
perjanjian yang telah disepakati tersebut baik karena sengaja ataupun karena lalai.
dari biaya, rugi, dan bunga (Pasal 1244 s.d. 1246 KUHPerdata)106 dan/atau d.
perkara.
adanya tindakan dari pihak lain yang melakukan pelanggaran terhadap suatu
ketentuan/aturan hukum yang berakibat merugikan orang lain (Pasal 1365 KUH
dengan hak orang lain, atau bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri,
rugi.108
c. Pendaftaran perkara
105
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung : Sumur, 1966), hlm
39
106
Efendi Dumai, Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi sebagai Dasar Gugatan ,
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol3616/perbuatan-melawan-hukum-dan-wanprestasi-
sebagai-dasar-gugatan, diakses Pada Tanggal 24 Juni 2017, Pk 08:10 WIB
107
Ibid
108
Ibid
39
a. Pemeriksaan pendahuluan
b. Pembacaan gugatan
c. Jawaban gugatan
d. Replik
e. Duplik
a. Kesimpulan
b. Putusan hakim
Hukum yang nilai gugatan materil maksimal 200 juta (Pasal 3 ayat (1) ;
3. Bukan sengketa hak atas tanah (Pasal 3 ayat (2) huruf b);
109
Indonesia (Mahkamah Agung), Peraturan Mahkamah Agung Tentang Tata Cara
Penyelesaian Gugatan Sederhana, op cit
40
Apabila salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi maka perkara
6 ayat (3)) ;
110
Ibid
41
(1));
pengganti oleh panitera (Pasal 9 ayat (2)) (paling lambat 2 hari sejak
5. Pemeriksaan Pendahuluan:
11 ayat (1));
42
13 ayat (2));
13 ayat (5) )
43
30)
di luar persidangan;
44
Indonesia
perdamaian pada Bab XVIII Pasal 1851 – 1864. Pada pasal 1851 dikatakan ;
terhadap perdamaian tersebut sifatnya final. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal
111
Candra Irawan, op cit, hlm 15
112
R Subekti dan R.Tjitrosubdi, op cit
113
Ibid
45
dikatakan ;
“(1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para
pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada
itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di
Pengadilan Negeri.
(3) Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para
pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan
seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator.
(4) Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling lama 14 (empat belas)
hari dengan bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui
seorang mediator tidak berhasil mencapai kata sepakat, atau mediator
tidak berhasil mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak
114
Indonesia, Arbitrase dan Alternatif Penyelsaian Sengketa, op cit
46
judicial)116
Konvensi ICSID
115
Ibid
116
Candra Irawan, op cit, hlm 17
47
dilatarbelakangi oleh situasi nasional ketika itu. Dimana Indonesia sedang giat
ICSID ini.
sekaligus merupakan upaya meyakinkan Bank Dunia (World Bank) dan Bank
memberi citra bahwa dalam masalah penanaman modal asing pihak Indonesia
terhadap isi konvensi New York 1958 mengenai Pengakuan Dan Pelaksanaan
117
M. Yahya Harahap, 2001, Arbitrase,( Jakarta : Sinar Grafika, 2001) hlm 6
48
Pengadilan
bahwa ;
penyelesaian sengketa yang dianggap lebih cepat dan murah, serta dapat
118
Indonesia (Mahkamah Agung), PERMA Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan,
Nomor 1 Tahun 2016, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 175.
49
sesuai secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
melalui arbitrase, maka para pihak yang terikat untuk mematuhinya. Hal ini juga
3 bahwa ;
“(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para pihak
untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang
termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan Negeri.”
“(2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di
dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui
arbitase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam
Undang-undang ini.”121
119
Candra Irawan, op cit ,hlm 22.
120
Indonesia, Arbitrase dan Alternatif Penyelsaian Sengketa, op cit.
121
Ibid
50
Pengadilan Negeri, maka hakim dengan berdasarkan pada pasal diatas wajib
dari rumusan perjanjiannya, jika berbentuk umum seperti “segala atau setiap
sengketa yang timbul dari perjanjian ini, para pihak sepakat diselesaikan oleh
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakat para pihak, yakni
konsiliasi, atau penilaian ahli. Apabila mengacu kepada ketentuan Pasal 1 ayat
1. konsultasi,
2. negosiasi,
122
M Yahya Harahap, Beberapa Catatan yang Perlu Mendapat Perhatian Atas UU
Nomor 30 Tahun 1999 (Jakarta : Jurnal Bisnis, 2002)
123
Indonesia, Undang Undang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, op cit
51
4. konsiliasi,
5. penilaian ahli.
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah terdiri dari beberapa jenis yaitu sebagai
berikut ;124
1. Mediasi
berkomunikasi atara para pihak, sehingga pandangan mereka yang berbeda atas
sengketa tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan, tetapi tanggung jawab
utama tercapainya suatu perdamaian tetap berada di tangan para pihak sendiri. 125
Definisi tersebut tidak jauh berbeda dengan definisi menurut Black’s Law
124
Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase Nasional Indonesia &
Internasional, (Jakarta : Sinar Grafiska Offset, 2011) hlm 7-8
125
John W. Head, Pengantar Umum Hukum Ekonomi, (Jakarta : Proyek Ellips, 1997)
hkm 42.
126
Henry Champell Black, Black’s Law Dicitionary, op cit, hlm 1003
52
pihak, pada bidang perdata, sederhana, tertutup dan rahasia, serta bersifat
dan berkekuatan eksekutorial, produk hukum dari suatu proses mediasi adalah
kespakatan para pihak yang berbentuk pejanjian. Dalam hal tercapai kesepakata,
maka menurut Pasal 6 ayat (7) dan ayat (8) UU Arbitrase dana Alternatif
Penyelesaian Sengketa , kesepakatan yang telah diraih dan dibuat dalam bentuk
tertulis mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik dan wajib
2. Negosisasi
adalah suatu upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui proses
pengadilan dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama atas dasar kerja sama
127
Indonesia (Mahkamah Agung), PERMA Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, op
cit
128
Indonesia, Undang Undang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, op cit
53
menawar atau upaya untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain melalui
negosisasi tersebut dibangun oleh para pihak tanpa keterlibatan pihak ketiga
yang melakukannya. Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan negosiator adalah
pihak itu sendiri ataupun penerima kuasa yang mewakili pihak yang bernegosiasi.
Suatu yang paling penting dalam proses negosiasi adalah itikad baik dari para
pihak untuk secara bersama sama duduk menyelesaikan masalah. Apabila para
pihak dapat duduk bersama dengan itikad baik dan niat untuk mencari suatu
kesepakatan, maka negosiasi akan menjadi suatu metode yang tepat, sederhana
129
Joni Emirzon, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan (Negosiasi,
Mediasi, Konsiliasi & Arbitrase), (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2000) hlm 19
130
Henry Champell Black, op cit, hlm 1064
131
Frans Hendra Winarta, op cit, hlm 26
54
pihak tertentu (klien) dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana
pihak konsultan memberikan pendapatnya pada klien sesuai dengan keperluan dan
makna maupun arti dari konsultasi. Jika melihat pada Black's Law Dictionary
Dari rumusan yang diberikan dalam Black's Law Dictionary tersebut dapat
bersifat personal antara suatu pihak tertentu, yang disebut dengan klien dengan
tersebut.
disampaikan oleh pihak konsultan tersebut.134 Ini berarti dalam konsultasi, sebagai
132
Ibid
133
Henry Champell Black, op cit, hlm 332
134
Adi Januarsa, Model Alternatif Penyelesaian Sengketa Dan Berbagai Kelemahan
Dalam,
https://www.academia.edu/6362402/MODEL_ALTERNATIF_PENYELESAIAN_SENGKETA_
55
dalam menyelesaikan perselisihan atau sengketa yang ada tidak dominan sama
tersebut akan diambil sendiri oleh para pihak, meskipun adakalanya pihak
tersebut.
4. Konsiliasi
suatu rumusan yang eksplisit atas pengertian atau definisi dari konsiliasi. Bahkan
tidak dapat ditemui satu ketentuan pun dalam UU Arbitrase dan Alternatif
dengan mediasi. Kedua cara ini adalah melibatkan pihak ketiga untuk
56
yaitu konsiliasi lebih formal daripada mediasi. Konsiliasi bisa juga diselesaikan
oleh seorang individu atau suatu badan yang disebut dengan badan atau komisi
konsiliasi. Persidangan suatu komisi konsiliasi biasanya terdiri dari dua tahap,
yaitu tahap tertulis dan tahap lisan. Dalam tahap pertama, (sengketa yang
diuraikan secara tertulis) diserahkan kepada badan konsiliasi. Kemudian badan ini
akan mendengarkan keterangan lisan dari para pihak. Para pihak dapat hadir pada
5 Penilaian Ahli
suatu rumusan yang eksplisit atas pengertian atau definisi dari konsiliasi. Bahkan
tidak dapat ditemui satu ketentuan pun dalam UU Arbitrase dan Alternatif
Frans Hendra Winarta Penilain ahli adalah pendapat para ahli untuk suatu hal
penafsiran terhadap bagian perjanjian yang kurang jelas. Yang dimana tujuan dari
pendapat ahli adalah adanya penafsiran yang valid sehingga tidak ada lagi
6. Arbitrase
57
arbitrase ke dalam salah satu ADR, sedangkan dalam UU Arbitrase dan Alternatif
a. Keunggulan
138
Indonesia, Arbitrase dan Alternatif Penyelsaian Sengketa¸ op cit
139
Henry Champell Black, op cit, hlm 86
58
sering kali meminta bantuan seorang hakim, juri, atau arbiter untuk
balik mereka.
59
hubungan kerja atau bisnis yang sedang berjalan mauoun pada masa
60
pertentangan (advercial)140
b. Kelemahan
140
Christoper W. Moor The Mediation Process : Oractical Strategies for Resolving
Conflict (San Fransisco, California : Jossey Bass Inc, 1989) hlm 33 - 34
141
Ibid, hlm 35- 36
61
adanya “confidentiality”
62