Anda di halaman 1dari 3

Tanggal Mulai Kegiatan : 16 Juli 2019

Tanggal Akhir Kegiatan : 16 Juli 2019


Kode kegiatan : F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Pendamping :

Peserta Hadir :

Judul Laporan
Bahaya pornografi

Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini sangatlah pesat, sehingga
memudahkan kita untuk mendapatkan akses informasi dengan cepat. Sekarang semua
informasi dapat diakses dalam hitungan detik dengan menggunakan media internet.
MarkPlus Insight Netizen Survei menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet di
indonesia telah mencapai 61 juta orang pada tahun 2012.
Banyak isi media elektronik dan cetak yang bisa diakses anak-anak, tetapi
sebenarnya mengandung unsur pornografi. Pornografi bisa ‘mendatangi’ anak anak kita
melalui games, internet, majalah, internet, komik, TV dan DVD. (Edy, Ayah, Membangun
indonesia yang kuat dari keluarga, Renungan untuk ayah dan bunda, Penerbit PT.
Tangga Pustaka, 2012). Menurut studi "Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak
dan Remaja di Indonesia" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama
UNICEF, lebih dari separuh responden (52%) menemukan konten pornografi via iklan
vulgar maupun situs yang tidak mencurigakan. Penelitian ini berlangsung pada 2011 dan
2012 dan melibatkan 400 anak dan remaja usia 10-19 tahun di daerah perkotaan dan
pedesaan di 11 provinsi. (Nanien Yuniar, (2014, 18 Februari), Mayoritas anak tak sengaja
buka situs porno. Diperoleh 19 Maret 2014, dari
http://www.antaranews.com/berita/419716/mayoritas-anak-tak-sengaja-buka-
situsporno)
Berdasarkan riset yang dilaksanakan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati sejak tahun
2008 hingga 2010, terdapat sebanyak 67 persen dari 2.818 siswa sekolah dasar (SD)
kelas 4, 5, dan 6 di wilayah Jabodetabek mengaku pernah mengakses konten pornografi.
Sekitar 24 persen mengaku melihat pornografi melalui media komik. Selain itu, sekitar
22 persen melihat pornografi dari situs internet, 17 persen dari games, 12 persen
melalui film di televisi, dan enam persen lewat telepon genggam. Paparan pornografi
yang diterima oleh anak sangat berbahaya, anak bisa menjadi penasaran lalu bukan tak
mungkin yang akan terjadi adalah anak sampai pada tahap meniru dan
mempraktekannya. Anak-anak mudah sekali meniru. Mereka akan bertingkah laku
sesuai dengan apa yang mereka lihat dan mencontoh dari orang dewasa. (Manai, Evi,
Kak Seto Sahabat anak anak, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2001)
Pornografi dapat menyebabkan kecanduan dan yang tidak diketahui banyak
orang, jika mengkonsumsi narkoba hanya merusak tiga bagian otak saja, sementara jika
menonton film porno akan ada lima bagian otak yang terserang (Edy, Ayah, Membangun
indonesia yang kuat dari keluarga, Renungan untuk ayah dan bunda, Penerbit PT.
Tangga Pustaka, 2012). “Anak dan Remaja yang kecanduan pornografi akan mengalami
gangguan perilaku dan kemampuan intelegensia, merasa senang bila melihat materi
pornografi”, kata Ketua Divisi Neurologi Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Yetti Ramli. Ahli bedah saraf Rumah Sakit
San Antonio, Amerika Serikat, Donald L. Hilton Jr., menjelaskan, kecanduan
mengakibatkan otak bagian tengah depan (ventral tegmental area) mengecil. Kecanduan
pornografi sama prosesnya dengan kecanduan kokain dan zat adiktif lain. Paparan
pornografi menyebabkan perubahan konstan pada neurotransmitter dan melemahkan
fungsi kontrol. Seseorang yang kecanduan pornografi tak bisa mengontrol perilaku
seksnya dan mengalami gangguan memori. Kondisi ini tidak terjadi segera, tetapi melalui
tahapan dan ditandai tindakan impulsif kecanduan perubahan perilaku
Kerusakan otak akibat kecanduan ini lebih berat dibandingkan dengan jenis
kecanduan lain karena kecanduan pornografi tidak hanya memperngaruhi fungsi luhur
otak, tetapi juga merangsang tubuh, fisik dan emosi diikuti perilaku seksual. Penyusutan
sel otak yang memproduksi dopamin, zat kimia pemicu rasa senang, itu mengacaukan
kerja neurotransmitter, pengirim pesan. (Adji, Nur, Menyayangi otak, menjaga
kebugaran, mencegah penyakit, memilih makanan, Penerbit Buku Kompas, 2011).
Bagian otak yang pertama dirusak adalah prefontal cortex yang letaknya dikanan atas
mata, Bagian tersebut merupakan bagian otak yang mengontrol moral dan nilai,
pengontrolan diri, dan pengambilan, yang baru matang pada usia 25 tahun. Bagian inilah
yang membedakan antara manusia dan binatang. Hanya manusia yang memiliki
prefontal cortex ini, karena hewan tidak dapat memegang teguh nilai moral

Permasalahan
Banyaknya anak anak yang tanpa sadar sudah terpapar pornografi sejak usia dini.
Ini karna Orang tua masih belum mendapatkan sosialisasi atau pendidikan secara utuh
tentang bahaya pornografi dan Kurangnya peranan dan kesadaran orang tua dalam
pengawasan kepada anak agar tidak terpapar pornografi.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Melakukan penyuluhan promosi kesehatan kepada siswa/i SMA 1 Harau

Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan di lakukan di Aula Sekolah SMA 1 Harau di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pati, Lima Puluh Kota. Kegiatan ini dimulai dari pukul
08.30 WIB s/d selesai. Peserta didik yang mengikuti kegiatan penyuluhan adalah
siswa baru (kelas 1 SMA) yang berjumlah sekitar 300 siswa/i. Kegiatan ini terdiri
dari pemberia materi penyuluhan tentang bahaya pornografi serta tanya jawab
terbuka antara dokter dan siswa/i.

Monitoring dan Evaluasi


Monitoring berjalan dengan baik. Siswa/i memberikan respon yang baik
terhadap kegiatan penyuluhan dan mampu bekerjasama dengan tenaga kesehatan.
Siswa/i juga tertib mendengarkan materi yang diberikan dan melakukan kegiatan
tanya jawab terbuka dengan dokter sebagai narasumber.

Anda mungkin juga menyukai