Anda di halaman 1dari 18

RSNI3 2487:2008

Rancangan Standar Nasional Indonesia 3

Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif


di lapangan

ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional


BSN
RSNI3 2487:2008

Daftar isi

Daftar isi .................................................................................................................... i


Prakata ......................................................................................................................... ii
Pendahuluan ............................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup ........................................................................................................ 1
2 Istilah dan definisi … ............................................................................................... 1
3 Ketentuan dan persyaratan .................................................................................. 2
3.1 Peralatan penetrometer konus ......................................................................... 2
3.1.1 Mesin bor............................................................................................... 2
3.1.2 Alat uji geser baling ............................................................................... 2
3.2 Benda uji ........................................................................................................ 3
3.3 Pengujian......................................................................................................... 3
3.3.1 Batasan peralatan.................................................................................. 3
3.3.2 Kalibrasi................................................................................................. 3
3.3.3 Petugas ................................................................................................. 3
3.3.4 Petugas/pelaksana ................................................................................ 3
4 Cara pengujian ....................................................................................................... 4
4.1 Persiapan pengujian ....................................................................................... 4
4.2 Prosedur pengujian .......................................................................................... 5
5 Perhitungan ........................................................................................................... 6
5.1 Rumus-rumus perhitungan .............................................................................. 6
5.2 Prosedur perhitungan....................................................................................... 8
6 Laporan uji ............................................................................................................. 8

Lampiran A Bagan alir cara uji lapangan kuat geser baling (normatif).......................... 9
Lampiran B Contoh formulir uji kuat geser baling (informatif) ....................................... 10
Lampiran C Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya (informatif) ..................... 12
Bibliografi .................................................................................................................... 13

i
RSNI3 2487:2008

Prakata

Standar tentang ‘Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan’ merupakan
revisi dari SNI 03-2487-1991, Metode Pengujian Lapangan Kekuatan Geser Baling pada
Tanah Berkohesi, yang mengacu pada ASTM D 2573-72 “Test method for field vane shear
test in cohesive soil ”, dengan perubahan pada judul, penambahan istilah dan definisi,
penambahan dan revisi beberapa materi mengenai persyaratan dan ketentuan serta cara
pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan
contoh formulir.

Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
pada Sub Panitia Teknk Bidang Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja Pendayagunaan
Sumber Daya Air Bidang Bahan dan Geoteknik.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2000 dan dibahas
pada forum rapat konsensus pada tanggal 16 November 2006 di Bandung dengan
melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.

ii
RSNI3 2487:2008

Pendahuluan

Dalam desain struktur tanah sering dilakukan analisis stabilitas dengan menggunakan
parameter tanah baik tegangan total maupun tegangan efektif. Parameter kuat geser dapat
diperoleh dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji geser ini digunakan metode pengujian
lapangan kekuatan geser baling pada tanah berkohesi (SNI 03-2487-1991) yang jenuh air
pada kondisi tanpa drainase. Mengingat diperlukannya parameter kekuatan geser tanah
lunak kohesif yang jenuh air pada kondisi tanpa drainase perhitungan stabilitas, dan
penurunan total suatu bangunan, perlu disusun revisi standar berjudul “Cara uji kuat geser
baling pada tanah kohesif di lapangan”.

Cara uji ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam uji geser baling pada tanah
berkohesi di lapangan yang jenuh air pada kondisi tanpa drainase. Tujuannya adalah untuk
memperoleh parameter kuat geser tanah, dan diuji geser dengan menempatkan sebuah
baling berdaun segi empat dalam lapisan tanah tidak terganggu, tetapi tidak diberi
kesempatan berdrainase. Parameter tersebut berupa momen puntir, konstanta k untuk
bentuk baling segi empat dan bentuk baling runcing, kekuatan geser, dan sensitivitas tanah,
yang akan digunakan untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas bangunan atau
timbunan.

Standar ini diharapkan bermanfaat bagi para laboran atau tenaga teknisi yang berhubungan
dengan penyelidikan geoteknik, para pendesain bangunan dan pihak-pihak terkait lainnya.

iii
RSNI3 2487:2008

Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan

1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan, untuk
memperoleh parameter kuat geser tanah kohesif tidak terganggu yang jenuh air pada kondisi
tanpa drainase. Parameter tersebut berupa momen puntir, konstanta k untuk bentuk baling
segi empat dan bentuk baling runcing, kekuatan geser, dan sensitivitas tanah.
Standar ini menguraikan tentang prinsip-prinsip cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif
di lapangan, yang meliputi: sistem peralatan uji geser baling dan perlengkapan lainnya;
persyaratan peralatan dan pengujian; cara uji; perhitungan parameter kuat geser baling
tanah; laporan uji; dan contoh uji. Cara uji kuat geser baling ini tidak berlaku untuk tanah
pasir, kerikil, atau batu.

2 Istilah dan definisi


Istilah dan definisi yang berkaitan dengan standar ini adalah sebagai berikut:

2.1
geser baling
suatu metode uji geser di lapangan (atau di laboratorium yang tidak dibahas disini), yang
dilaksanakan dalam lubang pengeboran menggunakan mesin bor putar (rotary) atau mesin
bor yang sudah menjadi kelengkapan dari sistem alat uji geser baling (selfboring). Pada
kedalaman tertentu dilakukan penekanan baling kemudian dipuntir dengan kecepatan
tertentu sampai terjadi keruntuhan. Hasil yang diperoleh adalah kuat geser tanah tidak
terdrainase dengan komponen kohesi saja, sedangkan komponen sudut geser dalam sama
dengan nol.

2.2
kekuatan geser tanah
tahanan atau tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi
pembebanan tertentu.

2.3
kekuatan geser tanah pada kondisi tanpa drainase
kekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh tanah jika tanah digeser dengan cepat,
sehingga tidak terjadi drainase air dalam tanah.

2.4
kerangka batang pemuntir
pipa lindung (casing) yang dipasang sekeliling batang pemuntir, untuk mencegah gesekan
antara batang pemuntir dan dinding lubang bor atau pipa lindung (casing) lubang bor pada
waktu pengujian.

2.5
keruntuhan benda uji
kondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh, biasanya diambil pada tegangan geser
maksimum.

1 dari 13
RSNI3 2487:2008

2.6
sensitivitas
nilai perbandingan antara kekuatan geser tanah kohesif tak terganggu dan kekuatan geser
tanah terganggu (remolded) dari contoh tanah yang sama.

2.7
tanah kohesif
material berbutir halus yang terdiri atas tanah lempungan yang jenuh air dan bila diuji geser
secara cepat (tanpa perubahan kadar air) hanya mempunyai komponen kohesi, sedangkan
komponen sudut geser dalamnya sama dengan nol ( = 0) dari lingkaran Mohr pada waktu
terjadi keruntuhan selalu sejajar.

2.8
tegangan geser tanah
perlawanan tanah terhadap deformasi jika diberi tegangan geser.

3 Ketentuan dan persyaratan


3.1 Peralatan
3.1.1 Mesin bor
Mesin bor yang digunakan adalah mesin bor putar atau bor tangan atau mesin bor yang
merupakan bagian dari sistem alat uji baling (selfboring) yang dilengkapi dengan:
a) Mata bor jenis tungsten atau auger sesuai dengan jenis tanah yang akan dibor;
b) Penginti untuk mengambil contoh inti tanah yang dibor;
c) Casing untuk melindungi lubang bor terhadap gejala keruntuhan.

3.1.2 Alat uji geser baling


Peralatan uji geser baling yang digunakan yaitu peralatan yang mempunyai rangkaian
sebagai berikut (lihat Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3):
a) Baling harus berdaun empat, berbentuk runcing bersudut 45° atau persegi empat
bersudut 90° dengan ukuran-ukuran seperti terlihat pada Tabel 1;
b) Batang pemuntir, yang menghubungkan baling dengan alat pemuntir harus mempunyai
diameter cukup (lihat Tabel 1), agar tidak tertekuk waktu ditekan atau terpuntir waktu
pengujian;
Tabel 1 Ukuran baling yang disarankan
Ukuran pipa Diameter Tinggi baling Ketebalan daun Diameter batang
pelindung batang baling mm (inci) baling pemuntir
pemuntir mm (inci) mm (inci) mm (inci)
AX 38,1 (1,5) 76,2 ( 3 ) 1,6 (1/16) 12,7 (1/2)
BX 50,8 ( 2 ) 101,6 ( 4 ) 1,6 (1/16) 12,7(1/2)
NX 63,5 (2,5) 127,0 ( 5 ) 3,2 (1/8) 12,7 (1/2)
101,6 mm (4 inci) 92,1 (3 3/8) 184,1 (7 1/4) 3,2 (1/8) 12,7 (1/2)

c) Kerangka batang pemuntir untuk mencegah gesekan antara batang-batang pemuntir


dan casing lubang bor atau dinding lubang bor;
d) Apabila kerangka batang pemuntir tidak digunakan, pasang bantalan peluru pada pipa
pemuntir di setiap interval 3,00 m, untuk mencegah kemungkinan batang terdorong ke
samping;
e) Alat pemuntir baling yang berfungsi untuk memuntir batang-batang pemuntir baling,
dengan ketentuan :

2 dari 13
RSNI3 2487:2008

1) Harus teliti dan mempunyai ketepatan pembacaan momen puntir;


2) Pembacaan momen puntir harus menghasilkan ketelitian kira-kira 2 kPa dari
kekuatan geser tanah yang diuji;
3) Pemilihan alat pemuntir dengan sistem roda gigi lebih dianjurkan daripada pemuntir
tangan dengan kunci pemutar.

3.2 Benda uji


Tanah yang digunakan pada pengujian ini adalah tanah kohesif yang sangat lembek dan
lembek di lapangan (tidak berlaku untuk pasir, kerikil atau batu).

3.3 Pengujian
3.3.1 Batasan peralatan pengujian
Peralatan harus disiapkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Koreksi pengaruh gesekan antara batang pemuntir baling dan tanah sesuai dengan
prosedur persiapan pengujian;
b) Cegah kemungkinan batang-batang pemuntir terdorong ke samping (harus sentris) pada
waktu pengujian;
c) Gunakan batang-batang pemuntir yang kaku agar tidak terpuntir pada kondisi beban
penuh;
d) Tempatkan baling pada elevasi pengujian dengan batas maksimum 5 menit sebelum
pengujian dilakukan.

3.3.2 Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 3 tahun sekali dan pada saat diperlukan, sesuai
dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku.

3.3.3 Petugas
Petugas pengujian ini adalah laboran atau teknisi yang memahami dan berpengalaman
dalam pengujian geser baling, dan diawasi oleh tenaga ahli geoteknik.

3.3.4 Penanggung jawab hasil uji


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan ini adalah :
a) Kemampuan petugas pengujian dan pengawas harus kompetensi (juru bor/ teknisi yang
telah berpengalaman dalam uji kekuatan geser tanah dengan cara uji geser baling);
b) Nama-nama penguji, pengawas dan penanggung jawab hasil uji harus tertulis dengan
jelas, dan disertai paraf atau tanda tangan dan tanggal yang jelas.

3 dari 13
RSNI3 2487:2008

Keterangan gambar:
1 = cincin pemuntir
2 = skala 5°
3 = arloji pembaca puntir
4 = indikator rotasi
5 = pipa pelindung 8" sebagai jangkar
6 = batang pemuntir
7 = batang pemuntir panjang 1,5 m
8 = pipa lindung (casing), ukuran sesuai
Tabel 1 sebagai kerangka
batang pemuntir
9 = batang baling
10 = ujung casing batang pemuntir
11 = baling
12 = cincin karet berbentuk O
13 = ruang lumas
14 = komponen untuk pelumasan
15 = lubang bukaan untuk pelumasan
16 = cincin karet berbentuk O
17 = roda gigi

Gambar 1 Contoh alat uji geser baling

Baling persegi empat Baling runcing

Gambar 2 Contoh ukuran baling

4 Cara pengujian
4.1 Persiapan pengujian
Lakukan persiapan peralatan pengujian dengan tahapan sebagai berikut:
a) Lakukan pengeboran tanah sampai kedalaman yang diinginkan, dengan memperhatikan
hal-hal berikut :

4 dari 13
RSNI3 2487:2008

1) Apabila casing batang pemuntir baling digunakan untuk mencegah gangguan pada
tanah, hentikan pengeboran pada kedalaman sebesar 4 kali sampai 5 kali diameter
kerangka batang pemuntir baling, untuk menempatkan ujung balingnya;
2) Apabila kerangka batang pemuntir tidak digunakan, hentikan pengeboran pada
kedalaman 4 kali sampai 5 kali diameter lubang bor, untuk menempatkan ujung
balingnya.

b) Masukkan baling ke dasar lubang bor atau kerangka batang pemuntir baling, dengan
cara :
1) Dorong (tekan) baling menuju kedalaman tempat pengujian (biasanya mula-mula
dicoba dengan baling yang besar, baru kemudian dengan baling yang kecil) ;
2) Cegah agar baling tidak terpuntir pada waktu didorong;
3) Sambung casing batang pemuntir dengan alat pemuntir.

Gambar 3 Prosedur uji baling pada tanah berbutir halus

4.2 Prosedur pengujian


a) Lakukan pengujian dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:
1) Kecepatan pemuntiran pada baling adalah 0,1 °/detik atau 6 °/menit;
2) Keruntuhan contoh pada tanah lempung biasanya terjadi setelah 2 menit s.d 5
menit, dan pada tanah lempung sangat lunak terjadi setelah 10 menit s.d 15 menit;
3) Catat momen puntir yang terjadi pada alat pemuntir dengan sistem roda gigi selang
10 detik sampai contoh runtuh (Su);
b) Setelah momen puntir maksimum tercatat, lakukan hal-hal berikut:

5 dari 13
RSNI3 2487:2008

1) Putar baling dengan cepat, minimum 10 putaran;


2) Uji kembali setelah 1 menit untuk menentukan kekuatan geser tanah kondisi
terganggu;

c) Apabila tanah bersentuhan dengan batang pemuntir, lakukan hal-hal berikut:


1) Uji momen puntir untuk memperoleh gesekan antara tanah dan batang;
2) Masukkan batang pemuntir tanpa memasang baling pada kedalaman yang sama;
3) Uji geser batang minimum sekali pada setiap pekerjaan proyek, yang terdiri atas
beberapa pengujian momen puntir pada kedalaman yang bervariasi;

d) Apabila batang pemuntir terisolasi tanah, lakukan hal-hal berikut:


1) Uji gesek dengan sebuah batang pemuntir tanpa baling minimum satu kali pada
setiap pekerjaan proyek, untuk menentukan besar gesekan batang;
2) Usahakan peralatan uji geser baling dapat berfungsi baik agar, koreksi pengaruh
gesekan tersebut dapat diabaikan;

e) Pelaksanaan pengujian berikutnya minimum dengan interval antara 0,75 m s.d 1,00 m;

f) Hitung momen puntir yang mengakibatkan keruntuhan lapisan tanah di sekitar baling.

5 Perhitungan
5.1 Rumus-rumus perhitungan
a) Persamaan umum kuat geser tidak terdrainase
Persamaan umum untuk semua jenis baling yang meliputi bentuk standar empat persegi
(Chandler, 1988), kedua ujungnya meruncing (tipe Geonor buatan Norway), dan salah
satu ujung meruncing misalnya bagian bawah (tipe Nilcon buatan Swedia), diberikan
dengan rumus (lihat Gambar 4):

12T
suv = ........................................... (1)
.D [(D / cos i T )  (D / cos iB )  6H]
2

T = Cr x R ................................................................................... (2)
dengan :
suv : kuat geser tidak terdrainase (N/m2);
T : momen puntir (N.m);
D : diameter baling (m);
H : tinggi baling (m);
iT : sudut runcing bagian atas baling (derajat);
iB : sudut runcing bagian bawah baling (derajat);
R : bacaan arloji ukur momen puntir (unit atau divisi);
Cr : faktor kalibrasi momen puntir (N.m).

6 dari 13
RSNI3 2487:2008

Gambar 4 Geometri baling untuk mata pisau runcing dan empat persegi

Untuk penggunaan umum baling yang ada di pasaran, persamaan (1) dapat
disederhanakan menjadi persamaan berikut untuk baling dengan tinggi mata pisau yang
besarnya dua kali lebarnya (H/D = 2).
Empat persegi panjang (iT = 00 dan iB = 00) suv = 0,273 T /D3 ...................... (3)
Nilcon (iT = 00 dan iB = 450) suv = 0,265 T /D3 ...................... (4)
0 0 3
Geonor (iT = 45 dan iB = 45 ) suv = 0,257 T /D ...................... (5)
Persamaan (3) identik dengan persamaan untuk baling empat persegi yang dapat dilihat
pada Gambar 3.

b) Konstanta baling empat persegi (iT = 00 dan iB = 00)


Bila persamaan (2) disubstitusikan ke dalam persamaan (4), maka diperoleh persamaan
sebagai berikut :

suv = K x R ...................................................................................................................(6)

K = (0,273 x Cr )/(1000 x D3) .................................................... ..................................(7)

dengan :
K : konstanta tergantung pada diameter baling (kN/m2);
suv : kuat geser tidak terdrainase (kN/m2).

Untuk baling dengan D = 0,065 m, K = 0,994 x Cr .

c) Konstanta baling runcing Nilcon (iT = 00 dan iB = 450)

K = (0,265 x Cr )/(1000 x D3) .................................................... ..................................(8)

Untuk baling dengan D = 0,065 m, K = 0,965 x Cr

d) Konstanta baling runcing Geonor (iT = 450 dan iB = 450)

K = (0,257 x Cr )/(1000 x D3) .................................................... ..................................(9)

Untuk baling dengan D = 0,065 m, K = 0,936 x Cr

7 dari 13
RSNI3 2487:2008

e) Sensitivitas dihitung dengan memperhatikan hal-hal berikut:


1) Rumus perhitungan nilai sensitivitas

St = su/ sr …………………………………………………………………..……………. (10)

dengan:
St : sensitivitas;
su : kekuatan geser tanah tidak terganggu;
sr : kekuatan geser tanah terganggu;

2) Penggolongan sensitivitas tanah kohesif seperti diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Penggolongan sensitivitas tanah kohesif

St Klasifikasi
≤ 4 tidak sensitif
4 < St < 8 sensitif
≥ 8 sangat sensitif

5.2 Prosedur perhitungan


Lakukan perhitungan momen puntir, konstanta K, kekuatan geser, dan sensitivitas tanah
dengan tahapan sebagai berikut:
a) Baca dan catat R dari hasil uji ke dalam formulir uji sampai terjadi keruntuhan;
b) Hitung konstanta K untuk bentuk baling runcing dengan menggunakan persamaan (7)
atau (8) atau (9);
c) Hitung kekuatan geser dengan menggunakan persamaan (6);
d) Hitung sensitivitas tanah kohesif dengan menggunakan persamaan (10).

6 Laporan uji
Catat data yang diperlukan pada formulir laporan harian uji geser baling, yang memuat hal-
hal berikut :
a) Nama proyek, lokasi, tanggal dan waktu pengujian;
b) Nomor lubang bor, diameter lubang bor, elevasi lubang bor, kedalaman pengujian, jenis
tanah, dan cara pembuatan lubang bor;
c) Ukuran dan bentuk baling, kedalaman ujung baling di bawah kerangka batang pemuntir
atau dasar lubang bor, deskripsi baling berkerangka atau tidak berkerangka, catatan
mengenai hambatan, deskripsi pemasangan dan pengukuran momen puntir;
d) Pembacaan momen puntir dan rotasi, baik pada waktu pengujian keadaan tidak
terganggu maupun keadaan cetak ulang, pada waktu terjadi keruntuhan, pada waktu
penyimpangan prosedur pengujian;
e) Nama juru bor/teknisi yang melakukan pengujian, nama pengawas ahli dan penanggung
jawab pekerjaan yang disertai tanda-tangannya.

8 dari 13
RSNI3 2487:2008

Lampiran A
(normatif)
Bagan alir cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan

Mulai
Uji geser baling (VST)

1. Pengeboran dan penekanan baling (1)


a) Lakukan pengeboran tanah sampai kedalaman yang
diinginkan.
b) Masukkan baling ke dasar lubang bor atau kerangka batang
pemuntir baling sedalam 4 x diameter lubang bor.

2. Pengujian (2)
a) Lakukan pengujian dengan memutar baling dengan kecepatan 6
derajat/menit dan baca momen puntir pada interval tiap 10 detik.
b) Percobaan dianggap selesai apabila kuat geser puncak tercapai
ditambah dengan beberapa derajat pemutaran baling (1800).
c) Setelah itu putar baling dengan cepat sebanyak 8 putaran dan ulangi
a) dan b) untuk memperoleh kuat geser sisa (terganggu = remolded)
d) Hitung kuat geser maks. dan kuat geser sisa dengan formulir B
e) Gambar hubungan antara putaran dengan kuat geser

Ya
3. Lanjutkan pengeboran
Apakah pengujian dengan interval antara 0,75m
dapat dilanjutkan ?
s.d 1,00 m
`
Tidak

4. Plot hubungan antara kuat geser versus


kedalaman

Selesai

9 dari 13
RSNI3 2487:2008

Lampiran B
(informatif)
Contoh formulir uji kuat geser baling di lapangan

Tabel B.1 Contoh formulir uji geser baling

Proyek : Diuji oleh :


Lokasi : Diperiksa oleh :
Titik no : Tanggal :
Kedalaman : Jenis tanah :
Ukuran vane D/H :
Takterganggu Cetak ulang Keterangan
Waktu Putaran Bacaan Waktu Putaran Bacaan k = 0,57 kN/m2
(detik) (derajat) Instrumen (detik) (derajat) Instrumen kalibrasi
1 2 3 4 5 6 7

10 dari 13
RSNI3 2487:2008

Tabel B.2 Contoh uji geser baling

Proyek : Irigasi Jatiluhur Diuji oleh : Triadi


Lokasi : Tanggul Teluk Ampel Diperiksa oleh : Theo FN
Titik no : V.SD.5 Tanggal : 12 Januari 2004
Kedalaman : 3,40 Jenis tanah : Lempung lanauan
Ukuran vane D/H : 65 mm / 130 mm
Takterganggu Cetak ulang Keterangan
Waktu Putaran Bacaan Waktu Putaran Bacaan k = 0,57 kN/m2
(detik) (derajat) Instrumen (detik) (derajat) Instrumen kalibrasi
1 2 3 4 5 6 7
10,00 10 1,00 10,00 10 3,00 Su = 29,6x 0,57
20,00 20 3,20 20,00 20 5,30 = 16,87 kN/m2
30,00 30 4,40 30,00 30 7,50
40,00 40 5,40 40,00 40 8,40** Sr = 8,4x0,57
50,00 50 6,40 50,00 50 8,40 = 4,79 kN/m2
60,00 60 8,00 60,00 60 8,40
70,00 70 9,20 70,00 70 8,40 Su = ½ qu
80,00 80 11,00 80,00 80 8,40
90,00 90 13,00 90,00 90 8,30 Sr = ½ qr
100,00 100 14,70 100,00 100 8,30
110,00 110 16,00 110,00 110 8,30
120,00 120 18,40 120,00 120 8,30
130,00 130 20,00 130,00 130 8,20
140,00 140 22,00 140,00 140 8,20
150,00 150 24,00 150,00 150 8,20
160,00 160 25,50
170,00 170 27,00
180,00 180 28,50
190,00 190 29,60*
200,00 200 10,50
210,00 210 9,60
220,00 220 9,00
230,00 230 8,80
240,00 240 8,50
250,00 250 8,20
260,00 260 8,00

11 dari 13
RSNI3 2487:2008

Lampiran C
(informatif)
Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya

No. Materi Sebelum Revisi


1 Judul Metode pengujian Cara uji kuat geser baling
lapangan kekuatan pada tanah kohesif di
geser baling pada lapangan
tanah berkohesi
2 Format Format SNI Tetap
3 Acuan normatif Ada ASTM yang terkait
dipindah ke Bibliografi.
4 Istilah dan definisi Sudah ada Perbaikan sedikit pada
beberapa penjelasan,
disusun menurut abjad.
5 - Penjelasan rumus dan Sudah ada -
gambar
- Penjelasan cara kerja
peralatan, bagan alir cara
uji, dan contoh uji.
6 Rumus Sudah ada -

7 Gambar Gambar masih kurang Perbaiki, lengkapi dan


jelas perjelas gambar-gambar
cara kerja alat, bagan alir
cara kerja dan cantumkan
sumbernya.
8 Contoh Formulir Belum lengkap Penambahan contoh uji/
perhitungan (Lampiran B).

12 dari 13
RSNI3 2487:2008

13 dari 13
RSNI3 2487:2008

Bibliografi

ASTM D 2573-72 (1972), “Test method for field vane shear test in cohesive soil”.

Departemen Pekerjaan Umum, 2005, “Pedoman penyelidikan geoteknik untuk fondasi


bangunan air”, Vol.1: Penyusunan program penyelidikan, metode pengeboran dan deskripsi
log bor (Pd.T 03.1- 2005-A), Vol.2: Pengujian lapangan dan laboratorium (Pd.T 03.2-2005-
A), dan Vol.3: Interpretasi hasil uji dan penyusunan laporan penyelidikan geoteknik (Pd.T
03.3-2005-A), Kep.Men. Pekerjaan Umum No: 498/KPTS/M/2005, Jakarta, tgl. 22 Nov 2005.

CHANDLER, R.J. (1988), “The in-situ measurement of the undrained shear strength of clays
using the field vane“, Vane Shear Strength Testing in Soils: Field and Laboratory Studies,
ASTM STP 1014, American Society for Testing Materials.

FHWA NHI-01-031, “Manual on subsurface investigations”.

Head, K,H (1981), “Manual of Soil Laboratory Testing”, Vol, II, Pentech Press, London,
Plymouth, ISBN 0-7273-1305-3,

14 dari 13

Anda mungkin juga menyukai