Daftar isi
Lampiran A Bagan alir cara uji lapangan kuat geser baling (normatif).......................... 9
Lampiran B Contoh formulir uji kuat geser baling (informatif) ....................................... 10
Lampiran C Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya (informatif) ..................... 12
Bibliografi .................................................................................................................... 13
i
RSNI3 2487:2008
Prakata
Standar tentang ‘Cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan’ merupakan
revisi dari SNI 03-2487-1991, Metode Pengujian Lapangan Kekuatan Geser Baling pada
Tanah Berkohesi, yang mengacu pada ASTM D 2573-72 “Test method for field vane shear
test in cohesive soil ”, dengan perubahan pada judul, penambahan istilah dan definisi,
penambahan dan revisi beberapa materi mengenai persyaratan dan ketentuan serta cara
pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan
contoh formulir.
Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
pada Sub Panitia Teknk Bidang Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja Pendayagunaan
Sumber Daya Air Bidang Bahan dan Geoteknik.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2000 dan dibahas
pada forum rapat konsensus pada tanggal 16 November 2006 di Bandung dengan
melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.
ii
RSNI3 2487:2008
Pendahuluan
Dalam desain struktur tanah sering dilakukan analisis stabilitas dengan menggunakan
parameter tanah baik tegangan total maupun tegangan efektif. Parameter kuat geser dapat
diperoleh dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji geser ini digunakan metode pengujian
lapangan kekuatan geser baling pada tanah berkohesi (SNI 03-2487-1991) yang jenuh air
pada kondisi tanpa drainase. Mengingat diperlukannya parameter kekuatan geser tanah
lunak kohesif yang jenuh air pada kondisi tanpa drainase perhitungan stabilitas, dan
penurunan total suatu bangunan, perlu disusun revisi standar berjudul “Cara uji kuat geser
baling pada tanah kohesif di lapangan”.
Cara uji ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam uji geser baling pada tanah
berkohesi di lapangan yang jenuh air pada kondisi tanpa drainase. Tujuannya adalah untuk
memperoleh parameter kuat geser tanah, dan diuji geser dengan menempatkan sebuah
baling berdaun segi empat dalam lapisan tanah tidak terganggu, tetapi tidak diberi
kesempatan berdrainase. Parameter tersebut berupa momen puntir, konstanta k untuk
bentuk baling segi empat dan bentuk baling runcing, kekuatan geser, dan sensitivitas tanah,
yang akan digunakan untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas bangunan atau
timbunan.
Standar ini diharapkan bermanfaat bagi para laboran atau tenaga teknisi yang berhubungan
dengan penyelidikan geoteknik, para pendesain bangunan dan pihak-pihak terkait lainnya.
iii
RSNI3 2487:2008
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan, untuk
memperoleh parameter kuat geser tanah kohesif tidak terganggu yang jenuh air pada kondisi
tanpa drainase. Parameter tersebut berupa momen puntir, konstanta k untuk bentuk baling
segi empat dan bentuk baling runcing, kekuatan geser, dan sensitivitas tanah.
Standar ini menguraikan tentang prinsip-prinsip cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif
di lapangan, yang meliputi: sistem peralatan uji geser baling dan perlengkapan lainnya;
persyaratan peralatan dan pengujian; cara uji; perhitungan parameter kuat geser baling
tanah; laporan uji; dan contoh uji. Cara uji kuat geser baling ini tidak berlaku untuk tanah
pasir, kerikil, atau batu.
2.1
geser baling
suatu metode uji geser di lapangan (atau di laboratorium yang tidak dibahas disini), yang
dilaksanakan dalam lubang pengeboran menggunakan mesin bor putar (rotary) atau mesin
bor yang sudah menjadi kelengkapan dari sistem alat uji geser baling (selfboring). Pada
kedalaman tertentu dilakukan penekanan baling kemudian dipuntir dengan kecepatan
tertentu sampai terjadi keruntuhan. Hasil yang diperoleh adalah kuat geser tanah tidak
terdrainase dengan komponen kohesi saja, sedangkan komponen sudut geser dalam sama
dengan nol.
2.2
kekuatan geser tanah
tahanan atau tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi
pembebanan tertentu.
2.3
kekuatan geser tanah pada kondisi tanpa drainase
kekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh tanah jika tanah digeser dengan cepat,
sehingga tidak terjadi drainase air dalam tanah.
2.4
kerangka batang pemuntir
pipa lindung (casing) yang dipasang sekeliling batang pemuntir, untuk mencegah gesekan
antara batang pemuntir dan dinding lubang bor atau pipa lindung (casing) lubang bor pada
waktu pengujian.
2.5
keruntuhan benda uji
kondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh, biasanya diambil pada tegangan geser
maksimum.
1 dari 13
RSNI3 2487:2008
2.6
sensitivitas
nilai perbandingan antara kekuatan geser tanah kohesif tak terganggu dan kekuatan geser
tanah terganggu (remolded) dari contoh tanah yang sama.
2.7
tanah kohesif
material berbutir halus yang terdiri atas tanah lempungan yang jenuh air dan bila diuji geser
secara cepat (tanpa perubahan kadar air) hanya mempunyai komponen kohesi, sedangkan
komponen sudut geser dalamnya sama dengan nol ( = 0) dari lingkaran Mohr pada waktu
terjadi keruntuhan selalu sejajar.
2.8
tegangan geser tanah
perlawanan tanah terhadap deformasi jika diberi tegangan geser.
2 dari 13
RSNI3 2487:2008
3.3 Pengujian
3.3.1 Batasan peralatan pengujian
Peralatan harus disiapkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Koreksi pengaruh gesekan antara batang pemuntir baling dan tanah sesuai dengan
prosedur persiapan pengujian;
b) Cegah kemungkinan batang-batang pemuntir terdorong ke samping (harus sentris) pada
waktu pengujian;
c) Gunakan batang-batang pemuntir yang kaku agar tidak terpuntir pada kondisi beban
penuh;
d) Tempatkan baling pada elevasi pengujian dengan batas maksimum 5 menit sebelum
pengujian dilakukan.
3.3.2 Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 3 tahun sekali dan pada saat diperlukan, sesuai
dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku.
3.3.3 Petugas
Petugas pengujian ini adalah laboran atau teknisi yang memahami dan berpengalaman
dalam pengujian geser baling, dan diawasi oleh tenaga ahli geoteknik.
3 dari 13
RSNI3 2487:2008
Keterangan gambar:
1 = cincin pemuntir
2 = skala 5°
3 = arloji pembaca puntir
4 = indikator rotasi
5 = pipa pelindung 8" sebagai jangkar
6 = batang pemuntir
7 = batang pemuntir panjang 1,5 m
8 = pipa lindung (casing), ukuran sesuai
Tabel 1 sebagai kerangka
batang pemuntir
9 = batang baling
10 = ujung casing batang pemuntir
11 = baling
12 = cincin karet berbentuk O
13 = ruang lumas
14 = komponen untuk pelumasan
15 = lubang bukaan untuk pelumasan
16 = cincin karet berbentuk O
17 = roda gigi
4 Cara pengujian
4.1 Persiapan pengujian
Lakukan persiapan peralatan pengujian dengan tahapan sebagai berikut:
a) Lakukan pengeboran tanah sampai kedalaman yang diinginkan, dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
4 dari 13
RSNI3 2487:2008
1) Apabila casing batang pemuntir baling digunakan untuk mencegah gangguan pada
tanah, hentikan pengeboran pada kedalaman sebesar 4 kali sampai 5 kali diameter
kerangka batang pemuntir baling, untuk menempatkan ujung balingnya;
2) Apabila kerangka batang pemuntir tidak digunakan, hentikan pengeboran pada
kedalaman 4 kali sampai 5 kali diameter lubang bor, untuk menempatkan ujung
balingnya.
b) Masukkan baling ke dasar lubang bor atau kerangka batang pemuntir baling, dengan
cara :
1) Dorong (tekan) baling menuju kedalaman tempat pengujian (biasanya mula-mula
dicoba dengan baling yang besar, baru kemudian dengan baling yang kecil) ;
2) Cegah agar baling tidak terpuntir pada waktu didorong;
3) Sambung casing batang pemuntir dengan alat pemuntir.
5 dari 13
RSNI3 2487:2008
e) Pelaksanaan pengujian berikutnya minimum dengan interval antara 0,75 m s.d 1,00 m;
f) Hitung momen puntir yang mengakibatkan keruntuhan lapisan tanah di sekitar baling.
5 Perhitungan
5.1 Rumus-rumus perhitungan
a) Persamaan umum kuat geser tidak terdrainase
Persamaan umum untuk semua jenis baling yang meliputi bentuk standar empat persegi
(Chandler, 1988), kedua ujungnya meruncing (tipe Geonor buatan Norway), dan salah
satu ujung meruncing misalnya bagian bawah (tipe Nilcon buatan Swedia), diberikan
dengan rumus (lihat Gambar 4):
12T
suv = ........................................... (1)
.D [(D / cos i T ) (D / cos iB ) 6H]
2
T = Cr x R ................................................................................... (2)
dengan :
suv : kuat geser tidak terdrainase (N/m2);
T : momen puntir (N.m);
D : diameter baling (m);
H : tinggi baling (m);
iT : sudut runcing bagian atas baling (derajat);
iB : sudut runcing bagian bawah baling (derajat);
R : bacaan arloji ukur momen puntir (unit atau divisi);
Cr : faktor kalibrasi momen puntir (N.m).
6 dari 13
RSNI3 2487:2008
Gambar 4 Geometri baling untuk mata pisau runcing dan empat persegi
Untuk penggunaan umum baling yang ada di pasaran, persamaan (1) dapat
disederhanakan menjadi persamaan berikut untuk baling dengan tinggi mata pisau yang
besarnya dua kali lebarnya (H/D = 2).
Empat persegi panjang (iT = 00 dan iB = 00) suv = 0,273 T /D3 ...................... (3)
Nilcon (iT = 00 dan iB = 450) suv = 0,265 T /D3 ...................... (4)
0 0 3
Geonor (iT = 45 dan iB = 45 ) suv = 0,257 T /D ...................... (5)
Persamaan (3) identik dengan persamaan untuk baling empat persegi yang dapat dilihat
pada Gambar 3.
suv = K x R ...................................................................................................................(6)
dengan :
K : konstanta tergantung pada diameter baling (kN/m2);
suv : kuat geser tidak terdrainase (kN/m2).
7 dari 13
RSNI3 2487:2008
dengan:
St : sensitivitas;
su : kekuatan geser tanah tidak terganggu;
sr : kekuatan geser tanah terganggu;
St Klasifikasi
≤ 4 tidak sensitif
4 < St < 8 sensitif
≥ 8 sangat sensitif
6 Laporan uji
Catat data yang diperlukan pada formulir laporan harian uji geser baling, yang memuat hal-
hal berikut :
a) Nama proyek, lokasi, tanggal dan waktu pengujian;
b) Nomor lubang bor, diameter lubang bor, elevasi lubang bor, kedalaman pengujian, jenis
tanah, dan cara pembuatan lubang bor;
c) Ukuran dan bentuk baling, kedalaman ujung baling di bawah kerangka batang pemuntir
atau dasar lubang bor, deskripsi baling berkerangka atau tidak berkerangka, catatan
mengenai hambatan, deskripsi pemasangan dan pengukuran momen puntir;
d) Pembacaan momen puntir dan rotasi, baik pada waktu pengujian keadaan tidak
terganggu maupun keadaan cetak ulang, pada waktu terjadi keruntuhan, pada waktu
penyimpangan prosedur pengujian;
e) Nama juru bor/teknisi yang melakukan pengujian, nama pengawas ahli dan penanggung
jawab pekerjaan yang disertai tanda-tangannya.
8 dari 13
RSNI3 2487:2008
Lampiran A
(normatif)
Bagan alir cara uji kuat geser baling pada tanah kohesif di lapangan
Mulai
Uji geser baling (VST)
2. Pengujian (2)
a) Lakukan pengujian dengan memutar baling dengan kecepatan 6
derajat/menit dan baca momen puntir pada interval tiap 10 detik.
b) Percobaan dianggap selesai apabila kuat geser puncak tercapai
ditambah dengan beberapa derajat pemutaran baling (1800).
c) Setelah itu putar baling dengan cepat sebanyak 8 putaran dan ulangi
a) dan b) untuk memperoleh kuat geser sisa (terganggu = remolded)
d) Hitung kuat geser maks. dan kuat geser sisa dengan formulir B
e) Gambar hubungan antara putaran dengan kuat geser
Ya
3. Lanjutkan pengeboran
Apakah pengujian dengan interval antara 0,75m
dapat dilanjutkan ?
s.d 1,00 m
`
Tidak
Selesai
9 dari 13
RSNI3 2487:2008
Lampiran B
(informatif)
Contoh formulir uji kuat geser baling di lapangan
10 dari 13
RSNI3 2487:2008
11 dari 13
RSNI3 2487:2008
Lampiran C
(informatif)
Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya
12 dari 13
RSNI3 2487:2008
13 dari 13
RSNI3 2487:2008
Bibliografi
ASTM D 2573-72 (1972), “Test method for field vane shear test in cohesive soil”.
CHANDLER, R.J. (1988), “The in-situ measurement of the undrained shear strength of clays
using the field vane“, Vane Shear Strength Testing in Soils: Field and Laboratory Studies,
ASTM STP 1014, American Society for Testing Materials.
Head, K,H (1981), “Manual of Soil Laboratory Testing”, Vol, II, Pentech Press, London,
Plymouth, ISBN 0-7273-1305-3,
14 dari 13