Bab Ii Tinjauan Pustaka
Bab Ii Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rutales
Suku : Rutaceae
Genus : Citrus
Jeruk siam memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh jeruk keprok
lainnya karena mempunyai kulit yang tipis sekitar 2 mm, permukaannya halus dan
licin, mengkilap serta kulit menempel lebih lekat dengan dagingnya. Dasar
dengan panjang sekitar 3 cm dan berdiameter 2.6 mm. Biji buahnya berbentuk
ovoid, warnanya putih kekuningan dengan ukuran sekitar 20 biji. Daging buahnya
lunak dengan rasa manis dan harum. Produksi buahnya cukup berat dengan bobot
berat per buah sekitar 75,6 g. Satu pohon rata-rata menghasilkan sekitar 40-60 kg
7
8
buah tahun-1. Panen biasanya dapat dilakukan pada bulan Mei-Agustus (Dirjen
Hortikultura, 2013).
Buah jeruk (hesperidium) adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan
dinding buah. Lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak; lapisan tengah
yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan
nopember. Bunga jeruk berbentuk majemuk dalam satu tangkai, tandan atau malai
kebanyakan berangkai dua, kelopak bunga berjumlah 4-5, ada yang menyatu dan
ada yang tidak. Mahkota bunga terpisah dengan jumlah 4-5. Tonjolan dasar bunga
bergerigi dan berlekuk didalam benang sari. Pada tanaman jeruk siam bunga
berwarna putih dan bunga keluar dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih
muda; berbau harum, dan banyak mengandung nectar (Dirjen Hortikultura, 2013).
Budidaya jeruk siam pun tergolong cukup fleksibel, artinya, bibit jeruk
siam bisa ditanam baik di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Dengan
cara perawatan yang baik dan benar, akan didapatkan buah-buah kualitas
tinggi dengan rasa dan penampilan khas jeruk siam. Syarat tumbuh yang baik
untuk spesies jeruk yang satu ini; antara lain terkait iklim, media tanam yang baik,
dan ketinggian tempat tanam. Tanaman jeruk dapat ditanam pada dataran rendah
dengan ketinggian 1- ≤ 700 m dpl dan pada dataran tinggi dengan ketinggian >
700 - ≤ 1.400 m dpl; tanah gembur, subur, drainase baik dengan kedalaman
9
efektif > 60 cm; kondisi lahan yang akan ditanami harus telah bebas dari tanaman
jeruk yang sakit minimal dua tahun sebelum tanam; lokasi harus bersih dari
tanaman pembawa vektor CVPD, Diaphorina citrii dan dari tanaman lain yang
disukai hama tersebut seperti kemuning dan tapak doro. Lokasi kebun harus
berjarak minimal 3 km dari tanaman atau kebun jeruk yang terserang CVPD; pH
tanah 5.0 – 7.0. Temperatur optimum 20o–30o C. Curah hujan 1500 – 2000 mm
per tahun, bulan basah rata-rata 2-4 bulan dan bulan kering 3-5 bulan (Ginting,
2013).
petani jeruk serta didukung dengan hasil inovasi teknlogi pemupukan dan hormon
alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem budidaya lainnya
lingkungan.
pada pengelolaan lahan dan perawatan tanaman. Produksi rata-rata 250-300 butir
buah pohon-1. Panen raya dapat dua kali setahun yaitu bulan maret-april dan juni-
antara 10-15 tahun, tetapi pada pengelolaan dan perawatan yang baik
dapat mencapai 20-25 tahun. Tanaman jeruk dapat memperkaya pola tanam lahan
rawa dan meningkatkan pendapatan petani. Pola tanam dapat diatur sebagai
10
jeruk mempunyai nilai kompetitif karena memberikan keuntungan 4-5 kali lipat
bila dibandingkan dengan pola tanam padi, tanpa jeruk. Pendapatan pada pola
tanam padi-jeruk-cabai berkisar Rp. 14-18 juta, sedang pada pola padi-padi hanya
buah cukup mendapat ruang untuk tumbuh menjadi buah normal, sehingga akan
didapat buah-buah yang ukurannya relatif besar. Selain itu penjarangan buah juga
Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas termasuk ukuran buah jeruk
yang bagus sesuai dengan tuntutan pasar (marketable) atau meningkatkan nilai
and Hardy, 2008). Upaya yang dilakukan adalah mengurangi jumlah buah yang
berlebih pada satu dahan dan pada satu pohon sehingga diharapkan mengurangi
thinning) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ukuran buah (Falivene
yang sangat memerlukan cukup banyak energi dari jaringan source. Pengendalian
source-sink menjadi sangat penting. Proses fotosintesis yang terjadi pada daun
berkontribusi pula terhadap kualitas buah. Jumlah maupun luas daun merupakan
sumber (source) asimilat saling berinteraksi dengan buah yang merupakan organ
merupakan organ (daun, phloem, buah muda dan batang hijau) yang mensintesis
dan mengeksport hasil fotosintesis seperti karbohidrat dan hormon (pucuk, akar
dan biji). Sink merupakan organ yang mengimpor dan menggunakan atau
menyimpan hasil fotosintesis seperti karbohidrat (biji, daging buah, akar, pucuk
yang tumbuh). Pada tanaman jeruk siam, sumber (source) yaitu daun, phloem,
buah muda dan batang hijau. Sink yang paling dominan pada tanaman jeruk dalam
oleh Guardiola and Gracia (2000) bahwa penjarangan buah jeruk meningkatkan
peningkatan luas daun yang ada terhadap setiap buah yang dibiarkan terus tumbuh
dan berkembang (Ron’zhina, 2009). Apabila jumlah buah dalam kondisi banyak
karbohidrat, ukuran dan bobot buah, serta komponen kualitas buah (kadar gula).
Pada perlakuan penjarangan buah, nisbah daun terhadap jumlah buah meningkat
Moghadam et al. (2013) juga menyatakan bahwa keseimbangan rasio daun : buah
kan zat kimia) meningkatkan ukuran buah dengan meningkatnya rasio daun:buah.
terdapat perbedaan nyata rasio daun-buah (the L-F ratio) dan kualitas buah jeruk
mandarin satsuma.
penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta
13
kualitas buah terjaga. Buah yang terlalu lebat akan mempengaruhi hasil produksi
akhir, disamping itu buah yang terlalu lebat juga akan mempengaruhi kondisi
buah pada musim berikutnya. Bahkan pohon jeruk yang umurnya dibawah 4
tahun, bila berbuah terlalu lebat akan sangat mempengaruhi kesehatan dan
produktivitas pohon jeruk pada masa selanjutnya. Pada masa produksi awal (umur
kuat dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Buah yang dibuang meliputi buah yang
sakit, yang tidak terkena sinar matahari (didalam kerimbunan daun) dan kelebihan
buah didalam satu tangkai. Buah dihilangkan pada ujung kelompok buah dalam
satu tangkai utama terdapat dan disisakan hanya 2-3 buah (Andreea et al., 2013).
Buah yang baik adalah buah yang posisinya mudah terkena sinar matahari, oleh
karena itu buah yang terdapat pada cabang yang terlindung perlu
Komponen kualitas buah, rasa manis yang ditunjukkan oleh kadar gula
buah juga dipengaruhi oleh penjarangan. Untuk industri pengolahan buah jeruk
ada standar yang dipersyaratkan pada bauah-buah jeruk yanga akan diolah. Di
Autralia untuk standar industri, kadar gula (obrix) dalam buah jeruk siam
14
melakukan penjarangan buah jeruk, sehingga buah jeruk siam rata-rata kecil (tidak
terlalu besar) dibandingkan dengan jeruk impor. Disamping itu rasanya juga tidak
terlalu manis serta warna kulit yang hijau sehingga kalah bersaing dengan jeruk
impor.